Secara tak terduga, Titan merasakan otaknya seperti ditusuk jarum, pusing mendadak menyergap, matanya terasa perih dan panas membara. Andaikan tekanan energinya tak membuat udara berdistorsi dan membiaskan pandangan Tang San, situasi pasti lebih buruk.
Yang diberikan Tai Tan kepada Tang San adalah tekanan aura kekuatan, sedangkan yang diberikan Tang San padanya saat ini adalah gelombang serangan spiritual. Pada momen ini, Tang San akhirnya menyadari perubahan Zijin Modong setelah mengonsumsi 'Wang Chuan Qiu Shui Lu'. Itu adalah serangan fisik melalui tatapan mata. Zijin Modong yang terkonsentrasi telah berubah menjadi bentuk unik serangan spiritual, memainkan peran penting tepat di saat kritis ketika dia hampir kolaps.
Otak yang terkena serangan membuat Tai Tan tak bisa lagi mengendalikan tekanan aura-nya. Dengan suara "Hmm...", tubuhnya mundur selangkah ke belakang.
Tekanan udara tiba-tiba menghilang. Tang San merasakan kekosongan di sekujur tubuhnya. Hilangnya tekanan dahsyat membuat tubuhnya berguncang hebat. Andai bukan karena empat Delapan Tombak Laba-laba yang menancap di tanah di punggungnya, dia pasti sudah terjatuh saat kehilangan keseimbangan tadi.
Darah segar kembali menyembur dari mulutnya. Wajah Tang San memucat bagai mayat, tubuhnya limbung seperti akan roboh kapan saja. Di saat yang sama, dia merasakan suara retakan jelas dari meridian Yangwei dalam Delapan Meridian Ajaib. Kekuatan internal Xuantian Gong yang bergerak cepat telah membuka celah di meridian ini. Meski belum sepenuhnya terbuka, seperti pepatah "bendungan ribuan li hancur oleh sarang semut", dengan celah ini, pintu breakthrough sudah di depan mata.
"Tapi, Tang San saat ini sama sekali tidak merasa senang. Batang dupa itu masih tersisa seperlima bagian, sementara dia sudah kehabisan tenaga untuk melancarkan serangan mental Zijin Modong lagi, apalagi mengandalkan Tenaga Dalam untuk menopang tubuhnya. Bahkan jika Taitan menggunakan sepertiga tekanan sebelumnya untuk menyerangnya, nasibnya pasti akan kalah."
"Apakah aku benar-benar harus menjadi budak keluarga orang dan bergabung dengan klan mereka?" Tang San memahami bahwa ini bukan karena kecerobohannya, melainkan perbedaan mutlak dalam kekuatan. Perasaan terhina membuatnya memaksakan semangat dan menegakkan dada. Bagaimanapun juga, dia bertekad untuk bertahan sampai detik terakhir. Selama dirinya belum roboh, pertaruhan ini belum berakhir.
Menggelengkan kepala dengan kuat, Taitian Shen Taitan pusing selama beberapa detik sebelum kembali melihat jelas pemandangan di depan. Remaja tersebut masih berdiri tegak, meskipun compang-camping. Sorot matanya tetap teguh. "Apa yang terjadi tadi? Kemampuan Spirit-nya kah?"
"Kau masih ingin terus bertahan? Ketahuilah, hal itu bisa menyebabkan luka permanen pada tubuhmu," kata Taitan dengan suara berat. Dia tidak ingin menghancurkan seorang jenius. Yang dia butuhkan adalah sang jenius ini bergabung. Bagaimana mungkin dia tidak melihat kondisi fisik Tang San yang sebenarnya?
Suara Zhao Wuji juga terdengar mendesak, "Xiao San, menyerahlah. Jangan hancurkan masa depanmu. Masalah lain bisa kita bahas lagi."
"Tidak." Tang San mengucapkan satu kata sederhana itu sementara darah terus mengalir dari sudut bibirnya, "Lanjutkan."
Ucapannya tidak banyak, namun di momen ini, seluruh guru dan siswa di akademi yang menyaksikan tak bisa menahan diri untuk terharu. Betapa gigih dan berprinsipnya dia hingga mampu mengucapkan kata-kata seperti ini.
Bahkan Titan pun terkejut, remaja tersebut sungguh luar biasa. Justru karena itu, dia sama sekali tidak boleh melepaskannya. Jika tidak bisa merekrutnya, maka hanya ada satu pilihan: menghancurkannya.
Memikirkan ini, pandangan Titan mulai fokus, udara di sekeliling tubuhnya kembali bergejolak.
Blue Silver Grass sepenuhnya ditarik kembali. Dengan lambat namun pasti, Tang San mengangkat tangan kirinya perlahan, jari-jari terbuka. Dia tidak melihat ke Titan, seluruh perhatiannya tertuju pada tangan kirinya. Apakah bisa bertahan hingga akhir, semua bergantung padamu.
Cahaya hitam pekat mengalir dari telapak tangan, perlahan terkonsentrasi membentuk wujud.
Sebuah palu hitam kecil muncul tanpa suara di genggaman Tang San. Palu itu tidak besar, pola di permukaannya terlihat dalam dan suram.
Namun saat muncul, seluruh tubuh Tang San seolah mendapatkan kekuatan baru, lapisan aura kokoh menyelimuti sekelilingnya.
Tubuh Titan tiba-tiba bergetar hebat, tekanan yang sebelumnya menghujam ke Tang San tiba-tiba melemah. Tang San bergoyang sesaat, memeluk palu di dadanya, dengan keras menahan tekanan yang telah berkurang ini, sorot mata tegasnya memancarkan cahaya pantang menyerah.
“Ini……” Bukan hanya Titan yang terkejut, Tano di sampingnya juga membelalakkan mata sambil berteriak.
Pada saat itu, tujuh aliran cahaya gemerlap turun dari langit bagai pelangi tujuh warna yang menyambar tubuh Tang San.
Seketika, seluruh tubuh Tang San gemetar hebat. Kulitnya yang kehilangan kilau mulai bersinar kembali. Dengan erangan lemah, dia perlahan menutup matanya.
Bersamaan dengan itu, suara berat dan berwibawa bergema dari segala penjuru, "Si kera tua, mem-bully anak kecil bukanlah kemampuan. Sudah lama tak bertemu, ayo kita adu jurus."
Dalam kilatan bayangan, termasuk Zhao Wuji, tak seorang pun bisa melihat dengan jelas. Namun tiga orang telah muncul di tengah lapangan.
Di tengah berdiri seorang pria tua. Kedua tangannya memegang lengan dua orang di sampingnya. Di sebelah kiri adalah gadis cantik berusia 14-15 tahun yang langsung berlari ke arah Tang San begitu mendarat.
Di sebelah kanan berdiri seorang pria paruh baya yang berpenampilan elegan. Di telapak tangan pria itu, menara gemerlap berpendar cahaya tujuh warna sedang bersinar.
Aliran cahaya tujuh warna pada tubuh Tang San ternyata terhubung dengan menara di tangannya.
Melihat kemunculan ketiga orang ini, pupil Titan Sang Dewa Kekuatan langsung menyempit. Meski berwatak tak kenal takut, sikapnya harus mereda menghadapi trio ini.
"Rupanya Tuan Tulang dan Pemimpin Sekte Ning yang datang. Hormatku."
Tiga orang yang datang adalah Ning Fengzhi, Ning Rongrong, serta Gu Rong Sang Tulang Douluo.
Dua Titled Douluo dari Sekte Qibao Glazed selalu hanya satu yang menemani Pemimpin Sekte saat keluar dari sekte, sementara satu lagi tetap di sekte untuk berjaga. Yang terakhir kali menemani Ning Fengzhi adalah Pedang Douluo Chen Xin, kali ini giliran Tulang Douluo.
Karena hal ini, Pedang Douluo dan Tulang Douluo sempat berselisih cukup lama. Mereka juga ingin melihat seperti apa remaja jenius yang disebut-sebut Ning Rongrong itu.
Sebenarnya, Ning Fengzhi dan kedua rekannya sudah tiba sejak pertaruhan Tang San dengan Tai Tan dimulai. Ning Rongrong mendesak ayahnya untuk turun tangan menghentikan, namun ditolak Ning Fengzhi. Dengan bersembunyi di tempat tersembunyi, tujuan Ning Fengzhi adalah mengamati sejauh mana kehebatan remaja ini. Dengan kehadirannya, tentu pertaruhan bisa dijamin aman. Pada saat ini, ketika Tang San hampir tak bisa bertahan, barulah Ning Fengzhi segera bertindak menghentikan pertaruhan.
Tulang Douluo dengan sikap angkuh mendatangi Tai Tan, "Lao Xingxing (Si Orangutan Tua), beri saudara sedikit muka. Batalkanlah pertaruhan ini. Pemimpin Sekte kami juga tertarik pada pemuda ini. Jangan rebut dia dari kami."
Dengan kekuatan luar biasa sebagai tameng, Gu Rong tak perlu berbelit-belit. Langsung ia menyampaikan maksud Sekte Qibao Glazed kepada Tai Tan. Meskipun Keluarga Kekuatan Tai Tan cukup besar, masih jauh kalah dibanding Tujuh Sekte Besar.
Dalam hal kekuatan, Tulang Douluo Gu Rong sepenuhnya yakin bisa menekannya.
"Dunia Ahli Jiwa selalu berbicara dengan kekuatan. Merusak perjanjian taruhan memang melanggar aturan permainan, tapi jika perusaknya adalah pembuat aturan itu sendiri, siapa yang berani protes?"
"Menurut pemahaman Gu Rong tentang Titan, si tua pemberani ini takkan mudah menyerah. Bahkan menghadapi Sekte Qibao Glazed sekalipun, dengan temperamennya yang meledak-ledak, pertarungan pasti tak terhindarkan."
"Yang mengejutkan Gu Rong, Titan justru tersenyum mendengar ucapannya. Meski wajah kerasnya terlihat aneh saat tersenyum, Gu Rong yakin itu senyum sinis penuh ejekan."
"Kera Tua, kau tertawa apa?"
"Titan mendengus, 'Bukankah kau minta aku memberimu muka? Baiklah, permintaanmu kukabulkan. Perjanjian taruhan ini dibatalkan. Aku tidak menang, dia tidak kalah.'"
"Oh?" Gu Rong tertegun, "Selunak itu? Kera Tua, ini bukan gayamu biasa!"
"Titan mengerenyit, menunjuk ke arah Tang San, 'Tulang Tua, lihat baik-baik apa yang dia pegang! Sebagai Tuan Bergelar, kau buta sampai segitunya?'"
"Gu Rong baru menyadari dan mengikuti arah tunjuk Titan. Di genggaman kiri Tang San terlihat Palu Kecil hitam pekat. Seketika wajahnya berubah pucat."
"Dia ternyata keturunan Haotian..."
Titan tersenyum tanpa kehangatan: "Bagus kalau tahu. Ini seperti air bah menggenangi Kuil Naga Raja - kalian hanya mencari malu sendiri." Sambil tertawa terbahak-bahak, pria yang disebut Gu Rong sebagai "kera tua" ini menampakkan kegembiraan yang tak terbendung.
Sambil terus tertawa, ia melangkah gagah menuju Tang San.
Gu Rong melihat palu kecil hitam pekat di tangan Tang San. Ning Fengzhi yang juga menyadarinya menunjukkan ekspresi tak nyaman sesaat, namun segera kembali tenang. Ketenangan sebagai Pemimpin Sekte ini tak tertandingi oleh Gu Rong.
Gu Rong bergegas mendekati Ning Fengzhi, "Pemimpin Sekte, di tangannya..."
Ning Fengzhi memotongnya sambil mengangguk: "Aku tahu. Tak heran dia begitu luar biasa. Ternyata berasal dari Haotian. Marga Tang - seharusnya aku sadar dari awal."
