Sebenarnya, meski Tang San terkejut, kekagetan Bai He tidak kalah besar. Saat ini Tang San tidak menggunakan Hunwu, namun penggunaan teleportasi instan yang tak henti ini membuat Bai Her terperangah. Ia menyadari teleportasi Tang San bukan berasal dari teknik Cincin Jiwa, pastilah berasal dari Spirit Bone. Pemuda pemilik Spirit Bone. Bahkan dengan skill teleportasi instan tanpa jeda yang premium. Bai He hanya berharap, melalui pengejaran tanpa henti ini bisa mengonsumsi Soul Power Tang San hingga ia tak mampu lagi mempertahankan penggunaan skill Spirit Bone.
Dupa terus terbakar cepat, dalam kilatan dua bayangan, seperempat batang telah habis dalam sekejap. Dalam waktu singkat ini, Tang San telah melakukan teleportasi hampir seratus kali. Membuktikan betapa dahsyatnya kecepatan pengejaran Bai He.
Bai He merasa kecewa, Tang San terus melakukan teleportasi instan tanpa tanda-tanda kehabisan Soul Power. Bagaimana mungkin dia tahu, Spirit Bone yang digunakan Tang San untuk teleportasi instan ini memiliki level 100.000 tahun. Spirit Bone dan Cincin Jiwa 100.000 tahun tidak mengonsumsi banyak energi spiritual untuk menghasilkan Kemampuan Spirit kuat, melainkan hanya membutuhkan Soul Power minimal untuk efek luar biasa. Inilah keunggulan utama Cincin Jiwa dan Spirit Bone level 100.000 tahun, sekaligus alasan mengapa mereka disebut harta termulia di Dunia Ahli Jiwa.
Tiba-tiba, tubuh Bai He berhenti mendadak. Dua sinar biru menyala keluar dari matanya, diikuti Cincin Jiwa ketujuh yang berpendar terang di tubuhnya.
Di bawah pengaruh Cincin Jiwa hitam pekat itu, lapisan cahaya khusus berlapis-lapis terlihat jelas menyelimuti tubuh Bai He. Seketika, tubuhnya melayang di tengah hampa. Lengannya benar-benar berubah menjadi sayap, sementara kaki yang merapat berubah menjadi bulu ekor. Dalam sekejap, kepala klan Min Zhi ini telah berubah menjadi burung layang-luang ekor runcing dengan panjang tubuh 1 meter dan rentang sayap 1,5 meter.
Kemampuan Spirit ke-7: Hunwu Zhen Shen.
Melihat Hunwu Zhen Shen Bai He, Tang San juga berhenti sejenak, ekspresi wajahnya berubah agak suram. Bai He jauh lebih sulit ditangani dari yang dia bayangkan. Umumnya, saat melepas diri Hunwu Zhen Shen, tubuh seseorang akan menjadi lebih besar. Hanya tubuh yang besar itu yang bisa menampung lebih banyak Soul Power. Namun, Hunwu Zhen Shen Bai He di depan mata justru mengecilkan tubuhnya. Ini bukan berarti Soul Power-nya tidak meningkat, melainkan dikompresi secara paksa. Dengan begini, kecepatan yang bisa dia ledakkan mungkin hanya bisa digambarkan sebagai mengerikan.
Yang membuat biji mata Tang San menyempit lebih parah adalah, ketika Bai He menggunakan Hunwu Zhen Shen dan melayang di tengah hampa, cincin jiwa kedelapan yang mengelilingi tubuhnya juga menyala. Demi kepentingan klan, ahli Roh Dou Luo spesialis kecepatan murni ini akan mengerahkan seluruh kekuatannya.
Bersamaan dengan menyala-nya cincin jiwa terakhir itu, seketika burung layang-layang ekor runcing yang melayang di udara berubah dari satu menjadi lima. Meski sama-sama kemampuan bayangan, namun sebagai Kemampuan Spirit kedelapan, ini pasti tidak sederhana. Setelah Bai He menggunakan Kemampuan Spirit kedelapan ini, setiap bayangan akan memiliki kecepatan dan pertahanan yang sama dengan tubuh aslinya. Tentu saja, pertahanannya di antara ahli jiwa selevelnya tetap bisa diabaikan.
Yang lebih penting lagi, dari lima tubuh yang termasuk tubuh aslinya ini, bisa dikatakan setiap tubuh adalah nyata, juga bisa dikatakan setiap tubuh adalah palsu. Artinya, di bawah kendalinya sendiri, kapan saja dia bisa mengubah bayangan mana pun menjadi tubuh asli, atau mengubah tubuh asli menjadi bayangan.
Bagi keluarga Min yang kemampuan serangan dan pertahanannya tidak tinggi, skill ini bisa dianggap sebagai teknik melarikan diri yang hebat. Bahkan Tuan Bergelar terkuat di dunia saat ini pun tidak mungkin bisa menghalangi semua klon-nya saat berhadapan dengan lima ahli jiwa secepat Bai He. Dan selama satu klon saja berhasil lolos, dia bisa langsung kabur seketika.
Tentu saja, bagi keluarga Min, dengan memiliki lima klon ini, mereka bisa bertindak leluasa dalam aktivitas pengintaian yang menjadi keahlian utama mereka. Cukup dengan meninggalkan satu klon di tempat aman, klon lainnya bisa menyelidiki lokasi paling berbahaya. Kemampuan Spirit kedelapan yang terlihat tidak terlalu kuat ini ternyata memiliki kegunaan yang luar biasa.
Lima burung layang-layang ekor runcing langsung berpencar dalam sekejap, kecepatan mengerikannya hampir setara dengan teleportasi instan yang digunakan Tang San. Kecepatan geraknya mampu menciptakan ilusi teleportasi instan dalam pandangan mata orang, menunjukkan betapa dahsyatnya kecepatan Bai He sekarang.
Ini juga membuat Tang San membayangkan seberapa besar kekuatan fisik dan pertahanan yang bisa dicapai Tai Tan dan Niu Gao jika mereka mengerahkan seluruh kekuatannya.
Namun saat ini dia sama sekali tidak punya waktu untuk berpikir lebih jauh, karena tekanan yang dia rasakan tiba-tiba meningkat drastis.
Pada momen kritis ini, Tang San pun tidak berani menyembunyikan kekuatannya lagi. Selain kedua matanya yang memancarkan warna Emas-Ungu, dua lingkaran cahaya biru dan putih langsung menyebar dari kakinya, dalam seketika telah menyelubungi seluruh aula.
Memperlambat lawan berarti mempercepat diri sendiri. Di bawah pengaruh wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa, bahkan Roh Dou Luo sekalipun akan mengalami pelemahan tertentu. Terutama bagi ahli jiwa tipe gesit murni seperti Bai He yang lemah dalam serangan dan pertahanan. Sedangkan wilayah kekuasaan Blue Silver jelas akan membawa kekuatan spiritual Tang San ke tingkat tertinggi, memungkinkan kendali lebih baik atas segala sesuatu di sekitarnya.
Tang San yang melepas seluruh kekuatan wilayahnya tiba-tiba memancarkan aura berbeda. Kesan dingin, kejam, dan bengis yang menyertai wilayah Pembunuh Dewa membuat semua orang di ruangan menggigil kedinginan. Ketika wilayah Blue Silver menyelubungi mereka, di balik hawa dingin itu mereka juga merasakan jejak aura kehidupan yang kuat. Dua jenis energi vital yang seharusnya tak mungkin muncul bersamaan ini justru hadir secara paradoks. Bagaimana mungkin tak terasa ganjil?
Yang lebih mengejutkan semua orang termasuk Bai He adalah pelepasan Hunwu oleh Tang San.
Tak diragukan lagi, yang dilepaskan Tang San adalah Blue Silver Emperor-nya. Dua Kuning, satu Ungu, Dua Hitam, satu Merah - enam cincin jiwa gemilang yang muncul seketika membuat udara di ruang resepsi seolah membeku.
Bai Chenxiang yang baru saja kalah dari Tang San kini memandang dengan mata terbelalak penuh ketidakpercayaan. Akhirnya dia paham, kekalahannya bukanlah hal memalukan. Ternyata dia adalah... Roh Di dengan enam cincin jiwa.
Menggosok matanya dengan keras, Bai Chenxiang mengira dia salah lihat. Karena di antara enam Cincin Jiwa yang bersinar, yang terakhir ternyata berwarna merah. Cahaya merah Yao Mei itu bahkan mampu mengalahkan Cincin Jiwa keempat Tang San yang berwarna hitam pekat. Di seluruh ruang pertemuan, tak ada warna lain yang bisa menyaingi Cincin Merah itu.
Lao Bai He yang berubah menjadi Ekor Panah Langit juga tertegun sejenak. Sebagai Ahli Jiwa, bagaimana mungkin dia tidak tahu arti warna merah. Tapi perasaannya sama dengan cucu perempuannya - mustahil! Bagaimana mungkin Cincin Jiwa 100.000 Tahun muncul pada pemuda muda seperti ini. Itupun di Cincin Jiwa keenam.
Cahaya aura samar terpancar di wajah Tang San. Seluruh kekuatan spiritualnya terkunci pada lima Ekor Panah Langit itu. Berdasarkan pengalamannya, dia yakin lima duplikat itu asli. Dia bisa merasakan lima jejak aura yang hampir identik. Deteksi wilayah kekuasaan Blue Silver yang dikombinasikan dengan kekuatan spiritualnya tidak mungkin salah. Maka dalam pertarungan selanjutnya, dia harus menghadapi lima ahli kecepatan murni yang terbang dengan kecepatan luar biasa.
Dupa telah terbakar lebih dari setengah. Bai He segera sadar dari keterkejutannya. Tak peduli seberapa kuat pemuda ini, tugas utamanya tetap mengalahkannya.
Lima ekor burung layang-layang ekor runcing bergerak serentak, lima bayangan seketika berubah menjadi lima garis yang melesat melintasi ruang tamu. Dalam sekejap itu, burung-burung yang terbang setinggi satu meter dari tanah hampir menguasai sebagian besar area ruang tamu.
Teleportasi instan Tang San nyaris lebih dulu digunakan. Begitu kekuatan spiritualnya merasakan gelombang Soul Power lawan, ia langsung menghilang. Ia tahu sejak detik ini, teleportasi instannya tak lagi punya kesempatan untuk berhenti, harus terus berpindah tanpa jeda agar bisa menghindari kejaran super cepat itu.
Namun Tang San masih meremehkan kecepatan Bai He saat ini. Lima burung layang-layang ekor runcing masing-masing menguasai lima area berbeda di ruang tamu. Begitu tubuh Tang San muncul setelah teleportasi, ia hampir langsung melihat paruh burung itu di hadapannya.
Jika Tang San bisa mengunci Bai He dengan kekuatan spiritual, bagaimana mungkin seorang Roh Dou Luo level Bai He tidak menguncinya balik? Setiap kali Tang San muncul, Bai He akan otomatis terpantau dan muncul di hadapannya dengan kecepatan yang setara teleportasi instannya.
Untung refleks Tang San cepat. Begitu tubuhnya muncul, ia langsung melempar badan ke belakang melakukan gerakan Iron Bridge, sambil langsung teleportasi lagi. Dengan susah payah, ia berhasil menghindari kejaran Bai He.
Namun, bagi Tang San, ini baru permulaan. Masih ada kesulitan yang lebih besar menantinya.
Kecepatan Bai He yang meledak sepenuhnya membuat semua teknik terlihat pucat pasi. Saat tubuh Tang San muncul kembali, tanpa ragu-ragu ia berguling ke samping sambil menengadah, berhasil menghindari kejaran Bai He dengan teleportasi instan. Yang dicengkeram Bai He ternyata adalah celah waktu di antara dua teleportasinya yang bahkan lebih cepat dari kedipan mata.
Bai He kini sudah tenang. Berdasarkan perkembangan situasi saat ini, Tang San sudah sulit menghindar. Tapi teleportasi berikutnya Tang San justru di luar perkiraannya.
Kali ini, saat Tang San muncul kembali, seluruh tubuhnya sudah berada di tengah hampa. Yang paling unik adalah burung layang-layang ekor runcing yang diwujudkan Bai He hanya bisa melesat di bawah kakinya.
Prediksi Bai He tidak salah sedikitpun. Meski berpindah ke udara secara instan, tubuh pasti akan terjatuh sedikit sebelum teleportasi berikutnya. Namun Tang San justru naik beberapa senti ke atas, membuat serangan Bai He sia-sia belaka.
Persis di saat itu, Bai He melihat jelas Cincin Jiwa keenam di tubuh Tang San - cincin jiwa merah 100.000 tahun itu menyala. Kemampuan Spirit keenam Tang San yang belum pernah digunakan, akhirnya diperlihatkan di hadapan semua orang.
Sebuah bayangan samar-samar mulai muncul di hadapannya. Meski wujudnya ilusif, keindahannya sama sekali tidak berkurang.
Rambut panjang hitam legam yang indah dikepang menjadi kepang kalajengking rapi menjuntai melewati betis, sepasang mata besar yang seolah bisa berbicara membawa kesedihan dan kepuasan samar, sosok tubuh yang memesona, kaki jenjang, setiap bagiannya terlihat sempurna. Bahkan Bai Chenxiang yang selalu membanggakan kecantikannya sendiri pun tertegun sejenak saat melihat sosok yang muncul dari depan Tang San.
Tepat saat dia muncul, ruang di sekitar tubuh Tang San tiba-tiba berdistorsi, membuat burung walet ekor tajam tak berwujud hasil transformasi Bai He seolah melintas dari alam samar-samar tanpa menyentuh tubuh Tang San.
Melihat sosok cantik ini, pandangan Tang San tak bisa lagi dikendalikan dan menjadi kosong, mata kemerahan, tubuh yang sedikit gemetar, menunjukkan emosi yang tak terbendung saat ini.
Benar, sosok samar-samar itu tak lain adalah Xiao Wu! Bayangannya yang remang berputar lembut di udara menghadap Tang San, tangan kecil ramping nan lembut terangkat menyentuh pipi Tang San.
Tak ada sensasi sentuhan fisik, dia juga tak bisa bersuara, namun tabrakan jiwa ke jiwa membuat air mata Tang San mengalir tak terbendung. Saat ini, bahkan dia lupa sedang dalam pertandingan dengan Bai He. Baginya, selain wajah molek di hadapannya ini, segalanya tak lagi penting.
Cahaya merah mengelilingi tubuh kedua orang. Ketika burung layang-layang ekor runcing melintas beberapa kali, yang mereka tembus hanyalah cahaya yang terdistorsi, namun tak pernah bisa menyentuh Tang San.
Tentu saja dia tidak bisa mengatakan Tang San melanggar aturan. Benar, Kemampuan Spirit yang digunakan Tang San saat ini memang bukan murni perlombaan kecepatan, tapi bukankah Kemampuan Spirit kedelapan Min Fenshen Bai He juga bukan tentang kecepatan?
Pada saat ini, meskipun Tang San tidak berbicara dan bayangan memikat di depannya tidak melakukan gerakan apapun kecuali membelai lembut pipinya, emosi yang tercipta di antara mereka telah diwarnai di ruang resepsi ini, mempengaruhi setiap orang.
Dengan hati-hati Tang San mengangkat kedua tangannya, memeluk bayangan di depannya. Kemampuan Spirit keenam ini tidak digunakannya sendiri. Sebelumnya, dia hanya memiliki pemahaman dasar tentang Kemampuan Spirit keenam ini tanpa tahu efek pastinya. Keengganannya menggunakan Kemampuan Spirit keenam adalah untuk menghindari rasa sakit yang menghancurkan hati. Namun tak disangka, Kemampuan Spirit ini justru mekar sendiri di saat paling dibutuhkan, bahkan memperlihatkan kecantikan yang terus menerus dirindukannya.
Ini bukan sekadar sedikit rasa haru. Saat ini, hati Tang San telah penuh sesak tanpa celah sedikitpun. Sepanjang hidupnya, belum pernah dia merindukan sesuatu seperti sekarang - merindukan orang di pelukannya untuk benar-benar kembali ke dalam dekapanannya.
Tubuh Tang San di bawah pengaruh cahaya merah itu juga menjadi agak transparan. Ini adalah salah satu bentuk Kemampuan Spirit keenamnya, Kekosongan.
Kekosongan, kebal terhadap semua serangan fisik non-bentuk energi. Melemahkan 50% serangan energi apapun. Ini terlihat seperti kemampuan bantuan biasa. Tapi kekebalan total terhadap serangan fisik sungguh efek yang otoriter. Berkat kemampuan inilah, Bai He hanya bisa menembus dan menyentuh kekosongan.
Tatapan mata bertemu, emosi di hati Tang San bergolak seperti roller coaster. Andai dia tahu menggunakan kemampuan spirit ini akan membuatnya melihat Xiao Wu lagi, pasti dia akan melepasnya setiap hari, menghadapi kekasihnya. Meski hanya bisa melihatnya, itu sudah cukup.
Meski ini hanya bayangan Xiao Wu, dari mata indahnya dia melihat emosi Xiao Wu, merasakan kerinduan dan cintanya. Sentuhan jiwa membuatnya benar-benar merasakan: Xiao Wu-nya tidak mati, dia masih hidup, melekat pada dirinya.
Xiao Wu mengusap air mata di wajah Tang San dengan lembut. Tapi sebagai sosok samar-samar, bagaimana mungkin dia menghapus air mata itu? Kerinduan, rasa tak rela, kesedihan dan kelegaan di matanya, semuanya menyentuh kedalaman hati Tang San saat ini.
Tiba-tiba, Tang San terkejut. Melalui pelepasan Kemampuan Spirit, ia merasakan karakteristik khusus. Ia menemukan jiwa Xiao Wu benar-benar menempel pada Kemampuan Spirit keenam ini, dan penggunaan skill ini hampir tak mengonsumsi Soul Power-nya. Hanya saja, Xiao Wu tak bisa muncul terlalu lama. Penghematan Soul Power ini dibayar dengan konsumsi energi jiwa Xiao Wu. Begitu energi jiwa Xiao Wu terkuras berlebihan, ia akan benar-benar hancur. Dalam kondisi normal, ia harus tetap dalam tubuhnya untuk menjaga integritas Soul Power. Artinya, demi melindungi Xiao Wu dari luka, setiap penggunaan Kemampuan Spirit keenam harus sesingkat mungkin. Hanya demikian keamanan Xiao Wu bisa terjamin maksimal. Keinginannya untuk terus menahannya di sisi dengan menggunakan Kemampuan Spirit adalah mustahil.
"Sesepuh Bai He, aku menyerah." Tang San dengan lembut merangkul Xiao Wu, mendarat perlahan. Dalam tatapan tegas dan penuh keteguhannya, Xiao Wu meliriknya dengan ekspresi pasrah sebelum akhirnya menyatu kembali ke dalam cincin jiwa merah yang mempesona. Meski tak bisa berkomunikasi verbal, mereka bisa merasakan emosi satu sama lain lewat sentuhan jiwa. Tang San tak tahu berapa lama kekuatan jiwa Xiao Wu bisa bertahan di luar, namun dia tak mau mengambil risiko. Dia sudah bertekad bulat untuk tak lagi menggunakan Kemampuan Spirit keenam ini, demi mencegah kemungkinan Xiao Wu terluka.
Dibandingkan dengan Xiao Wu, apakah menaklukkan Klan Kecepatan masih begitu penting?
Lima sosok menyatu menjadi satu, Bai He memandang Tang San dengan bingung, "Mengapa kau menyerah? Aku bahkan belum menyentuhmu."
Tang San menggelengkan kepala, "Tidak, aku kalah. Kemampuan Spirit keenam yang kugunakan sudah bukan lagi perlombaan kecepatan denganmu." Tentu saja dia tidak akan mengatakan bahwa keputusannya ini karena Xiao Wu. Saat ini, hatinya sepenuhnya tenggelam dalam keharuan pertemuan kembali dengan Xiao Wu. Segala hal di hadapannya pun menjadi tidak terlalu dipedulikan lagi.
Bai He menghela napas, "Tidak, kau tidak kalah. Kemampuan Spirit kedelapanku juga bukan murni peningkatan kecepatan. Karena aku menggunakan kloningan untuk meningkatkan kecepatan dan jangkauan kendali, wajar jika kau menggunakan cara untuk menghindari sentuhanku. Ini adil. Jika dilanjutkan, yang kalah justru aku. Meski aku tidak mengerti efek sebenarnya dari teknik spiritmu itu."
Niu Gao berdiri sambil tertawa terbahak, "Sudahlah, kalian tidak perlu saling merendah. Menurutku begini saja. Lao Baihe, kau tidak kalah. Tang San, kau juga tidak menang. Pertarungan ini anggap saja pertemanan. Seri. Bagaimana? Semua senang. Ayo, ayo kita minum! Tombak tua Lao Yang mungkin baru datang besok, hari ini kita minum sampai puas dulu!"
Baik dari segi usia, identitas, maupun level, Bai He tidak mau mengambil keuntungan dari Tang San. Pendapat Niu Gao juga bisa diterimanya. Namun, hatinya tetap merasa berat. Yang ditunjukkan Tang San hanyalah kecepatannya, tetapi dengan kemampuannya, Bai He bisa melihat jelas bahwa Tang San sama sekali bukan Ahli Jiwa spesialis serangan cepat. Seorang Roh Di non-spesialis serangan cepat bisa bertahan begitu lama melawan Roh Dou Luo murni sepertinya. Jika harus mendeskripsikannya, maka pemuda ini hanya bisa disebut dengan julukan "Monster".
Meskipun pertandingan ini berakhir seri, kekalahan sebelumnya yang membuatnya kehilangan 100 Koin Hún emas adalah nyata. Setelah pertemuan ini berakhir, jika pulang dengan tangan kosong, klan Serangan Cepat mungkin akan kelaparan.
Mereka semua berjalan ke ruang makan bersama. Di tengah perjalanan, Bai Chenxiang sengaja tertinggal di belakang dan menyepak pantat Si Gendut dengan kakinya.
Ma Hongjun bukannya marah, malah terlihat senang. Dengan wajah menjilat ia menatap Bai Chenxiang dan berbisik, "Ada perlu, gadis cantik?"
Bai Chenxiang bertanya pelan, "Hei, Tang San itu temanmu kan?"
Ma Hongjun mengangguk bangga, "Kami saudara terdekat. Dia Pemimpin Sekte Tang Men, aku wakilnya. Hehe."
Bai Chenxiang sama sekali tidak meragukan klaim Ma Hongjun sebagai wakil pemimpin. Sebelumnya Si Gendut sudah menunjukkan kekuatannya, terutama Hunwu Phoenix-nya yang luar biasa, meninggalkan kesan mendalam. Sikap pamer Ma Hongjun cukup berhasil.
“Lalu bagaimana dengan Cincin Jiwa keenam miliknya? Benarkah itu Cincin Jiwa 100.000 Tahun? Tapi kenapa bisa berubah menjadi wanita cantik? Dan sepertinya waktu itu bahkan kakekku tidak bisa berbuat apa-apa padanya.”
Wajah Ma Hongjun berubah sedikit. Dia tahu batasan. Cincin Jiwa keenam Tang San bukan hanya rahasianya, tapi juga luka abadi dalam hatinya. Tak pantas diceritakan ke orang luar. Meski si Gendut suka wanita cantik, dia sangat paham batasan dan tidak akan bicara hal yang tak seharusnya.
Kepalanya menggeleng pasrah, "Soal wanita cantik ini, jangan tanya lagi. Lihat saja sendiri. Yang bisa kukatakan, San Ge adalah Ahli Jiwa terhebat yang pernah kulihat. Bahkan para Tuan Bergelar pun tak ada yang menandinginya di mataku. Aku yakin suatu hari San Ge akan berdiri di puncak dunia ini."
Bai Chenxiang tak puas menendang si Gendut lagi, "Wakil pemimpin sekte? Bahkan hal kecil seperti ini tidak berani kau ungkapkan. Kurasa kau cuma asistennya saja."
Wajah si Gendut serius, "Terserah pendapatmu. Hubunganku dengan San Ge bukan sesuatu yang bisa kau pahami." Setelah berkata demikian, langkahnya tiba-tiba dipercepat meninggalkan Bai Chenxiang.
Bai Chenxiang tertegun sebentar. Dia cukup percaya diri dengan pesonanya, dan bisa melihat pikiran mesum si Gendut. Tapi sosok gemuk yang kini berjalan di depannya terlihat berbeda. Meski bertubuh besar, ketika bersikap serius, aura karisma khusus terpancar darinya. Apakah itu jejak aura phoenix sang raja segala burung?
"Si Gendut tentu tidak tahu apa yang dipikirkan Bai Chenxiang, tapi yang pasti dia tahu bahwa dirinya mungkin tidak berjodoh dengan si cantik ini. Meski menyukai wanita cantik, dia selalu berpegang pada prinsip 'wanita bagaikan baju, saudara bagaikan anggota tubuh'. Tentu saja, Xiao Wu, Ning Rongrong, dan Zhu Zhuqing di matanya bukan sekadar wanita, tapi juga saudara."
Kembali duduk di meja minum, Tang San menyadari bahwa kemampuan minum Bai He tidak bisa dibandingkan dengan Tai Tan dan Niu Gao, juga tidak menggunakan mangkuk besar. Meski hidangan dan minumannya enak, sejak duduk di meja minum, Bai He terus terlihat gelisah dan sesekali melirik ke arahnya.
Saat ini Tang San perlahan pulih dari haru yang menyelimuti hatinya, emosinya kembali bersemangat. Setidaknya dia yakin, Xiao Wu benar-benar tidak mati, dan selalu bersamanya. Bersatu seperti air dan susu. Ini sudah cukup. Selama dia masih hidup dan nyata ada, pasti akan dibangkitkan kembali.
"Yang Terhormat Bai He, saya menghormati Anda." Tang San mengangkat gelas di depannya memberi hormat pada Bai He.
Di bawah pengaturan khusus Niu Gao, Bai He duduk di sebelah kiri Tai Tan dan di sebelah kanan Tang San.
Setelah minum bersama Tang San, Bai He menghela napas, "Di zaman sekarang, generasi baru benar-benar menggantikan yang lama. Dari dirimu anak muda ini, benar-benar mencerminkan kami yang sudah tua. Dunia Ahli Jiwa masa depan adalah milik kalian generasi muda."
Tang San tersenyum tipis, "Yang Terhormat, saya tidak akan menyembunyikan. Nama ayah saya adalah Tang Hao."
Tubuh Bai He tiba-tiba kaku, kepalanya terangkat keras, pandangannya pada Tang San tiba-tiba menjadi tajam. Tang San tetap menunjukkan keanggunan tenang. Tidak ada reaksi apapun meski Bai He menunjukkan perubahan emosi.
Pandangan Bai He beralih ke Niu Gao dan Tai Tan, "Kalian sudah tahu, bukan?"
Niu Gao mengangguk, “Dia dibawa oleh Tai Tan. Awalnya, reaksiku sama seperti milikmu. Tapi, bocah ini meski berasal dari Sekte Haotian, dia hanya mewakili dirinya sendiri, bukan mewakili Sekte Haotian. Selain itu, Tang Men miliknya juga tidak akan pernah bergabung dengan Sekte Haotian, melainkan berdiri sendiri. Terus terang saja, aku dan si kera tua sudah memutuskan untuk memimpin klan kami bergabung dengan Tang Men. Senjata tersembunyi Tang Men sudah kau lihat, kedepannya ini akan menjadi bisnis utama sekte. Si kera tua bertanggung jawab memproduksi, aku yang membangun sekte. Bagaimana? Burung Putih Tua, bawa juga klan Minmu bergabung. Jika Tang San merugikanmu, kami juga tidak akan diam. Jika ada yang tidak beres, kita bisa berhenti kapan saja. Adakah syarat yang lebih menguntungkan dari ini? Sekte ini pada dasarnya adalah milik kita sendiri. Dan, apa yang kukatakan tadi tidak semuanya bohong. Kemarin Hu Yan Zhen datang dengan anggota Elephant Armor Sect, membuat klan pertahananku tidak bisa bertahan. Justru kedatangan merekalah yang memantapkan hatiku. Kita sudah tua. Selama kita masih hidup, kita masih bisa menghidupi sekte. Tapi apa kau rela melihat Empat Klan Tunggal kita perlahan merosot? Sejujurnya, Empat Klan Tunggal kita tidak cocok hidup terpisah, kelebihan dan kekurangannya terlalu mencolok. Tang Men ini ibarat penyatuan kembali empat klan kita, Pemimpin Sekte Tang San adalah perekatnya.”
Bai He mendengar ucapan Niu Gao, alisnya langsung terangkat. "Bagus kalian, dua orang tua licik! Tadi sengaja menjebakku, bahkan bekerja sama menipuku!"
Niu Gao dan Tai Tan tak bisa menahan tawa. Tai Tan berkata, "Kau selalu terlalu sombong. Tanpa memberimu sedikit tekanan mental, mana mungkin kau menerima dengan mudah? Burung Putih Tua, sudah berapa tahun kita bersaudara tidak hidup bersama? Sifat Tuan Muda sangat kuketahui. Bakatnya juga sudah kaulihat. Pasti kau penasaran, mengapa Tuan Muda yang berasal dari Sekte Haotian tidak memiliki Haotian Hammer sebagai Hunwu-nya? Bukan karena dia tidak mewarisi garis keturunan langsung Sekte Haotian, melainkan karena Tuan Muda memiliki Dua Jiwa Martial Soul. Selama kita mendukungnya dengan baik, di masa depan Tuan Muda pasti akan memimpin Tang Men menaklukkan Dunia Ahli Jiwa. Meski Kuil Wuhun sangat kuat, selama kita bersandar pada dua kerajaan besar, tidak perlu takut pada mereka! Ayo, Burung Putih Tua, bukankah klan Sensitifmu selalu mendambakan kekuatan? Dengan Senjata Rahasia Tang Men sebagai jaminan, masih ragu kekuatanmu akan bertambah? Senjata Rahasia yang kau lihat hari ini masih dasar, nanti kita akan membuat yang lebih hebat lagi."
Bai He tertegun menerima rentetan informasi ini. Dengan gerakan cepat, ia menghabiskan arak keras di depannya, memandangi Niu Gao lalu Tai Tan. Matanya masih memancarkan keraguan.
Dia sebenarnya tidak tidak percaya pada Niu Gao dan Tai Tan, mereka semua adalah Kawan lama. Meski sebelumnya mereka telah menipunya, itu juga demi kebaikan. Namun, dia tetap harus mempertimbangkan beberapa faktor-faktor lain.
"Apakah Lao Yang sudah tahu tentang hal ini?" Bai He bertanya dengan suara berat.
Niu Gao dan Tai Tan saling bertatapan. Tai Tan berkata, "Dia belum datang. Jika Lao Shan Yang datang, kami akan berusaha meyakinkannya. Tapi mengingat temperamennya, sulit dipastikan. Bagaimanapun juga Tuan Muda berasal dari Sekte Haotian. Kebencian Lao Shan Yang terhadap Sekte Haotian terlalu dalam. Mungkin sulit untuk membujuknya."
Bai He menghela napas, "Aku mengerti, kalian juga bermaksud baik. Keluarga Min kami memang dalam kesulitan. Tapi Lao Shan Yang pernah berjasa padaku. Selama bertahun-tahun tanpa sepengetahuan kalian, kelompok Pō Zhi mereka memiliki pendapatan terbesar. Lao Shan Yang terus mendukungku, sehingga aku bisa mempertahankan secarik harga diri terakhir ini. Jika Lao Shan Yang dan kelompok Pō Zhi-nya tidak bergabung, aku tak mungkin pergi sendirian."
Di antara empat kepala klan dari Empat Keluarga Unik, Tai Tan paling akrab dengan Niu Gao, sementara Bai He lebih dekat dengan kepala klan Pō Zhi. Namun kepala klan Pō Zhi yang penyendiri itu kurang cocok dengan selera Tai Tan dan Niu Gao. Hubungan mereka meski bisa ditolerir, tetap tidak terlalu akrab.
Mendengar perkataan Bai He, alis kedua kepala klan senior itu berkerut. Mereka memahami perasaan Bai He, tapi jika harus menyerah begitu saja, hati mereka sungguh tak rela. Jelas terlihat Bai Ha tertarik. Senjata tersembunyi Tang Men sangat memikatnya. Ditambah lagi dengan keberadaan mereka para Kawan lama ini.
Pada saat ini, Tang San berbicara, "Senior Bai He, kalau begitu, jika Klan Pemecah setuju bergabung dengan Tang Men kami, apakah Anda juga akan memimpin Klan Kecepatan untuk bergabung?"
Bai He menatap Tang San sejenak, setelah berpikir lama, berkata: "Jika kalian bisa membujuk Klan Pemecah. Lalu, apa lagi yang bisa kukatakan? Masak keluarga kami harus bertahan sendirian? Tapi, anak muda, bukan tidak kuperingatkan. Si Kambing Tua itu tidak seperti Si Kera Tua dan Badak Tua yang mudah diajak bicara. Aku paling pahami dia, sifatnya penyendiri dan keras kepala. Kalau tidak karena itu, mungkin kerugian Klan Pemecah dulu tidak akan sebesar itu. Membujuknya bukan hal mudah!"
Tang San merenung sejenak, lalu berkata: "Serahkan urusan ini padaku. Aku akan berusaha maksimal membujuk Klan Pemecah bergabung. Jika benar berhasil, empat klan atribut tunggal bisa bersatu kembali."
Di antara empat klan atribut tunggal, melalui perkenalan Tai Tan, Tang San paling menghargai Klan Kekuatan dan Klan Pemecah. Keahlian penempaan Klan Kekuatan dan keahlian pengobatan Klan Pemecah adalah dukungan paling vital bagi Tang Men. Karena itu, Klan Pemecah harus direbut bagaimanapun caranya. Dia juga sudah merencanakan cara menaklukkan klan yang paling bermusuhan dengan Sekte Haotian ini.
Tai Tan dan Niu Gao juga tidak mengerti mengapa Tang San begitu yakin. Mereka tahu persis Si Kambing Tua itu tidak bisa ditaklukkan hanya dengan kekuatan belaka.
“Setelah semuanya dibicarakan, Tang San kembali menjelaskan secara singkat arah pengembangan masa depan Tang Men kepada Bai He. Dia juga menjelaskan secara detail karakteristik beberapa senjata tersembunyi Tang Men, membuat Bai He memahami lebih dalam tentang Tang Men. Selama pembicaraan, Tang San menyatakan kesediaannya untuk mengajarkan teknik langkah Guiying Mizong yang digunakan saat menghindari kejaran Bai Xiangxiang kepada klan Min. Hal ini sedikit memperbaiki suasana hati Bai He, tinggal kekhawatiran terhadap klan Po yang tersisa. Secara permukaan, dia sudah cenderung untuk bergabung dengan Tang Men.”
“Meskipun klan Min tidak memiliki dasar Xuantian Gong, keunggulan kecepatan mereka sangat menonjol. Tang San hanya perlu mengajarkan beberapa teknik langkah Guiying Mizong kepada mereka, itu sudah cukup efektif.”
“Setelah beberapa putaran minum dan berbagai hidangan, yang lain kembali ke kamar dengan perasaan berbeda-beda. Sebelum keluar dari ruang makan, Bai He memanggil Tang San.”
“Pemimpin Sekte Tang, bolehkah hamba bertanya, berapa usia Anda tahun ini?”
“Tang San tertegun sejenak, ‘Hamba berusia 20 tahun.’”
“Bai He menatapnya dalam-dalam, mengangguk, lalu pergi bersama cucu perempuannya Bai Xiangxiang yang terlihat terkejut.”
“Bab 528: Kristal Darah Naga Ginseng”
“Ma Hongjun mendekati Tang San dan berbisik, ‘San Ge, usia kita benar-benar mengejutkan mereka! Aku harus cepat berlatih hingga level 60. Enam Cincin Jiwa terlihat berbeda dibanding lima. Bai Xiangxiang memang cantik, sebagai Wakil Pemimpin Sekte, apa ada kesempatan untuk menerapkan ‘aturan tersembunyi’ padanya?’”
Tang San melirik Ma Hongjun, menepuk bahunya, "Si Gendut, untuk benar-benar mendapatkan cinta seseorang, pertama-tama kau harus memberikan cintamu sendiri. Memberi banyak tak selalu mendapat balasan setimpal, tapi jika kau tak mau memberi sama sekali, pasti takkan dapat apa-apa. Jika sungguh ingin mengejar dia, tunjukkan kesungguhanmu."
Ma Hongjun tak menyangka Tang San justru memberi nasihat percintaan. Dalam urusan menghadapi wanita, pengalamannya jauh lebih banyak daripada Tang San.
Memang Tang San hanya tertarik pada Xiao Wu seorang, namun sebenarnya pengalaman emosionalnya jauh lebih kaya daripada Ma Hongjun. Gairah Ma Hongjun terhadap wanita berasal dari nafsu, sementara Tang San murni karena cinta. Justru karena pertemuannya kembali dengan Xiao Wu hari ini, dia bisa menyampaikan kata-kata ini dengan penuh perasaan pada Ma Hongjun.
Semalam berlalu tanpa percakapan.
Pagi hari, Tang San seperti biasa sudah sadar dari latihan sebelum fajar. Matanya menatap Xiao Wu yang sedang tidur di sampingnya, tubuh gemuknya seperti bola kecil berwarna putih. Bulu-bulu di pangkalnya terlihat lebih banyak yang berwarna keemasan. Sekilas tampak seperti perak dan emas saling berpendar.
Dengan lembut Tang San mengelus bulu Xiao Wu, lalu bangkit dan membuka jendela. Udara segar dari luar membanjiri kamar.
Ia tak berani menatap Xiao Wu lagi, takut tak kuasa memanggil Xiao Wu dari Cincin Jiwa. Dengan hati-hati ia menyimpan Xiao Wu ke dalam kantong ajaib, lalu memanjat ke atap untuk menjalani latihan rutin harian: Zijin Modong.
Di kejauhan timur perlahan muncul semburat putih keabu-abuan, aura ungu yang familiar menyertai hembusan napas Tang San. Zijin Modong telah mencapai bottleneck sejak Tang San menyerap Tulang Kepala Kebijakan yang terkonsentrasi spiritual itu. Meski Tang San terus berlatih, sama sekali tidak terasa kemajuannya. Tapi ia tetap tak akan berhenti. Berlatih Zijin Modong telah menjadi bagian hidupnya. Selain itu, menyerap aura ungu itu juga bermanfaat bagi Xuantian Gong-nya.
Soul Power stabil di Level 66. Meski terus berlatih keras, Tang San hanya memantapkan Soul Power-nya tanpa mempercepat penyerapan untuk breakthrough. Ia tahu, pencapaian level ini di usianya sudah sangat mencolok. Tak boleh tergesa-gesa, baik demi diri sendiri maupun Xiao Wu.
"Memiliki kekuatan besar bukan sekadar faktor beruntung. Tuan Tang, engkau pemuda paling tekun yang pernah kulihat."
Tang San menoleh dengan agak terkejut. Di atas atap rumah berjarak sekitar 20 meter, Bai He sedang meregangkan tubuhnya. Pantas jadi kepala klan Min Zhi, kedatangannya sama sekali tak terdengar meski Tang San tak melepas deteksi kekuatan spiritual.
"Bapak Kepala Klan Bai He terlalu memuji. Hamba hanya terbiasa berlatih setiap pagi."
Bai He sudah datang saat Tang San berlatih Zijin Modong, meski tidak tahu cara latihannya. Sinar emas-ungu dari matanya saat latihan hampir mencapai dua chi, bahkan dirinya yang berada 20 meter jauhnya merasakan tekanan tak kasat mata. Di usia 20 tahun sudah mencapai level Roh Di dengan enam cincin. Semalam Bai He merenung lama, terus teringat performa Tang San siang hari.
Bai He tersenyum tipis, tubuhnya berkelebat dan sudah berada di samping Tang San, "Ayahmu, apakah dia baik-baik saja?"
Tang San tertegun, tak menyangka Bai He akan menanyakan ayahnya. Bukankah mereka semua menyimpan kebencian terhadap Sekte Haotian? Lagipula masalah dulu diawali oleh ayahnya.
Ia menghela napas pelan, "Tidak terlalu baik. Ayah memotong kedua lengannya untuk menebus dosa pada sekte, mengembalikan Spirit Bone ke Sekte Haotian."
"Ah!" Bai He terkejut, "Dia masih mudah terpancing emosi. Karena kebiasaan buruk inilah dulu..."
Melihat Tang San di depannya, ia seolah melihat kembali sosok Tang Hao yang penuh semangat di masa lalu. Tang Hao bisa dibilang dibesarkan di depan mata para kepala klan empat sekte. Di antara mereka, hubungannya dengan Tai Tan dari Klan Kekuatan paling erat. Selain berlatih, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan Tai Tan belajar menempa. Selain Tai Tan, hubungan Bai He dengan Tang Hao juga cukup dekat.
"Xiao San, bolehkah aku memanggilmu begitu secara pribadi?" Bisik Bai He.
Tang San mengangguk, "Tentu saja, Anda adalah sesepuh."
Bai He menghela napas ringan, "Si kera tua dan si badak tua itu sudah tahu dari awal aku akan menyerah. Senjata tersembunyi Tang Men-mu memang luar biasa, tapi bukan itu alasan sebenarnya aku menyerah. Tahukah kau mengapa aku bersedia bergabung dengan Tang Men-mu asalkan klan Po setuju?"
Tang San memandang penuh keheranan pada orang tua yang angkuh ini sambil menggelengkan kepala.
Bai He berkata, "Karena, dari segi silsilah, kau harus memanggilku Kakek Paman. Nenekmu adalah kakak kandungku."
"Apa?!" Tang San terkejut bukan main. Pandangannya pada Bai He langsung berubah drastis. Ayahnya tak pernah menceritakan hubungan kekerabatan dalam Sekte Haotian. Tak disangkanya, kepala klan Bai He ini ternyata memiliki hubungan darah dengannya.
Di mata Bai He, kilau kenangan terpancar, "Kakak perempuanku meninggal muda, saat itu ayahmu masih sangat kecil. Tang Xiao, Tang Hao, kedua anak ini tumbuh besar di depan mata kami. Mereka adalah bintang jenius generasi Sekte Haotian. Terutama ayahmu, dengan bakat alam yang luar biasa dan kecepatan berlatihnya, membuat kami dari sekte-sekte bawahan tidak tahu bagaimana menilainya. Ketika Sekte Haotian mengumumkan penutupan, kami sekte-sekte bawahan pergi meninggalkan tempat. Tapi aku tidak pernah menyalahkan ayahmu. Aku tahu, meskipun dia impulsif, pasti ada alasan khusus yang membuatnya berseteru sengit dengan Kuil Wuhun. Melihat Tang Hao memiliki anak sepertimu, aku benar-benar merasa terharu. Klan Po pasti akan tadi pagi. Sebelum kedatangan mereka, izinkan aku menjelaskan tentang Yang Wudi. Oh, Yang Wudi adalah kepala klan Po, setengah tahun lebih tua dariku."
Tang San mendengarkan dengan penuh konsentrasi. Sejak lama dia mendengar dari Tai Tan bahwa hubungan Bai He dengan Yang Wudi sangat baik.
Bai He melanjutkan, "Yang Wudi memiliki banyak kekurangan, keras kepala dan lebih sombong dariku. Kekuatannya adalah yang terkuat di antara kepala empat klan bawahan. Meskipun Soul Power-nya selevel denganku, dalam pertarungan sebenarnya, Si kera tua dan Si badak tua mungkin bukan lawannya. Pertahanan mereka tidak cukup untuk menahan karakter 'mengatasi' dari Yang Wudi."
“Selain berlatih, Yang Wudi hanya memiliki satu hobi, yaitu seni pembuatan obat warisan klan Po. Terhadap proses pembuatan berbagai macam obat, dia memiliki ketertarikan yang hampir fanatik. Seringkali dia begadang berhari-hari tanpa tidur demi membuat obat. Jadi, tanaman obat bisa dibilang satu-satunya kelemahannya. Jika kamu ingin membujuknya, baik menggunakan pendekatan emosional maupun kekuatan fisik tak akan mempan. Lagipula saat ini masih ada jarak yang cukup besar antara kekuatanmu dan dirinya. Hanya dengan mengeksploitasi kelemahannya di bidang obat-obatan, kita mungkin bisa membuatnya menyerah. Ambil ini.”
Sambil berkata demikian, Bai He mengeluarkan sebuah kotak dari Hundaoqi-nya dan menyerahkannya ke Tang San.
Kotak giok putih itu panjangnya sekitar satu setengah chi (45 cm), lebar setengah chi (15 cm), seluruh permukaannya memancarkan kilau lembut. Terbuat dari giok putih lemak kambing kualitas tinggi yang diukir dengan indah.
“Paman Buyut, ini apa?” Karena hubungan kekerabatan dengan Bai He, Tang San telah mengubah panggilannya.
Bai He tersenyum tipis, “Ini adalah barang yang tak sengaja kudapatkan. Bisa dibilang sebagai warisan keluarga klan Min. Sejak mendapatkannya, aku selalu menyimpannya rapat-rapat, takut kalau-kalau dilihat oleh Yang Wudi. Kali ini demi membujuknya, terpaksa harus dikeluarkan. Kurasa dengan adanya benda ini, setidaknya si tua Yang Wudi akan bersikap lebih baik padamu, dan urusan kita akan lebih mudah. Meski Yang Wudi keras kepala, dia masih harus memberi muka pada kami tiga orang tua.”
Tang San dengan hati-hati membuka kotak giok, seketika aroma harum yang menyegarkan hati tercium dari dalam kotak. Di dalam kotak giok itu, terbaring tenang sebatang ginseng sepanjang lebih dari satu kaki.
Ginseng itu sendiri tidak cukup membuat Tang San terkejut. Meski ukurannya cukup besar, tanaman ini sebenarnya tidak terlalu langka. Yang benar-benar mengejutkan Tang San adalah warna ginseng tersebut.
Ini adalah ginseng merah darah yang transparan dan berkilau di seluruh tubuhnya. Di permukaan ginseng terdapat tonjolan-tonjolan yang saling terhubung membentuk pola khusus. Pola ini menyerupai sosok naga berkaki lima yang sedang terbang tinggi di langit kesembilan.
Menelan ludah, ketika Tang San mengangkat kepala untuk mencari Bai He, ternyata sang tua telah bagai burung yang hilang di angkasa. Hanya suaranya yang bergema, "Jangan menolak. Xiao San, anggap ini hadiah perkenalan dari Kakek. Masa depan Klan Min, Kakek serahkan ke tanganmu. Kakek yakin tidak akan kecewa. Kau lebih hebat dari ayahmu."
Perasaan yang membanjiri hati Tang San bukan sekadar rasa haru. Ginseng spesial di hadapannya ini bahkan tidak pernah didapatkannya di sekitar Mata Air Es dan Api dulu. Dia sangat paham betapa berharganya Kristal Ginseng Naga Darah ini. Jika Ginseng Raja Sembilan Kelas 10.000 tahun adalah Raja di dunia ginseng, maka Kristal Ginseng Naga Darah adalah Permaisurinya.
Tentang Kristal Ginseng Naga Darah, ada pepatah yang mengatakan: "Kristal Naga Darah, terlahir delapan kelas. Berevolusi dalam 10.000 tahun."
Yang disebut Ginseng Raja Sembilan Kelas 10.000 tahun sebenarnya adalah ginseng immortal yang tumbuh lebih dari 100.000 tahun, sedangkan Ginseng Kristal Darah Naga sejak awal tumbuh sudah mencapai kelas delapan. Hanya membutuhkan kultivasi 10.000 tahun, sudah cukup untuk berevolusi menjadi kelas sembilan. Ini menunjukkan betapa berharganya. Tang San menatap sulur-sulur merah darah yang ramping itu, dia paham bahwa Ginseng Kristal Darah Naga yang terbentuk sempurna di tangannya ini setidaknya telah berusia lima ribu tahun. Meski disimpan dalam kotak giok, ia tetap menyerap esensi langit-bumi melalui kotak tersebut dan terus tumbuh perlahan. Dibandingkan dengan Ginseng Raja Sembilan Kelas 10.000 tahun yang akan dicarinya nanti, Ginseng Kristal Darah Naga ini sebenarnya hanya selisih setengah tingkat.
Sesuatu yang sangat berharga seperti ini sama sekali tidak bisa diukur dengan uang. Di masa tersulit klan Min, Bai He tetap tidak mengeluarkannya, membuktikan betapa berharganya benda ini. Tapi dia malah memberikannya begitu saja. Tidak heran kakek buyutku ini begitu yakin bisa meyakinkan kepala klan Po dengan Ginseng Kristal Darah Naga ini. Sebagai ahli tanaman obat, Tang San juga paham betul fungsi benda ini.
Dari segi khasiat, ini jelas termasuk tumbuhan immortal kelas atas, bahkan setara dengan Youxiang Qiluo Xianpin yang pernah dimakan Xiao Wu!
Saat Tang San kebingungan berdiri di langit-langit, tiba-tiba dia merasakan gerakan di pinggangnya. Menunduk, terlihat hidung imut yang menyembul dari Kantung Serbaguna Ruyi, terus mengendus-endus. Perlahan, seluruh kepala mungil itu muncul. Sepasang mata merah kecil berkedip-kedip menatap kotak giok di tangan Tang San, lehernya memanjang saat tubuhnya perlahan keluar.
Tang San terkejut melihat Xiao Wu yang menyembul. Aroma Kristal Darah Naga Ginseng ini benar-benar kuat, sampai membangunkan Xiao Wu yang tertidur di Kantung Serbaguna Ruyi. Dari ekspresi ingin sekali memakannya, jelas dia sangat tertarik dengan tanaman kristal berdarah naga ini.
Perlu diketahui, di dalam Kantung Serbaguna Ruyi milik Tang San tersimpan banyak ramuan berkualitas tinggi, namun Xiao Wu tak pernah tergoda untuk memakannya. Untuk mencegahnya salah makan, Tang San selalu menyertakan seberkas kekuatan spiritual yang mengawasi tubuhnya saat menaruh kelinci itu ke dalam kantungnya. Jika Xiao Wu mencoba makan sembarangan, Tang San bisa segera bereaksi. Namun sejak berubah menjadi kelinci, Xiao Wu tak pernah menunjukkan perilaku seperti itu.
Tapi kini Xiao Wu berubah. Sorot mata kecilnya yang penuh hasrat terlihat begitu telanjang, ini pertama kalinya Tang San melihat emosi semacam itu terpancar dari mata kelinci yang merupakan wujud Xiao Wu.
"Bisakah ini dimakan?" Tang San sama sekali tidak keberatan dengan Kristal Naga Darah di tangannya. Hutang budi pada Bai He pasti akan dilunasinya pada Klan Min. Tapi, apakah tubuh kelinci Xiao Wu sanggup menahan khasiat obat Kristal Naga Darah? Harus diketahui, efek Kristal Naga Darah terkenal sangat otoriter.
Saat Tang San masih ragu-ragu, tiba-tiba Xiao Wu dalam Kantung Serbaguna Ruyi mengeluarkan tenaga dan melesat keluar dengan kecepatan yang luar biasa.
Ini pertama kalinya Tang San melihat kelinci pemalas ini bergerak secepat itu. Sebelum sempat bereaksi, Xiao Wu sudah menggigit bagian batang Kristal Naga Darah itu.
Sebenarnya, kelinci yang pernah memakan Mawar Cinta yang Terputus ini memiliki kondisi fisik jauh melebihi kelinci biasa. Apalagi Xiao Wu sebelumnya sudah berlatih selama 100.000 tahun! Tubuhnya jelas bukan level kelinci biasa.
"Xiao Wu!" Tang San panik dan berusaha menghentikannya. Tiba-tiba tubuhnya terasa panas. Hunwu-nya yang tidak dikendalikan tiba-tiba muncul bersama enam Cincin Jiwa. Lingkaran cahaya merah darah yang terbentuk dari Xiao Wu langsung melepas diri. Sosok yang menghantui pikiran Tang San kemarin muncul lagi di hadapannya.
Perbedaannya, kali ini penampakan samar-samar beraura Xiao Wu ini muncul bukan karena Tang San terancam, melainkan karena jejak aura tersebut.
"Tang San mengangkat kepala memandang Xiao Wu, dia menemukan bahwa mata Xiao Wu dipenuhi emosi sukacita."
"Xiao Wu, apakah tubuhmu bisa menahan khasiat obat Ginseng Naga Darah Kristal ini?" Tang San bertanya dengan cemas. Saat itu, cairan Ginseng Naga Darah Kristal sedang ditelan dengan lahap oleh tubuh asli Xiao Wu.
Xiao Wu yang samar-samar menatap Tang San, matanya memancarkan cahaya sukacita, tanpa ragu-ragu menganggukkan kepala pada Tang San. Namun gerakan sederhana ini langsung membuat tubuhnya menjadi lebih samar.
Meskipun jiwa Xiao Wu dimasukkan ke dalam Cincin Jiwa ini, jika dia menggunakan jiwanya untuk memaksa mengendalikan bayangan ini melakukan gerakan non-Kemampuan Spirit, akan mengkonsumsi Soul Power-nya secara besar-besaran.
Merasakan jiwanya mulai memudar, Xiao Wu segera mengendalikan diri. Kilatan cahaya menyambar, dia kembali menyelip ke dalam Cincin Jiwa di tubuh Tang San dan menghilang.
Tang San tertegun tak berkutik melihat Xiao Wu yang sudah menduduki lengan kanannya, dengan pantat menghadap ke arahnya, kepala terjun ke dalam kotak giok menyantap Ginseng Naga Darah Kristal tanpa basa-basi.
Persetujuan sesaat dari jiwa Xiao Wu membuatnya lega. Tentu saja, dengan transformasi tubuh oleh Mawar Cinta yang Terputus dan kultivasi 100.000 tahun sebelumnya, bagaimana mungkin daya tahan tubuh asli Xiao Wu buruk? Dari ekspresinya tadi, Ginseng Naga Darah Kristal ini pasti sangat bermanfaat baginya. Dengan ini, harapan kebangkitan Xiao Wu semakin besar.
Memikirkan ini, Tang San pun menjadi bersemangat. Tentu saja dia tidak bisa terus tinggal di sini. Dengan cepat dia melompat turun dari atap sambil menjaga kestabilan tubuhnya, lalu kembali ke kamarnya dan menyaksikan Xiao Wu melahap dengan lahap.
Meskipun Kristal Naga Darah Merah ini terlihat besar, sebagian besar isinya adalah sari. Di bawah hisapan kuat Xiao Wu, dalam sekejap hanya tersisa kulit yang kempes. Bahkan begitu, Xiao Wu tetap tidak melepaskannya, bahkan memakan seluruh bagian tubuh ginseng yang telah mengerut itu.
Selama proses makan ini, Tang San telah melihat perubahan pada Xiao Wu. Bulu yang awalnya hanya diwarnai keemasan di bagian akar mulai menyebar dengan kecepatan yang terlihat oleh mata. Dalam sekejap, Xiao Wu telah berubah menjadi kelinci yang berkilauan keemasan.
Yang paling aneh bagi Tang San adalah, seiring Xiao Wu memakan Kristal Naga Darah Merah itu, aroma samar mulai memancar dari tubuhnya. Bukan aroma seperti yang sebelumnya dikeluarkan Kristal Naga Darah Merah, melainkan harum yang memabukkan dan membuat orang tergila-gila.
Perubahan belum berakhir. Setelah seluruh bulu Xiao Wu berubah menjadi keemasan, perubahan baru terjadi di akar bulunya. Kini, dia telah benar-benar menghabiskan Kristal Naga Darah Merah itu, hanya meringkuk di pelukan Tang San dengan mata kecilnya terpejam dan tertidur. Bulunya perlahan berubah dari warna keemasan yang baru saja terbentuk menjadi kemerahan.
Tang San tidak tahu bahwa Kristal Darah Naga Ginseng dan Mawar Cinta yang Terputus sebagai dua tumbuhan immortal langka ini memiliki efek saling melengkapi. Alasan Xiao Wu awalnya menolak memakan Mawar Cinta yang Terputus, selain karena menyukai bunga besar itu, juga karena tidak adanya Kristal Darah Naga Ginseng yang dipadukan. Hal ini bahkan tidak tercatat dalam dokumen Tang Men.
Di bawah pengaruh Kristal Darah Naga Ginseng, khasiat obat Mawar Cinta yang Terputus yang sebelumnya dipendam dalam tubuh Xiao Wu telah sepenuhnya diserapnya - inilah proses perubahan bulu menjadi keemasan. Sedangkan perubahan ke warna merah saat ini tepat menunjukkan proses penyerapan efek obat Kristal Darah Naga Ginseng.
Tubuh Xiao Wu terasa hangat. Tang San pun meletakkannya di tempat tidurnya sendiri, lalu berjongkok di depan tempat tidur sambil memfokuskan perhatian pada perubahan kondisi kesehatannya. Jika ada sesuatu yang tidak beres, dia akan segera mencari cara pengobatan.
Tak lama kemudian, tubuh Xiao Wu telah berubah sepenuhnya menjadi merah darah. Berbentuk menggulung seperti permata ruby kristal, seluruh tubuhnya transparan merah menyala, sangat mirip dengan Kristal Darah Naga Ginseng yang sebelumnya berada di kotak giok.
Tubuh Xiao Wu tidak mengembang meski efek obat sedang bekerja, hanya diam di tempat. Aroma harumnya semakin pekat. Tang San yang memperhatikannya dengan intens merasakan ketegangan melebihi saat dihajar Bai He kemarin. Xiao Wu adalah harta paling berharga dalam hatinya. Jika terjadi sesuatu, kemungkinan Tang San akan langsung hancur.
Anehnya, setelah tubuh Xiao Wu sepenuhnya berubah menjadi merah darah, perubahan baru mulai muncul lagi. Kali ini, proses perubahannya semakin ganjil. Masih dimulai dari akar bulu, warna merah darah itu mulai berubah lagi menjadi warna yang tembus pandang, putih susu, persis seperti bulu kelinci putih biasa. Hanya terlihat lebih lembut dan lebih berkilau.
Mengapa berubah-ubah lalu kembali lagi? Tang San bingung memandang pemandangan di depan matanya. Semua yang dia lihat sekarang telah melampaui pemahamannya tentang Hunwu. Dia tahu, bahkan Guru pun mungkin tidak bisa menjelaskan fenomena ini.
Dia hanya bisa terus meyakinkan diri sendiri untuk mempercayai pilihan Xiao Wu. Pilihannya pasti tidak akan salah.
Sudah setengah jam berlalu sejak Xiao Wu memakan Ginseng Kristal Naga Darah. Tubuhnya telah kembali putih salju. Seluruh tubuhnya yang putih bersih bagai salju murni itu tergeletak diam. Saat ini, Tang San juga jelas merasakan energi yang sebelumnya terus bergejolak dalam tubuh Xiao Wu mulai mereda, menyebar ke seluruh tubuh, tidak lagi mengubah fisiknya seperti sebelumnya.
Hanya saja muncul lapisan embun putih tipis di tubuh Xiao Wu, menempel pada bulu-bulunya dan membungkus seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar, "San Ge, anggota klan Pozhi sudah datang. Tetua Tai Tan memanggilmu."
Tang San menepuk dahinya, perubahan Xiao Wu membuatnya hampir lupa urusan penting. Ia buru-buru berdiri. Situasi Xiao Wu kini sudah stabil, ia menyimpan tubuhnya ke dalam Kantung Serbaguna Ruyi sebelum membuka pintu dan keluar.
Ma Hongjun sudah menunggu di depan pintu. Begitu melihat Tang San, ia tak tahan berkata: "San Ge, keluarga Po mungkin sulit ditaklukkan! Kepala klan itu terlihat sangat rumit, bahkan tak mau banyak bicara. Seperti semua orang berhutang padanya."
Tang San tersenyum tipis, "Jangan asal bicara. Mari kita lihat dulu. Solusi selalu bisa ditemukan."
Kedua saudara itu segera tiba di ruang tamu. Benar, sudah ada seorang lelaki tua di sana dengan dua pemuda berdiri di belakangnya. Usia mereka seumuran dengan Tang San dan Bai Chenxiang. Begitu masuk, Tang San memperhatikan sorot mata kedua pemuda itu yang sesekali mengarah ke Bai Chenxiang, jelas tertarik pada gadis cantik itu.
Pandangan Tang San tidak berlama-lama pada mereka, tapi tertuju pada lelaki tua itu. Tubuh tua itu kurus tinggi, posturnya mirip Bai He tapi lebih tinggi satu kepala. Rambutnya hitam legam, bukan putih seperti Bai He. Wajahnya kemerahan tapi ekspresinya muram, mata tajamnya memancarkan aura mengerikan. Bai He duduk di sampingnya sedang membisikkan sesuatu. Jelas, dialah Kepala Klannya, Yang Wudi dari keluarga Po.
Begitu Tang San dan Ma Hongjun masuk, mereka langsung menjadi sorotan pandangan yang lain di dalam ruangan.
Tai Tan berdiri, berjalan ke arah Tang San sambil tersenyum, memeluk bahunya dan memutarnya ke arah Yang Wudi. "Ayo, Si Kambing Tua, aku perkenalkan seorang anak muda."
Mata Yang Wudi menyempit, berkata datar: "Si Kera Tua, sejak kapan kau punya teman semuda ini?"
Tai Tan tidak marah menghadapi sikap dingin Yang Wudi, sudah terbiasa dengan tabiatnya. "Bakat tak diukur usia. Anak muda ini bukan orang biasa. Si Kambing Tua, jangan pernah meremehkannya."
Yang Wudi mengerutkan kening. "Si Kera Tua, ini pertemuan empat klan kita. Aku tak ingin ada orang luar. Masih ada urusan penting yang harus kita bahas."
Tai Tan mengerutkan kening. Tampaknya suasana hati Yang Wudi hari ini buruk. Biasanya meski selalu muram, tak sampai segini tidak menghargai.
"Si Kambing Tua, kau tetap tak berubah. Orang yang dibawa Si Kera Tua pasti bukan orang luar," Niu Gao tak tahan ikut bicara.
Yang Wudi melirik Niu Gao. "Kau tuan rumah. Jika kau tak keberatan, apa urusanku? Biarkan saja dia di sini."
Tai Tan terdiam oleh jawaban Yang Wudi, merasa tak enak, menarik Tang San duduk di sampingnya. Niu Gao bertanya ke Yang Wudi: "Si Kambing Tua, kita sudah lengkap. Ada apa denganmu hari ini? Ekspresimu gelap seperti dasar wajan."
Yang Wudi mendengus dingin, "Semuanya gara-gara bangsat-bangsat dari Kuil Wuhun itu. Dua dari Tiga Sekte Teratas sudah hancur, kalian tahu tidak?"
Ketiga kepala klan saling pandang, lalu mengangguk serentak.
Yang Wudi berkata dengan nada dingin, "Selain orang-orang gila dari Kuil Wuhun, siapa lagi yang bisa melakukan ini? Setelah Tiga Sekte Teratas dihancurkan, Kuil Wuhun akan mengadakan pemilihan ulang. Di kota tempatku tinggal, ada salah satu dari Empat Sekte Bawah yang dulunya tujuh sekte. Mereka mungkin tidak tahu permusuhan antara Klan Po Yizu dengan Kuil Wuhun, sampai berani mendatangiku dan memaksa kami bergabung dengan sekte mereka. Kalau tidak, mereka akan menghancurkan hingga rata klanku. Si kera tua, badak tua, bangau putih, kalian masih menganggapku saudara, mari kita bersatu membentuk sekte baru dan melawan Kuil Wuhun habis-habisan. Biar mereka tahu Empat Klan Tunggal tidak bisa diremehkan!"
Ketiga kepala klan tertegun tak berkutik memandangi Yang Wudi, lupa bicara. Kebencian Yang Wudi jauh melampaui perkiraan mereka. Saat ini dia bagaikan gunung berapi yang siap meletus.
Yang Wudi menatap ketiga orang itu, "Kenapa? Kalian takut? Empat sekte kita bersatu, memiliki hampir seribu Ahli Jiwa. Dengan kekuatan kita, gabungan kita tidak kalah jauh dari sekte mana pun di empat sekte bawah. Apakah kita bisa bertahan hidup hanya dengan merangkak? Lebih baik kita bertarung. Klien bisnis saya ada dari dua kerajaan besar. Belakangan ini saya terus berhubungan dengan Kekaisaran Xing Luo. Jika kita membentuk sekte, lebih baik kita pergi ke ibukota Kekaisaran Xing Luo. Di sana, pengaruh Kuil Wuhun tidak terlalu kuat. Masalah bertahan hidup seharusnya tidak besar. Selama ini, klan kami juga punya tabungan. Untuk sementara mendukung kehidupan semua klan pasti tidak masalah. Selain itu, keluarga kekaisaran Xing Luo juga akan memberikan bantuan kepada kita."
Niu Gao tak tahan berkata, "Si Kambing Tua, apa kau mengalami kerugian? Biasanya kau tidak seimpulsif ini."
Ekspresi wajah Yang Wudi semakin suram, "Kerugian? Lebih dari itu. Bajingan dari empat sekte bawah itu sudah bersiap menyerang klan kami. Jika pulang kali ini saya tidak bertindak, tahun depan kalian tidak akan melihatku lagi."
Tai Tan berkata, "Si Kambing Tua, ide kita ternyata sama. Elephant Armor Sect juga baru datang ke Si Badak Tua dua hari lalu. Sebagai sekte yang terpisah, kita akan sulit bertahan di masa depan. Tapi saya tidak yakin dengan Kekaisaran Xing Luo. Kita tidak familiar dengan ibukota mereka. Tidak ada yang pernah tinggal lama di sana. Saya sudah berdiskusi dengan Si Kera Tua dan Si Kambing Tua. Kami berencana pindah ke Kota Tian Dou. Bagaimanapun juga, saya sudah berbisnis di sana selama dua puluh tahun, punya fondasi yang cukup. Bisa menyediakan tempat tinggal untuk semua orang."
Yang Wudi mengerutkan kening, "Ke tempatmu? Bukan tidak mungkin. Tapi jaringan bisnis klan kami ada di Kekaisaran Xing Luo. Jika pindah ke Kekaisaran Tian Dou, semuanya harus mulai dari nol. Hanya mengandalkan kemampuan ekonomi Klan Kekuatan kalian, mungkin tak bisa menghidupi semua orang. Membangun jaringan bisnis baru bukan perkara mudah."
Tai Tan terkekeh, "Tenang, menghidupi semua orang bukan masalah. Sekte yang akan kita dirikan bernama Tang Men. Nah, tadi aku mau perkenalkan Pemimpin Sekte padamu, tapi kau tak mau mendengar." Sambil berkata demikian, ia mengangguk ke arah Tang San.
Yang Wudi tertegun, matanya penuh keraguan menatap Tang San, "Dia jadi Pemimpin Sekte? Bocah belum kering air liur ini?"
Tai Tan bertanya, "Apa yang tidak mungkin?"
Yang Wudi tiba-tiba bangkit berdiri, melototi Tai Tan, "Si kera tua, aku sedang dikejar masalah genting, kau masih sempat bercanda!"
Ekspresi wajah Tai Tan menjadi muram. Ia kesal karena sebelumnya ditolak Yang Wudi. Baik Soul Power maupun usia, ia selalu menjadi Bos dari Empat Klan Spesialisasi Tunggal. Kini amarahnya pun meluap, "Kambing tua, siapa yang bercanda? Tang San bukan hanya Pemimpin Sekte Tang Men, tapi juga putra Tuan kita!"
Biji mata Yang Wudi menyempit tiba-tiba, "Kau bilang, dia anak Tang Hao?"
Tai Tan mendengus, namun tak menjawab.
Yang Wudi melotot dengan marah ke arah Tang San, lalu berbalik kasar dan berjalan keluar. Dua pemuda yang bersama di ruang tamu segera mengikutinya.
"Kambing Tua, kau mau apa?" Bai He buru-buru maju dan menahannya.
Yang Wudi tidak menoleh, "Kalian semua sudah kompromi dengan Sekte Haotian. Apa lagi yang bisa kubicarakan? Tak ada tempat untukku di sini. Aku pergi. Anggap saja hari ini aku tak pernah datang."
Bai He segera membalas, "Jangan gegabah dulu, dengarkan aku. Apa kau tidak percaya pada kawan-kawan lama kita?"
Hubungan pribadi Yang Wudi dan Bai He paling baik. Mendengar ini, ekspresi wajahnya sedikit melunak, "Boleh aku tinggal, tapi suruh bocah Tang San itu pergi! Dan jangan sebut nama Tang Men lagi di hadapanku!"
Ekspresi Bai He langsung berubah masam. Bagaimanapun, Tang San adalah cucunya. Yang Wudi bahkan tidak memberi kesempatan bicara. Rencana awal tampak gagal total.
"Senior Yang Wudi, izinkan hamba berbicara." Tang San berjalan mendekat dari samping Tai Tan.
Yang Wudi berbalik kasar, tatapan dinginnya menusuk. Aura pembunuhan menyebar tanpa tedeng aling-aling, "Aku sudah bersumpah, Sekte Haotian adalah musuh abadiku. Pergi sebelum aku hilang kesabaran, atau mayatmu akan bergelimpangan dalam lima langkah!"
Pandangan Tang San tiba-tiba menjadi dingin, menatap Bai He di samping Yang Wudi, "Kakek, tolong minggir sebentar. Aku ingin lihat bagaimana Senior Yang Wudi bisa membuatku terbaring mati dalam lima langkah."
Tang San sama sekali tidak berbicara karena impulsif. Menghadapi Yang Wudi, dia paham komunikasi verbal sudah tak berarti lagi. Sifat keras kepala pria ini melebihi perkiraan. Tanpa menekan semangatnya, bahkan kesempatan bicara pun tak akan didapat.
Yang Wudi tertawa getir dalam kemarahan, "Bagus, bagus, bahkan anak ingusan pun berani menantangku. Kau anak Tang Hao ya? Bai He, jangan salahkan aku tak menghargaimu, akan kusisakan satu nyawa untuknya."
Bai He cemas melihat Tang San, tapi menerima tatapan tenang darinya. Seketika, semangat dari Tang San dan Yang Wudi sama-sama menggelegak.
Tai Tan dan Niu Gao saling pandang, bergumam pasrah, "Bertarunglah, tabiat Kambing Tua ini memang lebih cocok diselesaikan dengan kekuatan."
Tang San tenang menatap lelaki kurus tinggi di depannya, "Senior Yang Wudi, bagaimana kalau kita bertaruh?"
Bai He di samping langsung mengubah ekspresi wajahnya aneh setelah mendengar ini, Bai Chenxiang menutup mulutnya agar tidak tertawa. Mereka sudah tahu dari Niu Gao bahwa Tang San bertaruh saat pertama tiba, lalu menang. Hari kedua bertaruh dengan Bai He. Kini menghadapi Yang Wudi, masih pakai cara bertaruh lagi.
