Yang lebih mengejutkan, pemuda itu justru memberinya perasaan familiar. Entah mengapa, bukan karena jejak aura, melainkan intuisi alamiah.
Setelah bertanya sekilas pada bangsawan sekitar tentang pemuda berbaju putih namun tak mendapat jawaban, Xue Qinghe semakin yakin untuk menjalin hubungan dengan pemuda ini. Bukan demi adik yang memohon padanya kemarin, melainkan untuk talenta yang mungkin menjadi pilar kerajaan di masa depan.
Tang San dengan tenang memetik kecapi, hatinya sangat hening, mencerminkan ketenangan yang terpancar dari penampilannya.
Satu tahun telah berlalu, tahun lalu bagaimana mungkin ia membayangkan dirinya akan bermain alat musik di depan yang lain. Saat pertama kali belajar dari bibinya, hatinya dipenuhi keraguan.
Namun, seiring berjalannya waktu satu bulan. Tang San baru menyadari, jalan yang ditunjukkan ayahnya ternyata begitu tepat.
Berlatih di Kota Membunuh adalah untuk melatih hati. Di Paviliun Bulan juga demikian.
Saat ia perlahan merenungkan segala yang terjadi dalam empat tahun terakhir, serta seluruh proses pertumbuhannya di sini. Ia menemukan jiwanya begitu lelah.
Satu tahun ini membuat raga dan jiwanya mendapat istirahat terbaik. Meski tak sengaja berlatih, semua yang dipelajari selama bertahun-tahun justru menyatu dalam ketenangan ini. Bahkan pertahanan terakhir Delapan Meridian Ajaib, Meridian Du, mulai perlahan melonggar.
Level 57, ini adalah level Soul Power Tang San saat ini.
Lima tahun, dari Level 42-43 meningkat ke Level 57 dengan rata-rata tiga level per tahun. Secara sekilas terdengar tidak sebanding dengan kecepatan kultivasinya selama dua tahun lebih di Akademi Shrek. Namun sebenarnya, setelah melewati Level 40, berapa besar Soul Power yang diperlukan untuk setiap peningkatan level?
Di usia 20 tahun dengan Level 57, Tang San jelas-jelas telah melampaui rasio emas Kuil Wuhun. Yang terpenting, kini dia bukan lagi Tang San yang hanya mengandalkan berbagai skill dan perlu mengendalikan.
Melainkan Tang San yang telah menyatukan semua kemampuannya, melangkahkan kaki ke tahap paling krusial dalam proses menjadi ahli.
Dari sorot mata penuh kekaguman yang tak lagi disembunyikan Bibi dalam beberapa bulan terakhir, Tang San tahu waktunya hampir tiba untuk pergi. Hanya dengan memikirkan akan bertemu Ayah, hatinya yang tenang mulai bergejolak.
Terhadap kebenaran yang masih samar ini, dia telah menunggu terlalu lama. Meski sudah memiliki beberapa dugaan, tapi tanpa mendengar langsung dari Ayah, bagaimana bisa memastikannya?
Tang San tahu jalan di depannya masih panjang, namun tahun di Yuexheng ini jelas menjadi stasiun transit hidupnya. Dia telah melewati masa remaja, ulang tahun ke-20 segera tiba - kedewasaan.
Upacara kelulusan berjalan lancar. Setiap siswa menerima sertifikat kelulusan langsung dari Pemimpin Yuexheng Tang Yuehua, lalu berpelukan gembira dengan keluarga.
Saat Tang Yuehua menyelesaikan semua proses, tugas Tang San hari ini pun selesai. Dia mendekati Tang San, "Penampilanmu hari ini bagus, konsisten antara lahir dan batin."
Tang San tersenyum tipis, mengusap senar kecapi dengan lembut hingga nada terakhir menghilang, "Terima kasih."
Tiba-tiba suara jernang terdengar, "Bibi Yuehua, bisakah Anda memperkenalkan pada saya?"
Tang Yuehua menoleh dan melihat Putra Mahkota Xue Qinghe yang mengenakan pakaian kasual mendekat ditemani Xue Ke, lulusan baru yang anggun.
Ia tentu sudah lama mengetahui identitas Xue Ke seperti kebanyakan siswa. Ia juga memperhatikan perlakuan khusus Xue Ke terhadap Tang San. Bahkan ketika Tang San mengambil alih jatah tampilnya, sang putri tak menunjukkan ketidaksenangan.
"Yang Mulia Putra Mahkota." Tang Yuehua memberi hormat ringan.
Xue Qinghe segera membalas hormat, "Bibi Yuehua, tak perlu demikian. Hamba tidak pantas menerimanya."
Tang Yuehua terkekeh, "Jangan selalu memanggilku bibi, apakah aku sudah sangat tua?"
Xue Ke di sampingnya menyela dengan lincah, "Guru tentu tidak tua, Anda seperti kakak perempuan saya."
Tang Yuehua tersenyum, "Kau memang pandai berbasa-basi." Sambil berkata demikian, ia menggeser posisi agar saudara Xue Qinghe bisa melihat Tang San dengan jelas, "Aku perkenalkan, ini keponakanku Tang Yin (Perak)."
Mendengar kata "keponakan", cahaya tajam sekilas muncul di mata Xue Qinghe. Tang San diam-diam mengobservasi pangeran yang pernah memberinya kesan baik ini.
Setelah lima tahun tak bertemu, sang putra mahkota terlihat lebih matang. Wajahnya tak banyak berubah, namun aura elegan yang terkendali tetap memancarkan kesan menyenangkan.
"Gerak-geriknya agak mirip dengan Ning Fengzhi, tidak tahu apakah ini sengaja ditirukannya."
"Tapi dari perubahan ekspresinya setelah mendengar perkenalan dari bibiku, sepertinya dia tahu identitas asli bibiku. Dan bibi juga tidak berusaha menyembunyikan identitasku, mungkin sangat mempercayai Yang Mulia Putra Mahkota ini."
"Secara lahiriah tetap tenang, tapi Tang San sudah menganalisis banyak hal dalam pikirannya. Ia merenungkan apakah harus membuka identitasnya pada Putra Mahkota ini."
"Pikiran ini hanya melintas sebentar, segera ditepis oleh Tang San. Dia tahu, meski Xue Qinghe layak dipercaya, sekarang belum saatnya. Dia perlu berkonsultasi dengan ayah untuk mengonfirmasi tebakannya. Jika nanti benar-benar perlu bantuan kekuatan Putra Mahkota ini, baru membuka diri pun tidak terlambat. Lagi pula penampilannya sekarang mustahil dikenali."
"Xue Qinghe juga sedang mengobservasi Tang San. Dari dekat, ia semakin terpikat oleh aura tenang dan elegan yang dipancarkan Tang San, terutama setelah mendengar Tang Yuehua menyebutnya sebagai keponakannya. Sebagai Putra Mahkota, seperti yang dinilai Tang San, dia termasuk segelintir orang yang tahu identitas asli Tang Yuehua. Gosip luar tentang hubungan Tang Yuehua dengan Kaisar Xue Ye hanyalah lelucon belaka."
""Tang Yin, ini adalah Putra Mahkota Kekaisaran Tian Dou saat ini, Yang Mulia Xue Qinghe."" Tang Yuehua juga memperkenalkan Tang San.
Tang San tersenyum ramah memberi hormat kepada Xue Qinghe, "Salammu, Yang Mulia Putra Mahkota." Kepada Xue Ke di sampingnya, ia cukup mengangguk santun. Sebagai mantan teman sekelas, formalitas berlebihan tak diperlukan.
Jika ini adalah Tang San dari dulu, pasti tidak akan bersikap ramah pada Xue Ke yang terus berusaha mendekatinya. Tapi setelah setahun menerima ajaran Bibi, dia telah memahami cara mengubur emosi sejatinya dalam-dalam.
Xue Qinghe tersenyum, "Sejak lama mendengar adikku bilang Yuexuan melahirkan lagi seorang pemuda berbakat. Hari ini bertemu, benar-benar sesuai reputasi. Saudara Tang Yin, sempatkanlah kita bersantai bersama suatu waktu."
Sebagai Putra Mahkota namun menggunakan bahasa rakyat biasa untuk berkomunikasi dengan Tang San, Xue Qinghe benar-benar menjalankan ritual menghormati bawahan. Xue Ke di samping tak tahan berkomentar, "Kakak, nanti ajak aku juga. Aku masih ingin berkonsultasi dengan Tang Yin tentang pengetahuan harpa."
Xue Qinghe tertawa, "Jika Saudara Tang Yin tidak keberatan, aku juga tidak." Kalimat sederhana ini sepenuhnya menunjukkan rasa hormatnya pada Tang San. Tak diragukan mudah mendapatkan poin.
Tang San tetap tersenyum, "Sayangnya Yang Mulia Putra Mahkota akan kecewa. Baru lulus, aku harus pergi jauh. Jika berjodoh, setelah kembali pasti akan mengunjungi pintumu."
Xue Qinghe tertegun sejenak. Dia tak menyangka Tang San akan menolaknya tanpa ragu-ragu dalam situasi ini. Tapi saat bertatapan dengan mata tulus Tang San, segera menyadari ini bukanlah alasan mengada-ada, melainkan benar-benar ada urusan.
Tersenyum tipis, Xue Qinghe berkata, "Kalau begitu aku akan menunggumu kembali. Tak akan mengganggu lagi, adik, kita harus pulang." Sambil berkata demikian, Xue Qinghe mengangkat tangan ke arah Tang San untuk berjabat tangan - etiket paling sederhana dan kasual di kalangan bangsawan.
Tang San mengangkat tangan menjabat Xue Qinghe. Seketika, aliran Soul Power yang lembut mengalir dari telapak tangan Xue Qinghe. Hati Tang San berdebar, dari aliran energi spiritual lawan ini terlihat jelas kekuatan Yang Mulia Putra Mahkota ini sama sekali tidak lemah! Dalam ingatannya sebelumnya, ia belum pernah melihat Xue Qinghe bertindak.
Jika Tang San hanya terkejut ringan, maka Xue Qinghe benar-benar syok. Energi spiritual yang ia salurkan ke tangan Tang San sangat halus, bahkan jika Tang San bukan Ahli Jiwa, pasti tidak akan melukainya. Tapi ia terkejut menemukan bahwa Soul Power yang dimasukkannya ke tubuh Tang San lenyap tanpa jejak.
Tidak ada perlawanan maupun sensasi lain yang dirasakan. Seolah-olah energi spiritual itu masuk ke tubuh Tang San lalu terputus hubungan dengannya sama sekali.
Bagaimana dia melakukannya? Pemuda ini benar-benar anggota garis keturunan langsung Sekte Haotian, dan pastinya termasuk elit yang luar biasa. Itulah pikiran pertama Xue Qinghe. Tentu saja ia tak akan menguji Tang San lagi, dengan natural melepaskan jabatan tangan lalu pergi sambil menggandeng adik perempuannya dengan senyuman.
Saat Xue Ke pergi, cahaya kerinduan masih terpancar dari matanya yang besar. Jika saja dia tidak mengetahui status rakyat biasa Tang San sejak awal, mungkin dia akan mengungkapkan cintanya tanpa ragu. Di usianya yang muda, siapa gadis yang tidak menyukai pemuda tampan dan berkarisma sempurna seperti dia?
Setelah tamu pergi, Tang Yuehua memandangi Tang San yang sedang merapikan harpa sambil tertawa kecil, "Sepertinya Nak Xue Ke benar-benar jatuh cinta padamu. Kemarin dia bertanya padaku, gelar bangsawan apa yang harus dimiliki seorang rakyat biasa untuk menikahi putri. Jelas dia sedang membicarakanmu."
Menatap senyum genit bibinya, Tang San menghela napas, "Bibi, Anda tahu aku belum mau memikirkan hal-hal seperti ini sekarang."
Tang Yuehua tersenyum, "Apakah kamu sudah punya kekasih?"
Tang San ragu sejenak, lalu mengangguk.
Tang Yuehua memandangnya dengan heran, "Astaga, kamu memang terlalu cepat dewasa. Aku ingat kamu bilang mulai berlatih dengan ayahmu sejak usia 14 tahun. Apakah kekasihmu itu orang yang kamu kenal sebelum itu?"
