Ning Rongrong berkata: "Bertahun-tahun setiap hari berlatih di rumah, sudah lama merasa bosan. Aku langsung menyesal setelah kalian pergi."
Tang San tersenyum: "Bukankah itu memberi kalian kesempatan berdua saja? Jangan bilang selama ini hidupmu menderita." Sambil berkata demikian, ia mengedipkan mata ke arah Oscar.
Oscar terkekeh, wajah Ning Rongrong memerah. Ia mencubit Oscar dengan kuat, "Tertawa, kau masih tertawa. Hmm, kalau bukan karena kau, aku pasti ikut San Ge jalan-jalan."
Oscar tetap tertawa dengan bangga, cubitan kuat Ning Rongrong seolah tak terasa sakit sama sekali.
Ma Hongjun di samping tiba-tiba berteriak, "Aduh, Xiao Ao! Lenganmu sampai mengatasi cubitan Rong Rong!"
"Aduh!" Ning Rongrong kaget, buru-buru menarik lengan Oscar untuk diperiksa. Tapi tak ada bekas mengatasi, hanya sedikit kemerahan.
Melihat reaksinya yang panik, Tang San, Ma Hongjun dan Oscar tak bisa menahan tawa. Suasana di pondok kayu pun tiba-tiba menjadi riang.
Ning Rongrong memukul bahu Oscar dengan keras, malu menunduk. Oscar menangkap tangannya dan menciumnya kuat-kuat, senyum jorok khasnya kembali muncul.
Tang San berkata, "Tapi, Rong Rong, kalau kau benar-benar bisa mengundang Sesepuh Dugu Luo untuk menjaga reputasi akademi, maka kita harus benar-benar melakukan perjalanan jauh lagi. Kali ini, kami pasti membutuhkan Dewa Kekayaan Tang Men sepertimu."
"Oh?" Mata Ning Rongrong langsung berbinar-binar mendengar ini, memandang Tang San dengan sorot mata bersemangat, "San Ge, kita mau main ke mana?"
Oscar mengetuk kepala gadis itu dengan jarinya, "Dasar si bodoh, cuma tahu main. Apa kita tidak perlu berlatih?"
Ning Rongrong mendengus, "San Ge yang mengajak pergi pasti urusan penting. Kita bisa menyiapkan kereta kuda, di dalam kereta pun kita bisa berlatih! Lagipula, Master pernah bilang, latihan terus-menerus justru bisa menghambat perkembangan Soul Power. Santai sebentar juga perlu."
Tang San tersenyum: "Ini memang urusan penting. Sekte Tang kami membutuhkan banyak logam untuk membuat senjata rahasia. Logam biasa tidak masalah bagi Klan Kekuatan. Tapi logam langka harus kita beli sendiri. Menurut Tetua Tai Tan, di Kota Metal Gengxin tersedia berbagai jenis logam, termasuk yang langka. Setelah desain Tang Men final dan pembangunan dimulai, kehadiran Tetua Niu Gao dari Klan Pertahanan sudah cukup. Kami dan Tetua Tai Tan akan pergi ke Gengxin. Mari kita lihat apakah bisa mendapatkan barang berharga. Minimal kita harus membeli logam untuk membuat senjata rahasia biasa. Dalam waktu kurang dari setahun ke depan, kita harus memproduksi batch pertama. Saat pemilihan ulang Tujuh Sekte Besar dimulai, mungkin bisa berguna. Jika Kuil Wuhun berhasil menyelenggarakan acara ini, dua kerajaan besar akan sangat dirugikan. Kita harus membantu kedua kerajaan merekrut Ahli Jiwa sebanyak mungkin dalam acara tersebut."
Mendengar Tang San menyebut Kuil Wuhun, Ning Rongrong langsung menunjukkan ekspresi benci, "Kali ini kita harus menciptakan masalah untuk mereka. Gagalkan acara mereka!"
Sambil berkata demikian, dia langsung berdiri. Tang San terkejut, "Rong Rong, mau ke mana?"
Ning Rongrong terkikik, "Tentu kembali memanggil pasukan! Kakek Gu sudah datang, kita bisa segera berangkat!"
Tang San tertawa, "Kau memang tidak sabar."
Oscar juga berdiri, "Aku akan menemaninya pergi."
Awalnya Tang San berencana menggunakan sebagian uang dari Sekte Qibao Glazed untuk membangun Tang Men, tapi kemudian memutuskan untuk menunda. Bagaimanapun, simpanan yang dia kumpulkan selama bertahun-tahun cukup besar dan sudah memadai untuk kebutuhan pembangunan sekte. Uang dari Sekte Qibao Glazed lebih baik disimpan untuk membeli logam. Itulah area yang paling membutuhkan.
Mungkin karena terlalu lama tidak bepergian jauh, efisiensi Ning Rongrong sangat tinggi. Malam itu ketika dia kembali dari Sekte Qibao Glazed, dia langsung membawa Dugu Luo. Ning Fengzhi tidak datang sendiri, hanya menyuruh Ning Rongrong memberi tahu Tang San bahwa situasi di keluarga kekaisaran sepenuhnya terkendali. Hanya saja racun Kaisar Xue Ye belum sepenuhnya dinetralisir. Tuan Bergelar Racun masih berusaha keras membuat penawar.
Selain itu, mengetahui Tang San akan membeli logam, Ning Fengzhi secara khusus menambah dana untuk Ning Rongrong. Ditambah dengan dana sebelumnya, total jumlahnya mencapai lima ratus ribu koin emas. Ini membuktikan reputasi Sekte Qibao Glazed sebagai sekte terkaya bukanlah isapan jempol. Perlu diketahui, kesepakatan antara Tang San dan Ning Fengzhi adalah bahwa Senjata Rahasia produksi Tang Men akan diprioritaskan untuk Sekte Qibao Glazed dengan diskon 20%. Nantinya akan dipotong dari uang muka ini.
Namun mereka tetap tidak bisa langsung berangkat. Baru saja kembali dari perjalanan, Tang San dan kawan-kawan masih perlu istirahat dan menyesuaikan diri. Selain itu, desain untuk Tang Men masih perlu didiskusikan.
Seminggu kemudian, setelah semua persiapan selesai, barulah yang lain dipimpin Tai Tan memulai perjalanan menuju Kota Gengxin - lokasi markas besar Asosiasi Pandai Besi Benua.
Begitu keluar dari Tang Men, Tai Tan tak bisa menahan tawa terbahak. Masih menggunakan dua kereta kuda khusus yang sama, masing-masing dikemudikan anggota Klan Kekuatan. Para penumpang dibagi dalam dua kereta. Tang San, Xiao Wu, dan Tai Tan berada di satu kereta. Ning Rongrong, Oscar, dan Ma Hongjun di kereta lainnya.
"Ada Badak Tua memang enak. Semua urusan berantakan kuserahkan padanya. Kali ini aku benar-benar jadi tuan yang dilemparkan. Tuan Muda, kau lihat ekspresi kesal Niu Gao saat kita pergi tadi? Memikirkan wajah kesalnya saja bikin aku tertawa."
Tang San tersenyum tipis sambil memeluk Xiao Wu di pangkuannya, "Dengan Sesepuh Niu Gao yang bertanggung jawab membangun Tang Men, Barulah Anda bisa tenang! Kalau orang lain, mungkin Anda takkan rela menyerahkan tugas ini."
Tai Tan mengangguk serius, "Benar juga. Badak Tua bukan hanya saudaraku, tapi juga ahli konstruksi terhebat di seluruh benua. Kali ini kita membeli banyak rumah penduduk sekitar, wilayah Tang Men hampir meluas dua kali lipat dari kediaman Klan Kekuatan. Dengan Badak Tua di sini, mungkin saat kita kembali, pembangunannya sudah hampir selesai."
Tang San tersenyum: "Membangun dengan lambat pun rasanya mustahil. Dengan kekuatan fisik anggota Klan Kekuatan, ditambah keahlian pengrajin ahli Klan Pertahanan. Bagaimana mungkin prosesnya tidak cepat? Ngomong-ngomong, tak kusangka Sesepuh Niu Gao punya bakat arsitektur sehebat ini. Pantas dijuluki Master Bangunan."
Begitu teringat gambar teknik konstruksi yang dilihatnya beberapa hari ini, hati Tang San langsung berdebar-debar. Ini bukan membangun kediaman biasa, melainkan benteng pertahanan sejati! Tentu saja biayanya sangat besar. Setelah Tang San berjanji memberikan dukungan finansial penuh, Niu Gao melakukan berbagai perubahan pada desain. Material konstruksi yang dibutuhkan pun berubah drastis. Hanya membayangkannya saja membuat Tang San merinding. Singkatnya, bahkan pintu setiap kamar menggunakan kayu solid dilapisi lempengan besi. Sedangkan tembok pagar kediaman direncanakan setinggi lima zhang. Ketinggian ini setara dengan tembok istana kekaisaran.
Tang San tentu tidak takut masalah dengan pihak berwenang. Dua hari lalu ia sengaja mengunjungi Yuexuan untuk menemui Bibi Tang Yuehua. Urusan administratif diselesaikan langsung melalui bantuan bibinya, sehingga tidak ada masalah. Ia sengaja tidak meminta bantuan Ning Fengzhi agar informasi tentang Tang Men tidak bocor melalui keluarga kekaisaran.
Sejak berhasil meyakinkan Empat Klan Subordinat Utama, perkembangan Tang Men telah memasuki fase konstruksi resmi. Masa sebelum penyelenggaraan Konferensi Ulang Tujuh Sekte oleh Kuil Wuhun akan menjadi periode paling krusial bagi pertumbuhan Tang Men.
Xiao Wu bersandar di bahu Tang San, diam dengan tenang, matanya masih kosong seperti biasa. Sejak bertemu Ning Rongrong, Tang San akhirnya punya waktu untuk bernapas lega. Saat bersama Ning Rongrong, Xiao Wu tidak terlalu merepotkannya. Tapi yang membuatnya geli adalah, ketika malam tiba, situasi mencurigakan ini langsung berubah. Xiao Wu tanpa jiwa sama sekali tidak mau tidur bersama Ning Rongrong. Di bawah tatapan hina Oscar dan Ma Hongjun yang berulang kali, Tang San tetap harus berbagi tempat tidur dengannya dengan perasaan sakit namun bahagia. Namun, ini justru memacu latihan Tang San. Bersama kekasih hati yang suka tidur telanjang ini setiap hari, mana mungkin dia berani tidur? Setiap malam begitu Xiao Wu terlelap, dia langsung berlatih. Paha pun telah menjadi bantal paling nyaman bagi Xiao Wu.
Kota Gengxin terletak di wilayah Kekaisaran Xing Luo, tepat berseberangan arah dengan Kota Longxing. Kota Longxing berada di tenggara Kekeisaran Tian Dou, sedangkan Kota Gengxin berlokasi di barat daya wilayah Kekaisaran Xing Luo, agak masuk ke pedalaman. Perjalanan ini cukup panjang. Meski melakukan perjalanan dengan kecepatan penuh, mereka membutuhkan waktu hampir sebulan untuk mencapai Kota Gengxin.
Kota Gengxin adalah salah satu kota utama Kekaisaran Xing Luo, namun sama sekali tidak bisa disebut kota termasyhur. Posisi kota ini sendiri di wilayah kekuasaan kota utama hanya berada di level menengah ke bawah. Benua Douluo pada dasarnya adalah dunia Ahli Jiwa. Sebagai kota logam, ketidakdiperhatikannya sangat wajar. Status pandai besi memang setara dengan rakyat biasa. Pengaruh Asosiasi Pandai Besi hanya memiliki sedikit posisi di kota ini. Kuil Wuhun sebenarnya adalah asosiasi Ahli Jiwa, namun bisa mempengaruhi situasi strategis seluruh benua. Dari sini terlihat betapa besarnya kesenjangan antara pandai besi dengan Ahli Jiwa.
Tai Tan memberitahu Tang San bahwa semakin pandai seorang pandai besi, semakin besar kemungkinannya sebagai Ahli Jiwa. Karena hanya kemampuan Ahli Jiwa yang jauh melampaui manusia biasa yang bisa membuat penempaan menjadi lebih presisi. Tentu ini tidak mutlak. Ada juga jenius pandai besi spesial yang tetap meraih pencapaian luar biasa di dunia pandai besi tanpa bantuan Hunwu.
Dari kejauhan, Kota Gengxin sudah terlihat. Semua turun dari kereta kuda. Dari kejauhan, tembok kota tinggi sudah terlihat. Tembok Kota Gengxin seluruhnya berwarna keabu-abuan sesuai logam, seolah terbuat dari logam tempaan. Meski belum masuk ke dalam kota, jejak aura logam khas Gengxin sudah bisa dirasakan samar-samar.
Ning Rongrong dengan girang menggandeng tangan Xiao Wu, "Akhirnya sampai, sepanjang perjalanan naik kereta kuda ini tulang-tulangku rasanya mau lemas semua." Meski kereta kuda Klan Kekuatan sangat nyaman, duduk selama sebulan penuh pasti membuat siapa pun merasa jenuh. Namun, perjalanan ini tidak bisa dikatakan tanpa hasil sama sekali. Ma Hongjun benar-benar mulai berusaha keras, mungkin karena perkataan Tang San padanya, sepanjang jalan dia terus berlatih giat. Soul Power-nya naik dari level 57 ke level 58. Langkahnya semakin mendekati ambang batas level 60.
Flender pernah berkata pada Ma Hongjun bahwa ketika Soul Power-nya mencapai level 70 dan bisa menggunakan Hunwu Zhen Shen, dia akan memasuki wilayah kekuasaan yang sama sekali baru. Baru pada saat itulah Hunwu Phoenix-nya akan menunjukkan kekuatan sejati. Sekarang Ma Hongjun juga sedang berusaha ke arah itu. Bagaimanapun, selain Xiao Wu, di antara Shrek Tujuh Monster, dialah satu-satunya yang belum mencapai level 60.
Oscar tersenyum licik ke arah Ning Rongrong, "Mau tidak aku pijat kamu nanti malam?"
Wajah cantik Ning Rongrong memerah, dia menjulurkan lidah ke arah Oscar, "Enggak mau. Semua orang tahu niat jahatmu."
Ma Hongjun yang berdiri di samping bersorak gembira, "Niat Paman Sosis Besar, semua orang sudah tahu!"
Oscar mendengus, sengaja mengangkat kepala, "Dasar Gendut, kau ini cuma iri. Iri yang keterlaluan."
Ma Hongjun mencibir, “Iri sekali kau, Laozi juga punya pacar. Tunggu sampai kita kembali, akan kutunjukkan betapa cantiknya pacarku.”
Oscar berkata dengan terkejut, “Kau juga punya pacar? Gadis mana yang begitu buta itu!”
Ma Hongjun marah, “Xiao Ao, aku tantang kau berduel!”
Oscar terkekeh, “Ayo! Tak takut sama kau. Cermin sosis di tubuh kakak ini banyak. Belum tentu kalah. Jangan lupa, aku juga punya Menara Tujuh Permata Rong Rong. Mana mungkin suami-istri kami kalah dari kau sendirian? Xiao San pasti netral.”
“Siapa yang jadi suami-istri denganmu? Apa aku sudah menikahimu?” Ning Rongrong membentak kesal.
Oscar berketawa sombong, “Itu cuma masalah waktu. Mertuaku saja tidak melarang. Masih bisa kabur dari telapak tanganku? Cantik, sudah terlambat untuk menyesal.”
Tang San tersenyum, “Xiao Ao, kesombongan norakmu seperti kembali.” Melihat keakraban mereka, hati Tang San terasa hangat, seolah kembali ke masa 5-6 tahun lalu saat mereka berlatih tanpa beban. Hanya saja, Xiao Wu di sisinya kini...
Oscar tertawa, “Aku tak percaya ada yang mau sama Si Gendut mesum ini. Xiao San, kau selalu bersamanya, apa dia bohong?”
Sebelum Tang San sempat bicara, Ma Hongjun sudah buru-buru menyela, "Bohong apa. Nanti pulang kali ini akan kutunjukkan pacarku. Namanya Bai Chenxiang, indah kan namanya. Bikin kamu iri setengah mati."
Oscar menunjukkan ekspresi sombong dengan hidung mengarah ke langit, "Iri apaan. Kakak sudah punya Rong Rong, masa masih mau lihat cewek lain? Selain Rong Rongku, cewek lain cuma seperti asap berlalu bagiku."
Kali ini Ning Rongrong tidak membantahnya, hanya tersenyum-senyum melihat Oscar dan Ma Hongjun saling sindir. Semua bisa melihat kepuasan dalam sorot matanya.
Tai Tan menghela napas, "Bersama kalian anak muda, aku jadi merasa lebih muda. Masa muda memang indah! Di umur segini dulu, aku jauh lebih sembrono daripada kalian."
Ning Rongrong terkikik, "Tetua besar kita merasa tua? Bapak sama sekali tidak tua! Pria matang seperti Bapak justru lebih berwibawa."
Tai Tan tertawa geli, "Nak, kau memang pandai bicara. Kalau aku 50 tahun lebih muda, mungkin akan kutandingi Xiao Ao. Pantas Dugu Luo yang saklek pun sangat memanjakmu. Kau memang elf kecil."
Ning Rongrong tertawa, "Inilah daya tarik kecantikan yang bisa menaklukkan semua usia. Xiao Ao, ngapain lihatin aku? Nggak terima ya?"
Oscar mendengus, "Terima atau tidak mau gimana lagi. Wajahku sudah rusak begini, selain kamu memang tidak ada yang mau menerimaku."
Begitu mendengar kata "cacat wajah", mata Ning Rongrong langsung berubah lembut, "Maaf, aku tidak sengaja menyakiti perasaanmu. Xiao Ao, kamu tidak marah padaku kan?"
Oscar tersenyum tipis, sorot matanya memancarkan kesedihan. Ia mendesah pelan sambil memeluk bahu Ning Rongrong, berbisik lembut: "Tentu tidak. Seumur hidupku hanya mencintaimu."
Sambil berkata demikian, ia melirik ke arah Ma Hongjun dan Tang San dengan pandangan puas. Trik ini sudah sering digunakannya, namun tetap manjur. Bekas luka di wajah yang dulu membuatnya rendah diri kini justru menjadi senjata pamungkas untuk meluluhkan hati Ning Rongrong. Tentu saja kelembutan Oscar bukanlah kepura-puraan. Ia paling menyukai sikap manja Ning Rongrong yang seperti burung kecil mencari perlindungan ini.
Ma Hongjun buru-buru lari ke sisi Tang San, "Aku tidak tahan lagi, San Ge. Dua orang ini selalu menganggap kemesraan berlebihan sebagai lelucon. Aku akan masuk kereta kuda dulu. Panggil aku saat sudah masuk kota."
Kelompok mereka berhasil memasuki Kota Gengxin. Begitu melintasi gerbang kota, aroma logam yang menusuk hidung langsung memberikan sensasi unik. Setelah masuk, mereka semua turun dari kereta kuda dan mulai mengamati dengan antusias pemandangan kota yang khas ini.
Emosi Tai Tan jelas-jelas terlihat membara. Ia menunjuk ke sekeliling sambil menjelaskan detail arsitektur kepada yang lain.
“Kota Gengxin adalah kota dengan jumlah bengkel pandai besi terbanyak. Hanya di kota inilah profesi pandai besi dihargai. Konon, di seluruh Kota Gengxin saja terdapat lebih dari seribu bengkel pandai besi. Jumlah pandai besinya mencapai puluhan ribu. Banyak pandai besi dari kota lain khusus datang ke sini untuk mengikuti tes kelayakan pandai besi. Jika bisa lulus tes pandai besi tingkat tinggi, mereka boleh menetap di kota ini. Singkatnya, ini adalah surganya para pandai besi.”
“Meski dua kerajaan besar tidak terlalu menghargai pandai besi, persenjataan tentara, alat-alat pertanian, konstruksi bangunan, hingga perabot rumah semuanya membutuhkan keterampilan pandai besi. Semakin tinggi level pandai besinya, semakin berharga barang yang ditempa.”
Ma Hongjun bertanya heran: “Tetua Tai Tan, apakah pandai besi juga memiliki tingkatan level?”
Tai Tan mengangguk, “Tidak serumit sistem level Ahli Jiwa kalian. Secara umum, pandai besi terbagi menjadi tujuh level. Dari terendah ke tertinggi: Pandai Besi Pemula, Pandai Besi Menengah, Pandai Besi Senior, Ahli Pandai Besi, Master Pandai Besi, Pandai Besi Legendaris, dan Pandai Besi Dewa.”
Ma Hongjun terus mendesak, “Lalu level apa Bapak?”
Oscar menyela, “Bodoh, perlu ditanya? Sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pandai Besi, tentu Tetua Tai Tan adalah Pandai Besi Dewa.”
Tai Tan terkekuk-kekuk, mengiyakan secara implisit.
Tang San bertanya, “Tetua, berapa jumlah Pandai Besi Dewa di benua ini?”
Ekspresi wajah Tai Tan berubah samar, “Tiga. Aku, ayahmu, dan Ketua Asosiasi Pandai Besi yang sekarang.”
Mendengar Tai Tan menyebut ayah, jantung Tang San tak bisa menahan berdebar. Ingat akan anggota tubuh ayahnya yang cacat, hatinya terasa perih. Tapi terlalu banyak hal yang harus dia lakukan sekarang. Ingin kembali menjenguk ayah pun tak bisa langsung terlaksana. Dalam hati, Tang San bertekad setelah acara Pemilihan Ulang Tujuh Sekte yang diadakan Kuil Wuhun selesai, dia pasti akan kembali ke Mata Air Es dan Api untuk menjenguk orang tuanya. Entah bagaimana evolusi ibunya di sana.
Tai Tan menepuk bahu Tang San, "Jangan terlalu banyak dipikirkan. Tuan punya putra hebat sepertimu yang mewarisi ilmunya, dia bisa tenang mengasingkan diri. Tuan Muda, suatu saat ajak aku menemuinya ya."
Tang San mengangguk lembut.
Tiba-tiba, suara lantang terdengar dari depan meneriakkan promosi, "Jangan lewatkan! Zirah Perak Gemilang buatan tangan murid langsung Pandai Besi Dewa Lou Gao, Ketua Asosiasi Pandai Besi saat ini! Hanya satu potong, diskon spesial!"
“Lou Gao?” Tai Tan mengernyitkan alis penuh kebingungan: “Murid generasi kedua dari Lao Lou juga perlu berjualan di jalanan? Oh, Lou Gao adalah Ketua Asosiasi Pandai Besi, tidak salah menyebutnya sebagai Raja Pandai Besi Dewa. Ayahmu pensiun, dalam hal penempaan, aku dan dia masing-masing memiliki bidang keunggulan. Aku lebih ahli dalam pemurnian dan penempaan berbagai logam, sedangkan dia lebih ahli dalam teknik-teknik presisi. Ngomong-ngomong, rencananya aku ingin meminta beberapa murid darinya. Untuk bagian-bagian yang sangat rumit dalam senjata rahasiamu, pandai besi dari alirannya akan lebih ahli membuatnya. Ayo, kita lihat.”
Saat itu, sumber asal teriakan penjual sudah dikerumuni banyak orang. Tang San dan rombongan menerobos kerumunan orang, baru bisa melihat situasi di dalam.
Terlihat sebuah bengkel pandai besi biasa. Yang sedang berteriak menjual adalah seorang pria paruh baya kekar bertubuh sawo matang dengan dada telanjang. Di depan bengkel, seorang pria berusia sekitar 40-an duduk dengan tenang sambil memejamkan mata, terkesan seperti orang sakti. Di sampingnya tergeletak seperangkat baju zirah.
Baju zirah itu berkilauan keperakan di bawah sinar matahari, dengan desain yang sangat mewah. Terlihat setiap bagian pelindungnya telah diasah khusus, sementara cermin pelindung dada dihiasi kristal transparan raksasa yang berkilauan sinergis dengan tubuh baju zirah di bawah pantulan cahaya.
Tai Tan hanya melirik baju zirah itu sekali, langsung mengerutkan kening dan mencibir dengan nada meremehkan: “Sampah.”
Bukan hanya Tai Tan, bahkan Tang San yang jauh lebih rendah darinya dalam hal penempaan bisa melihat kelemahan baju zirah ini. Meskipun terlihat indah, penglihatan Tang San sangat tajam. Zijin Modong-nya telah mencapai tingkat Ru Wei (Tingkat Mikro), memungkinkannya mengidentifikasi dengan jelas material dan metode penempaan baju zirah ini.
Kepingan-kepingan perak mengilap itu sebenarnya terbuat dari baja yang dipoles, namun setiap lempengan armor sangat tipis, jelas-jelas tidak memiliki kemampuan pertahanan. Namun sebaliknya beratnya juga tidak terlalu besar, mungkin ini satu-satunya keunggulan armor ini. Jika memakai baju zirah ini, satu-satunya fungsi mungkin hanya untuk pamer. Adapun untuk digunakan di medan perang, itu mustahil. Prajurit infanteri biasa pun bisa dengan mudah merobeknya dengan sekali tebasan.
Meski usianya sudah lebih dari 80 tahun, sebagai kepala klan Klan Kekuatan, Tai Tan berbicara dengan penuh wibawa. Kata "sampah" yang diucapkannya dengan suara biasa saja tetap terdengar oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk pria paruh baya yang sedang berjualan itu.
Pria yang sedang bersemangat berjualan itu langsung menatap Tai Tan, "Orang tua, siapa yang kau sebut sampah?"
Tai Tan yang sangat terhormat menjawab dingin, "Aku bilang baju zirah itu sampah. Pandai besi yang membuatnya juga sampah."
Kali ini suaranya sengaja dinaikkan. Pria paruh baya yang duduk di pintu bengkel pandai besi telah membuka matanya, pandangannya ke Tai Tan dipenuhi ekspresi meremehkan.
Pria paruh baya yang berjualan itu sudah berjalan besar ke depan Tai Tan, "Orang tua, apakah kamu mengerti penempaan? Dari penampilanmu jelas orang luar, kalau tidak paham jangan asal bicara. Guruku adalah murid generasi kedua dari Sesepuh Lou Gao, ketua Asosiasi Pandai Besi saat ini. Beraninya kau sebut baju zirah buatan guruku sampah? Ini penghinaan terhadap garis keturunan Pandai Besi Dewa kami. Kalau hari ini kau tidak menjelaskan dengan jelas, jangan harap bisa pergi."
Tai Tan mendengus dengan meremehkan, "Kau mau penjelasan jelas? Baik! Aku akan jelaskan. Bukan cuma gurumu ini. Bahkan jika Lou Gao sendiri di sini mengaku membuat baju zirah ini, aku tetap akan menyebutnya sampah!"
Begitu kata-katanya keluar, kerumunan langsung gaduh. Di antara penonton ada banyak pandai besi, beberapa cukup berpengalaman. Mereka tentu tahu baju zirah ini lebih indah daripada fungsinya. Tapi gelar "murid generasi kedua Lou Gao" dari si penjual membuat semua orang terpana. Posisi Lou Gao di Kota Gengxin ini setara dengan Bibi Dong di Kuil Wuhun.
Kritik Tai Tan terhadap baju zirah mungkin bisa diterima, tapi ketika dia menyerang langsung Sesepuh Pandai Besi Dewa Lou Gao, para pandai besi di sekitar langsung marah. Suara protes dan makian segera memenuhi udara.
Tang San mengerutkan kening. Ia menarik Xiao Wu ke depannya, kedua tangan melingkar di pinggangnya agar nyaman bersandar di pelukannya. Soul Power tak kasat mata secara alami terlepas, mengisolasi Xiao Wu dari kerumunan. Ia takkan membiarkan siapa pun menyentuh Xiao Wu.
Tai Tan melangkah maju dua langkah. Meski tidak melepas Soul Power dan tekanan aura tingkat Roh Dou Luo, postur tubuhnya yang tinggi besar serta wibawa sebagai kepala klan selama bertahun-tahun membuat pria paruh baya pedagang itu mundur beberapa langkah.
Tai Tan menghadap ke baju zirah itu lalu menatap yang lain, "Kalian tidak puas ya? Baik, akan kujelaskan. Zirah ini dibuat dengan teknik rantai berlubang. Perhatikan baik-baik, setiap lempeng bajanya memiliki ukuran berbeda. Permukaannya tampak mengilap, tapi sebenarnya materialnya tipis. Zirah perak? Ini hanya baja yang dilapisi perak. Tidak jauh lebih baik dari kertas minyak!"
Mendengar ini, pria paruh baya yang awalnya tenang itu tiba-tiba bangkit berdiri, marah, "Zirah ini memang untuk hiasan! Bukan medan perang! Lempeng tipis justru menunjukkan keahlian. Ringan, nyaman dipakai. Hiasan, kau mengerti arti hiasan?"
Tai Tan menyeringai dingin, "Lalu soal ukuran lempeng yang tidak seragam?"
Pria itu membela diri, "Ini namanya keindahan yang tidak harmonis. Ajaran guru leluhurku, Pandai Besi Dewa Lou Gao. Kau takkan mengerti!"
Tai Tan tertawa terbahak-bahak, "Bagus, keindahan yang tidak harmonis. Aku penasaran kalau si orang tua Lou Gao ada di sini, mungkin kau akan membuatnya muntah darah. Apakah reputasinya sekarang sudah hancur oleh orang sepertimu? Armor Perak Gemilang, memang Lou Gao pernah membuat zirah seperti ini. Tapi tiruanmu ini terlalu jauh menyimpang."
Sambil berkata demikian, ia mengangkat zirah itu dari penyangganya dan membalikkannya. Pria paruh baya itu ingin mencegahnya namun sudah terlambat.
Jika permukaan zirah itu halus seperti cermin, bagian belakangnya justru kasar seperti karung goni. Dengan gerakan acak Tai Tan, beberapa kepingan logam langsung berjatuhan.
Tai Tan melempar zirah itu di depan pria paruh baya yang tertegun itu sambil mendengus, "Menyebutmu sampah saja masih terlalu baik. Ajar kau biar paham: Armor Perak Gemilang buatan Lou Gao menggunakan perak murni yang dimurnikan menjadi inti perak. Meskipun tipis, pertahanannya sangat tangguh. Karyanya memang dekoratif tapi tetap fungsional. Jangan lagi kau catut namanya untuk menipu. Kalau tidak, kau bisa mingkir dari Kota Gengxin."
"Kau... kau..." Pria paruh baya yang mengaku sebagai murid generasi kedua Lou Gao itu wajahnya membiru, sementara sorak-sorai penonton dan pandai besi mereda. "Aku habisi kau!"
“Pria paruh baya itu menggerakkan tangannya dan mencabut pisau telinga sapi dari pinggangnya, langsung menerjang ke arah Tai Tan.”
Tai Tan adalah sosok dengan kekuatan seberapa? Jika musuh bisa mendekat, itu akan menjadi lelucon. Tanpa menoleh, kaki kanannya menghentak keras ke tanah. Seketika, dalam dentuman rendah "Boom". Gelombang kejut yang kuat langsung melemparkan pria paruh baya itu ke tanah. Para penonton hanya merasakan getaran di kaki mereka, tak terkena dampak serius.
"Siapa yang membuat keributan di sini?" Tiba-tiba kerumunan penonton terbelah, terlihat satu pasukan infantri Kekaisaran Xing Luo dengan perlengkapan non-standar berjalan masuk.
Infantri biasa maksimal hanya memakai zirah kulit, tapi pasukan Kota Gengxin ini - karena dekat dengan pusat penempaan - semuanya mengenakan zirah logam ringan. Sekitar belasan orang, pemimpinnya berusia sekitar 30 tahun. Zirahnya jelas lebih tebal, tangan memegang gagang pedang di pinggang, melangkah tegas masuk.
Pria paruh baya yang pusing tujuh keliling akibat hentakan Tai Tan itu langsung bersemangat melihat tentara. Merangkak-rangkak mendekati sang pemimpin, "Adik ipar, dia ini! Aku sedang menjual karya terbaruku, si tua ini datang mengganggu. Pasti orang luar. Tak hanya mengkritik zirah tempaan baruku, juga menghina Pandai Besi Dewa Lou Gao. Cepat tangkap dia!"
Tai Tan menyunggingkan senyum dingin, "Pantasan berani memakai nama Lou Gao seenaknya, rupanya ada backing-nya."
"Bawa pergi." Kapten prajurit itu wajahnya mendadak dingin, tangannya diayunkan kasar.
"Hentikan!" Sebelum para prajurit bergerak, teriakan keras terdengar dari kerumunan. Orang-orang berpisah, memperlihatkan seorang lelaki berusia enam puluhan berjalan cepat mendekat. Postur tubuhnya tegap, langkahnya mantap berirama. Namun raut mukanya penuh keheranan.
Melihat lelaki tua ini, wajah kapten prajurit langsung berubah. Suaranya berat: "Pandai Besi Ren Yuan. Jangan halangi tugas resmiku. Meski kau seorang pandai besi, kau takkan sanggup menanggung akibatnya."
Pandai Besi Ren Yuan seolah tak mendengar. Dalam tiga langkah ia sudah berada di depan Tai Tan. Matanya membelalak menatap wajah Tai Tan. "Anda... Anda adalah..."
Tai Tan mengerutkan alisnya sedikit. "Sepertinya kita pernah bertemu. Dulu kau magang di bawah Loft Gao. Kini sudah jadi pandai besi. Bagus, bagus."
Tubuh Ren Yuan yang tua gemetar hebat. Byur! Ia bersujud. "Benar-benar Anda, Yang Mulia Tai Tan!"
Melihat tindakan Ren Yuan, wajah kapten prajurit menjadi kaku. Kerumunan warga dan pandai besi riuh gaduh. Ren Yuan yang sangat dihormati di wilayah ini, kini bersujud di depan lelaki tua asing.
Tai Tan menariknya berdiri. "Jangan begini. Tidak pantas."
Kapten prajurit mendekat penuh keraguan. "Pandai Besi Ren Yuan, siapa gerangan beliau ini?"
Ren Yuan berbalik dengan cepat, ekspresinya langsung berubah dingin dan garang, "Dasar kau bocah kurang ajar, berani-beraninya menangkap Senior Tai Tan. Sekalipun ayahmu Master Si Di ada di sini, dia pasti akan bersujud hormat pada Senior Tai Tan. Kau tunggu saja hukum keluarga menantimu di rumah! Kujelaskan, Senior Tai Tan adalah Wakil Ketua Asosiasi Pandai Besi kami. Sama seperti Senior Lou Gao, beliau adalah salah satu dari Tiga Pandai Besi Dewa yang tersisa di dunia saat ini."
Hwaaa——
Begitu kata-kata Ren Yuan meluncur, kerumunan orang yang mengerumuni langsung gempar bagai air mendidih. Jika ini terjadi di kota lain, mungkin takkan seheboh ini. Tapi jangan lupa, ini adalah Kota Baja, Tanah Suci para pandai besi. Dua kata "Pandai Besi Dewa" bagi warga Kota Gengxin memiliki makna yang tak tertandingi.
Wajah kapten prajurit langsung pucat pasi, tanpa sadar mundur beberapa langkah hingga kakinya gemetar dan tubuhnya terjatuh ke tanah.
Ma Hongjun mendekati Tang San sambil berbisik terkekeh, "Tak kusangka Senior Tai Tan punya pengaruh sebesar ini di Kota Logam!"
Oscar menambahkan dengan nada kagum, "Sepertinya mustahil untuk tetap low-profile setelah ini."
Melihat gejolak semangat orang-orang di sekelilingnya, Tai Tan menghela napas dan berkata pada Ren Yuan, "Suruh semua orang bubar. Tak pantas terus-terusan mengerumuni seperti ini. Apa benar orang ini murid Lou Gao?" Tangannya menunjuk ke arah pria paruh baya itu.
Ren Yuan meremehkan: "Dia hanya punya hubungan kekerabatan dengan Master Si Di. Oh, Master Si Di adalah murid utama Yang Mulia Lou Gao. Jadi orang ini cuma memakai gelar murid generasi kedua untuk berkeliling menipu. Kami mentolerirnya hanya karena menghormati Master Si Di."
