Pendidikan yang dikombinasikan dengan pertempuran, tidak diragukan lagi merupakan yang paling efektif. Perkataan Master ini tidak hanya ditujukan untuk Ma Hongjun sendiri, tetapi juga mencakup Dai Mubai dan beberapa Ahli Jiwa spesialis serangan keras lainnya di sekitarnya.
"Baik, kita bisa mundur dari arena." Master melambaikan tangan, membawa yang lain menuju area istirahat.
Tiba-tiba, siluet merah menyala muncul di depan pandangan mereka, menghalangi jalan. Kehadiran orang ini sangat mendadak, hampir seketika menghadang di depan Tim Shrek dari Akademi Shrek.
Melihat orang ini, Master tak bisa menahan senyum tipisnya, pandangannya tertuju pada Tang San di sampingnya yang kondisi fisiknya sudah pulih hampir sepenuhnya.
Siluet merah menyala ini tak lain adalah Wakil Kapten Tim Akademi Blazing Fire yang bagai nyala api berwarna-warni, Huo Wu yang memiliki Hunwu Bayangan Api misterius.
Memandangi Tim Shrek yang baru saja meraih enam kemenangan beruntun, Huo Wu menggigit gigi kecilnya, tak menyembunyikan maksudnya. Pandangan bernyala-nyalanya tertancap pada Tang San. Namun dalam sorot matanya kini, kemarahan dan pembangkangan yang dulu terasa sudah menghilang. Tatapannya tampak lebih rumit.
"Nona Huo Wu, ada keperluan?" Yang berbicara adalah Dai Mubai selaku kapten.
Pandangan Huo Wu menyapu Dai Mubai, lalu ia mengangguk dan berkata pada Tang San: "Tang San, aku ingin bicara denganmu."
Enam anggota lainnya dari Shrek Tujuh Monster dan empat anggota cadangan langsung memusatkan pandangan mereka pada Tang San. Tang San sendiri juga tampak sedikit terkejut, alisnya berkerut sedikit, "Ada hal yang tidak bisa dibicarakan di sini?"
Huo Wu menggelengkan kepala, "Aku ingin berbicara berdua saja denganmu."
Tang San tiba-tiba merasakan sakit di pinggangnya. Saat menoleh, dia melihat Xiao Wu sedang menatapnya dengan ekspresi tidak puas, matanya seolah mengandung arti lebih. Dai Mubai hanya bisa menghela napas. Di antara Shrek Tujuh Monster, soal penampilan fisik, Tang San hanya sedikit lebih baik dari Ma Hongjun. Baik pesona supernatural Oscar maupun daya tarik penuh misteri Dai Mubai, jelas lebih memikat bagi perempuan.
Huo Wu jelas merupakan gadis yang luar biasa. Di usianya yang ke-19, postur tubuhnya sudah semampai sempurna berkat latihan intensif. Bahkan Dai Mubai yang berpengalaman dengan banyak wanita pun tak bisa menahan ketertarikan. Andai saja Zhu Zhuqing tidak ada, mungkin dia sudah melancarkan serangan pendekatan.
Namun yang tidak dimengerti Dai Mubai adalah, seolah sejak pertemuan dua tim bertarung, perhatian Huo Wu selalu tertuju pada Tang San yang penampilannya biasa saja. Meski kemampuan Tang San sangat kuat, hal ini membuat Dai Mubai sedikit meragukan daya tariknya sendiri. Baru kemudian yang lain tahu, alasan utama Huo Wu begitu memperhatikan Tang San adalah karena pukulan yang diberikan Tang San padanya sebelumnya. Huo Wu adalah gadis dengan ambisi kompetitif yang sangat kuat, justru orang yang selalu menuruti kemauannya tidak akan dihiraukan. Sedangkan pukulan telak Tang San terhadapnya saat pertarungan kelompok pertama antara dua akademi besar itulah yang menyebabkan Huo Wu hanya memandang Tang San seorang diri.
Master melihat ke Tang San, lalu ke Huo Wu: "Pergilah, nanti langsung pulang saja."
Tang San baru mendekati Huo Wu. Wajah Xiao Wu menunjukkan kecemasan dan ekspresi khusus, ingin mengatakan sesuatu tapi dihentikan oleh pandangan Master.
"Kita kembali." Di bawah pimpinan Master, anggota Akademi Shrek lainnya baru berangkat menuju perkemahan.
Belum jauh berjalan, Xiao Wu tak tahan bertanya: "Master, mengapa membiarkan Xiao San berkomunikasi sendiri dengan Huo Wu itu? Bukankah dia sudah cukup menyusahkan Xiao San?"
Master menatap Xiao Wu dengan pandangan bermakna: "Pertama, dia sama sekali tidak mengancam Xiao San. Kedua, anakku, ingatlah bahwa hati pria tidak bisa diikat. Milikmu, akan selamanya menjadi milikmu. Kepercayaan adalah dasar hubungan. Xiao San sangat menjunjung tinggi perasaan. Setelah 7-8 tahun bersama, masihkah kau tak melihat? Dalam hatinya, tak ada yang bisa menggantikan posisimu."
Tiba-tiba Master mengalihkan pandangannya ke Ning Rongrong dan Zhu Zhuqing, "Tentu saja, setiap orang berbeda. Untuk pria dengan karakter berbeda, diperlukan metode pendekatan yang berbeda pula. Kunci utamanya adalah memahami karakter mereka terlebih dahulu. Kalian sedang dalam masa pertumbuhan, perasaan masih samar-samar. Aku harap kalian tidak membiarkan masalah perasaan mengganggu masa depan. Aku ingin setiap bakat kalian bisa berkembang secara maksimal."
Huo Wu menatap Tang San yang mengenakan seragam hijau kekuningan seperti warna kotoran dengan ekspresi tenang, matanya berkedip beberapa kali, "Ikut aku." Setelah berkata demikian, dia berbalik dan berjalan menuju area istirahat.
Meski agak heran dengan kedatangan Huo Wu, Tang San tetap mengikutinya masuk ke area istirahat.
Huo Wu baru berhenti setelah sampai di sudut paling pinggir area istirahat yang sepi. Di luar, babak kualifikasi masih berlangsung sementara para murid dari berbagai akademi menyaksikan pertandingan. Area istirahat sebenarnya adalah zona khusus yang dikelilingi tenda untuk persiapan tim. Saat itu memang hampir tidak ada orang.
Setelah berhenti berjalan, Huo Wu menoleh ke Tang San dengan ekspresi yang jauh lebih lembut, "Apakah lukamu sudah sembuh?"
Tang San mengangguk pelan, "Hampir sembuh total." Bahkan dirinya sendiri terkejut dengan kemampuan penyembuhan tubuhnya. Tidak hanya kulit dan daging, bahkan Delapan Tombak Laba-laba yang retak halus akibat ledakan telah pulih sepenuhnya. Andai saja Master tidak melarangnya bertarung, Tang San sebenarnya masih bisa mengikuti babak kualifikasi tanpa masalah.
“Huo Wu sepertinya merasa lega, “Bagus kalau begitu.”
Tang San tampak bingung, “Kamu memanggilku ke sini hanya untuk menanyakan ini?”
Huo Wu melirik Tang San, hatinya tiba-tiba dipenuhi kekecewaan. Sejak kecil, meski terus mengejar kekuatan dan berlatih keras, dia juga sangat percaya diri dengan penampilannya. Belum pernah dia melihat pemuda yang menunjukkan ketidaksabaran saat berhadapan dengannya, namun Tang San justru memberinya kesan itu saat ini.
“Apa kamu sangat enggan berbicara denganku?” Temperamen berapi-api khas Huo Wu mulai menyebar lagi.
Tang San menggeleng, “Bukan begitu. Aku hanya tidak mengerti apa yang perlu kita bicarakan. Lagi pula, kita adalah pesaing.”
“Kamu seperti kayu. Apa kamu normal?” Huo Wu yang tak pernah paham kerahasiaan langsung mengutarakan isi hatinya.
Tang San mengerutkan kening, “Jika kamu mau mengatakannya begitu, silakan. Yang bisa lolos ke babak kualifikasi, sepertinya memang sedikit yang normal. Apalagi, Akademi Shrek kami terkenal menghasilkan monster.”
“Kamu...” Huo Wu tercekat, namun kemudian menyadari Tang San benar – dia memang bukan orang normal. Mana mungkin orang normal memiliki kekuatan seperti itu, bahkan dengan Cincin Jiwa keempat level sepuluh ribu tahun.
Tang San memandang Huo Wu yang sepertinya akan meledak lagi dengan tenang, “Jika tidak ada urusan lain, aku ingin pulang dulu.”
“Tunggu sebentar.” Melihat Tang San hendak pergi, Huo Wu segera memanggilnya, “Aku membuatmu begitu tidak sabar? Kalau mau pergi, jawab dulu satu pertanyaanku.”
Menatap sosok merah menyala yang menghadang di depannya, Tang San berkata, “Tanyakanlah.”
Matanya membara menatap wajah Tang San, Huo Wu bertanya dengan suara berat, “Kala itu, mengapa kau menyelamatkanku? Mengapa menggunakan tubuhmu sendiri untuk menahan serangan? Padahal itu adalah seranganku untukmu.”
Tang San memandangnya dengan heran, “Ini pertanyaanmu? Dan juga alasanmu memanggilku kemari?”
Huo Wu mengangguk, “Kurang lebih.”
Tang San menghela napas, “Kau memang lawanku, tapi bukan musuhku. Seranganmu itu hanya untuk memenangkan pertandingan. Tidak ada dendam mendalam di antara kita, apalagi kau seorang perempuan. Apa untungnya bagiku jika kau mati? Itu hanya akan memperburuk hubungan antara dua akademi kita. Dengan menahan serangan itu, aku pasti tidak akan mati, jadi wajar saja menyelamatkanmu.”
“Hanya itu?” Huo Wu menatap kosong ke arah Tang San, menyadari jawabannya sama sekali berbeda dari yang ia bayangkan.
“Hari itu Tang San menyelamatkannya tapi dirinya sendiri terluka parah”, Huo Wu berpikir banyak setelah kejadian itu. Pertama yang terlintas dalam pikirannya adalah Tang San menyukainya. Banyak orang seperti Feng Xiaotian yang mengejar Huo Wu, tapi lebih banyak lagi yang diam-diam menaksir. Dalam pola pikir yang biasa, ini adalah poin pertama yang dipikirkan Huo Wu. Hari ini dia menemui Tang San ingin mendengar penjelasannya. Menurutnya, meski Tang San tidak mengucapkan kata-kata manis, pasti akan menunjukkan sedikit ketertarikan padanya.
Tapi siapa sangka, Tang San justru menjelaskan dengan hubungan kepentingan, seolah sama sekali tak peduli dengan tindakannya waktu itu.
Melihat Huo Wu yang terpaku, Tang San memutuskan untuk tidak berlama-lama. Saat ini, yang memenuhi pikirannya adalah ekspresi aneh Xiao Wu saat pergi. Dia sangat khawatir Xiao Wu berpikir macam-macam. Maka sambil memanfaatkan keadaan Huo Wu yang masih bengong, dia berbalik pergi.
“Tang San.” Huo Wu tiba-tiba tersadar dari kekakuan dan buru-buru mengejar.
Tang San mendengar teriakannya dan refleks menoleh. Tapi Huo Wu bergerak terlalu kasar, tubuh mereka hampir bertabrakan.
Secara refleks melindungi diri, Huo Wu menyodorkan kedua tangan ke dada Tang San. Tang San juga memegang bahu Huo Wu agar tidak bertabrakan. Jarak antara mereka tiba-tiba menyempit sampai bisa merasakan napas masing-masing.
