Oscar berkata: "Ini masalahmu dan Bos Dai, aku hanya bertugas menyediakan sosis. Kalian berdua satu sebagai kapten, satu sebagai komandan, terserah kalian. Sebenarnya level bukan masalah besar, yang penting dalam tim kita ada dua Ahli Jiwa pendukung. Memang ini bisa meningkatkan kekuatan keseluruhan, tapi di sisi lain jumlah anggota yang bisa bertarung jadi berkurang satu. Selalu merugi."
Xiao Wu berkata: "Belum tentu merugi. Kamu lupa Menara Tujuh Permata Rong Rong, oh tidak, sekarang seharusnya disebut Menara Sembilan Permata. Dia sudah memiliki Kemampuan Spirit ketiga yang bisa meningkatkan bantuan keseluruhan sepuluh persen, ditambah satu jenis peningkatan baru. Cukup untuk mengimbangi perbedaan jumlah lawan kan?"
Begitu Xiao Wu menyebut nama Ning Rongrong, wajah Oscar langsung menunjukkan ekspresi aneh, "Rong Rong sudah pergi kemarin pagi, tidak tahu kapan dia akan kembali. Aku khawatir, bagaimana kalau keluarganya melarangnya kembali? Dia kan masih perempuan muda, seumurannya. Kalau aku jadi ayahnya, mungkin juga tidak akan tenang. Ayah Rong Rong sepertinya hanya punya dia sebagai putri satu-satunya. Dia adalah penerus Sekte Qibao Glazed di masa depan."
Mendengar perkataan Oscar, Tang San dan Xiao Wu sama-sama terkejut. Xiao Wu berkata, "Tidak mungkin. Kalau Rong Rong tidak kembali, bukankah Shrek Tujuh Monster akan berkurang satu anggota?"
Oscar tersenyum pahit, "Siapa yang bisa memastikan? Tentu saja aku juga berharap dia kembali. Xiao Wu, kamu dan Rong Rong selalu tinggal sekamar. Menurutmu, apakah ada harapan bagiku untuk mengejarnya? Kalau benar-benar tidak ada harapan, lebih baik aku putuskan niat ini sekarang daripada menderita nanti."
Xiao Wu menjulurkan lidahnya, "Aku tidak bisa menilai hal seperti ini. Rong Rong tidak pernah membicarakan ini denganku. Tapi kurasa, dia pasti punya perasaan baik padamu. Tapi jenis perasaan apa tepatnya, aku tidak tahu. Kamu harus tanya langsung! Laki-laki sepertimu, takut apa? Tanya saja langsung jelas kan?"
Oscar mengangguk, "Kamu benar. Kalau dia kembali kali ini, aku harus bertanya terus terang. Manfaatkan usia kita yang masih muda, rebut kesempatan sekarang. Kalau sudah lulus dari Akademi nanti, mungkin kesempatan akan lebih sulit."
“Apa maksudnya menguasai. Dasar bicara tidak enak.” Xiao Wu melotot padanya dengan kesal.
Oscar saat ini sudah kembali dengan senyuman khasnya. Harus diakui, setelah mencukur janggutnya, penampilannya hampir bisa dibilang tak tertandingi. Bahkan Xiao Wu pun terpana sesaat, dalam hati mengumpat, "Dasar si banci."
“Mengapa dibilang tidak enak? Meski kau tidak mengaku, tapi kau sudah melakukannya! Berani-beraninya kau bilang tidak merebut Tang San?”
“Aku...” Xiao Wu melirik diam-diam ke arah Tang San di sampingnya, tepat bertemu pandangannya. Ia buru-buru mengalihkan wajah, “Sudahlah, jangan banyak bicara. Ayo cepat sarapan, aku sudah lapar sejak tadi.”
Kantin akademi tentu saja digunakan bersama. Meski ketiganya datang pagi, sudah ada beberapa murid rajin yang mulai sarapan.
Begitu memasuki kantin, Tang San langsung merasakan atmosfer yang aneh. Semua murid memandanginya dengan ekspresi ganjil - ada yang kagum, iri, memuja, dan berbagai emosi lainnya.
Meski berdiri bersama Oscar, penampilan Tang San sangat biasa. Namun tak satu pun murid di kantin ini yang memperhatikan Oscar. Terutama murid perempuan, jika harus dijelaskan oleh Xiao Wu, mereka jelas-jelas sedang mabuk kepayang.
Bagaimanapun, ini adalah akademi ahli jiwa tingkat tinggi, setiap siswa adalah ahli jiwa. Minimal memiliki level 20. Umumnya ahli jiwa memilih pasangan sesama ahli jiwa. Di dunia ahli jiwa, kekuatan adalah sumber segalanya. Penampilan fisik tidak berarti dibandingkan kekuatan. Tampan itu bawaan lahir, tapi kekuatan sejati hanya dimiliki segelintir orang yang berkat bakat alam dan kerja keras.
Meski pertarungan Tang San kemarin mengandung unsur keberuntungan, dia berhasil mengalahkan Roh Wang level 58. Levelnya sendiri mencapai 37, menjadikannya salah satu yang terbaik di akademi. Siswa seperti ini tentu menarik perhatian banyak orang.
Saat ini, andai bukan karena Xiao Wu di samping Tang San yang sangat cantik dan melontarkan tatapan tajam yang mengancam ke arah perempuan lain, mungkin sudah banyak siswi yang mendekatinya.
Tang San menyapu sekeliling dengan pandangan singkat, lalu ekspresinya kembali normal. Mentalnya bukan seperti anak 13 atau 14 tahun biasa, sehingga tidak terpengaruh lingkungan sekitar. Ketiganya membeli sarapan dan makan di sudut dekat jendela.
Oscar yang sedang makan berbisik ke Tang San: "Aku seharusnya tidak sarapan bersama kalian."
Tang San bertanya: "Kenapa?"
Oscar tidak menyembunyikan kecemburuannya: "Tidak kau lihat semua perempuan memandangimu? Seolah ingin melahapmu. Sebelum kau datang, pandangan seperti itu selalu tertuju padaku."
Xiao Wu mencibirkan bibirnya, "Dasar lobak playboy, nanti aku akan melapor ke Rong Rong. Sudah makan dari wajan masih melirik ke dalam baskom. Apa kamu juga ingin memetik rumput liar?"
Ekspresi Oscar berubah, segera berpura-pura serius, "Xiao Wu, meski kita akrab, kalau kamu sembarangan bicara di depan Rong Rong, hati-hati kugugat kau karena fitnah. Mana mungkin aku memetik rumput liar? Aku hanya menikmati kecantikan para gadis itu dengan sikap apresiatif. Lagipula, mana ada yang bisa menandingi Rong Rongku yang secantik dewi. Tapi setiap pria pasti ingin mendapat perhatian dari banyak wanita seumuran, kan?"
Xiao Wu mendengus kesal dan menyenggol Tang San di sebelahnya, "Kakak, apa kakak juga ingin diperhatikan gadis lain?"
Tang San seolah tak melihat isyarat mata Oscar, langsung menggeleng, "Tidak, aku tak ingin cari masalah. Lihat saja contoh Mu Bai dan Zhuqing. Kalau bukan karena mantan pacar Mu Bai yang banyak, Zhuqing pasti tidak akan bersikap seperti itu padanya."
Mendengar perkataan Tang San, Xiao Wu langsung tersenyum puas dan menengadah ke arah Oscar, "Lihat, kakakku tidak mesum sepertimu. Kau si Paman Sosis Besar yang jorok, kakakku adalah Qianshou Xiuluo yang suci dan bersih."
“Uh……, Xiao Wu, kita lagi sarapan, jangan bikin aku muntah dong. Empat karakter 'jernih dan murni' ini cocok dipakai untuk laki-laki?"
Xiao Wu cekikikan, "Kalau gitu pakai istilah apa? 'Tak ternoda sebutir debu pun'?"
Oscar cepat-cepat mengangkat mangkuk nasinya, "Nggak tahan nih, aku pindah tempat ya? Xiao Wu, kamu benar-benar fans berat kakakmu. Kayaknya kentut dia pun kamu anggap wangi."
Xiao Wu marah, "Kamu baru kentut! Lagi makan nih. Awas kuberi Tendangan Pinggang. Kulempar kamu keluar jendela!"
"Jangan, aku takut." Oscar menaruh kembali mangkuknya di meja, berbisik ke Tang San: "Xiao San, gimana caramu melatih Xiao Wu sampai setia mati begini? Ajarin dong? Kalau Rong Rong bisa kayak gini ke aku, mati pun rela."
Tang San meliriknya, menelan makanan di mulut, "Kasih dua kata: tulus. Hanya dengan membuat orang lain merasakan ketulusanmu, mereka baru membalas dengan sikap serupa. Sebenarnya, Xiao Ao, mungkin kamu nggak sadar, tapi aku lihat Rong Rong memperlakukanmu beda dari kami. Waktu kita meninggalkan Hutan Xingdou dulu aku sudah perhatikan. Kamu harus lebih berusaha. Mengejar Rong Rong nggak mudah, di belakangnya ada Sekte Qibao Glazed. Selain harus baik ke dia, tingkatkan terus kemampuanmu biar keluarga Rong Rong bisa menerimamu."
Oscar mengangguk dengan serius, "Ya, ini adalah saran yang sangat konstruktif. Aku akan mempertimbangkannya dengan sungguh-sungguh."
"Tang San, di mana Tang San?" Ketika ketiganya sedang makan sambil mengobrol, tiba-tiba beberapa murid Akademi Shrek berlari tergesa-gesa masuk ke kantin sambil berteriak.
"Mencari aku?" Tang San tertegun, dia jelas tidak mengenal beberapa murid ini. Lebih tepatnya, di Akademi Shrek selain anggota Shrek Tujuh Monster sendiri, dia hanya mengenal Tai Long yang bertarung dengannya kemarin.
Beberapa murid yang masuk ke kantin segera menemukan sosok Tang San, dan langsung berlari tanpa ragu ke arahnya. Murid yang paling depan berteriak, "Tang San, cepat, cepat pergi lihat. Tai Long dan yang lainnya datang lagi."
Tang San tertegun, rasa kesal mulai muncul di hatinya, "Apa? Mereka masih belum selesai? Apa ayah Tai Long datang lagi?"
Meskipun ia yakin bahwa dalam pertempuran berikutnya dirinya mungkin tidak bisa mengalahkan Tai Nuo Sang Raja Kekuatan, jangan lupa bahwa sekarang di sampingnya ada Oscar. Cukup dengan Oscar menyediakan Sosis Jamur Terbang Super Cepat, Tang San dapat memaksimalkan keunggulan Senjata Rahasianya. Begitu Tai Nuo terkena sedikit Racun, kemenangan tetap akan menjadi miliknya. Kelemahan terbesar Ahli Jiwa bertipe kekuatan adalah kecepatan dan jarak serangan. Selama menguasai titik ini, mereka tidak menakutkan. Secara akurat, ruang pengembangan terbaik untuk Ahli Jiwa bertipe kekuatan adalah di medan perang skala besar.
Beberapa murid berlari ke depan Tang San dengan ekspresi aneh. Pemimpin kelompok berkata: "Bukan hanya ayah Tai Long yang datang lagi, kali ini bahkan kakeknya pun ikut."
