Saraf Tang San seolah mati rasa dalam dingin ini. Tiga Cincin Jiwa aslinya bergetar dengan kecepatan menakjubkan, membuat tubuhnya terlihat terbungkus dalam Kepompong Raksasa berwarna kuning-ungu.
Kali ini, penyerapan tingkat lebih tinggi tidak membawa rasa sakit bagi Tang San, melainkan rasa horor yang mencekam. Persiapan yang dilakukannya memang sudah sangat matang. Energi Mata Air Es dan Api berhasil menyaring kotoran dari Cincin Jiwa Laba-laba Bawah Tanah. Namun energi itu terlalu besar untuk Tang San saat ini, setiap hantaman membuatnya merasa terombang-ambing seperti daun di tengah badai. Seolah tubuh ini bukan lagi miliknya sendiri, sementara kesadarannya hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Perasaan kehilangan kendali ini bahkan lebih menyiksa daripada rasa sakit saat menyerap Cincin Jiwa Laba-laba Wajah Manusia.
Berdasarkan pengalaman penyerapan sebelumnya, Tang San tahu bahwa saat ini tidak ada cara lain. Ia hanya bisa menunggu dengan tenang, berusaha memperkuat tekadnya sekuat mungkin. Apapun yang terjadi pada tubuhnya, ia tidak boleh panik. Sedikit saja kesalahan, Soul Power yang maha dahsyat ini akan menghancurkannya.
Aliran hitam pekat terus mengalir dari tubuh Laba-laba Bawah Tanah berusia 10.000 tahun, diserap perlahan oleh Tang San. Cahaya dari tiga Cincin Jiwa berangsur memudar, digantikan lapisan aura hitam. Tulang-tulang Tang San terus mengeluarkan suara retakan seperti petasan. Energi hitam itu menyusup ke setiap sudut, merembes ke dalam setiap Meridian di tubuhnya.
Dengan cepat, Tang San menyadari bahwa setiap kali energi hitam yang luar biasa besar ini melewati Meridian Chong dan Yangwei yang sudah terbuka di tubuhnya, energinya tampak berkurang sedikit. Seolah-olah diserap melalui kedua meridian tersebut. Perasaan ini membuat Tang San bersukacita. Ia samar-samar memahami bahwa keberadaan dan perluasan Delapan Meridian Ajaib memiliki manfaat istimewa dalam menyerap energi eksternal.
Sayangnya, saat ini ia hanya memiliki dua meridian yang terbuka. Jika bisa membuka lebih dari empat meridian, mungkin penyerapan Cincin Jiwa 10.000 tahun ini akan menjadi mudah.
Perlahan, rasa sakit mulai muncul. Rasa sakit seperti pembengkakan. Secara visual, tubuh Tang San tak berubah. Namun dalam persepsinya, ia merasakan tubuhnya seperti balon besar yang terus mengembang, seolah setiap saat bisa meledak.
Meskipun aura hitam yang terkumpul di tubuhnya terus diserap melalui Meridian Chong dan Yangwei, energi eksternal yang masuk semakin besar. Setiap tulang dan meridian terasa gatal yang menyusup ke sumsum, seperti ribuan semut merayap di tubuhnya.
Mata Air Es dan Api serta dua tanaman suci yang pernah dikonsumsi Tang San mulai menunjukkan efeknya. Karena mengalami proses Tubuh Emas Tempaan Es dan Api, meridian Tang San menjadi sangat lentur. Meskipun aliran energi hitam terus memperlebar meridiannya, elastisitas luar biasa membuatnya tak retak sedikitpun selama proses ekspansi.
Meskipun kekuatan Cincin Jiwa Laba-laba Bawah Tanah sangat besar, namun tetap memiliki batas. Saat keluaran energi kolosal mencapai batas maksimal, meridian Tang San telah terentang hingga tingkat yang mengerikan. Namun bahkan dalam kondisi ini, ia tetap bertahan. Saat ini, penderitaan apapun tidak bisa menggoyahkan keyakinan teguhnya. Untuk dirinya sendiri dan Xiao Wu, ia tahu dirinya tidak boleh gagal.
Tubuh Laba-laba Bawah Tanah perlahan hancur berkeping - hasil dari kehilangan seluruh energinya. Yang bisa dilakukannya berikutnya hanyalah menjadi pupuk di tempat ini.
Penderitaan mulai mereda dari puncaknya. Bukan hanya Meridian Chong dan Yangwei, meridian normal dalam tubuh Tang San juga mulai menyerap energi asing ini bersama aliran Soul Power, menyatu dengan Xuantian Gong miliknya.
Alasan energi dalam Cincin Jiwa bisa diserap adalah karena energi yang dilepaskan Binatang Roh setelah menjadi Cincin Jiwa terbagi menjadi dua bagian: sebagian merupakan energi paling murni yang telah disaring dan bisa langsung diserap, membantu Ahli Jiwa meningkatkan kekuatan ke tingkat berikutnya dan memperoleh gelar baru. Sedangkan bagian lain yang mengandung sebagian besar karakteristik Binatang Roh tersebut akan terkondensasi menjadi Cincin Jiwa, berubah menjadi Kemampuan Spirit sang Ahli Jiwa.
Dengan sensasi bengkak perlahan menghilang, rasa sakit berangsur berkurang. Perasaan rileks membuat semangat lelah Tang San semakin mengantuk. Dia perlahan terlelap dalam proses penyerapan lanjutan ini, membiarkan Mata Air Es dan Api meresapi tubuhnya.
Jika ada yang bisa melihat wajah Tang San saat ini, mereka akan menemukan warnanya terus berganti-ganti: kadang putih, kadang merah, kadang hitam. Di luar tiga Cincin Jiwa asli (dua kuning dan satu ungu), sebuah Cincin Jiwa hitam perlahan berubah dari aliran kabut menjadi bentuk nyata.
Mungkin Tang San bukan satu-satunya yang mencapai level sepuluh ribu tahun untuk Cincin Jiwa keempat, tapi tak bisa dipungkiri dialah yang paling diberkati. Blue Silver Grass berevolusi lagi - rumput biasa atau Martial Soul sampah? Berkat usaha Tang San, kekuatannya tetap setara dengan Martial Soul level tinggi sekelasnya.
"Xiao Gang, jujurlah padaku. Bagaimana rencanamu menyelesaikan hubunganmu dengan Erlong?" Flender menatap tajam Master, matanya memancarkan ketidakpuasan.
Master menatap kosong ke arah Flender, "Aku tidak tahu."
"Tidak tahu? Sudah 20 tahun. Tahukah kamu berapa kali 20 tahun dalam hidup manusia? Masa muda terbaik seorang gadis telah terkubur 20 tahun karena 'tidak tahu'-mu ini. Meski kau saudaraku, sekarang aku sangat ingin menghajarmu."
Master tersenyum getir, "Kamu boleh memukulku. Tapi biarkan aku tetap bernapas. Aku tidak ingin kematianku membuat Erlong sedih. Sebenarnya, aku sendiri pun ingin memukul diriku sendiri. Ini semua salahku, tapi Erlong juga menanggung penderitaan yang sama, bahkan lebih besar."
Melihat senyuman menyedihkan di wajah Master, Flender terdiam. Dia juga mengerti bahwa Master tidak melakukan kesalahan. Jika dia benar-benar menikahi Liu Erlong, itu berarti inses. Master menolak Liu Erlong bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk reputasi Erlong. Dia tidak ingin Erlong menanggung aib berat karena dirinya. Alasan Master memilih pergi dulu juga karena ini, hanya saja dia tidak menyangka cinta Liu Erlong padanya begitu mendalam, menunggu dengan perih hingga sekarang.
Flender menghela napas panjang, "Xiao Gang, benarkah tidak ada jalan lain? Meski kalian berdua tidak melakukan inses, tapi kalian akan menderita seumur hidup! Kamu harusnya bisa lihat, selainmu, tidak mungkin ada pria lain dalam hati Erlong. Jika kamu terus menyakitinya seperti ini, lebih baik kamu pergi. Setidaknya dia tidak perlu melihatmu dan hatinya akan lebih tenang."
Master mengangguk pelan, "Setelah kembali kali ini, aku akan pergi. Kamu benar, aku tidak boleh tinggal di sisinya dan membuatnya menderita. Flender, selama bertahun-tahun ini, aku belum pernah mengucapkan terima kasih. Untuk urusan kami berdua, kamu juga menanggung penderitaan. Maafkan aku, Flender."
Flender matanya memerah, "Ngomong apa sih. Aku adalah kakak kalian, dulu, sekarang, dan selamanya. Aku tidak perlu dengar ucapan terima kasihmu, aku hanya ingin melihatmu dan Erlong hidup bahagia. Kau mengerti? Xiao Gang, dasar brengsek, kenapa kau begitu keras kepala? Apa setelah menikahi Erlong, kalian tidak bisa hidup mengasingkan diri? Kalau tidak ada yang bicara, siapa yang tahu hubungan kakak-adik kalian?"
Master mengangkat tinju kanannya, menepuk dada kirinya, "Tapi, aku tidak bisa menipu hatiku sendiri. Aku benar-benar tidak bisa."
Tiba-tiba ide muncul di benak Flender, "Xiao Gang, aku tanya, apa kau mencintai Erlong?"
Master tertegun sejenak, "Bos Flender, pertanyaan macam apa itu? Kalau tidak mencintainya, mengapa aku sampai begini?"
Senyum licik tiba-tiba muncul di wajah Flender, "Kalau begitu, aku yakin Erlong juga selalu mencintaimu. Dengan begitu, secara spiritual kalian berdua sudah melakukan inses. Boleh kan aku bilang begitu?"
"Kau...!" Master marah. Selama ini yang dipertahankannya adalah hal ini, tapi saat menatap mata Flender, tak sepatah katapun bisa ia bantah. Benar, dirinya dan Erlong saling mencintai, secara spiritual sudah melangkahi batas. Kalau bukan inses, lalu apa?
"Flender, aku mengerti maksud baikmu. Tapi, yang spiritual tetaplah hanya spiritual. Setidaknya, tubuh jasmani kita masih murni."
Flender tersenyum tipis dan berkata, "Kau mengakui hubungan incest spiritualmu sendiri itu bagus. Dan aku yakin, kalian akan terus seperti ini. Karena secara spiritual kalian sudah melakukan incest, lalu mengapa tidak bisa bersatu secara spiritual? Tidak perlu status resmi, cukup pengakuan satu sama lain. Kalian bisa menjadi pasangan suami istri secara spiritual!"
Master terdiam, "Flender, aku tidak mengerti maksudmu."
Flender kesal, "Kau yang pintar ini tidak mungkin tidak paham. Maksudku sederhana: Kalian bisa menikah dan tetap menjadi suami-istri. Hanya sebutannya saja yang tidak berubah. Menurut pemahamanmu sekarang, selama tidak ada hubungan fisik, itu bukan incest. Kalian bisa mengekspresikan perasaan tapi menjaga batasan. Cukup mencinta secara spiritual dengan menjaga kemurnian fisik, siapa yang bisa bergosip?"
