Di luar arena, Zhu Zhuqing memandang dengan tatapan terpaku. Matanya tak pernah lepas dari Dai Mubai. Saat melihat keganasan di balik mata jahat itu, gejolak di hatinya nyaris tak terbendung.
Berbeda dengan Xiao Wu yang pasti akan panik dan ingin segera membantu jika Tang San terluka, Zhu Zhuqing takkan melakukan itu. Meski selalu bersikap dingin pada Dai Mubai, di lubuk hatinya yang paling dalam, sejak tahun kelahirannya, pemilik mata jahat itu telah ditakdirkan menjadi pria dalam hidupnya.
Melihat prianya berjaya di medan perang, dia takkan pernah menghalang. Jika bisa, dia akan menemani bertarung. Jika hanya bisa jadi penonton, dia akan tetap setia menyaksikan. Dia tak khawatir akan kemenangan Dai Mubai. Jika menang, dia akan merawat lukanya. Jika mati, dia akan menyusul. Pria miliknya adalah pejuang tangguh. Saat Zhu Zhuqing benar-benar memahami karakter Dai Mubai, dia telah memutuskan: air matanya takkan pernah menjadi beban baginya.
Cahaya keemasan berubah kembali menjadi putih, bola-bola cahaya mulai menyebar di sekitar tubuh Dai Mubai.
Cahaya biru-ungu menyurut, berubah kembali menjadi biru. Aliran listrik ular berkumpul membentuk naga kecil biru sepanjang satu meter.
Kemampuan Spirit keempat Macan Bermata Iblis: Hujan Meteor Macan Emas Putih.
Kemampuan Spirit keempat Naga Petir Biru: Serangan Kilat Naga Biru.
Ini adalah benturan terakhir penentu kemenangan, tanpa trik khusus, hanya pertarungan murni kekuatan total.
Di kursi tamu terhormat, Kaisar Xue Ye telah berdiri dengan wajah serius. Jika kaisar berdiri, siapa berani tetap duduk? Seluruh staf akademi dan murid kini berdiri menyaksikan akhir pertandingan. Terlepas dari hasilnya, kewibawaan kedua petarung ini akan terukir dalam ingatan mereka.
Kemampuan Spirit ketiga hampir runtuh. Hanya dengan melancarkan Kemampuan Spirit keempat di saat-saat terakhir inilah kunci kemenangan berada.
Yu Tianxin tahu, Dai Mubai juga tahu. Karena itu, mereka membuat pilihan yang sama. Pada saat inilah mereka melancarkan serangan terakhir sekaligus menentukan kemenangan dalam pertandingan ini.
Ketika White Tiger Fierce Light Wave menghadapi dengan kekuatan dahsyat, Dai Mubai memusatkan Soul Power-nya sementara lawan melakukan serangan bertubi-tubi. Namun saat Hujan Meteor Macan Emas Putih berhadapan dengan serangan naga listrik biru, situasinya justru terbalik.
Ribuan meteor putih melesat keluar, dan saat terbang di udara mereka telah sepenuhnya diwarnai menjadi keemasan.
Naga biru kecil menggerakkan cakar dan taringnya, menyambut meteor yang akan menentukan nasibnya.
Tabrakan dahsyat membuat arena pertandingan bergema dengan suara rintihan, tanah dalam jumlah besar terlempar ke udara akibat kekuatan ledakan yang kuat. Pada detik pertama tabrakan, tak ada yang tahu apakah naga akan menghancurkan meteor atau meteor yang menghancurkan naga. Semua hasil akan terungkap dalam hitungan napas.
Boom boom boom boom boom boom boom boom...
Dentuman tak terhitung membuat debu menyelimuti sosok dua pria berkarisma itu. Di arena pertandingan, awan jamur dari tanah melayang ke angkasa. Gelombang kejut dari Soul Power yang dahsyat memaksa anggota tim akademi yang berada paling dekat dengan arena mengerahkan Soul Power mereka sendiri untuk bertahan.
Bendera Kekaisaran Tian Dou di pinggir arena pertandingan berkibar-kibar keras diterpa kekuatan dampak yang luar biasa ini.
Berakhir, semuanya telah berakhir.
"Saat debu mengendap, saat semua kemegahan musnah. Saat naga dan harimau lenyap bersamaan. Semuanya telah berakhir."
Yang masih berdiri tetap dua orang. Dua pria penuh luka, tak ada yang jatuh. Berdiri di sana, mereka menatap lawannya. Tak bergerak.
Yu Tianxin tersenyum, Dai Mubai juga tersenyum. Senyum keduanya meski kaku, penuh kejujuran.
"Kau kuat. Lebih kuat dari bayanganku. Inikah kekuatan sejatimu? Aku kalah." Meski enggan, tapi harus diakui. Yu Tianxin mengucapkannya dengan tenang.
Dai Mubai berkata datar: "Tidak, kau tidak kalah. Meski pertandingan ini kaulah yang kalah. Tapi hatimu tidak kalah dariku. Kunantikan benturan kita lagi di masa depan."
"Baik." Kata terakhir meluncur dari mulut Yu Tianxin. Seketika, tubuhnya tak terkendali runtuh seperti gunung emas roboh, menghunjam ke tanah. Sisik naga di lengannya pecah berantakan, darah segar menyembur ke segala arah.
Dai Mubai masih tegak berdiri, posturnya kaku tapi tegap. Perlahan ia menoleh, pandangannya pertama tertuju pada Master. Lalu ke Tang San, Ma Hongjun, Oscar dan para rekan. Seolah berkata pada yang lain: Aku menang, Shrek menang.
Mata jahat terakhirnya jatuh pada sosok yang montok dan cantik. Dai Mubai melihatnya yang tersenyum, gunung es itu seolah meleleh. Sesaat kemudian, gunung es yang meleleh telah berubah menjadi bayangan samar yang membesar di hadapannya.
Pandangannya menjadi kabur, seolah terhalang kabut air. Dai Mubai mati-matian berusaha membuka matanya lebar-lebar, ingin melihat jelas sosok yang membesar di hadapannya. Namun, puluhan panah darah tiba-tiba menyembur dari tubuhnya. Tubuh tinggi tegap itu perlahan roboh, tepat jatuh ke pelukan bayangan samar yang tiba-tiba muncul di depannya.
Darah segar mengotori tubuh kedua orang itu. Zhu Zhuqing tidak menangis. Dia tersenyum, meski senyumannya saat ini sama sekali tidak indah dipandang.
Merangkul erat prianya, dia membantu menegakkan kembali tubuhnya. Karena dia tahu, prianya takkan pernah menyerah di medan perang.
Demikianlah. Hampir menanggung seluruh bobot tubuh pria itu, dia melangkah keluar arena selangkah demi selangkah.
Akademi Shrek vs Akademi Leiting. Kemenangan diraih Akademi Shrek. Dua belas kemenangan beruntun.
Meski pertandingan ini telah usai, adegan mengerikan tadi masih membekas di benak semua orang. Bisa dikatakan tak ada pemenang sejati dalam pertandingan ini. Karena kedua pihak yang bertanding masih muda. Masih ada banyak waktu. Persaingan sejati mereka seharusnya adalah siapa yang bisa lebih dulu menyentuh puncak intensitas tersebut.
Pertandingan sepanjang hari berakhir. Tang San menggendong Xiao Wu yang sudah sadar dari koma, sementara Zhu Zhuqing menopang tubuh Dai Mubai. Seluruh rombongan Akademi Shrek bersiap kembali ke perkemahan. Patut dicatat bahwa Zhu Zhuqing menolak bantuan orang lain yang ingin membantunya, bersikeras menopang tubuh Dai Mubai sendirian. Meski tidak menangis atau berkata apapun, mata indahnya yang luar biasa sudah memerah.
"Tang San." Seorang pria menghalangi jalan utama yang harus dilalui rombongan Akademi Shrek.
Ma Hongjun mengerutkan kening, "Ini bagaimana? Kenapa selalu ada orang yang menghadang setiap kali?"
Kali ini yang datang bukan Huo Wu, melainkan pria yang sering datang dengan canda untuk menjalin kedekatan. Kapten tim Akademi Shenfeng, Feng Xiaotian.
Tang San yang menggendong Xiao Wu maju melewati kerumunan, menghadap Feng Xiaotian. Menghadapi pria ini jauh lebih nyaman baginya dibanding menghadapi Huo Wu. "Ada perlu apa?"
Saat babak kualifikasi baru dimulai, Feng Xiaotian sering berkunjung ke area Akademi Shrek. Tapi belakangan ini dia sama sekali tidak lolos.
Feng Xiaotian menarik napas dalam, menahan emosi yang siap meledak di hatinya. "Pengundian baru saja selesai. Besok, kita akan menjadi lawan."
"Oh?" Tang San menatap Feng Xiaotian. Persis seperti prediksi Master, keberuntungan Akademi Shrek tidak baik. Setelah menghadapi Akademi Leiting, kini harus berhadapan dengan pesaing kuat lagi - kemungkinan besar lawan terkuat dalam pertandingan ini selain mereka sendiri.
Feng Xiaotian menatap Tang San, matanya sudah tidak lagi menunjukkan ekspresi bercanda seperti dulu, "Tang San, hari ini kalian baru bertarung dengan Thunder. Aku tidak ingin mengambil keuntungan darimu. Besok, aku akan tampil pertama. Kuharap kau juga yang pertama. Biar kita berdua yang menentukan siapa juara terakhir di babak kualifikasi ini. Jika aku kalah, Akademi Shenfeng akan menyerah secara sukarela."
Tang San tertegun, dari nada bicara Feng Xiaotian, ia jelas mendengar jejak aura serius. Ia tidak mengerti mengapa pria yang dulu sering tersenyum tiba-tiba menjadi begitu kaku. Namun aura yang dipancarkan Feng Xiaotian saat ini terasa agak menekan.
Pandangan semua anggota Akademi Shrek tertuju pada Tang San, tak ada yang bersuara.
Tang San menggelengkan kepala, "Maaf, aku tidak bisa menerima tawaranmu." Satu pertarungan menentukan kemenangan, bagi Akademi Shrek sebenarnya tidak ada kerugian. Dai Mubai yang terluka parah jelas tidak bisa ikut pertandingan besok. Ini kerugian besar bagi Akademi Shrek. Namun Tang San tetap menolak.
"Kau takut?" Sorot mata Feng Xiaotian tiba-tiba berubah penuh provokasi.
"Kami adalah satu tim. Aku tidak bisa menentukan pilihan rekan setim berdasarkan keinginanku sendiri. Aku hanya bisa mewakili diriku sendiri, bukan seluruh Tim Akademi Shrek." Tang San berkata dengan tenang.
Temperamen Feng Xiaotian tiba-tiba meledak, "Tang San, kau pengecut! Aku hanya ingin bertarung secara terhormat denganmu. Seperti pertarungan Dai Mubai dan Yu Tianxin hari ini!"
Melihat mata Feng Xiaotian yang perlahan memerah, meski Tang San tidak tahu mengapa dia berubah seperti ini, dia juga tidak bertanya.
"Setujui saja, Xiao San. Kami percaya padamu." Suara lemah Dai Mubai terdengar. "Berikan dia pertarungan antar pria sejati. Jika tebakanku benar, permintaannya ini pasti terkait dengan Huo Wu itu."
Dalam hal prestasi di medan asmara, seluruh Akademi Shrek mungkin tak ada yang bisa menyaingi Dai Mubai. Sorot matanya yang tajam sudah lama menyadari ketertarikan Feng Xiaotian pada Huo Wu selama pengamatannya belakangan ini. Feng Xiaotian juga baru muncul kembali hari ini setelah menghilang sejak kunjungan Huo Wu ke Tang San waktu itu. Semua ini menjelaskan tindakan Feng Xiaotian hari ini.
