Cahaya merah menyala bergetar hebat di jalan sempit, bahkan mengeluarkan suara retak seperti pembakaran batu. Yang lebih mengerikan, cahaya merah ini diselimuti kabut merah tipis yang pasti mengandung racun mematikan.
Menarik napas dalam, Haotian Hammer muncul di udara. Tang San menyipitkan mata, kaki kanannya melangkah cepat setengah langkah ke depan, kaki kiri ditekuk seperti posisi berjongkok. Haotian Hammer di tangannya meluncur dari telapak tangan, menyusuri tanah dengan gesit.
Saat Haotian Hammer bertemu cahaya merah menyala, pola merah seketika terbentuk di permukaannya. Bagaimana pembersih jalan, ia mendorong balik cahaya merah itu. Di mana pun ia lewati, nyala api langsung lenyap. Dengan kecepatan luar biasa, senjata itu menyusur jalan sempit dan menghantam langsung ke arah ular aneh tersebut.
Adegan aneh pun terjadi. Ular aneh itu tidak bertabrakan langsung dengan Haotian Hammer. Saat Haotian Hammer hampir menghantamnya, tubuh bagian atas ular itu tiba-tiba melengkung dan terjatuh dari jalan sempit ke jurang di samping. Tepat setelah Haotian Hammer melewati posisi awalnya, kepalanya kembali melilit jalan sempit. Tubuh bagian belakangnya mengulangi proses yang sama, berhasil menghindari serangan Haotian Hammer.
Meski api telah padam, kabut beraroma manis-amis yang penuh racun telah menyebar ke segala penjuru.
"Butiran beras kecil, berani memancarkan sinar?" Tang San mendengus sinis. Sebuah kantong kulit besar muncul di tangannya. Dengan gerakan pergelangan tangan, kantong itu melesat ke pusat kabut racun. Tangan satunya melemparkan Bubuk Kuning yang telah disiapkan. Di udara, energi dalam yang ditanamkan Tang San meledakkan bubuk itu menjadi partikel halus yang beterbangan. Sebagian menghantam kantong kulit.
Seketika, cairan alkohol menyembur deras, bercampur dengan serbuk Bubuk Kuning yang hancur, membentuk tirai alkohol Bubuk Kuning.
Dulu, metode serupa pernah digunakan Tang San untuk menetralisir Kemampuan Spirit beracun mematikan cucu perempuan Tuan Bergelar Racun, Dugu Yan. Meski ular aneh ini jauh lebih kuat dari Dugu Yan, pada dasarnya ia tetaplah seekor ular.
Asalkan itu racun ular, pasti akan ditekan oleh xionghuang. Meski belum tentu bisa menjadi penawar, tapi cara menghalangi seperti yang dilakukan Tang San sekarang ini sepenuhnya efektif.
Benar saja, di mana pun tirai air itu melewati, kabut racun merah langsung lenyap seketika.
Bahkan sedikit anggur xionghuang tumpah di tubuh ular aneh itu.
Tapi yang mengejutkan Tang San, ular aneh itu sepertinya tidak bereaksi sama sekali, seolah tidak terluka. Namun tubuh besarnya tiba-tiba melesat cepat, menerjang ke arah Tang San dan Hu Liena.
Haotian Hammer muncul kembali di tangan Tang San. Ia tiba-tiba melepas tali di pinggangnya, mengubah pegangan satu tangan pada Haotian Hammer menjadi dua tangan, dan berkata dengan suara berat: "Jangan bergerak dari tempatmu."
Setelah mengucapkan itu, tubuh Tang San sudah melesat ke depan menyongsong ular aneh itu. Tapi ia hanya melangkah tiga kali. Saat langkah ketiga diayunkan, kedua tangan yang memegang Haotian Hammer mengayun, tubuhnya berputar setengah, dan sebuah pukulan Boom meledak.
Anehnya, pukulan ini tidak diarahkan ke ular raksasa yang mendekat cepat, tapi dari bawah ke atas, menghantam udara.
Kemudian, Hu Liena yang tetap berdiri di tempatnya menyaksikan pemandangan aneh.
Cahaya hitam pekat memancar dari Haotian Hammer milik Tang San. Tubuh Tang San berputar cepat seperti gasing yang tiba-tiba dipercepat. Dia hanya bisa melihat samar-samar bahwa setiap putaran Tang San, Haotian Hammer di tangannya menghantamkan satu pukulan (Boom), sementara semangat yang meledak dari tubuhnya meningkat secara eksponensial.
Seperti pusaran hitam raksasa yang terus melebar.
Yang paling dikagumi Hu Liena adalah dalam putaran secepat itu, keseimbangan Tang San sama sekali tidak goyah, kakinya selalu menapak di jalan sempit. Bagaimana mungkin dia tahu? Dahulu saat berlatih dengan hammer, Tang San berdiri di batu bulat licin sambil menahan derasnya air terjun setinggi 200 meter yang terus-menerus mengalir. Dibandingkan dengan kondisi saat itu, jalan sempit yang bisa diinjak sekarang sudah jauh lebih baik.
Bagaimana mungkin keseimbangannya goyah? Dulu di atas batu bulat, setiap putaran Tang San harus menginjak titik yang sama dengan kekuatan yang sama persis.
Tubuh ular aneh itu dengan cepat mendekat. Tiba-tiba, ia mengulang trik lamanya, bagian atas tubuhnya kembali menjulur keluar dari jalan sempit. Tampaknya ia ingin melewati Tang San. Dengan kemampuan menghindar dari Haotian Hammer yang ditunjukkannya sebelumnya, jelas ini bisa dilakukan.
Sepertinya ular itu sudah merasakan jejak aura mengerikan dari Haotian Hammer, dan memilih untuk menyerang Hu Liena terlebih dahulu.
Pedang pendek dipegang di depan dada, Hu Liena berdiri dengan kaki bersilang, ujung kaki menghadap arah berbeda, siap menyambut serangan.
Namun, yang membuatnya terkejut adalah ular aneh itu tidak berhasil melewati tubuh Tang San seperti yang diharapkan.
Saat tubuh besarnya berayun di jalan sempit dan mencoba meluncur di bawah kaki Tang San, tiba-tiba kekuatan dahsyat menarik tubuhnya kembali ke atas jalan sempit. Tubuh sepanjang lebih dari sepuluh meter itu terlempar ke udara dan terpental mundur oleh aliran energi tersebut.
Perlu diketahui, tubuh ular aneh ini sebesar tong air. Berapa berat tubuh sebesar itu?
Tidak hanya itu, kekuatannya sendiri juga sangat menakutkan. Hanya dari tekanan aura-nya saja sudah bisa dirasakan bahwa ia jauh lebih kuat dari Raja Kelelawar Tiga Kepala Emas Gelap sebelumnya.
Meski demikian, ular itu tetap tidak bisa mengambil keuntungan dari Tang San, malah terpental oleh cahaya hitam misterius.
Dari mana Tang San mendapatkan kekuatan seperti itu?
Hu Liena menatap penuh keraguan ke arah pria yang berada tak jauh di depannya.
Dia menyadari aliran energi yang sebelumnya muncul di sekitar tubuh Tang San telah menghilang. Meski cahaya hitam di sekelilingnya semakin pekat, yang aneh adalah sama sekali tidak terasa getaran Soul Power.
Ular itu jelas marah. Alih-alih mencoba melewati Tang San lagi, ia mengayunkan tubuh besarnya dan memutar arah. Ekor ular sepanjang tiga meter menyambar ke arah jalan sempit satu meter di depan Tang San - bukan ke tubuhnya. Rupanya ia berusaha mengganggu keseimbangan yang dipertahankan Tang San dengan cara ini.
Namun, area jangkauan cahaya hitam di tangan Tang San ternyata lebih luas dari yang dibayangkannya. Ekor ular yang terpotong itu belum sempat jatuh sudah kembali tergulung, kali ini bahkan melempar seluruh tubuh ular raksasa ke udara. Andai saja tidak segera membelitkan ekornya ke jalan sempit, mungkin sudah terjatuh.
Di balik mata merah-emas itu akhirnya terpancar emosi ketakutan, sementara sembilan tumor merah-emas di punggung ular raksasa semakin berpendar terang.
Gua gua, gua gua! Sepertinya ia sedang mengeluarkan suara kemarahan.
Tubuhnya melengkung di atas jalan sempit, sembilan tumor sepenuhnya menghadap ke arah Tang San.
Tiba-tiba, sembilan tumor itu pecah bersamaan. Sembilan cairan merah-emas menyembur deras ke udara, tidak langsung menuju sasaran melainkan membentuk busur di atas posisi Tang San. Saat hendak mencapai wajahnya, cairan-cairan itu tiba-tiba berhenti sejenak. Semua cairan menyusut bersatu membentuk bola kecil sebesar kepalan tangan berwarna merah-emas, lalu menghujam ke bawah menuju Tang San.
Persis di saat itu, Tang San yang terus berputar tiba-tiba berhenti. Perubahan dari gerakan ekstrem menjadi diam total terasa sangat mistis. Saat berhenti, kedua tangannya tetap memegang Haotian Hammer dalam posisi miring ke depan.
Pemandangan menyeramkan terbentang di depan mata Hu Liena, seolah ia melihat naga hitam raksasa bangkit dari Haotian Hammer. Seketika, naga hitam itu menghantam bola merah-emas dengan Boom, membuat bola yang semula hendak jatuh itu gemetar hebat seakan sedang berjuang.
Namun, perjuangannya hanya bertahan sekejap, di detik berikutnya sudah melesat ke angkasa.
Cahaya hitam yang memancar dari Haotian Hammer tidak berhenti, meluncur ke arah diagonal depan dengan sudut agak menukik, menyusuri tepi jalan sempit.
Kali ini, ular raksasa itu tak mungkin lagi menghindar, karena panjang cahaya hitam yang meledak telah jauh melebihi panjang tubuhnya.
Chi——
Kilatan cahaya hitam lenyap seketika. Tubuh ular raksasa itu tiba-tiba membeku, sementara cahaya hitam telah menghilang dalam kesunyian gelap, tanpa meninggalkan gema suara dahsyat.
Hingga saat ini Hu Liena masih belum memahami apa yang terjadi. Ia hanya melihat Tang San menarik napas dalam-dalam, seluruh tubuhnya perlahan tenang, dan segera menyimpan Haotian Hammer.
Tepat ketika Hu Liena hendak menawarkan bantuan pada Tang San. Tiba-tiba ia menyaksikan pemandangan yang jauh lebih mengerikan.
Ular raksasa yang sebelumnya memancarkan semangat dahsyat, seakan hendak menghancurkan mereka sepenuhnya, kini telah berubah.
Tubuhnya yang besar, bagian yang berada di atas jalan sempit itu perlahan-lenap menghilang, berubah menjadi serbuk halus yang berjatuhan. Sementara bagian bawah tubuhnya yang kehilangan penyangga atas terputus menjadi beberapa bagian dan jatuh ke jurang.
"Kau... bagaimana kau melakukannya?" Meski tahu seharusnya tidak mencampuri privasi Tang San, Hu Liena tak kuasa menahan diri dan tetap bertanya.
Tang San tidak menoleh, hanya berkata dingin: "Sekte Haotian, Rambang Angin, Sembilan Sembilan Kembali ke Satu."
Mengangkat kepala, cahaya biru tua memancar dari matanya sambil menatap ke atas.
Seberkas cahaya merah-emas jatuh dari langit. Tang San menggerakkan tangan kanannya, dan bola cahaya merah-emas itu tertarik oleh daya hisap tak kasat mata lalu mendarap di telapak tangannya.
Ternyata itu adalah butiran merah-emas yang mengeras dari cairan yang ditembakkan sembilan tumor ular aneh tadi.
"Hati-hati! Mungkin ada racun." Hu Liena belum sempat mencerna kata-kata Tang San, langsung memperingatkan dengan panik.
