Xiao Wu duduk di samping Tang San, kaki kecilnya bergoyang-goyang santai. Kedua tangannya menempel di batang kayu tempat duduknya, wajah manisnya terangkat menatap rembulan, semakin memancarkan pesona di bawah sinar bintang dan bulan.
Setengah tahun telah berlalu. Latihan intensif dan nutrisi yang cukup membuat Shrek Tujuh Monster yang sedang dalam masa pertumbuhan mengalami perubahan. Tinggi badan Tang San sekarang sedikit melebihi Xiao Wu, mencapai sekitar 1,8 meter. Xiao Wu sendiri merupakan gadis tertinggi di antara ketiga perempuan, dengan tinggi mengejutkan 1,75 meter. Padahal Tang San baru saja melewati ulang tahun ke-14, sementara Xiao Wu masih sedikit di bawah usia 14 tahun.
Bahu Tang San terlihat lebih lebar dari sebelumnya, namun penampilannya tetap biasa-biasa saja. Pandangan matanya tetap tertahan. Jika Shrek Tujuh Monster berjalan bersama, dialah yang paling tidak menarik perhatian.
Dai Mubai sering menggodanya, mengatakan bahwa yang paling tidak mencolok justru yang paling berbahaya.
Pertumbuhan tinggi badan Xiao Wu mulai melambat, sudah berhenti meningkat sejak dua bulan lalu. Kuciran rambut kalajengkingnya masih menjuntai melewati betis. Entah karena terpengaruh Ning Rongrong, kulitnya menjadi lebih halus, dan bagian tubuh khas perempuan mulai berkembang.
Yang paling menarik perhatian tetap adalah sepasang kakinya yang panjang, bulat sempurna dan lurus tanpa cacat sedikitpun. Ning Rongrong dan Zhu Zhuqing juga sangat cantik, namun mereka pun sangat iri dengan kaki Xiao Wu. Ketiga gadis ini masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Jika sebelumnya kecantikan Xiao Wu masih sedikit kalah dibanding Zhu Zhuqing dan Ning Rongrong, selama setengah tahun terakhir penampilannya semakin mempesona, tidak hanya menyamai kedua gadis itu bahkan cenderung sedikit melampaui. Namun karena mereka selalu bersama setiap hari, perubahan ini tidak terlalu terasa.
"Xiao Wu, sudah larut, ayo kembali beristirahat. Besok kita harus berangkat." Tang San menyentuhkan bahunya ke Xiao Wu yang berada di sampingnya.
Xiao Wu mengangguk lembut, mengambil bunga 'Mawar Cinta yang Terputus' yang terbaring di pahanya. Matanya menatap kilauan kelopak bunga itu, lalu menciumnya pelan sambil menghirup aroma harum halus yang hanya bisa dirasakannya. "Kakak, aku belum mencapai Level 40. Apa kau kecewa?"
Tang San tersenyum lembut, "Bagaimana mungkin? Kecepatan latihanmu sudah lebih cepat dari yang kubayangkan. Jika bukan karena kita semua pernah memakan herbal immortal tingkat dewa, mungkin kecepatan latihanmu bahkan akan melebihiku. Apalagi dibandingkan yang lain. Xiao Wu, latihan harus dilakukan secara bertahap, jangan terburu-buru. Kalau tidak, jika kamu tergesa-gesa sampai mengalami gangguan energi spiritual, itu akan sangat berbahaya. Kamu harus ingat perkataan kakak, jangan sampai terjadi apa-apa. Kekuatan kita sekarang sudah cukup kuat, kamu tidak perlu khawatir. Tidak lama lagi kamu juga akan mencapai Level 40. Aku yakin, jika kamu mau memakan Mawar Cinta yang Terputus ini, Soul Power-mu pasti akan melampaui semua orang dan menjadi yang terkuat di antara kita."
Xiao Wu tersenyum kecut sambil melompat berdiri, "Tenang saja, aku tidak akan menjadi beban tim. Kakak, hewan roh apa yang ingin kamu buru kali ini?"
Tang San menjawab, "Siapa yang tahu? Meskipun sudah ada beberapa pilihan, tapi semuanya tergantung keberuntungan kita. Hewan roh yang cocok untuk siapa pun, dialah yang akan memburunya. Hunwu kita semua berbeda-beda, pasti ada yang cocok."
Xiao Wu mengangguk, "Semoga keberuntungan menyertai kita. Kakak, bisakah kamu menyisir rambutku? Rambutku agak kusut."
Tang San tertegun, "Menyisir rambut?" Ini pertama kalinya Xiao Wu membuat permintaan seperti itu. "Tapi bukankah rambutmu akan kusut lagi saat tidur nanti?"
“Xiao Wu menjulurkan lidahnya ke Tang San, “Kamu bodoh sekali, kalau begitu setelah pulang aku akan terus berlatih sampai besok pagi, kan?”
Sambil berkata demikian, Xiao Wu mengeluarkan sisir dari dalam bajunya dan menyerahkannya ke Tang San.
Itu adalah sisir kayu yang terlihat biasa, namun kualitas kayunya sangat bagus. Pada sisir ungu tua tersebut, serat kayunya sangat halus, terasa keras dan kokoh saat dipegang, serta mengeluarkan aroma kayu yang samar.
Jika bukan karena Tang San memiliki Zijin Modong yang memungkinkannya melihat detail halus bahkan dalam kegelapan, dia pasti akan mengira sisir ini berwarna hitam pekat.
Justru karena bahkan tingkat Jie Zi (Tingkat Partikel) dari Zijin Modong-nya pun tidak bisa menemukan cacat pada kayu ini, dia menjadi terkejut.
“Kayu sisir ini kualitasnya luar biasa!” Tang San tak bisa menahan diri untuk berkomentar.
Xiao Wu mengangguk, matanya seakan mengandung sesuatu, “Ini pemberian Mama, diukir langsung oleh tangannya dari kayu cendana merah berkualitas tinggi. Meski tanpa hiasan, ini adalah satu-satunya peninggalan terakhir Mama untukku.”
Tang San belum pernah mendengar Xiao Wu menyebutkan keluarganya. Mendengar dia tiba-tiba menyebut ibunya, jantungnya berdebar kencang. Saat menatap mata indah Xiao Wu, dia jelas melihat kilatan air mata berbinar di sana.
Xiao Wu mengangkat tangan merapikan kepang kalajengkingnya, melepaskan pita merah muda yang terikat di ujung. Matanya tak lepas menatap Tang San, tangan kiri menahan rambut sementara tangan kanan menyisir perlahan dari akar rambut. Helai hitam pekat yang semula terkepang mulai terurai di antara jemarinya, bagai air terjun hitam yang perlahan mengalir.
Dalam sinar bulan dan bintang yang menyelimuti, Tang San terpana menyaksikan kepang itu terurai lembut di depan Xiao Wu. Saat ini Xiao Wu terlihat begitu mempesona, seakan bintang dan bulan hanya menjadi latar belakang baginya, dialah pusat dari lukisan indah ini.
Xiao Wu menatap dalam-dalam ke arah Tang San, lalu berputar perlahan seiring terurainya kepang. Saat simpul terakhir rambutnya terlepas, gerakan kepala kecilnya membuat helaian hitam pekat yang lembut itu tiba-tiba menutupi seluruh tubuh lembutnya.
Rambut hitam pekat bagai sutra menjuntai hingga menyentuh tanah, setidaknya satu kaki menyapu permukaan kayu di bawahnya. Pada saat ini, Xiao Wu seakan telah menyatu dengan kegelapan malam. Dari arah Tang San, hanya terlihat hamparan hitam pekat yang memikat itu.
Mungkin karena terlalu lama terkepang, rambut panjang yang terurai membentuk gelombang besar, bergoyang lembut mengikuti gerakan tubuh Xiao Wu.
"Xiao Wu, kau benar-benar cantik." Tang San tak bisa menahan diri mengeluarkan perkataan itu.
Xiao Wu membelakangi Tang San, tapi butiran air mata telah mengalir diam-diam di matanya. Karena dia teringat pada ibunya.
“Kakak, tolong sisir rambutku.” Suara Xiao Wu sangat pelan, gemetar halus, membawa sedikit ketakutan dan harapan. Ia menunggu dengan diam.
Baru saat itu Tang San tersadar, perlahan melangkah mendekat seolah tak ingin mengganggu "air terjun hitam" di bawah sinar bulan itu, sampai di belakang Xiao Wu tanpa suara.
Tangan kiri dengan hati-hati mengumpulkan rambut hitam panjang yang masih menyimpan kehangatan tubuh Xiao Wu, sisir kayu cendana ungu di tangan kanan mulai turun perlahan, menyisir helai demi helai rambut indahnya.
Aroma harum samar tercium dari rambutnya, wangi yang sangat familiar bagi Tang San. Bukan wewangian bedak perempuan, karena Tang San tahu Xiao Wu tak pernah memakai itu. Bukan pula aroma Mawar Cinta yang Terputus, karena hanya Xiao Wu yang bisa menciumnya.
Saat ini, lukisan apa yang sedang tercipta?
Gadis luar biasa cantik berdiri tenang di depan gubuk kayu, dikelilingi hutan sunyi, di bawah langit dengan bulan dan bintang yang malu-malu. Di tangannya ia memegang lembut bunga ajaib nan mempesona, sementara di belakangnya, remaja yang terlihat kikuk sedang menyisir lembut rambut sepanjang tanahnya dengan sisir ungu tua.
Tang San terpana, terus mengulangi gerakan tangannya. Xiao Wu pun terpaku, matanya berkilau memancarkan kesedihan masa lalu.
……
“Ibu, sisir ini cantik sekali! Bagaimana bisa ada kayu berwarna ungu?” Suita manja bergema di tengah hutan gunung.
“Dasar si bodoh, ini ibu buat dari kayu cendana ungu. Karena kamu sudah memilih, ibu berikan sisir ini padamu. Kelak, jika benar-benar menemukan pria yang dicintai, biarkan dia menyisir rambutmu dengan ini. Rambut wanita seumur hidup hanya boleh disisir oleh satu pria. Ibu memberkatimu. Semoga suatu hari kau temukan pria yang pantas mengikat rambut panjangmu.”
……
“Ibu, tahukah kau? Aku sudah menemukannya.” Wajah cantik yang basah oleh air mata tersenyum samar, mengikuti gerakan sisir pria di belakangnya yang merapikan rambut panjangnya. Pandangannya tertuju pada bulan purnama, sinar keperakannya seakan menyimpan senyum sang ibu.
Rambut panjang bergerak lembut di bawah sisir, kilauan cahaya halus memancar. Saat ini, waktu seolah membeku. Baik Tang San maupun Xiao Wu, tak satu pun ingin merusak kedamaian ini.
Pagi hari, gerbang Akademi Shrek.
Flender, Liu Erlong, Zhao Wuji, dan Master berdiri di depan akademi. Tatapan penuh kebanggaan tertuju pada tujuh anak yang tampak bersemangat di hadapan mereka.
Level 40, tingkat yang biasanya baru bisa dicapai Ahli Jiwa di usia sekitar 30 tahun, itupun hanya oleh mereka yang memiliki bakat istimewa.
Tapi anak-anak di depan mata ini, yang paling tua bahkan belum 17 tahun, yang termuda bahkan belum 14 tahun, namun mereka sudah mencapai tingkat seperti ini.
Memang di dalamnya ada beberapa keajaiban yang muncul, tapi yang lebih penting adalah bakat monster-monster kecil ini sungguh luar biasa.
Sebagai penemu mereka, bagaimana mungkin Flender dan yang lain tidak merasa bangga?
Ning Rongrong menyentuh Xiao Wu dari belakang, berbisik pelan: "Xiao Wu, kepangan rambutmu kok agak miring?"
Wajah Xiao Wu memerah, matanya tak sadar melirik ke Tang San di sampingnya. Meski pendengaran Tang San tak setajam penglihatannya, tapi cukup baik. Ning Rongrong berada di sampingnya dan Xiao Wu, ucapannya tentu terdengar oleh Tang San. Saat ini dia juga sedang memandang Xiao Wu dengan canggung. Tatapan mereka bertemu di udara, lalu segera berpaling.
