Secara esensi, ini adalah skill yang mirip dengan wilayah kekuasaan, meski tidak memiliki potensi pengembangan sekuat domain. Namun efeknya cukup menakutkan, terutama dalam situasi kerja sama tim, kemampuan yang menghubungkan semua anggota tim ini sangat luar biasa.
Dari awal pertarungan hingga sekarang, sejujurnya Enam Monster Akademi Shrek agak kacau. Bagaimanapun juga mereka sudah lama tidak bekerja sama selama bertahun-tahun, ditambah kehilangan Xiao Wu. Mereka belum sepenuhnya familiar dengan skill baru masing-masing. Meski kedekatan batin masih ada, tapi tidak bisa mencapai kerja sama tim yang hampir sempurna seperti lebih dari 5 tahun lalu.
Dengan adanya jaringan spiritual ini, situasi mulai berubah. Setiap anggota tim dengan tulus tanpa syarat mentransfer semua kemampuan mereka ke pikiran Tang San. Tang San kemudian menganalisis cepat dan memandu setiap anggota untuk melakukan adaptasi serta menggunakan Kemampuan Spirit.
Mentransmisikan ide melalui kekuatan spiritual jauh lebih cepat daripada komunikasi verbal. Begitu Kemampuan Spirit Ning Rongrong diaktifkan, Enam Monster Akademi Shrek langsung terhubung menjadi satu kesatuan utuh.
Karakter "membunuh" yang mampu merobek ruang itu perlahan menghilang. Suara Sword Douluo yang tenang tiba-tiba bergema dari segala arah, "Di hadapan kekuatan absolut, semua skill hanyalah samar-samar. Perhatikan baik-baik."
Dalam persepsi yang lain, pedang raksasa itu melayang horizontal di udara. Di belakang pedang, muncul bayangan setinggi 5 meter yang mirip dengan Pedang Douluo Chen Xin. Dengan satu tangan menggenggam pedang, gerakannya mengikuti prinsip alam semesta. Tujuh Pembunuh Raksasa seakan hidup dan mengayun, menyedot semua kekuatan di sekitarnya. Baik wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa Tang San, wilayah Blue Silver, maupun skill ruang ilusi Ning Rongrong - semuanya terkalahkan. Sekeliling kembali menjadi jelas.
Chen Xin tidak mengarahkan pedangnya ke mereka, melainkan ke langit. Enam jurus pedang tercipta dalam satu tarikan nafas, membentuk karakter "bunuh" raksasa sepuluh kali lebih besar di tengah hampa. Langit pun gelap seketika. Semangat mengerikan dari karakter hitam itu memaksa Enam Monster Akademi Shrek bersimpuh satu lutut. Meski berkumpul, kekuatan gabungan mereka tak sanggup menahan Tekanan aura ini.
Suara Chen Xin bergema di telinga masing-masing mereka, "Setelah Soul Power mencapai level 95 ke atas, akan terjadi transformasi substansi. Setiap peningkatan, Hunwu akan berevolusi sekali. Pada tingkat seperti ini, kita tidak lagi terikat pada Kemampuan Spirit, tetapi menyatu dengan Hunwu kita sendiri. Dulu, orang dari Kuil Wuhun itu menggunakan penyatuan sempurna antara dirinya dengan Hunwu untuk menahan sembilan karakter 'membunuh' ayahku, melukai organ dalam ayahku dengan energi malaikat, hingga akhirnya tak terselamatkan. Teknik memang penting, tapi peningkatan Soul Power adalah dasar. Tanpa kekuatan fisik yang kuat sebagai penopang, Kemampuan Spirit dan Spirit Bone terbaik pun takkan bisa menampilkan fungsi sebenarnya."
Cahaya dan bayangan sekaligus menghilang, sosok Sword Douluo lenyap bersama karakter 'membunuh' di udara. Namun kata-katanya terpatri dalam di hati Enam Monster Akademi Shrek.
Yang merasakan dampak terkuat adalah Tang San. Semangat pembunuh kuat yang terkandung dalam karakter 'membunuh' itu memberinya perasaan aneh. Semangat pembunuh ini berbeda dengan yang ada di wilayah kekuasaan Dewa Pembunuhnya. Semangat pembunuh di wilayah Dewa Pembunuh dipenuhi kekejaman, kekerasan, dan kedinginan. Namun dengan konsep serupa, jejak aura yang dilepaskan Sword Douluo justru memberinya kesan megah dan agung. Secara samar, dia mulai mendapat pencerahan, meski baru menyentuh tepinya saja.
Keenamnya tetap berlutut satu kaki dalam keheningan. Tak satu pun membuka mulut. Hunwu mereka perlahan-lahan ditarik kembali saat mereka tenggelam dalam perenungan.
Tidak diragukan lagi, setiap anggota Shrek Tujuh Monster adalah jenius yang luar biasa berbakat. Kata-kata Sword Douluo memang sedikit, namun teguran yang diberikan serta berbagai reaksi yang muncul dalam diri mereka sendiri di bawah tekanan besar sebelumnya ketika menghadapi situasi hidup-mati, sangat penting bagi mereka. Yang paling mereka butuhkan sekarang adalah perasaan seperti ini.
Master berbisik kepada Bai Chenxiang yang sudah sama sekali membeku di sampingnya: "Mari kita pergi. Mereka tidak akan kembali ke kesadaran sebelum senja." Master sangat puas dengan hasil hari ini. Sejak Shrek Tujuh Monster memenangkan gelar juara Kompetisi Elit Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi Seluruh Benua lima tahun lalu, dia sudah ingin mencari kesempatan untuk mengingatkan mereka. Hanya saja setelah itu mereka berpisah dan tidak pernah bisa berkumpul lengkap.
Kejuaraan Elit Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi Seluruh Benua jelas membuat Shrek Tujuh Monster terkenal, namun juga membuat kepercayaan diri mereka membengkak berlebihan, terutama Tang San. Meski secara permukaan Tang San terlihat sama seperti dulu, namun seiring peningkatan kekuatan yang terus-menerus dan perolehan berbagai skill kuat, kepercayaan diri dalam hatinya sudah mulai berlebihan. Orang lain mungkin tidak melihatnya, tapi Master menyadarinya dengan jelas. Sebelum menuju tempat berbahaya seperti Pulau Dewa Laut, Master menganggap sangat perlu untuk mengingatkan anak-anak ini, membiarkan mereka tumbuh di bawah tekanan, sekaligus membuat mereka menyadari seberapa besar jarak antara diri mereka dengan pejuang sejati.
Di luar Akademi Shrek.
Pedang Douluo Chen Xin mendarat dengan anggun. Ekspresi wajahnya yang awalnya tenang kini dihiasi senyum getir. Dalam hati, dia berharap kali ini tidak memberikan pukulan mental terlalu berat bagi anak-anak itu. Ini permintaan Master, dan dia telah menunaikannya. Namun sekaligus membuatnya benar-benar menyadari tingkat kekuatan yang telah dicapai Shrek Tujuh Monster saat ini.
Secara sekilas, kemenangannya terlihat mudah. Namun sejatinya, hanya dirinya sendiri yang tahu kebenarannya.
Mengapa berubah menjadi pedang? Lihatlah pakaiannya. Ma Hongjun yang telah menerima multi-peningkatan dari Ning Rongrong memiliki ledakan kekuatan serangan yang mencengangkan, terutama suhu Api Phoenix yang jauh melampaui perkiraan Chen Xin. Meski tak sampai melukainya, ujung jubahnya telah hangus sepenuhnya. Separuh jubah longgarnya telah berubah menjadi abu, membuat penampilannya terlihat cukup memalukan. Inilah alasan mengapa dia langsung pergi setelah pertarungan usai.
Pedang raksasa dan bayangan menggunakan pedang yang diwujudkannya kemudian adalah kemampuan baru yang baru dipahami Pedang Douluo ini setelah mencapai level 97. Ini juga efek dari Kemampuan Spirit ke-9-nya. Hanya saja, mereka yang levelnya tidak setara tak bisa melihat kemampuan spirit keberapa yang digunakannya.
Karena itulah satu tebasan pedang itu benar-benar mengguncang Enam Monster Akademi Shrek. Daya serang yang meledak dari dirinya saat itu bisa dibilang sebagai kekuatan top tertinggi di dunia saat ini.
“Melihat jubahnya yang tersisa separuh, Chen Xin tak bisa menahan senyum kecil. \"Di usia mereka, aku benar-benar belum memiliki kekuatan seperti ini. Semoga perjalanan ke Pulau Dewata ini berjalan lancar bagi mereka.\"”
Tiga hari berlalu dengan cepat. Pertarungan melawan Sword Douluo memberi dampak lebih besar pada Enam Monster Akademi Shrek daripada perkiraan Master. Mereka mengurung diri selama tiga hari penuh tanpa komunikasi atau latihan pertarungan nyata, hanya berlatih hening di pondok kayu. Hingga Ning Fengzhi mengutus orang untuk mencari Tang San, latihan sunyi ini baru berakhir.
Master mendatangi pondok kayu bersama murid Sekte Qibao Glazed. \"Xiao San, keluar sebentar.\"
Suaranya tidak hanya membangunkan Tang San, tapi juga anggota Shrek Tujuh Monster lainnya. Tiba-tiba, suara feniks yang nyaring menggema. Bahkan di luar pondok, Master bisa merasakan hawa panas tiba-tiba menyengat. Siluet merah menyala menerobos langit-langit dan melesat ke angkasa, menghancurkan pondok tempatnya berdadi menjadi abu seketika.
Sayap ganda api raksasa terkembang, membawa tubuhnya melayang hingga ketinggian 100 meter sebelum berhenti. Seketika, lingkaran api raksasa dengan diameter 50 meter menyebar lalu memudar perlahan.
\"Si Gendut brengsek, kau yang bertanggung jawab memperbaiki pondok ini.\"
"Dai Mubai、Oscar、Tang San、Xiao Wu、Ning Rongrong dan Zhu Zhuqing hampir bersamaan keluar dari kamar. Tang San menggenggam tangan Xiao Wu, meskipun ekspresinya masih kosong, entah mengapa sejak pertunangan dengan Tang San, aura hampa pada dirinya mulai berkurang."
Yang berbicara adalah Dai Mubai. Meski mulutnya sedang memarahi Si Gendut, wajah semua orang justru berseri-seri. Jelas terlihat, Ma Hongjun telah berhasil melakukan terobosan.
Mungkin karena Ma Hongjun saat ini adalah satu-satunya dalam kelompok selain Xiao Wu yang kehilangan jiwanya yang belum mencapai tingkat Roh Di, atau mungkin stimulasi mendalam dari Sword Douluo beberapa hari lalu telah membangkitkan potensi Hunwu Phoenix-nya. Dalam tiga hari, padahal baru beberapa bulan sejak peningkatan level sebelumnya, dia malah berhasil meningkatkan Soul Power-nya ke level 59. Hanya tersisa hambatan terakhir menuju level 60.
"Gampang, gampang. Andai memperbaiki rumah sekali bisa langsung naik satu level." Si Gendut turun dari langit dengan penuh semangat, tak menyembunyikan kesombongannya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Brengsek, Si Gendut! Jangan terlalu besar kepala. Kamu tetap yang terlemah." Bai Chenxiang yang datang bersama Master bergumam di samping.
"Enam Monster Akademi Shrek belakangan ini seperti mayat hidup. Selama ini aku yang merawat kebutuhan mereka." Di hatinya juga khawatir, kalau bukan Master yang menenangkannya dan memberitahu bahwa ini situasi normal, mungkin dia sudah kembali ke Tang Men untuk memanggil Kakek. Melihat yang lain sudah pulih sementara Ma Hongjun masih dalam proses breakthrough, entah mengapa hatinya juga senang. Apakah karena peningkatan Hongjun? Mungkin bahkan dia sendiri tak menyadarinya.
Mendengar ucapan Bai Chenxiang, semangat Ma Hongjun langsung redup. "Xiang Xiang, tak bisakah kau memujiku sekali? Aku sudah mencapai level 59. Tak lama lagi akan mengejar level 60. Nanti pasti aku bukan yang terlemah."
Sambil berkata demikian, matanya melirik Oscar dengan niat jahat. Sebagai Ahli Jiwa sistem makanan, sekalipun berbakat, Oscar tak mungkin bisa menyamai kecepatan peningkatan Battle Spirit Master seperti mereka. Selama lima tahun sebelumnya, pencapaiannya hingga melebihi level 60 memang membutuhkan pengorbanan besar, sementara Si Gendut terlalu malas.
"Liat apa? Si Gendut brengsek, ayo kita adu siapa yang lebih cepat meningkat selama di Pulau Dewa Laut ini!" Oscar tak mau kalah. Sejak mendapatkan Cincin Jiwa keenam dan Spirit Bone cermin itu, kepercayaan dirinya meningkat signifikan.
Ma Hongjun tak mau mengalah: "Adu ya adu! Tak takut sama kamu. Kalau berani kita bertaruh. Jika aku menang, kau harus biarkan aku mencium Rong Rong. Jika kau menang, aku akan biarkan kau menciumku. Setuju?"
“Pergi sana——” Oscar menendang pantat Si Gendut dengan keras. Ning Rongrong juga melotot penuh amarah padanya, seandainya dia bukan Battle Spirit Master, mungkin sudah maju untuk menghajar si tukang bicara sembarangan ini.
Bai Chenxiang takkan melewatkan kesempatan menyerang Si Gendut, "Lihat, watak aslimu keluar. Sudah tahu kau bukan orang baik."
“Aku...” Dalam berdebat, Si Gendut jarang kalah. Tapi begitu melihat Bai Chenxiang, semangatnya langsung layu.
Master tersenyum ringan, “Beberapa hari ini kalian pasti mendapat pencerahan. Tak perlu diucapkan, resapi baik-baik perasaan ini. Alasan aku menyarankan kalian ke Pulau Dewa Laut adalah agar kalian terus menyimpan perasaan ini. Terus menggali potensi di bawah tekanan. Tekanan adalah motivasi, tapi juga harus mengukur kadarnya. Berlebihan justru buruk. Dari Sword Douluo, kalian harusnya sudah paham jurang antara diri kalian dengan petarung sejati. Harapanku, saat kembali dari Pulau Dewa Laut, jurang ini bisa menyempit signifikan.”
“Siap——” Enam Monster Akademi Shrek serentak menjawab khidmat.
Master kemudian menoleh ke Tang San, “Xiao San, Pemimpin Sekte Ning mengutus anggota klan untuk memanggilmu ke istana. Segera berangkatlah. Aku sudah siapkan perlengkapan perjalanan. Besok pagi, kalian berangkat.”
“Baik, Guru.” Tang San mengangguk. Ia berangkat ke istana bersama utusan Sekte Qibao Glazed, sementara Xiao Wu sementara dititipkan pada Zhu Zhuqing dan Ning Rongrong.
Dalam tiga hari ini, meskipun hanya level Soul Power Ma Hongjun yang meningkat, Tang San juga mendapatkan manfaat besar. Sebagai orang bijak, dia sangat paham bahwa mencari setiap kekurangan diri setelah tekanan berat adalah kunci pencapaian. Oleh karena itu, dia fokus sepenuhnya pada pemahaman karakter raksasa "pembunuh". Dalam beberapa hari ini, dia telah mendapatkan beberapa pencerahan. Dia menyadari bahwa wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa-nya masih memiliki ruang peningkatan yang besar.
Dari segi kekuatan dan fungsi, wilayah kekuasaan Blue Silver Tang San jelas lebih unggul daripada wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa saat ini. Tidak hanya membantu pemindaian spiritual, tetapi juga memberikan efek peningkatan signifikan saat menggunakan berbagai Kemampuan Spirit Blue Silver Emperor. Namun Tang San juga menyadari bahwa meskipun wilayah Blue Silver bagus, tetap memiliki keterbatasan. Efektivitasnya sangat berbeda antara area dengan banyak Blue Silver Grass dan tanpa Blue Silver Grass. Ketidakpastian ini bisa menimbulkan masalah saat menghadapi musuh kuat.
Seperti pertempuran melawan Qian Renxue di udara sebelumnya, efek wilayah Blue Silver melemah secara signifikan. Jika berada di hutan, Tang San pasti tidak akan bertarung sekeras itu. Meski belum tentu menang, tanpa menggunakan Kemampuan Spirit keenam dari Xiao Wu pun belum tentu kalah.
Dalam hal aspek restriktif, Wilayah Kekuasaan Pembunuh Dewa jauh lebih unggul dibandingkan Wilayah Kekuasaan Blue Silver. Peningkatan dan efeknya bersifat tetap, artinya dapat dikendalikan. Hanya dengan memperkuat Wilayah Kekuasaan Pembunuh Dewa, Tang San dapat sepenuhnya mengoptimalkan kekuatannya dalam berbagai lingkungan dan kondisi.
Oleh karena itu, Tang San telah memutuskan untuk mencari cara meningkatkan kekuatan Wilayah Kekuasaan Pembunuh Dewa-nya. Pertama dengan meningkatkan Soul Power untuk mencapai tingkat Hunwu Zhen Shen secepatnya, sehingga efek wilayah kekuasaan dapat termanifestasi sepenuhnya. Kedua, melalui pemahaman mendalam tentang esensi Wilayah Kekuasaan Pembunuh Dewa itu sendiri.
Efek samping dari Wilayah Kekuasaan Pembunuh Dewa telah lama diketahui Tang San. Setiap kali menggunakan kemampuan ini, dirinya akan terganggu oleh semangat pembunuh yang memicu emosi brutal. Namun di bawah tekanan besar dari Sword Douluo kali ini, Tang San menemukan jalur evolusi baru bagi wilayah kekuasaannya. Jika transformasi ini berhasil, di masa depan ia tak perlu lagi menyisakan energi untuk mengendalikan emosi saat menggunakan kemampuan ini. Injeksi penuh kekuatan spiritual akan memaksimalkan efektivitas wilayah kekuasaan ini.
Istana Kekaisaran Tian Dou telah kembali normal. Setidaknya secara eksternal, tak terlihat bekas kejadian besar yang hampir menggulingkan keluarga kekaisaran beberapa waktu lalu.
Tiba di Sekte Qibao Glazed, Tang San bertemu dengan Ning Fengzhi.
“Paman Ning.” Tang San memberi hormat dengan penuh hormat kepada Ning Fengzhi. Meskipun sekarang dia juga seorang Pemimpin Sekte, dia tidak pernah mengabaikan etiket terhadap Ning Fengzhi. Bahkan tanpa mempertimbangkan faktor Ning Rongrong, bantuan Ning Fengzhi selama bertahun-tahun kepada Shrek Tujuh Monster selalu diingat oleh Tang San. Terutama untuk dirinya sendiri. Tanpa dukungannya dan Sekte Qibao Glazed, pendirian Tang Men tidak akan berjalan semulus ini.
Ning Fengzhi tersenyum tipis dengan nada sedikit menegur, "Tidak ada orang luar di sini, mengapa terlalu formal? Bukankah sudah kukatakan berkali-kali. Sekarang kau adalah Pemimpin Sekte Tang Men, perhatikan statusmu."
Tang San tersenyum lembut, "Apa pun statusku, Anda tetap Paman Ning bagiku."
Ning Fengzhi terkekeh, "Xiao San, kali ini aku memanggilmu untuk membawamu menghadap Yang Mulia Kaisar."
"Oh?" Di perjalanan kemari Tang San masih merenungkan masalah wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa-nya, tidak sempat memikirkan tujuan pemanggilan ini. "Menghadap Yang Mulia Kaisar? Karena kita akan pergi ke Pulau Dewa Laut?"
Ning Fengzhi mengangguk, "Perjalanan kalian ini tidak diketahui berapa lama. Mungkin Yang Mulia sudah tidak bisa menunggu kepulangan kalian. Masa depan Tang Men membutuhkan dukungan Kekaisaran Tian Dou. Sebelum keberangkatan, menurutku kau harus melapor kepada Yang Mulia."
Hati Tang San bergetar, segera memahami maksud Ning Fengzhi. Dalam hati dia mencaci dirinya sendiri - hari-hari ini terlalu banyak urusan yang menyita pikiran sampai melupakan hal penting seperti ini, sungguh tidak seharusnya.
"Aku mengerti. Terima kasih, Paman Ning." Kata Tang San dengan tulus.
Ning Fengzhi berjalan mendekat, menepuk bahunya, berkata, "Perjalanan ke Pulau Dewa Laut kali ini, bantu aku merawat Rong Rong dan Oscar dengan baik. Itu sudah merupakan rasa terima kasih terbesarmu. Saat kalian kembali, kalian akan benar-benar menjadi tulang punggung utama perlawanan kami melawan Kuil Wuhun. Tapi ingatlah, nyawa lebih berharga daripada kekuatan. Jika situasi tidak memungkinkan, lebih baik meninggalkan tujuan daripada kehilangan nyawa."
Tang San tahu ini adalah perhatian tulus Ning Fengzhi, segera mengangguk cepat-cepat menyetujui.
Pertahanan istana Kekaisaran Tian Dou menjadi lebih ketat dari sebelumnya. Dua ribu Ahli Jiwa yang ditarik kembali oleh keluarga kekaisaran ditempatkan di seluruh istana. Di sekitar kamar tidur Kaisar Xue Ye saja, setidaknya ada dua ratus Ahli Jiwa yang berjaga bergiliran.
Ning Fengzhi membawa Tang San ke depan kamar tidur Kaisar Xue Ye untuk meminta audiensi. Tak lama, pengawal memberitahu mereka diizinkan masuk.
Di dalam kamar tidur tidak hanya ada Kaisar Xue Ye, tetapi juga dua kenalan Tang San - Pangeran Xue Xing dan Putra Mahkota baru, Putra Keempat Xue Beng.
Pangeran Xue Xing terlihat sangat bersemangat. Sikap arogan yang biasa terpancar dari wajahnya telah hilang. Baru kali ini Tang San merasa dia benar-benar mirip dengan Kaisar Xue Ye.
Perubahan pada Putra Mahkota Xue Beng bahkan lebih mencolok. Dia berdiri dengan hormat di samping Kaisar Xue Ye dengan kepala tertunduk, sama sekali tidak menunjukkan sikap playboy seperti dulu.
Melihat pemandangan ini, Tang San dalam hati menghela nafas. Meskipun Qian Renxue yang menyamar sebagai Xue Qinghe sudah bertindak sangat meyakinkan, bukankah Putra Keempat Xue Beng dan Pangeran Xue Xing justru lebih pandai dalam akting? Apapun prosesnya, merekalah pemenang sejati. Tidak diragukan lagi, Xue Beng adalah satu-satunya penerus Kaisar Xue Ye. Setelah Kaisar Xue Ye mangkat, dialah yang akan menjadi penguasa Kekaisaran Tian Dou.
Kaisar Xue Ye terlihat cukup segar, wajahnya kemerahan dengan aura yang baik. Bagi yang tidak tahu situasi sebenarnya, mungkin mengira kondisi kesehatannya prima. Namun kenyataannya, nyawanya sedang terus terkikis.
"Menghadap Yang Mulia Kaisar." Ning Fengzhi dan Tang San serentak memberi hormat kepada Kaisar Xue Ye.
Kaisar Xue Ye tersenyum, "Dua Pemimpin Sekte tak perlu sungkan. Silakan duduk."
Tang San mengobservasi kaisar ini dengan cermat. Melalui penyelidikan detail kekuatan spiritual, dia jelas melihat bahwa Kaisar Xue Ye benar-benar mengalami defisit Energi Darah, ritme napasnya tidak stabil dan pendek.
"Pemimpin Sekte Tang, dari Ning Fengzhi aku dengar kamu akan bepergian jauh?" tanya Kaisar Xue Ye sambil tersenyum pada Tang San.
Tang San mengangguk, "Saya juga hendak melapor hal ini pada Yang Mulia. Sekarang Tang Men sudah berjalan lancar, dalam waktu dekat Kuil Wuhun seharusnya tidak akan bertindak gegabah. Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berkelana, meningkatkan kekuatan saya lebih jauh."
Kaisar Xue Ye tersenyum, "Ini hal baik. Hanya saja, berapa lama perjalanan Pemimpin Sekte Tang nanti?"
"Minimal tiga tahun, maksimal lima tahun. Waktu spesifiknya, aku juga tidak bisa memastikan." Tang San dalam hati menghela napas getir, namun ekspresi wajahnya tetap tenang.
Kaisar Xue Ye mengangguk, lalu menatap Putra Mahkota di sampingnya. "Xue Beng, bukankah kau ingin mengatakan sesuatu pada Pemimpin Sekte Tang?"
Xue Beng segera menyahut, turun dari sisi Kaisar Xue Ye dengan langkah cepat. Saat Tang San bingung dengan maksudnya, Yang Mulia Putra Mahkota yang baru ini tiba-tiba berlutut dan membungkuk hormat di hadapannya dengan suara "byur".
Tang San kaget. Dengan refleks cepat, ia menggeser kursinya tiga kaki ke samping sambil berdiri untuk menopang Xue Beng.
"Yang Mulia Putra Mahkota, untuk apa ini?"
Xue Beng bersikeras tidak mau bangun. "Pemimpin Sekte Tang, terimalah penghormatan ini. Aku pernah beberapa kali menyinggungmu demi menyelamatkan diri, tapi kau justru menyelamatkan Ayahandaku. Sebagai anak dan pejabat, aku harus mewakili Ayahanda dan diriku sendiri untuk memberi hormat."
Tang San menghindar sambil menahan bahu Xue Beng. Ia menoleh ke Kaisar Xue Ye dengan bingung. "Yang Mulia Kaisar, Putra Mahkota ini..."
Kaisar Xue Ye menghela napas, berkata: "Ini yang seharusnya dia lakukan. Bertahun-tahun ini, anak itu juga menderita. Aku yang salah tidak menyadari Qinghe ternyata palsu. Dari empat putraku, tiga tewas karena Kuil Wuhun. Hanya tersisa Xue Beng. Tuan Tang, aku harap Xue Beng bisa berguru padamu. Di masa depan, mohon bimbingannya. Maka secara etika maupun logika, sembah sujud ini pantas kau terima."
Berguru padaku? Tang San berpikir dalam hati, usia Xue Beng lebih tua dariku, pantaskah ini? Kaisar Xue Ye jelas sedang merencanakan suksesi. Tapi bagaimana posisiku nanti?
Tiba-tiba, Pemimpin Sekte Qibao Glazed Ning Fengzhi yang berdiri di samping berbicara: "Tuan Tang, Yang Mulia sungguh tulus. Terimalah permintaan ini."
Mendengar Ning Fengzhi berkata demikian, Tang San terpaksa melepas tangan yang menahan Xue Beng. Ia membiarkan Xue Beng memberi tiga kali sembah sujud, lalu segera menopangnya bangkit. Entah karena Xue Beng pandai menyamar atau ini sifat aslinya, Tang San hanya melihat ketulusan di matanya.
Sebenarnya, Xue Beng benar-benar tulus berterima kasih kepada Tang San. Jika bukan karena Tang San yang menyelamatkan Kaisar Xue Ye, membongkar tipu muslihat Qian Renxue, serta bersama Ning Fengzhi dan Akademi Shrek mengusir musuh, apa mungkin dia bisa berada di posisi ini? Setelah Qian Renxie naik tahta, target pertama pembunuhan pasti adalah Pangeran Xue Xing, dan yang kedua pasti dirinya. Prinsip "mencabut rumput sampai ke akarnya". Pada saat itu, Kekaisaran Tian Dou bahkan tidak akan memiliki anggota garis keturunan langsung keluarga kekaisaran yang sebenarnya. Berkat usaha heroik Tang San-lah dia bisa menduduki posisi Putra Mahkota dan pasti akan menjadi Kaisar di masa depan. Perselisihan masa lalu tidak berarti apa-apa dibandingkan ini, Xue Beng benar-benar berterima kasih dari lubuk hati pada Tang San.
Dari sudut pandang lain, Sekte Tang sedang berkembang pesat. Dengan stabilnya situasi internal keluarga kekaisaran Tian Dou, senjata rahasia buatan Tang Men sudah resmi menjadi bagian dari persenjataan kerajaan. Baik Kaisar Xue Ye maupun Xue Beng sangat memahami betapa pentingnya peran Tang Men bagi masa depan Kekaisaran Tian Dou. Upaya perekrutan seperti ini bisa dibilang merupakan bentuk penghormatan tertinggi dari keluarga kekaisaran.
Jika hanya untuk meminta maaf, Tang San pasti tidak akan menerima sembah sujud Xue Beng. Mengingat Xue Beng adalah calon Kaisar masa depan, menerima penghormatan seperti ini berisiko menimbulkan rasa hina di kemudian hari. Namun berbeda halnya jika ini adalah ritual penghormatan murid kepada guru. Adalah wajar jika seorang murid memberi hormat kepada gurunya.
"Guru." Xue Beng memberi hormat dengan penuh khidmat kepada Tang San.
Sebelum Tang San sempat menjawab, Kaisar Xue Ye sudah bersabda, "Pemimpin Sekte Tang San, terimalah titah kekaisaran."
“Tang San hadir.” Tang San hendak bersujud, tapi dicegat oleh Xue Beng. Saat dia bingung, suara Kaisar Xue Ye terdengar dari atas: “Anugerahkan Tang San sebagai Guru Agung Putra Mahkota, bebas dari ritual penghormatan. Gelar Raja Heteroseksual. Gelar Kerajaan: Lan Hao. Di seluruh wilayah kerajaan, kedudukannya tiga level di atas pejabat mana pun.”
Kaisar Xue Ye benar-benar mengeluarkan aset besar! Ini reaksi pertama Tang San. Sebagai rakyat biasa, meski pernah memenangkan Kejuaraan Elit Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi Seluruh Benua, seharusnya dia hanya mendapat gelar Earl. Tapi sekarang melompati beberapa tingkat langsung menjadi Raja. Gelar Lan Hao Wang jelas diberikan berdasarkan Dua Jiwa Martial Soul-nya, bukan sekadar hadiah penyelamatan Kaisar.
Seorang pelayan menghampiri dengan nampan berselimut kain merah. Benda di bawahnya menggembung, tak jelas bentuknya.
Kaisar Xue Ye tersenyum: “Raja Lan Hao, bukalah. Ini akan menjadi simbol statusmulah mulai sekarang.”
Tang San membuka kain merah dengan ragu. Seketika, kamar istana diselimuti cahaya kemilau menyilaukan.
Itu adalah benda yang sangat misterius, seluruh tubuhnya memancarkan warna biru transparan dan berkilau, berbentuk segitiga tiga dimensi. Seluruh bagiannya seolah diukir dari safir, hanya sebesar telapak tangan. Dalam kilauan biru yang kristalin, cahaya kemilau berpusar, fluktuasi energi misterius terus memancar darinya. Pada permukaan segitiga biru ini, terpantul pola seperti riak air. Pola-pola ini tidak seperti diukir, melainkan seolah hidup. Lingkaran cahaya biru berkedip-kedip, memantulkan cahaya kemilau samar di seluruh ruang kamar tidur.
"Yang Mulia Kaisar, ini..." Tang San menatap Kaisar Xue Ye. Saat pandangan sampingnya menyapu wajah Ning Fengzhi, ia menyadari dengan jelas bahwa Ning Fengzhi bahkan menunjukkan ekspresi penuh kekaguman. Benda apakah ini, hingga bisa membuat pemimpin terkaya Sekte Qibao Glazed ini terlihat iri?
Kaisar Xue Ye tersenyum getir, hatinya dipenuhi kepahitan. Jika bukan karena kerajaan telah mencapai titik kritis dan genting, bagaimana mungkin ia rela memberikan harta nasional yang tak ternilai ini sebagai hadiah? Sebenarnya, kemampuan Tang San menyelamatkannya maupun kekuatan pribadinya bukanlah hal utama yang dihargai Kaisar Xue Ye. Meski kuat, ia tetap hanya seorang diri. Yang benar-benar membuat Kaisar Xue Ye mengambil keputusan hari ini adalah senjata tersembunyi Tang Men.
“Jika dikatakan, Tang San mungkin bisa menjadi pahlawan tak terkalahkan di dunia ahli jiwa di masa depan, maka senjata rahasia Tang Men adalah senjata yang bisa melawan sepuluh ribu orang. Dengan senjata khusus ini, Kekaisaran Tian Dou baru bisa benar-benar menghadapi Kuil Wuhun secara frontal! Setelah menyaksikan kekuatan senjata rahasia tersebut, Kaisar Xue Ye telah memutuskan untuk mendukung penuh produksi senjata rahasia Tang Men. Sebagai Pemimpin Sekte Tang Men yang pernah menyelamatkan nyawanya, serta memiliki potensi tersembunyi yang begitu besar, perekrutan Tang San menjadi sangat penting. Di hati Kaisar Xue Ye, saat ini Tang San bahkan lebih penting daripada Ning Fengzhi.”
“Benda ini bernama Han Hai Qian Kun Zhao. Dalam arti tertentu, ia bisa dianggap sebagai Hundaoqi. Mulai sekarang ini akan menjadi simbol Raja Lan Hao. Benda ini memiliki banyak fungsi ajaib. Yang Mulia cukup menyuntikkan Soul Power ke dalamnya setelah kembali, maka semua akan dimengerti. Ia seharusnya bisa membantu perjalanan petualangan Yang Mulia kali ini.”
Pengamatan Tang San sangat tajam. Ekspresi kesakitan yang terpancar dari wajah Kaisar Xue Ye ketika melihat Han Hai Qian Kun Zhao itu hanya muncul sekejap, namun berhasil ditangkapnya dengan jelas.
"Terima kasih, Yang Mulia Kaisar." Tang San tentu bukan karena menginginkan harta Kaisar Xue Ye ini, namun terpaksa menerimanya. Meski tidak sepenuhnya memahami taktik politik kerajaan, dia tahu menolak hadiah ini berarti menolak uluran tangan Kaisar Xue Ye. Seperti pepatah "menerima hadiah akan membuatnya merasa berhutang budi", mungkin Kaisar Xue Ye juga memiliki pemikiran semacam itu.
Saat keberangkatan, Xue Beng sendiri mengantarkan Tang San dan Ning Fengzhi keluar. Ning Fengzhi kembali ke Sekte Qibao Glazed, sementara Xue Beng mengantar Tang San hingga gerbang istana.
"Guru, hati-hati di perjalanan." Kata Xue Beng dengan tulus. Panggilan "Guru" ini keluar sangat natural meski usianya lebih tua dari Tang San. Dia sangat mengagumi Tang San yang sejak usia 15 tahun sudah memimpin Shrek Tujuh Monster meraih gelar juara Kompetisi Elit Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi Seluruh Benua. Kini di usia awal 20-an sudah mendirikan Tang Men.
Tang San mengangguk pada Xue Beng. Setidaknya rasa antipatinya telah hilang, meski masih agak tak nyaman dengan perubahan sikap ini. Namun mengingat ayah-anak ini sudah menginvestasikan aset besar padanya, plus hubungan simbiosis mutualisme ini, hasilnya cukup memuaskan.
"Yang Mulia Putra Mahkota, selama kepergian hamba, Tang Men mohon bimbingan Anda."
Di mata Xue Beng terlihat sedikit kegembiraan. Baru saat ini dia merasa Tang San benar-benar mengakuinya. Dia segera berkata, "Guru, tenang saja. Saya adalah murid Anda. Urusan Tang Men adalah urusan saya. Ke depannya, jangan panggil saya Yang Mulia lagi. Meski nanti mewarisi tahta, panggil saja nama saya langsung. Saya selamanya akan menjadi murid Guru."
Tang San merasa tidak tahu harus berkata apa. Dalam hal kesopanan, Xue Beng yang dihadapannya bahkan jauh lebih hormat dibanding Xue Qinghe terhadap Ning Fengzhi dulu. Tapi saat ini dia belum menjadi Raja, sehingga belum saatnya membuat penilaian akurat.
Setelah berpamitan dengan Xue Beng, Tang San langsung kembali ke Akademi Shrek. Besok mereka akan berangkat. Pulau Dewa Laut, keberadaan seperti apa sebenarnya dirimu?
Saat Tang San tiba di halaman belakang Akademi Shrek, pondok kayu itu terlihat sunyi. Melalui deteksi kekuatan spiritual, dia jelas melihat semua orang sedang berlatih. Xiao Wu sedang tertidur di kamar Ning Rongrong dengan kepala bersandar di paha Ning Rongrong. Saat ini Xiao Wu bisa dibilang adalah putri tidur sejati. Dua per tiga waktu dalam sehari dihabiskan dalam tidur.
Tapi untungnya sekarang ada Ning Rongrong dan Zhu Zhuqing, Tang San tidak perlu lagi menderita siksaan di malam hari. Meski dia dan Xiao Wu sudah bertunangan, dia sudah memutuskan untuk tidak berlebihan dalam keintiman kecuali Xiao Wu benar-benar dibangkitkan. Ini adalah bentuk cinta dan penghormatannya pada Xiao Wu.
Tanpa mengganggu yang lain, Tang San diam-diam kembali ke kamarnya. Baginya, gelar-gelar kosong seperti Guru Putra Mahkota atau Raja Lan Hao sama sekali tak berarti. Justru benda segitiga biru misterius bernama Kubah Samudra Biru yang bahkan tak bisa ditembus pandangannya ini sangat menarik perhatiannya. Begitu tiba di kamar, ia segera mengeluarkan Kubah Samudra Biru tersebut untuk memeriksanya lebih lanjut.
