Hu Liena merasa tubuhnya seolah melayang di atas awan. Saat melihat ke bawah, jalur sempit itu sama sekali tak terlihat. Jangkauan pandangannya hanya jurang gelap pekat.
"Apakah dia gila?" Ini satu-satunya pikiran Hu Liena. Tiba-tiba tubuhnya bergetar, Tang San telah kembali menginjakkan kaki di tanah. Kawanan kelelawar darah berkurang lebih dari sepersepuluh. Dengan wajah dingin, Tang San menarik kembali wilayah kekuasaan biru-nya. Kali ini bahkan tak menyisakan sedikitpun di luar tubuh, tetap berjalan cepat ke depan.
Kelelawar darah jelas terganggu oleh aksi Tang San sebelumnya. Meski masih enggan menyerah, saat mengejar kembali mereka menjaga jarak aman dengan Tang San dan Hu Liena, tak berani mendekat sembarangan. Situasi ini membuat keduanya relatif lebih aman.
"Tang Yin, berhenti sebentar. Gantian aku yang menggendongmu untuk melanjutkan perjalanan. Dengan begitu kau bisa lebih leluasa menghadapi kelelawar-kelelawar itu. Kerja sama tim bergantian akan meminimalisir konsumsi energi." Meski nyaman digendong Tang San, Hu Liena tahu bahwa dengan kelelawar darah yang terus membuntuti, keduanya harus tetap fokus. Jika Tang San terlalu kelelahan, perjalanan selanjutnya akan semakin sulit.
“Baik.” Tang San juga tidak sungkan dengan Hu Liena. Meski konsumsi energinya saat ini belum besar, namun mengingat ini kerja sama tim, mereka harus saling melengkapi. Musuh saat ini lebih cocok ditangani Tang San, sementara tugas perjalanan jelas lebih tepat diserahkan pada Hu Liena.
Melompat, lalu mendarat. Hati Hu Liena juga mengalami proses mengangkat dan menurun.
Posisi kedua orang itu bertukar. Hu Liena meniru gerakan Tang San sebelumnya, melengkungkan punggung untuk menopang tubuh Tang San sambil berjalan cepat ke depan.
Saat ini, karena kelelawar darah tidak berani mendekat, pengaruh tenaga angin dari sayap mereka pun otomatis berkurang. Tang San kemudian menyimpan Haotian Hammer-nya. Jika tidak, Hu Liena yang menggendong berat tambahan hammer tersebut mungkin tidak akan bertahan lama sebelum kelelahan.
Seperti penilaian Tang San, udara di sekitar mulai memanas secara bertahap dengan suhu yang terus meningkat. Meski kelelawar darah di belakang merupakan ancaman, uap panas yang terus mengepul dari jurang di kedua sisi justru lebih mengkhawatirkan bagi Tang San dan Hu Liena.
“Cuit-cuit.” Seekor kelelawar darah berukuran besar tiba-tiba bersuara, diikuti lengkingan tajam dari seluruh kelelawar darah yang tersisa. Suara mereka sangat menusuk telinga, membuat Tang San mengerutkan kening.
Pada saat itulah, ia tiba-tiba merasakan langkah Hu Liena di belakangnya mulai melambat, lalu berhenti sepenuhnya.
“Kita mungkin dalam masalah.” Hu Liena berkata dengan suara berat. Sambil meluruskan pinggangnya, membuat kaki Tang San menyentuh tanah.
Tang San cepat-cepat melepaskan tali yang diikatkan di pinggang Hu Liena, lalu berbalik melihat ke depan. Napasnya langsung tersedak kaget.
Tepat di depan jalur sempit mereka, di bawah jalan setapak itu, tergantung terbalik makhluk berukuran raksasa. Dibayangi cahaya kemerahan di sekitarnya, tubuhnya memancarkan kilau emas gelap.
Panjang tubuh makhluk itu sekitar empat meter lebih, dua cakar raksasa mencengkeram jalan setapak. Setiap cakar berdiameter lebih dari satu meter. Tajamnya menusuk batu.
Dalam riuh teriakan kelelawar darah, tubuh emas gelap itu perlahan membentangkan sepasang sayap raksasa. Rentang sayap mengerikannya mencapai 10 meter. Cakarnya tiba-tiba melepaskan genggaman, tubuh besar itu terbang dengan kibasan sayap. Ternyata seekor kelelawar raksasa luar biasa.
Seluruh tubuhnya berwarna emas gelap, yang paling mengerikan adalah ia memiliki tiga kepala. Semua kelelawar darah berhamburan di udara, berkumpul di belakang kelelawar tiga kepala emas gelap raksasa itu.
Tang San bergumam: "Setelah mengalahkan anak buah, rupanya sang pemimpin muncul."
Haotian Hammer muncul kembali, Hu Liena mengeluarkan pedang pendek ganda. Keduanya berdiri diam, terus mengatur Soul Power melalui tarikan napas dalam-dalam.
"Kelelawar Tiga Kepala Emas Gelap di tengah mengeluarkan suara lengkingan, membentangkan sayap mengerikannya, lalu tiba-tiba menerjang Tang San dan Hu Liena.
Tubuh besarnya belum sampai, aura kekuatan luar biasa yang tak tertandingi sudah menyergap, angin kencang menakutkan melebihi gabungan semua kelelawar merah darah sebelumnya.
Tang San segera menyimpulkan bahwa kekuatan Kelelawar Tiga Kepala Emas Gelap ini jelas melebihi Binatang Roh 10.000 tahun biasa.
Jika bisa menggunakan Kemampuan Spirit, kerja sama mereka berdua seharusnya cukup untuk mengalahkannya, tapi sekarang mereka tak bisa menggunakan skill sama sekali.
Menghadapi makhluk terbang besar seperti ini di medan seperti sekarang, jelas sangat merugikan.
"Hati-hati!" Hu Liena berkata cepat. Dia menyimpan satu belati, tangan kosongnya memegang ujung tali dari baju mereka, sementara Tang San melakukan hal serupa.
Keduanya paham, untuk melawan musuh mengerikan ini dibutuhkan kerja sama tim yang hampir sempurna untuk bisa menang.
Kilauan Biru memancar dari tubuh Tang San. Saat ini, dia tahu tak boleh ada yang ditahan. Cahaya biru itu seketika menyebar di wilayah berdiameter 100 meter.
Dengan bantuan wilayah kekuasaan biru ini, semangat Hu Liena langsung bangkit. Sorot matanya menjadi tajam, gerakan kepala lembut mengubah rambut panjangnya dari hitam menjadi merah menyala yang terurai di dadanya.
Mata memancarkan sinar merah muda, menatap ke arah kelelawar berkepala tiga Emas Gelap di udara.
Kelelawar berkepala tiga Emas Gelap yang sedang terbang menukik tiba-tiba bergoyang tubuhnya saat bertatapan dengan mata Hu Liena. Kecepatannya jelas berkurang. Seketika, ia telah memasuki wilayah kekuasaan biru milik Tang San.
Terpengaruh wilayah kekuasaan biru, guncangan tubuh kelelawar berkepala tiga Emas Gelap semakin hebat, namun tidak kehilangan kendali seperti anak buahnya. Malah mengeluarkan lengkingan, gelombang merah tua menyebar dari kepalanya, menyelimuti Tang San dan Hu Liena.
Pinggang Hu Liena terasa kencang, telah dipegang kedua tangan Tang San. Seketika, tubuhnya terlempar ke belakang. Tang San melompat mengikuti tubuh yang terlempar sambil melemparkan Haotian Hammer ke arah kelelawar berkepala tiga Emas Gelap.
Boom--, dua ledakan dahsyat bergema bersamaan.
Kekhawatiran terbesar Tang San dan Hu Liena terjadi. Gelombang merah tua yang dilepaskan kelelawar itu menghancurkan jalan setapak sepanjang 5 meter tempat mereka berdiri sebelumnya. Reruntuhan beterbangan ke jurang.
Meski tak tahu bagaimana jalan sempit ini terbentuk, sejak tiba mereka tak punya jalan mundur. Jika jalan ini hancur berlebihan, mereka takkan bisa keluar dari sini selamanya.
Namun, sementara bagian jalan sempit di bawah kaki mereka hancur, Haotian Hammer milik Tang San juga menghantam tepat di kepala tengah kelelawar tiga kepala emas gelap itu. Apa kekuatan Haotian Hammer? Meski tubuh kelelawar tiga kepala emas gelap sangat tangguh, di hadapan daya penghancur mengerikan itu, kepala tengahnya langsung hancur berkeping-keping. Dengan suara melengking, ia terbang mundur sambil mengepakkan sayap.
Hu Liena menginjak tanah kokoh, tubuhnya bergoyang sebelum akhirnya bisa berdiri tegak. Wajahnya pucat melihat jalan sempit di depan yang telah hancur.
"Ia menghancurkan jalan kita, bagaimana ini?" seru Hu Liena dengan suara rendah.
"Serbu!" Tang San mengambil keputusan cepat dan langsung berlari ke depan. Hu Liena tak berani lamban, segera mengikutinya. Namun saat itu, Tang San terkejut menemukan bahwa setelah kelelawar tiga kepala emas gelap itu kembali ke kubu anak buahnya, ia menelan tiga anak buahnya. Kepala tengahnya ternyata tumbuh kembali.
Saat itu, Tang San dan Hu Liena melompat secara berurutan ke arah jalan sempit seberang yang berjarak 5 meter. Hanya dengan mencapai seberang, mereka bisa melanjutkan perjalanan, dan kerusakan sebelumnya secara alami akan hilang.
Namun, mereka jelas meremehkan kecerdasan kelelawar tiga kepala berwarna emas gelap itu. Gelombang merah tua kembali dilepaskan, kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Bukan ditujukan untuk menyerang Tang San dan Hu Liena, melainkan langsung menghantam titik pijakan yang akan mereka injak.
Di saat kritis, Tang San tetap tenang. Sebagai Soul Master tipe pengendali, menjaga ketenangan adalah kualitas wajibnya. Dengan menarik tali di tangan sekuat tenaga, ia melemparkan Hu Liena ke udara dengan mengorbankan dirinya yang terjatuh lebih cepat.
Boom! Jalan sempit di depan mereka kembali patah setidaknya 10 meter lebih. Hu Liena yang terlempar masih berjarak sekitar tiga meter dari jalan sempit, mustahil untuk bergerak maju.
Saat ini, pandangan Tang San tidak tertuju pada kelelawar tiga kepala emas gelap itu, melainkan sepenuhnya pada Hu Liena. Ia menunggu pilihan gadis itu, sekaligus memastikan apakah bisa mempercayai rekan sementaranya di perjalanan Jalan Neraka selanjutnya.
Kini Hu Liena hanya punya dua pilihan: melepaskan tali di tangannya untuk mendarat di jalan sempit seberang dengan momentum lemparan Tang San, atau terjatuh bersama ke jurang.
Jika ini Hu Liena dari masa lalu, ia pasti memilih opsi pertama tanpa ragu. Tapi entah mengapa, kini ada sesuatu yang tersangkut di hatinya. Tali di genggamannya tak kunjung dilepas.
Saat ini, kekuatan sebenarnya Hu Liena pun terlihat. Tubuh lembutnya berputar kencang di udara, ekor rubah merah menyala yang besar terhempas dari pantatnya, bulu panjang di ekornya langsung memanjang, ekor tersebut bahkan memanjang hingga tiga meter, di ujung ekor, duri dengan ketajaman luar biasa tiba-tiba menonjol, menusuk keras tepi jalan sempit di sisi seberang.
Sementara itu, Hu Liena sendiri tidak terburu-buru naik ke darat. Melainkan menarik tali sekuat tenaga, melemparkan Tang San dengan keras ke udara.
