Tanpa ragu-ragu, Tang San melakukan teleportasi instan dan tiba di depan dua Roh Wang yang berkumpul. Dalam keadaan pusing, tubuh mereka rapuh seperti kertas di hadapan kekuatan tembus Delapan Tombak Laba-laba yang perkasa. Nyawa mereka pun mengalir deras bersamaan dengan tertusuknya tubuh. Energi spiritual Tang San yang terkuras besar-besaran segera pulih melalui mekanisme Penyerapan ini. Ketika ia benar-benar mampu menguasai kemampuan menyerap Delapan Tombak Laba-laba, Tang San secara alami telah memiliki daya tahan tempur yang luar biasa. Bahkan tanpa perlu melepaskan racun mematikan dari tombaknya, sekedar melalui Penyerapan, musuh yang tertusuk langsung berubah menjadi mayat kering.
Proses ini hanya memakan waktu dua detik dari Tang San.
Untuk menghemat waktu, Delapan Tombak Laba-laba Tang San masih menancap pada dua mayat kering tersebut sementara tubuhnya telah berpindah ke depan Roh Wang berikutnya. Tanpa, tusukan yang sama terulang. Saat dia menyelesaikan gerakan ini, hanya tersisa tiga ahli jiwa yang masih hidup dari Kuil Induk Wuhun Kota Gengxin. Ketika tiga ahli jiwa termasuk Miles kembali sadar, mereka tak peduli lagi dengan pemandangan berdarah di sekitar dan seketika melepaskan Kemampuan Spirit terkuat mereka.
Mungkin demi menyelamatkan nyawa, energi spiritual yang mereka lepaskan kali ini berhasil mengatasi batasan wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa. Di bawah ancaman kematian, potensi tersembunyi mereka telah meledak hingga titik maksimal.
Tiga mayat kering dilemparkan dari Delapan Tombak Laba-laba, menghalangi di depan Tang San. Namun dirinya sendiri tidak mundur seperti yang diantisipasi lawan, malah maju langsung menyongsang serangan penuh dua Roh Wang dan satu Roh Di.
Cahaya keemasan menyelimuti tubuh Tang San. Semua serangan lawan lenyap bagai kerbau lumpur tenggelam di laut. Di balik mata birunya yang dingin, tercermin tatapan penuh ketakutan para lawan.
Tiga lawan di tiga arah berbeda. Saat Tang San bertahan dari serangan gabungan mereka, tubuhnya tiba-tiba sudah berada di depan seorang Roh Wang.
Tiga detik Rekor Tak Terkalahkan sudah cukup bagi Tang San. Saat tiga lawan terpaku melihatnya tak terluka meski dibombardir tiga Kemampuan Spirit kuat, Tombak Laba-labanya sudah menembus dada ahli jiwa itu.
Sinar emas-ungu tiba-tiba meledak dari kedua mata Tang San. Dalam sekejap, kepala Roh Wang terakhir meledak jadi kabut darah. Sinar Suci Ungu tepat menyambar celah antara pelepasan Kemampuan Spirit lawan. Mana mungkin ia bertahan?
Miles hampir gila. Baik daya penghancur mengerikan lawan, Cincin Jiwa keenam merah darah, maupun fakta Tang San tetap utuh menghadapi serangan gabungan tiga orang mereka, telah memuncakkan rasa takutnya. Ketika ketakutan manusia mencapai titik tertentu, itu bukan lagi rasa takut - melainkan kegilaan sesungguhnya.
"Tapi, Tang San bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menjadi gila."
Sesaat sebelum Rekor Tak Terkalahkan berakhir, Tang San kembali menghilang dalam teleportasi instan yang mengerikan ini. Sama-sama Roh Di, tapi bagaimana mungkin Miles bisa menandinginya? Bahkan petarung tingkat Roh Dou Luo belum tentu bisa menghadapi Tang San secara frontal. Meski Soul Power Tang San telah mengonsumsi lebih dari 80%, hasil akhir pertempuran ini tetap takkan berubah.
Kali ini setelah teleportasi instan, Tang San tidak muncul di belakang lawan, tapi langsung di hadapan Miles. Kemampuan Spirit kedua yang tidak banyak mengonsumsi Soul Power segera dilepas, membuat Miles yang sedang mengamuk menjadi tenang. Delapan tombak di punggung Tang San memanfaatkan waktu ikatan ini untuk menempel di tubuhnya.
Tidak menembus, juga tidak melakukan Penyerapan. Hanya menusuk kulitnya dengan lembut, racun dilepaskan. Mati rasa instan membuat Miles sepenuhnya kaku.
"Ini... ini... kehendak... tetua...?" suara serak Miles gemetar bertanya. Hingga kini, dia masih mengira Tai Tan adalah tetua Kuil Wuhun, sementara Tang San hanyalah bawahannya.
Tang San tersenyum, dingin. Di tengah latar belakang mayat-mayat yang berserakan, ekspresinya yang mirip senyum dewa kematian telah menghilangkan semua harapan selamat Miles.
"Ini kehendakku, bunga yang kukutip kembali dari Kuil Wuhun. Saat kau ingin melecehkan Xiao Wu-ku, takdirmu sudah ditentukan. Selamat tinggal."
Puff—, kabut darah meledak, tanpa penyerapan, hanya tusukan paling murni. Delapan tombak laba-laba tebas menembus tubuh seseorang dengan brutal, seolah membawa Tang San kembali ke Kota Pembunuhan masa lalu. Rasa sakit terakumulasi di hatinya benar-benar meledak dalam pembunuhan ini. Dia takkan pernah melupakan perasaan tak berdaya saat Xiao Wu mengorbankan diri untuk menyelamatkannya. Dia bersumpah untuk menguasai kehidupan, mengendalikan nyawanya sendiri maupun orang lain.
Setelah mengalami pencucian di Kota Pembunuhan, mayat-mayat berserakan ini tak mengguncang Tang San. Setelah meninggalkan mayat Miles, dengan tenang dia mengumpulkan kembali semua Senjata Rahasia yang tertancap di tubuh para Ahli Jiwa Kuil Wuhun. Baru sekarang, di kejauhan akhirnya muncul kobaran api hebat yang telah diantisipasi.
Setelah memakan Sosis Besar Pemulihan, Tang San memandang api di kejauhan sementara kebengisannya berangsur mereda. Kekuatan Kuil Wuhun sangat besar, namun cakupan wilayahnya pun luas. Meski mustahil menghadapi langsung, penggerusan dari samping tetap mungkin. Dengan kekuatan Tang San, selama tidak menghadapi lawan dengan kemampuan pembatas ekstrim, bertahan hidup cukup memadai meski tak bisa menang.
Sejak mengetahui dendam orangtuanya dulu, dia telah merancang strategi menggerogoti secara bertahap. Hari ini hanyalah awal, benar-benar permulaan belaka. Dendam orangtua, balas dendam Xiao Wu, urusan Sekte Haotian—semua akan ditagihnya satu per satu dari Kuil Wuhun.
Suara langkah kaki yang riuh terdengar dari kejauhan. Meskipun keributan di sini tidak terlalu besar, kilauan cahaya yang mempesona tetap mudah menarik perhatian otoritas Kota Gengxin. Menginjak-injak genangan darah itu, Tang San perlahan menghilang dalam kegelapan.
Keesokan harinya pagi-pagi, kabar mengejutkan tersebar ke seluruh penjuru Kota Gengxin. Kuil Induk Wuhun Gengxin telah dilalap api menjadi abu semalam. Tiga puluh empat Ahli Jiwa termasuk Uskup Miles selaku kepala kuil, tewas dengan kondisi mengerikan di jalanan kota. Jalan itu telah berubah menjadi merah.
Kuil Wuhun adalah organisasi sebesar apa! Kekuatannya bahkan ditakuti oleh dua kerajaan besar sekalipun. Di kota seperti Gengxin, kuil induk dengan tiga puluh lebih Ahli Jiwa memiliki pengaruh luar biasa. Namun dalam semalam, manusia beserta kuilnya musnah total. Peristiwa ini belum pernah terjadi di Benua Douluo sekalipun.
Suasana Kota Gengxin mendadak berubah mencekam. Otoritas setempat yang terkejut segera melakukan penyelidikan ketat, menutup gerbang kota dan melakukan penggeledahan rumah ke rumah.
Tentu saja, semua orang tahu ini hanyalah formalitas belaka. Orang yang mampu membunuh lebih dari 30 Ahli Jiwa Kuil Wuhun, mana mungkin mudah ditangkap. Satu-satunya hal berguna yang bisa dilakukan pihak resmi adalah segera melaporkan situasi ini ke Kuil Wuhun dan menunggu penanganan mereka.
Di antara warga Kota Gengxin, mayoritas rakyat biasa bersorak gembira. Dengan karakter seperti Miles, tak terhitung banyaknya rakyat kecil yang tertindas oleh Kuil Induk Wuhun sehari-hari. Kehancuran Kuil Induk Wuhun Gengxin disambut sorak-sorai hampir di seluruh penjuru kota.
Tak seorang pun menyadari bahwa di pagi hari, gerbang kota yang tertutup telah diam-diam dibuka. Dua kereta kuda telah pergi tanpa suara. Dengan status tinggi Lou Gao, siapa yang berani menghalanginya keluar kota? Malam sebelumnya, Asosiasi Pandai Besi secara resmi mengumumkan Si Long sebagai penerus jabatan ketua asosiasi.
Dalam perjalanan pulang, Lima Iblis Shrek menumpang satu kereta kuda bersama, sementara dua Pandai Besi Dewa yang terobsesi meneliti Senjata Rahasia menumpang kereta lainnya. Master pandai besi tingkat Si Yu dan Si Kai tidak ikut Lou Gao ke Tang Men. Si Long yang baru menjadi ketua Asosiasi Pandai Besi masih membutuhkan dukungan besar mereka. Mereka telah berjanji pada Tang San akan berangkat ke Tang Men sebulan setelah situasi asosiasi stabil.
Ma Hongjun merengek, "San Ge, kenapa kemarin semua harta benda yang kudapat dari Kuil Wuhun harus kuserahkan ke Asosiasi Pandai Besi? Itu kekayaan yang sangat besar!"
Kuil Induk Wuhun yang terbakar tentu tidak membuat Ma Hongjun pulang dengan tangan kosong. Jumlah harta benda yang dibawanya kembali begitu mencengangkan.
Tang San tersenyum dingin, "Semua itu adalah hasil keringat dan darah rakyat Gengxin. Uang seperti itu bagai bara di tangan. Serahkan ke Asosiasi Pandai Besi, biar mereka kembalikan perlahan ke rakyat. Bukankah Asosiasi Pandai Besi juga memberi imbalan? Barang lelang semalam termasuk dua Senjata Dewa diberikan ke kita dengan harga lima puluh persen. Apakah itu masih kurang? Hasil kali ini sudah melebihi ekspektasiku. Kita tidak boleh terlalu serakah, bukan?"
Saat berkata demikian, pandangan Tang San penuh kekhawatiran tertuju pada Xiao Wu.
Saat ini situasi di dalam kereta kuda terlihat aneh. Xiao Wu yang biasanya selalu duduk menempel pada Tang San, kini justru duduk di sebelah Ning Rongrong sambil tertidur pulas dengan kepala bersandar di paha Ning Rongrong.
Semalam, setelah Tang San kembali, Xiao Wu sama sekali tidak mau mendekatinya. Bahkan pandangannya pada Tang San memancarkan emosi ketakutan. Bagaimanapun Tang San membujuknya, dia tetap menolak. Semalaman tanpa tidur. Baru pada pagi hari, Xiao Wu perlahan tenang kembali.
Tang San bisa menebak, Xiao Wu yang kehilangan jiwa enggan mendekatinya karena bau amis darah di tubuhnya. Meski tak sadar, indranya tetap tajam. Hingga kini, dia masih menolak mendekat. Pagi ini sejak subuh sebelum fajar menyingsing, setelah semua orang memuat barang belanjaan ke kereta kuda, Xiao Wu baru tertidur lelap di pangkuan Ning Rongrong karena kelelahan.
Mendengar perkataan Tang San, Ma Hongjun menggaruk kepala, "Kau benar. Uang itu memang takkan membuat hati tenang. Tapi bagaimana kalau kita menghadapi situasi serupa? Berikan ke pemerintah setempat? Tak mungkin setiap daerah punya Asosiasi Pandai Besi."
Tang San berpikir sejenak, "Tergantung situasinya. Memberikannya ke pemerintah mustahil, itu sama saja mengembalikannya ke tangan Kuil Wuhun."
Oscar yang duduk di sebelah Tang San berkata, "Aku iri Xiao Wu bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan apapun."
Ma Hongjun memandang Oscar dengan sinis, "Kau cuma iri dia bisa bersandar di paha Rong Rong. Hehe."
Oscar membela diri, "Iri apanya? Kakak juga pernah bersandar di situ. Eh..." Baru setelah mengucapkannya ia sadar telah bocor mulut. Di bawah tatapan membunuh Ning Rongrong, ia segera diam.
Melihat keadaan mereka, Tang San tidak bisa menahan senyum. Karena pembunuhan tadi malam, kekerasan dalam hatinya yang sempat muncul perlahan mereda dalam kehangatan bersama rekan-rekannya. Bagaimanapun, pengalaman di Kota Pembunuhan meski telah diatur melalui Yuexuan tidak benar-benar hilang, hanya tidak mempengaruhi emosinya. Dan semangat pembunuh ini memang tidak boleh lenyap, jika tidak, wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa-nya juga akan kehilangan efek.
Memelintir daging lunak di pinggang Oscar dengan kasar, Ning Rongrong melototi Si Gendut, "Si Gendut brengsek! Jika kau masih berani mengejek kami, kau takkan pernah dapat istri! Katalah, mana yang lebih dipercaya gadis incaranmu nanti: kau atau aku?"
Ma Hongjun membelalakkan mata, "Rong Rong, jangan kejam begitu! Kalian semua sudah berpasangan, sementara Kakak baru saja punya target incaran."
Ning Rongrong mendengus keras dan menengadah memalingkan muka.
Ma Hongjun batuk-batuk palsu, "Baiklah, baiklah! Aku tak akan mengejekmu lagi. Mari ganti topik. Hehe... Rong Rong, dua Senjata Dewa itu kan kemarin kau simpan. Keluarkan dong! Biar kita lihat sekuat apa pertahanannya."
Begitu mendengar ini, bahkan Tang San pun jadi tertarik. Setelah mereka kembali kemarin, Lou Gao menepati janjinya. Semua barang yang dibeli Miles akhirnya jatuh ke tangan mereka. Berkat harta besar yang dibawa Ma Hongjun dari Kuil Wuhun, semua lelangan itu dijual ke Tang Men dengan harga 50% diskon. Termasuk di dalamnya dua set Baju Lengan Delapan Mustika yang dijuluki tingkat Senjata Dewa.
Ning Rongrong mengangguk, cahaya berkilau di tangannya saat dua set Baju Lengan Delapan Mustika muncul.
Baju zirah pria berwarna biru sudah mereka lihat di lelang kemarin, sementara versi wanita berwarna putih.
Kedua baju zirah itu polos tanpa pola hiasan, terasa ringan saat dipegang. Ning Rongrong langsung menyerahkannya ke Tang San.
Tang San menerima kedua baju itu, mengambil yang pria lalu menariknya perlahan. Material elastis itu meregang, namun kembali ke bentuk semula saat dilepas. "Elastisitasnya luar biasa," gumamnya.
Dengan napas berat penuh kekaguman, Tang San berkomentar, "Luar biasa! Sulit membayangkan bagaimana Sesepuh Lou Gao membuat ini."
Oscar mengingatkan, "Sekarang panggil saja Tetua Lou Gao. Dia sudah jadi bagian dari Tang Men."
Tang San menoleh ke Ma Hongjun, "Coba bakar dengan Api Phoenix-mu."
Sambil berkata demikian, dia mengulurkan baju zirah biru pria itu ke depan Ma Hongjun.
Ma Hongjun mengangguk. Dengan kekuatannya saat ini, dia sudah tidak perlu melepas Hunwu sepenuhnya untuk menggunakan sedikit Api Phoenix. Sebuah api oranye kemerahan muncul dari ujung jarinya, langsung menekan baju zirah.
Api Phoenix milik Ma Hongjun memiliki daya rekat yang kuat. Meski hanya sedikit, suhu dalam kereta kuda perlahan mulai naik.
Pandangan yang lain tertuju pada baju zirah lentur. Di bawah kobaran Api Phoenix, baju zirah berkilau kristal itu sama sekali tidak berubah, bahkan warnanya pun tidak menunjukkan Mutasi.
Tang San mengangguk, memberi isyarat pada Ma Hongjun untuk menarik kembali apinya. Barulah dia berkata pada yang lain: "Melalui baju zirah, aku hanya merasakan sedikit kehangatan. Ketahanan panasnya pasti sangat kuat. Master Sidi mengatakan ini bisa menahan serangan Ahli Jiwa di bawah level 60, termasuk segala bentuk benturan frontal. Ini benar-benar harta yang langka."
Sambil berkata demikian, dia melemparkan baju zirah lentur itu ke Oscar. "Xiao Ao, yang pria ini kau pakai saja."
Oscar tidak sungkan. Dengan senyum dia menerima Eight Treasure Soft Armor. Meski sudah memiliki Sosis Cermin yang memungkinkannya memiliki kemampuan seperti Battle Spirit Master dalam waktu singkat, pada dasarnya dia tetap seorang Prajurit Soul Ring tipe pendukung. Baju zirah ini jauh lebih berguna baginya dibandingkan untuk Tang San atau Ma Hongjun.
Memegang rompi lembut putih lainnya, ekspresi Tang San menunjukkan sedikit keragu-raguan. Melihat Ning Rongrong, lalu melihat Xiao Wu yang tertidur lelap di pangkuannya, ia tak segera bisa mengambil keputusan.
Ning Rongrong dan Xiao Wu sama-sama tidak memiliki kemampuan pertahanan, namun hanya ada satu rompi lembut. Harus diberikan kepada siapa? Dana dari Sekte Qibao Glazed yang membawa jutaan koin emas sudah hampir habis terpakai. Namun kondisi Xiao Wu saat ini jelas lebih rapuh dibanding Ning Rongrong. Secara emosional, hati Tang San jelas condong ke Xiao Wu. Tapi justru karena itu, ia semakin sulit memutuskan.
Ning Rongrong yang cerdik segera memahami dilema Tang San. Dengan senyum ia berkata, "San Ge, berikan padaku. Nanti saat istirahat aku akan membantu Xiao Wu memakainya. Dia lebih membutuhkan. Bukankah Senior Lou Gao sudah berjanji akan membuatkan rompi serupa lagi? Aku akan minta satu lagi darinya."
Tang San menyerahkan rompi itu dengan tatapan penuh rasa terima kasih, namun tak mengucapkan terimakasih. Shrek Tujuh Monster adalah rekan seperjuangan yang sudah melewati maut bersama. Mengucapkan terima kasih justru akan terdengar palsu.
Selama tiga hari penuh Xiao Wu menjauhi Tang San. Baru setelah tiga hari, ketergantungan hatinya akhirnya mengalahkan rasa takut. Bau amis darah pada tubuh Tang San pun perlahan memudar, membuatnya kembali mendekati sang kekasih.
Baju zirah lembut delapan permata wanita warna putih telah dikenakan pada Xiao Wu. Zirah ini agak merepotkan saat dipakai, tentu juga sulit dilepas. Karena menempel erat di kulit, Tang San akhirnya tak perlu lagi menderita siksaan 'sakit namun bahagia' saat beristirahat malam.
Meski lekuk tubuh Xiao Wu yang mengenakan zirah putih ketat tetap menggoda, setidaknya daya tariknya tak sekuat ketika sama sekali tak berbaju.
Tiga hari sebelum mencapai Kota Tian Dou, Lou Gao secara aktif mendatangi Tang San. Dia ingin berbicara berdua saja dengan Tang San. Ma Hongjun, Oscar, dan Ning Rongrong sementara pindah kereta kuda. Adapun Xiao Wu, Tang San tentu takkan mengizinkannya pergi. Lou Gao yang memahami situasi Xiao Wu pun tak mempermasalahkannya.
"Tetua Lou Gao, ada keperluan apa dengan saya?" Tang San menatap Lou Gao. Dari ekspresinya, ia bisa melihat kegilaan dalam hati lelaki tua ini. Kegilaan serupa pernah ia miliki di kehidupan sebelumnya. Di kehidupan ini, justru memudar. Mungkin karena perjalanan hidupnya kini tak lagi sepolos dulu.
Lou Gao mengeluarkan setumpuk gambar teknik dari dalam jubahnya. Ini adalah gambar teknik lengkap pembuatan Hujan Bunga Prunus yang diberikan Tang San sepeninggal mereka dari Kota Gengxin. Semua ini adalah rangkuman Tang San dari berbagai data internal Tang Men di kehidupan sebelumnya. Ingatannya sangat mendetail, sehingga gambarpun dibuat sangat presisi.
“Pemimpin Sekte, aku ada satu permintaan, tolong kabulkan permintaanku ini.” Lou Gao menatap Tang San dengan sorot mata yang panas membakar.
Tang San berkata, “Apakah Yang Mulia ingin membuat Hujan Bunga Prunus?”
Lou Gao mengangguk kuat, “Aku dan Tai Tan sudah berdiskusi dan meneliti dengan seksama. Aku punya setidaknya 60% keyakinan bisa berhasil membuat senjata rahasia terhebat ini. Pemimpin Sekte, sekarang kita juga punya Perak Laut Dalam dan Perak Murni. Biarkan aku yang membuatnya. Aku yakin, ini akan melampaui semua karyaku sebelumnya.”
Tang San menghela napas, “Sesepuh, perasaanmu aku mengerti. Keterampilanmu juga tidak perlu diragukan. Tapi kita punya masalah besar: pemrosesan Perak Laut Dalam dan Perak Murni. Dengan kemampuan kita sekarang, sangat sulit untuk melakukan penempaan. Apakah Yang Mulia punya cara menempa bahan ini?”
Mendengar ini, Lou Gao tampak lesu, “Tidak bisa. Sudah kucoba. Bahan itu terlalu tangguh. Aku dan Tai Tan sudah mengerahkan seluruh kekuatan, hanya bisa sedikit mengubah bentuknya, tapi sama sekali tak bisa menempa. Tapi Tai Tan bilang, kamu punya solusi. Makanya aku datang! Pemimpin Sekte, kamu pasti paham perasaanku sekarang. Tolong izinkan aku memimpin penempaan ini.”
Tang San berpikir sejenak, lalu berkata: "Baiklah. Setelah kembali ke Tang Men, saya akan mengantar Bapak ke suatu tempat. Hanya orang-orang di sana yang memiliki kesempatan untuk melakukan penempaan terhadapnya. Sepengetahuan saya, Perak Laut Dalam (Perak Murni) sendiri tidak bisa dilebur melalui api. Hanya dengan pukulan kekuatan fisik yang luar biasa kuat, barulah ia akan melunak. Saat itulah pembentukan melalui penempaan bisa dilakukan. Tapi waktu pelunakan ini akan sangat singkat. Artinya, harus ada seorang ahli kuat berkemampuan memadai yang terus bekerja sama tim dengan Bapak agar berhasil."
"Sayangnya Ayahmu... Kalau tidak, dengan kekuatan-nya pasti bisa dilakukan. Di antara tiga Pandai Besi Dewa kami, Ayahmu meraih gelar itu karena kemampuannya melakukan pemurnian tingkat tertinggi. Jika dia bersinergi denganku, kemungkinan sukses akan melebihi 90%. Memang Haotian Hammer adalah Hunwu paling dahsyat dan merusak. Tapi menurutku, ini juga Hunwu dengan daya bentuk terbaik."
Tang San merenung sejenak lalu menjawab: "Serahkan masalah ini padaku. Saya akan berusaha mencari rekan kerja yang cocok untuk Bapak."
Sorot mata Lou Gao memancarkan antusiasme sambil menggenggam erat gambar teknik di tangannya.
Di hati Tang San, pentingnya Lou Gao bagi Tang Men tidak kalah dari Tai Tan. Jika Tai Tan dapat mengendalikan keseluruhan pembuatan senjata tersembunyi Tang Men, maka Lou Gao adalah pembuat senjata rahasia tingkat tinggi. Dengan kehadiran dua Pandai Besi Dewa ini, Tang San sendiri dapat mencurahkan lebih banyak energi untuk berlatih dan menangani berbagai urusan sekte, tanpa perlu terlibat dalam penempaan. Menciptakan Hujan Bunga Prunus juga merupakan keinginannya. Jika Lou Gao benar-benar berhasil, hal ini jelas akan menambah bobot signifikan bagi eksistensi Tang Men.
Senja adalah waktu ketika kehidupan malam Kota Tian Dou baru saja dimulai. Dua kereta kuda yang membawa Lima Iblis Shrek dan dua Pandai Besi Dewa memasuki kota dengan diam-diam. Untuk kembali secepat mungkin, mereka melakukan perjalanan saat fajar dan bermalam di jalan, menghabiskan sebagian besar waktu dalam perjalanan. Mereka akhirnya kembali beberapa hari lebih cepat daripada waktu keberangkatan.
Kereta kuda langsung menuju gerbang Tang Men. Papan nama di gerbang masih bertuliskan "Klan Kekuatan". Dari luar, seolah tidak ada perubahan berarti selama periode ini. Namun saat Tang San dan rombongan turun, mereka melihat ketua Klan Pertahanan Niu Gao, ketua Klan Kecepatan Bai He, dan ketua klan Po Yang Wudi berdiri di depan gerbang menyambut mereka.
Tang San tertegun melihat tiga ketua klan - atau lebih tepatnya tetua Tang Men - yang mendekat, bertanya heran, "Bagaimana tiga tetua bisa tahu kami kembali sekarang?"
Bai He tersenyum tipis, "Pemimpin Sekte, apakah kau lupa apa keahlian khusus Klan Kecepatan kami?"
Barulah Tang San tersadar, "Kau sudah mengerahkan anggota Klan Kecepatan untuk bertindak?"
Bai He tersenyum, "Tidak mungkin setiap hari hanya makan nasi kering di dalam sekte! Setelah menetap, saya mengirim semua anggota klan keluar. Sekarang di tempat-tempat strategis Kota Tian Dou ada anggota klan saya yang melakukan pengawasan, perubahan di kota akan langsung dilaporkan ke sekte. Ini juga menjadi latihan bagi anggota klan saya."
Niu Gao tertawa terbahak, "Klan ini klan itu, mulai sekarang kita semua adalah bagian Tang Men. Pemimpin Sekte, jangan berdiri di sini, masuk dan lihatlah. Jangan biarkan Lao Bai He pamer sendirian, lihat juga hasil kerja keras Klan Pertahanan kami selama ini. Sekte kita sudah hampir selesai dibangun. Detail sisanya bisa diselesaikan perlahan."
Yang Wudi tidak berbicara, hanya mengangguk pada Tang San. Empat Klan Subordinat Utama akhirnya berkumpul di Tang Men. Tang San memperkenalkan Lou Gao kepada ketiga pemimpin sekte terlebih dahulu, baru kemudian kembali ke Tang Men-nya didampingi yang lain.
Saat berjalan masuk ke kompleks sekte, dia juga merenungkan satu masalah: sekarang Tang Men sudah resmi berdiri, harus ada perubahan dalam penyebutan. Tidak mungkin tetap menggunakan sebutan Klan Kekuatan atau Klan Pertahanan, itu tidak mencerminkan kesatuan Tang Men. Kerangka awal struktur Tang Men mulai terbentuk dalam pikirannya.
Memasuki Tang Men, nuansanya langsung berbeda dengan Klan Kekuatan sebelumnya. Bangunan-bangunan milik Klan Kekuatan mengalami perubahan-perubahan halus.
Jika orang lain, mungkin tidak akan merasakan perubahan ini, tetapi Tang San berbeda. Karena setiap kali tiba di tempat baru, kekuatan spiritual Tang San akan memindai lingkungan sekitarnya dengan cermat. Kediaman Klan Kekuatan ini akan menjadi basis utama Tang Men di masa depan, sehingga Tang San secara alami melakukan inspeksi lebih teliti. Meski secara kasat mata kediaman ini tampak tak berubah, terdapat perbedaan halus dibandingkan ingatan Tang San tentang Tang Men. Berdasarkan penjelasan Niu Gao, Tang San baru tahu bahwa perubahan halus ini disebabkan oleh senjata tersembunyi Tang Men. Selain memperkuat struktur bangunan asli, Klan Pertahanan juga menambahkan banyak titik peluncur senjata tersembunyi.
Misalnya batu bata yang bisa dilepas di dinding, yang dapat segera digunakan untuk meluncurkan Senjata Tersembunyi Mekanis dengan mekanisme pegas.
Tentu, ini hanya kesan awal Tang San saat memasuki gerbang. Baru saat tiba di aula belakang, seseorang benar-benar dapat merasakan kemampuan luar biasa Klan Pertahanan dalam arsitektur. Jumlah bangunan di dalam Tang Men bertambah hampir dua kali lipat, dengan banyak struktur asli yang dimodifikasi dan penambahan berbagai konstruksi baru. Betapa besarnya proyek ini?
Dalam waktu segera, Klan Pertahanan tidak hanya menyelesaikan semua konstruksi, tetapi juga berhasil memadukan semua bangunan baru dengan arsitektur asli Klan Kekuatan tanpa konflik gaya, sama sekali tidak memberikan kesan aneh. Seluruh bangunan Tang Men terlihat Harmonis dan Lancar. Bahkan tingkat kebaruan bangunan terlihat serupa. Betapa hebatnya proses pembuatan ini? Prestasi arsitektur Klan Pertahanan membuat Takjub setara dengan kesan Tang San terhadap Pandai Besi Dewa Lou Gao.
Niu Gao menggunakan suaranya yang lantang berkata pada Tang San, “Pemimpin Sekte, saat ini konstruksi Tang Men kami terutama terdiri dari lima area. Empat arah timur, selatan, barat, dan utara masing-masing merupakan markas empat klan. Bagian Tengah mengawal kompleks pemimpin sekte. Saat ini kami memiliki total 1.087 Ahli Jiwa. Dengan kondisi konstruksi saat ini, masih bisa menampung 400+ orang lagi, mencapai sekitar 1.500 orang tanpa menimbulkan kepadatan. Secara arsitektural, jika sekte diserang musuh, semua Ahli Jiwa bisa melalui koridor untuk mencapai posisi tempur secepat mungkin. Sayang Anda melarang modifikasi besar pada tembok luar, kalau tidak saya bisa menjamin membangun Tang Men seperti benteng.”
Tang San tersenyum, “Tetua Niu Gao, Anda sudah bekerja sangat baik. Klan Pertahanan memang layak disebut yang terbaik di bidang konstruksi. Sungguh tak kusangka, dalam waktu singkat kalian bisa menyelesaikan proyek sebesar ini.”
Sembari berbicara, rombongan telah tiba di area kompleks pemimpin sekte di belakang. Di gerbang utama kompleks tergantung papan nama besar bertuliskan tiga karakter keemasan “” (Kompleks Pemimpin Sekte). Begitu masuk, terhampar pelataran luas berbentuk persegi yang sangat lapang. Di kedua sisi terdapat beberapa pohon hias sederhana, tanpa tanaman lain. Melewati pelataran, terdapat ruang rapat pemimpin sekte. Aula luas ini bisa menampung 50 orang rapat tanpa sesak. Di belakangnya baru terdapat kamar pribadi pemimpin sekte. Tentu saja, kamar yang dimodifikasi khusus untuk Tang San awalnya adalah tempat tinggal Tai Tan. Setelah renovasi, itu menjadi area pertahanan terkuat di internal Tang Men, namun sesuai permintaan Tang San dulu, sama sekali tidak ada kemewahan.
Yang lain duduk di ruang rapat Pemimpin Sekte, Tang San dengan wajar duduk di kursi utama, di sebelah kiri bawahnya adalah kepala Empat Klan Subordinat Utama serta Pandai Besi Dewa Lou Gao. Di sebelah kanan adalah empat anggota Shrek Tujuh Monster. Karena akan mengadakan rapat, Tang San menyerahkan Xiao Wu kepada Ning Rongrong untuk sementara waktu. Xiao Wu juga terlihat sangat penurut, selain Tang San, hanya bersama Ning Rongrong dia tidak menunjukkan emosi penolakan.
Tang San tersenyum dan berkata, "Sungguh tak kusangka, setelah pergi sebentar dan kembali, aku melihat begitu banyak kejutan. Tang Men kita akhirnya resmi berdiri. Namun mengingat situasi di Dunia Ahli Jiwa saat ini, untuk menghindari masalah, kita tidak perlu mengumumkannya ke publik. Tetua Niu Gao memberiku kejutan besar, Empat Klan Subordinat Utama adalah batu pondasi Tang Men. Ke depannya, kami masih harus mengandalkan kerja sama semua tetua untuk memajukan Tang Men."
Niu Gao terkekeh, "Pemimpin Sekte, mulai sekarang kita semua adalah bagian dari Tang Men. Jangan sungkan memberi perintah. Tentang perkembangan Tang Men ke depan, tetap harus mengikuti arahanmu."
Tang San mengangguk, "Kali ini perjalananku dengan Tetua Tai Tan ke Kota Gengxin sangat berhasil. Selain berhasil mengundang sesepuh tingkat Pandai Besi Dewa seperti Tetua Lou Gao, kami juga telah membeli material yang cukup. Sebelum mengatur hal-hal spesifik, aku punya usulan yang ingin didiskusikan dengan para tetua."
Di sini Tang San berhenti sejenak. Meski saat ini belum bisa dibilang memiliki kewibawaan, namun kekuatan yang ditunjukkannya dalam menaklukkan Empat Klan Subordinat Utama telah mendapatkan pengakuan dari keempat kepala klan ini. Sekarang semua pandangan tertuju padanya, menyimak kata-katanya dengan khidmat.
"Empat Klan Subordinat Utama telah bergabung dengan Tang Men. Mulai sekarang kita adalah satu kesatuan. Menyebut dengan sebutan klan sudah tidak tepat lagi. Lebih baik kita sederhanakan gelar dan menetapkan fungsi spesifik untuk keempat tetua. Untuk keputusan penting Tang Men di masa depan, akan ditentukan bersama oleh para tetua dan kami."
Yang Wudi berbicara untuk pertama kalinya sejak Tang San kembali, "Tolong Pemimpin Sekte jelaskan lebih rinci."
Tang San mengangguk, "Rencanaku seperti ini. Keempat rekan di sampingku adalah partner yang telah berjuang hidup-matian bersamaku. Mereka akan menangani urusan Tang Men bersama para tetua dan diriku. Izinkan saya perkenalkan para sesepuh. Yang duduk di bawahku adalah Oscar, Prajurit Soul Ring tipe makanan level 61. Dia akan bertanggung jawab atas logistik Tang Men."
Oscar berdiri sambil tersenyum, memberi hormat kepada keempat kepala klan dan Lou Gao.
Meski Oscar juga masih muda, keempat kepala klan tidak menunjukkan sikap meremehkan. Dengan contoh dari Tang San sebelumnya dan penjelasan tentang Oscar, keempat kepala klan termasuk Tai Tan menunjukkan kilatan keheranan di mata mereka.
