"Baik." Kali ini bahkan Tang San bisa melihat perubahan emosi ayahnya. Meski tetap dalam mode mengajar, senyum samar di wajah Tang Hao berhasil ditangkapnya.
Di usia 16 tahun sudah mencapai level 50 dengan dua Spirit Bone. Sekarang bahkan Ahli Jiwa level 60 belum tentu bisa mengalahkan Tang San.
"Xiao San, teknik melempar pecahan Delapan Tombak Laba-laba di akhir final Kompetisi Elit Akademi Ahli Jiwa itu, apakah itu teknik spirit buatan sendiri-mu?" tiba-tiba Tang Hao bertanya.
Tang San tertegun sejenak, menggaruk kepala, "Bisa dibilang begitu." Dia tak bisa mengaku itu adalah teknik dari dunia lain. Dalam arti tertentu, semua ilmu rahasia Tang Men di dunia ini bisa dianggap sebagai teknik spirit ciptaannya sendiri.
Tang Hao menganggukkan kepala, berkata: \"Teknik-teknikmu itu sangat bagus, jangan sampai terbengkalai. Mulai hari ini, kau akan berlatih Haotian Hammer di bawah air terjun pada malam hari, sedangkan siang hari boleh mengatur sendiri.\"
Tang San tak kuasa menahan diri: \"Ayah, aku sudah mencapai level 50, tidakkah kita harus mencari Cincin Jiwa yang cocok?\"
Tang Hao dengan tenang menjawab: \"Lupa dengan ajaran Master padamu? Salah satu dari Sepuluh Inti Kompetensi yang diajarkannya menyatakan, Ahli Jiwa yang mencapai bottleneck tetap akan terus mengakumulasi Soul Power meski tidak mendapatkan Cincin Jiwa, dan akan terungkap setelah memperolehnya. Saat ini kau tidak perlu bertarung, mengapa terburu-buru mencari Cincin Jiwa?\"
Tang San mengangguk, \"Aku akan menuruti perintah Ayah.\"
Kenaikan Soul Power ke level 50 setara dengan Xuantian Gong yang mencapai tepi tingkatan kelima. Tenaga Dalam yang menguat memungkinkan latihan teknik Senjata Rahasia yang sebelumnya tak bisa dikuasai. Tang San tak pernah melupakan senjata rahasia yang dihabiskannya seumur hidup di kehidupan sebelumnya. Sejak hari itu, sesuai petunjuk Tang Hao, siang hari ia berlatih Xuantian Gong dan Senjata Rahasia, malam hari melatih Haotian Hammer. Proses latihan Xuantian Gong sekaligus menjadi istirahatnya.
Tang San saat ini bagaikan mesin yang diputar kunci, seolah takkan pernah berhenti.
……
Kuil Paus.
\"Kau benar-benar yakin?\" Sang Paus memandang tenang Hu Liena yang berlutut di hadapannya.
Hu Liena mengangguk tegas, \"Yang Mulia, jika aku tidak bisa membuat breakthrough, mungkin tak lama lagi akan tertandingi oleh Tang San. Demi Kuil Wuhun, aku rela mengambil risiko.\"
Ekspresi wajah Paus Bibi Dong menjadi lebih lembut, "Sebenarnya, kamu tidak perlu melakukan ini. Kamu sudah sangat luar biasa. Berlatih di sana, bahkan untukmu, sangat mungkin tidak bisa kembali. Bukankah berlatih di Lembah Kematian seperti Xie Yue dan Yan juga cukup baik?"
Hu Liena menggelengkan kepala, "Tidak, Yang Mulia. Meskipun Lembah Kematian berbahaya, tempat itu tidak benar-benar memberiku sensasi kematian. Saya tahu, Yang Mulia selalu menyuruh Tuan Krisan melindungi kami diam-diam. Tanpa merasakan jejak aura kematian yang sesungguhnya, dengan bakat saya, saya khawatir tidak akan bisa menyaingi Tang San di masa depan."
Bibi Dong tersenyum datar, "Sudah dua tahun berlalu, kamu masih belum bisa melupakan kekalahan itu."
Hu Liena menatap mata sang Paus, "Guru, bukankah Guru pernah berkata, kegagalan adalah ibu dari kesuksesan. Jika saya melupakan kekalahan, melupakan kehinaan, bagaimana saya bisa pantas menerima bimbingan Guru? Saya harap kali ini Guru tidak mengirim siapa pun untuk melindungi saya. Saya pasti akan kembali hidup-hidup."
Saat ini, tidak ada jejak pesona pada wajahnya, yang ada hanyalah keteguhan tiada tara.
Bibi Dong mengulurkan tangan membantu Hu Liena bangkit, "Anakku, di dirimu aku melihat harapan masa depan Kuil Wuhun. Baik, aku setujui permintaanmu. Tapi ingat, kamu harus kembali hidup-hidup. Baik sebagai Paus Kuil Wuhun maupun sebagai gurumu, ini adalah tugas dan syarat yang kuberikan. Mengerti?"
Memandangi mata indah Bibi Dong yang tiada tanding, cahaya tertentu muncul di mata Hu Liena. Dia mengangguk kuat, "Guru, saya akan melakukannya."
Paus Bibi Dong mengangkat tangan, cincin di tangannya bersinar terang. Ketika dia membalikkan telapak tangannya, sebuah tulang kepala putih telah muncul di genggamannya.
"Serap ini terlebih dahulu sebelum pergi."
Hu Liena terkejut, "Guru, ini terlalu berharga."
Ekspresi wajah Bibi Dong menjadi muram, "Barang berharga harus digunakan agar nilainya terlihat. Awalnya Spirit Bone kepala kebijakan hasil konsentrasi spiritual lebih cocok untukmu. Tapi malah jatuh ke tangan Tang San. Kehilangan tiga Spirit Bone merupakan pukulan berat bagi Kuil Wuhun. Tapi dalam hatiku, kalian bertiga lebih berharga dari Spirit Bone. Tulang kepala ini juga cocok untukmu, tak kalah dengan tulang kebijakan itu. Ambillah."
Hu Liena tak lagi berpura-pura. Dengan penuh penghormatan, dia menerima pemberian Paus. Matanya telah berkaca-kaca.
Paus bersuara berat: "Ada satu hal lagi yang harus kuingatkan. Jika kau bertemu Tang San sendirian, jangan sekali-kali bertarung. Meski kekuatanmu di atasnya, entah bagaimana caranya dia bisa menekan kemampuanmu. Kau tak punya kesempatan melawannya. Jangan anggap dia sebagai rival. Orang ini akan kuhabisi cepat atau lambat. Seperti ayahnya dulu. Tanpa menyelesaikan masalah besar Tang Hao yang mengancam ini, rencana kita pasti akan menemui hambatan."
“Ya, Guru.” Hu Liena menundukkan kepala, menjawab dengan penuh hormat. Namun di balik mata besar nan mempesansanya, terpancar kilatan ketidakrelaan.
Dia takkan pernah melupakan momen terakhir ketika Tang San tersenyum lemah sebelum pingsan, melemparkan pecahan Delapan Tombak Laba-laba. Serangan itulah yang membuat mereka kehilangan Spirit Bone dan gelar juara, menjadikan mereka pesakitan Kuil Wuhun.
Tang San, tunggulah! Penghinaan yang kauberikan akan kubalas dengan darahmu.
……
Deru air terjun megah menghempas dari ketinggian, membawa kabut air yang menggumpal.
Dentuman dahsyat terus bergema dari dasar air terjun. Jika ada yang berdiri di tepian, pasti akan ternganga melihat pemandangan aneh ini.
Sepanjang 200 meter ketinggian air terjun, tampak fenomena ganjil. Bagian bawah 50 meter terputus sama sekali. Air yang jatuh terpencar di ketinggian 50 meter, membentuk tirai air raksasa yang mengalir deras dari kejauhan.
Membuat permukaan kolam di bawahnya terus beriak diterpa rintik-rintik air.
Di balik tirai air yang menggantung itu, samar terlihat siluet mirip naga berdiri tepat di bawah air terjun. Tubuhnya berputar tak henti sementara Palu Kecil Hitam Pekat menari-nari di tangannya.
Setiap kali palu dilepaskan, aliran air terjun naik beberapa senti. Ketinggian 50 meter itu terus meningkat.
60 meter, 70 meter, 80 meter, 90 meter. Dalam tirai air, samar-samar terlihat cahaya hitam yang menyeramkan seperti naga hitam yang merangkak naik menyangga air terjun.
Adegan mengerikan terus berlanjut. Saat air terjun terdorong hingga 100 meter, tiba-tiba sosok di bawah air terjun itu berhenti seketika. Semua gerakan berubah menjadi titik akhir, berhenti secara paksa di posisi itu.
Semua cahaya hitam meledak pada momen terkonsentrasi ini.
Boom——
"Naga Hitam" melesat ke langit, air terjun raksasa yang seharusnya jatuh justru tercerai-berai saat itu juga. Air terjun setinggi 200 meter lenyap sepenuhnya dari pandangan seketika. Naga Hitam raksasa itu mengeluarkan dengungan keras, seolah mengaum sekaligus memamerkan keganasan mengerikannya.
Tang Hao berdiri tenang di tepi kolam, menyaksikan pemandangan megah ini dengan ekspresi puas. Membuat air terjun mengalir terbalik hingga lenyap—ia sendiri mengakui, di usia 25 tahun pun ia tak mampu melakukannya.
Tapi putranya berhasil.
'Naga Hitam' yang melesat vertikal itu, dalangnya tak lain adalah Tang San.
Dua tahun telah berlalu. Di tahun kedua masa pelatihan ini, Tang Hao sama sekali belum membawa Tang San untuk memperoleh Cincin Jiwa kelima. Tang San sendiri juga menyadari, pertumbuhan Soul Power-nya jelas melambat.
Atau bisa dikatakan, setelahnya setiap peningkatan level membutuhkan lebih banyak Soul Power. Karena belum mendapatkan Cincin Jiwa kelima, dia tidak tahu sampai level berapa Soul Power-nya sekarang, tapi yang pasti tidak akan melebihi level 53.
Setelah mencapai level 50, bisa naik dua level per tahun sudah termasuk kecepatan yang sangat tinggi.
Setelah mencapai level 70, umumnya ahli jiwa butuh beberapa tahun untuk naik satu level. Ini menunjukkan kesulitan kultivasi di tahap akhir.
Meski di tahun kedua peningkatan Soul Power melambat drastis, Tang San justru di tahun ini sepenuhnya menguasai Haotian Hammer-nya. Walau tanpa cincin jiwa, dengan kendali Soul Power level 50, Haotian Hammer bisa menghasilkan kekuatan serangan yang mengerikan. Adegan ini adalah ledakan akhir dari 81 pukulan Teknik Palu Angin Kacau.
Dalam hal efek bantuan Hunwu, Menara Tujuh Permata tak tertandingi. Dalam hal kekuatan serangan, Pedang Suci Pedang Douluo Chen Xin tak ada tandingannya. Tapi soal keotoriteran, kekuatan fisik, dan ledakan kekuatan, Haotian Hammer pantas menduduki posisi teratas.
Kalau tidak, bagaimana mungkin Sekte Haotian dijuluki sekte nomor satu di Dunia Ahli Jiwa?
Meski tidak memiliki skill dari cincin jiwa tambahan, Haotian Hammer tetap bisa diisi Soul Power. Ia tetap eksis bagai Senjata Dewa.
Dua tahun lalu, sebelum pelatihan khusus dimulai, Tang Hao pernah bertanya pada Tang San: Apa kekurangan terbesarmu?
Saat itu, jawaban Tang San adalah ledakan kekuatan - kurangnya kekuatan serangan yang bisa meledak seketika.
Dan sekarang, masalah ini telah terpecahkan.
Meski Haotian Hammer milik Tang San masih berukuran sama, namun dengan Teknik Palu Angin Kacau—atau lebih tepatnya peningkatan Soul Power yang disuntikkan secara instan oleh Tang San—daya serangan eksplosif yang dihasilkannya kini telah mencapai tingkat yang sangat mengerikan.
