Shi Nian tertawa terbahak-bahak, "Kau pikir dengan begini kau bisa menahan Hunwuku? Anak muda, kau terlalu naif. Jika Can Meng-ku bisa ditahan semudah ini, aku tak pantas menyandang gelar Roh Suci. Tunggu dan lihatlah. Kau akan binasa dalam kesakitan yang luar biasa. Dan penderitaan ini adalah hasil ulahmu sendiri."
Suara Shi Nian perlahan menjadi samar, segalanya di sekitarnya kembali kabur, seolah dia telah pergi jauh atau bahkan menghilang.
Tang San duduk tegak tanpa bergerak, dengan tenang mengumpulkan Soul Power-nya. Karena putaran Blue Silver Grass yang terus-menerus di sekelilingnya, sulit melihat ekspresi wajahnya dari luar.
Segala sesuatu di sekitar mulai berubah, Tang San tiba-tiba terkejut menemukan bahwa Blue Silver Grass yang sebelumnya berputar di sekitarnya dalam kendalinya seolah menghilang. Meski dalam persepsi mereka masih ada, namun secara visual sudah tidak terlihat jejaknya.
Pemandangan sekitar berubah, bukan lagi hutan kecil sebelumnya. Itu adalah tebing. Sebuah tebing yang sangat familiar bagi Tang San.
Gui Jian Chou (Jurang Hantu Menangis), mengapa aku berada di Gui Jian Chou? Mata Tang San yang semula tenang tiba-tiba membesar.
Tempat ini meninggalkan kenangan yang sangat mendalam baginya. Beberapa meter di depan, terdapat jurang berawan yang menjulang, sementara di belakang, belasan siluet putih mulai menjadi jelas.
Menunduk, Tang San melihat dengan jelas pakaian di tubuhnya telah berganti. Karakter "Tang" sebesar tempayan itu telah memberitahunya banyak hal.
Mimpi? Apakah semua yang terjadi di Benua Douluo hanyalah mimpi belaka? Apakah dirinya akhirnya tetap menjadi murid Tang Men yang melanggar peraturan sekte?
Tang San menatap kosong ke depan, seluruh dirinya menjadi agak bingung. Belasan siluet yang semakin jelas itu menutup semua rute pelariannya. Wajah-wajah familiar yang marah satu per satu muncul di hadapannya.
"Tang San, kau berani mencuri Xuantian Bao Lu milik sekte kita, kejahatanmu tak terampuni!"
"Tang San, Tang Men telah membesarkanmu, mengajarmu keterampilan, bagaimana kau bisa melakukan hal yang dikutuk manusia dan dewa ini..."
Suara demi suara terus menggema di benak Tang San, wajah-wajah itu semakin meluas. Tak lama kemudian, belasan tetua Tang Men telah tiba di hadapannya, mengepungnya rapat-rapat.
"Para tetua, dengarkan penjelasanku." Tang San tak kuasa menahan teriakannya.
"Tak ada lagi yang perlu dijelaskan. Tang San, kejahatanmu tak terampuni. Kau akan menerima hukuman tertinggi sekte ini."
Keempat anggota tubuh Tang San tak bisa bergerak lagi, diremas oleh empat tetua sekaligus. Salah seorang tetua mengangkat tangannya, Tenaga Pelindung memancar dari telapak tangan, menghantam lengan Tang San. Tang San menjerit kesakitan, lengan kirinya remuk seketika. Rasa sakit yang diperbesar sepuluh kali lipat langsung menjalar ke otaknya. Seluruh tubuhnya kejang-kejang hebat.
Berikutnya lengan kiri, lalu kedua kaki. Di bawah Tenaga Pelindung para tetua, tulang-tulang di tubuh Tang San terus hancur berkeping-keping, hingga tak tersisa satu pun tulang yang utuh.
Namun anehnya, ia tak kunjung mati. Tubuhnya terus-menerus kejang-kejang. Seberat apapun siksaan yang menyelimuti tubuhnya, semangatnya justru semakin menggebu. Semangat yang menggebu ini berarti ia harus merasakan setiap detil rasa sakit itu sampai tuntas.
Wajah para tetua perlahan memudar. Mereka meninggalkan Tang San yang tulang-tulangnya remuk di tebing Gui Jian Chou (Jurang Hantu Menangis), sambil menyatakan bahwa ia akan merintih selama tujuh hari tujuh malam sebelum mati dimakan burung elang.
Mata Tang San saat ini sudah menjadi kabur, rasa sakit yang hebat terus menerjang, membuat seluruh tubuhnya kejang-kejang.
Pemandangan di depan matanya masih di Gui Jian Chou, namun mulai muncul sosok lain di hadapannya.
Tubuh ramping nan anggun, kepang kalajengking panjang, wajah cantik kecil - tak lain adalah Xiao Wu.
Yang muncul bersama Xiao Wu adalah sosok lain, seorang paman berusia empat puluh tahun lebih, tubuhnya remuk di bawah Teknik Lentur Xiao Wu - Paman Tidak Bahagia, Bu Le.
"Xiao... Xiao Wu..." Tang San ingin berteriak tapi suaranya tertahan. Ia tak mengerti mengapa Xiao Wu bersama Bu Le.
Tangan Bu Le mencengkeram leher Xiao Wu erat-erat, senyum mesumnya tertuju ke Tang San. Wajah Xiao Wu dipenuhi kesedihan dan ketidakpuasan.
"Kakak... Kakak... Tolong aku..." Xiao Wu berjuang mati-matian, tapi tak bisa melepaskan diri dari cengkeraman Bu Le.
Yang membuat mata Tang San nyaris berdarah adalah pakaian Xiao Wu yang mulai berkurang satu per satu di tangan Bu Le, memperlihatkan kulit seputih giok putih lemak kambing.
Melihat tangan kasar Bu Le mulai meraba tubuh Xiao Wu, air liurnya menetes sambil terus tersenyum mesum. Tang San tak bisa berbuat apa-apa.
Darah segar, mulai menetes dari sudut matanya, namun dengan seluruh tulang tubuhnya yang remuk, saat ini dia hanya bisa menyaksikan Xiao Wu dipermalukan tanpa bisa berbuat apa-apa.
Mata Xiao Wu dipenuhi keputusasaan dan kebencian, dan perasaan ini ternyata sepenuhnya ditujukan kepada Tang San.
Tidak, jangan——, Tang San ingin berteriak, ingin bangkit, tapi tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak. Dengan mata kepalanya sendiri, tangan kotor Bu Le mulai meraih ke arah...
"Gadis manis, kalau tidak bisa melawan, nikmatilah saja. Paman akan menyayangimu. Hahahaha..." Suara Bu Le seperti burung hantu yang menjijikkan, setiap katanya seperti jarum tajam yang menusuk jantung Tang San.
"Tidak——" Suara pecah jantung bergema gila-gilaan dalam benak Tang San. Seluruh tubuhnya telah jatuh ke dalam kegilaan ekstrem. Namun gambaran di depan matanya justru menjadi semakin jelas.
Desah nafas menjijikkan Bu Le, tatapan putus asa Xiao Wu, terus membesar dalam semua inderanya.
……
Shi Nian bersandar pada pohon besar, cincin jiwa ketujuh di tubuhnya terus memancarkan kilau hitam yang menyilaukan, wajahnya dipenuhi senyum kejam yang menyimpang.
Dan tepat sepuluh meter di depannya, tubuh Tang San tergeletak di tanah sambil kejang-kejang hebat. Blue Silver Grass berputar-putar di sekitar tubuhnya. Shi Nian bahkan tidak perlu melihat untuk merasakan dengan jelas bahwa Tang San sudah berada di ambang kehancuran.
Sudah lama tidak merasakan kesenangan membunuh dengan kejam seperti ini. Sayang sekali pemuda jenius ini, siapa yang menyuruhmu berdiri di pihak berlawananku? Baiklah, aku ingin melihat bagaimana cara kamu mati.
Sangat ingin tahu, ilusi apa yang sebenarnya sedang dialaminya saat ini?
Kemampuan Spirit ketujuhku, Mimpi Buruk, hanya akan menciptakan hal yang paling ditakuti dalam hati seseorang. Apa yang paling ditakuti oleh remaja jenius ini?
Kejang tubuh Tang San di antara Blue Silver Grass perlahan mulai melemah. Seluruh tubuhnya hanya bergerak-gerak lemah.
Blue Silver Grass yang melilit perlahan jatuh ke tanah, Can Meng bisa melihat jelas darah segar mengalir dari sudut bibir Tang San yang memerah.
Jenius pun apa gunanya? Tetap akan mati dengan cara paling menyakitkan dalam mimpi buruk Hunwuku. Senyum Shi Nian semakin keji, "Sungguh disayangkan, seandainya aku mencapai kekuatan Tuan Bergelar, aku bisa melihat semua yang dia alami melalui Hunwu. Pasti akan lebih sempurna."
……
Great Soul Fighting Arena Kerajaan Tian Dou.
Tangan kanan Xiao Wu yang sedang fokus menonton pertandingan tiba-tiba bergetar, rasa panas menyebar dari dadanya.
Dengan sedikit terkejut, Xiao Wu merogoh masuk baju dan mengeluarkan Mawar Cinta yang Terputus yang tak terlukakan seperti Vajra.
Mawar Cinta yang Terputus tampak mengalami perubahan ajaib, kelopaknya memancarkan cahaya merah samar, hembusan udara panas menyapu wajah.
“Apa yang terjadi?” Xiao Wu terkejut sejenak, tak tahu mengapa, melihat cahaya merah di kelopak bunga, kegelisahan hebat tiba-tiba muncul dari dalam hatinya.
Dengan cepat dia menoleh, mencari orang yang paling dia perhatikan, namun dia menemukan kursi itu sudah kosong.
Cahaya darah, bencana darah, jantung Xiao Wu tiba-tiba terasa diremas.
“Xiao San pergi ke mana?” tanyanya gugup. Suaranya yang keras membuat semua orang di Akademi Shrek terkejut.
Master berkata: “Xiao San bilang dia pulang dulu untuk berlatih.”
“Xiao San dalam masalah. Pasti dia dalam bahaya.” Xiao Wu menggenggam Mawar Cinta yang Terputus, tanpa ragu lari ke luar.
Ning Rongrong melihat arah lari Xiao Wu, “Ada apa dengan Xiao Wu? Bukankah Master bilang Xiao San sudah kembali ke akademi? Apa mungkin ada masalah di Kota Tian Dou?”
“Bagaimanapun, kita harus pergi melihat.” Dai Mubai juga berdiri, mengejar arah lari Xiao Wu. Shrek Tujuh Monster bersatu padu, semua orang mulai bergerak. Meski mereka tak percaya Tang San akan bermasalah, demi berjaga-jaga mereka bertindak bersama.
……
Ilusi terus berlanjut, Paman Tidak Bahagia Bu Le sudah bersiap melakukan langkah terakhir, nafsu jahatnya sudah mendekati Xiao Wu, seluruh adegan terus membesar di mata Tang San. Rasa sakit yang menyayat hati seolah ingin merobek jantung Tang San menjadi serpihan.
Saat itulah, Tang San dengan mata merah darah tiba-tiba berubah, yang berubah adalah pandangan matanya.
Seketika, cahaya keemasan-ungu menyembur keluar dari matanya yang tiba-tiba kehilangan warna merah darah. "Xiao Wu" dan "Bu Le" di hadapannya hancur berkeping-keping dalam kilauan emas-ungu tersebut. Seluruh ilusi di sekitar Tang San hampir seketika lenyap dari pandangannya.
Tangan kiri menghantam tanah, tubuhnya melesat ke udara. Tang San melakukan putaran setengah di udara, lengan kanannya melecut keras selama gerakan ini. Mata emas-ungunya yang berkilau tepat menghadap wajah Shi Nian yang dipenuhi ekspresi terkejut.
