Saat itu, Bai Chenxiang datang membawa piring berisi roti kering panggang, menyerahkannya ke Tang San terlebih dahulu. Tang San mengambil beberapa potong, lalu mengarahkan dagunya ke arah Ma Hongjun.
Bai Chenxiang adalah gadis yang cerdik. Meski tak mendengar bisikan Si Gendut tadi, ia bisa menangkap suasana yang tak biasa. Dengan santai ia duduk di samping Ma Hongjun, menyodorkan roti panggang itu.
Makanan hangat yang mengepul membuat Ma Hongjun tertegun. Ia menoleh memandang Bai Chenxiang. Gadis itu langsung menjejalkan semua makanan ke tangannya, lalu bangkit dan berjalan ke sudut paling pinggir yang jauh dari api unggun. Ia duduk memeluk lutut, menaruh dagu di atasnya dengan tatapan kosong.
Posisi duduknya sudah keluar dari lingkaran Shrek Tujuh Monster, menyisakan kesan sunyi seorang diri.
Refleks Ma Hongjun menoleh ke arah Bai Chenxiang. Saat melihat gadis itu duduk menyepi sendirian, hati yang sempat mengeras itu luluh. Ia berbisik ke Tang San di sampingnya, "San Ge, apakah dia sudah makan?"
Tang San mengangkat bahu, "Aku tidak tahu. Tanya saja langsung padanya."
"Aku..." Si Gendut ragu-ragu. Melihat cara Tang San menyuapi Xiao Wu, akhirnya ia pun bangkit dan mendekati Bai Chenxiang.
Pada saat itu, tiba-tiba Bai Chenxiang menjerit kencang, seluruh tubuhnya melesat seperti anak panah. Dalam kepanikan, dia tak peduli lagi ada hambatan di depan atau tidak. Dorongan ini tepat menghantam dada Ma Hongjun.
"Hati-hati!" Melihat Bai Chenxiang menubruk dengan kecepatan luar biasa, Si Gendut langsung melepaskan piring makanan di tangannya. Dengan tubuh gemuknya, dia menyambut Bai Chenxiang.
Bai Chenxiang merasa seperti menabrak bantalan empuk. Meski tidak sakit, tubuhnya terpental kembali sambil berteriak. Tiba-tiba sepasang lengan kuat mengelilingi pinggang ramping dan punggungnya, menariknya kembali ke bantalan elastis itu.
"Ada apa?" tanya Ma Hongjun sementara matanya kecilnya berkilau tajam, menatap ke arah tempat Bai Chenxiang sebelumnya. Semangat pembunuh yang tajam menyebar bersamaan dengan gemuruh dagingnya yang mengencang. Tapi Bai Chenxiang yang berada dalam pelukannya justru merasa tubuhnya dikelilingi lapisan pelindung, membuat hatinya yang panik menjadi tenang.
"Ada... ada tikus..." gumam Bai Chenxiang hampir tak terdengar.
“Tua, tikus?” Ma Hongjun membelalakkan matanya, semangat pembunuh di tubuhnya langsung lenyap, terlihat agak bingung. Tapi dia segera terpikat oleh gadis dalam pelukannya. Itu adalah kenyamanan yang belum pernah dialami sebelumnya. Banyak wanita pernah dipeluknya, tapi tak satu pun yang memberinya perasaan seperti ini.
Lembut dan segar, aroma keperawanan samar menjadi daya tarik terkuat. Melihat gadis yang seperti anak domba kecil merangkak di pelukannya, seluruh hatinya gemetar, napasnya tiba-tiba menjadi berat.
Anggota Shrek Tujuh Monster lainnya hanya berdiri saat Bai Chenxiang berteriak, namun kemudian duduk kembali dengan kedekatan batin yang luar biasa, sama sekali tidak melihat ke arah mereka.
"Ah!" Bai Chenxiang menjerit kecil, menggeliat dalam pelukan Si Gendut yang langsung menyadarkan pria yang sedang berkhayal ini. Saat lengannya refleks melepas, Bai Chenxiang sudah berjongkok memunguti makanan yang jatuh tadi. Dia jelas melihat daun telinga mungil Bai Chenxiang memerah, menunduk tak berani menatapnya.
Kekesalan siang hari kini telah hilang tanpa bekas. Si Gendut tertawa bodoh, bergumam sendiri: "Ternyata tikus juga bisa membuatku merasa begitu manis."
Tubuh Bai Chenxiang jelas kaku sesaat. Tangannya mencubit daging lembut di pinggang Si Gendut, menatapnya dengan "marah" sambil mengangkat kepala sedikit, lalu menyerahkan makanan yang dipungutnya dan lari ke arah api unggun.
"Meski Si Gendut bodoh sekalipun, saat ini dia tahu apa yang harus dilakukan. Dengan cepat dia mengambil makanan dan berlari kecil mendekat, duduk tanpa sungkan di sebelah Bai Chenxiang. Bagian luar bekal yang terkena debu dikupasnya lalu dimakan sendiri, sementara bagian dalam yang masih hangat disodorkannya ke Bai Chenxiang."
Bai Chenxiang tidak berkata apa-apa namun tidak menolak, menerimanya lalu memakan sedikit demi sedikit. Suasana di sekitar api unggun pun kembali harmonis. Hmm, sangat harmonis.
Malam itu berlalu tanpa insiden. Keesokan paginya, saat fajar merekah, seluruh rombongan telah bersiap berangkat. Suasana dalam kereta kuda tak jauh berbeda dengan semalam, jauh lebih harmonis. Ma Hongjun masih duduk di sudut paling pinggir untuk memberi ruang lebih pada Bai Chenxiang. Tapi jelas sikapnya bukan lagi bermasalah. Bai Chenxiang terlihat sama seperti biasa, namun jika diperhatikan seksama, dia berusaha keras untuk tidak menatap Si Gendut.
Kecuali sesekali turun dari kereta untuk meregangkan badan dan mengistirahatkan kuda, hari-hari berikutnya dihabiskan untuk terus berjalan. Hanya saat malam tiba mereka benar-benar berhenti beristirahat.
Sepuluh hari kemudian, mereka telah memasuki wilayah barat Kekaisaran Tian Dou. Kuda-kuda juga telah diganti di kota sebelumnya. Empat ekor kuda baru ini cukup kuat untuk mengantar mereka sampai ke pesisir.
"Di depan ada desa, Pemimpin Sekte Tang. Apa kita beristirahat sebentar?" Murid Sekte Qibao Glazed yang mengemudikan kereta telah diingatkan sebelumnya - perjalanan ini tidak dipimpin Ning Rongrong, segalanya harus mengikuti perintah Tang San.
Tang San berkata, "Kalau begitu, istirahatlah sejenak." Saat ini sudah sore hari, cuaca semakin dingin, tenaga kuda terkuras cukup banyak. Meski sudah beristirahat sekali di siang hari, sebelum makan malam kita perlu beristirahat lagi untuk mempertahankan kecepatan.
Kereta kuda terus berjalan sebentar lalu berhenti. Tepat saat Shrek Tujuh Monster mengira mereka telah sampai di desa dan bersiap turun untuk beristirahat, bunyi ketukan halus terdengar dari tepi kereta. Murid Sekte Qibao Glazed yang mengemudikan kereta itu berkata, "Pemimpin Sekte Tang, sepertinya ada yang tidak beres. Kita sudah dekat dengan desa, tapi desa ini sunyi sekali. Di lahan pertanian luar desa pun tak terlihat seorang pun."
Mereka saling pandang. Dai Mubai berkata, "Ayo, turun dan lihat." Yang lain pun turun dari kereta kuda dan menatap ke depan.
Sekitar setengah li di depan mereka, terlihat sebuah desa kecil. Desa itu tampaknya tidak besar, hanya sekitar seratus rumah tangga. Di sekeliling desa membentang hamparan lahan pertanian, persis seperti yang dikatakan murid Sekte Qibao Glazed tadi. Dari sini terlihat desa itu sunyi mencekam, tak ada aktivitas di lahan pertanian.
Tang San mengonsentrasikan penglihatannya. Berkat Zijin Modong-nya, ia bisa melihat jauh melampaui jarak pandang murid Sekte Qibao Glazed tadi. Jarak 500 meter seketika terlihat jelas, "Ini memang tidak normal. Desa ini tampaknya mengalami kerusakan. Banyak rumah penduduk yang hancur, sepertinya akibat benda tumpul. Ada juga garis darah. Darahnya belum kering, kejadian ini pasti baru terjadi belum lama."
Murid Sekte Qibao Glazed itu tertegun tak berkutik melihat Tang San, dalam hati bertanya-tanya, sejauh ini masih bisa terlihat? Jangan-jangan kamu cuma pura-pura. Namun anggota Shrek Tujuh Monster lainnya sama sekali tidak menunjukkan keraguan.
Bai Chenxiang berkata, "San Ge, aku akan pergi melihat."
Tang San mengangguk. Meski mungkin tak handal bertarung, soal kecepatan bahkan Zhu Zhuqing spesialis serangan cepat belum tentu bisa mengalahkannya. Ditambah kemampuannya terbang, memastikan keselamatan diri bukan masalah.
Kilatan bayangan putih melesat, Bai Chenxiang sudah meluncur ke depan. Tubuhnya di tengah hampa mengembangkan sayap ganda, seketika berubah menjadi titik putih yang menghilang di angkasa. Melalui pertarungan Tujuh Monster melawan Sword Douluo, ia menyadari jurang perbedaan antara dirinya dengan bintang-bintang generasi muda ini. Dalam pelayaran bersama Tujuh Monster kali ini, ia harus membuktikan kemampuannya. Melakukan tugas pengintaian sebaik mungkin.
Dai Mubai dan yang lain baru pertama kali melihat Bai Chenxiang menggunakan Hunwu. Zhu Zhuqing memuji, "Kecepatannya luar biasa. Pantas disebut ahli jiwa tipe gesit murni. Andai level Soul Power-nya lebih tinggi, mungkin kita bahkan tak bisa menangkap bayangannya."
Tang San tersenyum, "Kita tunggu di sini sebentar."
Tak lama kemudian, Bai Chenxiang sudah kembali melesat dengan kecepatan yang melebihi saat berangkat. Hanya terlihat titik putih di angkasa, sekejap kemudian ia sudah mendarat di depan yang lain.
Ketika dia mendarat di hadapan yang lain, Shrek Tujuh Monster menyadari ekspresi wajah Bai Chenxiang sangat buruk, pucat seperti kertas, dadanya terus naik-turun seolah sedang menahan sesuatu.
Ma Hongjun baru saja ingin mendekat untuk bertanya, tiba-tiba Bai Chenxiang menerjang ke pohon besar di samping dan mulai muntah hebat.
Shrek Tujuh Monster saling pandang, Oscar tak tahan berkata: "Si Gendut, jangan-jangan kau melakukan perbuatan keji pada gadis ini? Xiang Xiang ini gadis baik, kau harus bertanggung jawab!"
Ma Hongjun mengedipkan mata, "Perbuatan keji apanya? Aku bahkan belum pernah sekalipun menggandeng tangannya." Sambil berkata demikian, dia segera menghampiri dan menepuk lembut punggung Bai Chenxiang sambil mentransfer energi spiritualnya dengan halus untuk meredakan rasa tidak nyamannya.
Dai Mubai berkata dengan suara berat: "Pasti ada masalah. Dia pasti melihat sesuatu yang mengerikan atau menjijikkan."
Bai Chenxiang hampir memuntahkan seluruh isi perutnya sebelum perlahan pulih, lalu dibantu Ma Hongjun kembali ke hadapan yang lain.
Cahaya berkilat di mata Tang San: "Xiang Xiang, sebenarnya apa yang kau lihat?"
Bai Chenxiang menunjukkan ketakutan ekstrem di matanya, "Mayat, mayat di mana-mana. Di belakang desa, tanahnya dicelup merah oleh darah. Setidaknya ada lebih dari seratus mayat. Mereka mati dengan mengerikan, dibunuh oleh sekelompok orang dengan kostum aneh. Mayat-mayat itu sedang diangkut ke gunung di belakang. Banyak organ dalam yang keluar, orang-orang aneh itu bahkan menusuk mayat anak-anak dengan tombak. Bahkan dari ketinggian, aku bisa mencium bau amis darah yang menyengat. Sangat mengerikan, benar-benar mengerikan. Yang masih hidup sepertinya hanya beberapa wanita muda. Ugh..." Dia kembali mual saat mengatakan ini.
Sejak kecil, kapan dia pernah menyaksikan adegan berdarah seperti ini!
Mendengar ini, ekspresi wajah yang lain menjadi muram. Dai Mubai dan Tang San saling bertatapan. Tang San berkata: "Rong Rong, Zhuqing kalian tetap di sini, sementara bantu jaga Xiao Wu. Xiao Ao, lindungi mereka. Mu Bai, Si Gendut, kita berangkat."
Sambil berkata demikian, Tang San mengangkat tangan kirinya. Kilauan Biru di matanya bersinar, Penutup Segitiga Samudra Langit berputar cepat dan terlepas dari titik antara alisnya. Sebuah aliran Soul Power yang murni dimasukkan ke dalamnya, Kilauan Biru tiba-tiba meletup menyelubungi semua orang kecuali Dai Mubai, Ma Hongjun, dan dirinya sendiri.
Shrek Tujuh Monster sudah lama memiliki kedekatan batin. Ning Rongrong mengambil Xiao Wu dari tangan Tang San. Yang lain berkumpul di dekat kereta kuda. Oscar berkata, "Berhati-hatilah." Sambil berkata demikian, ia mengayunkan tangan kanan dan membaca mantra dengan suara rendah. Belasan Sosis Besar Pemulihan dan Sosis Kecil penetral racun diberikan kepada Ma Hongjun.
Tang San bertiga melompat ke udara menuju arah desa. Di lokasi sebelumnya, kereta kuda dan yang lain telah menghilang. Efek pertahanan dan penghilang dari Hanhai Qiankunzhao milik Hanhai diaktifkan. Keajaiban alat ini terletak pada jangkauan efektifnya. Selama Tang San meninggalkan sedikit kekuatan spiritual padanya, bahkan terpisah ratusan li pun bisa ditarik kembali. Melalui hubungan spiritual, mustahil tidak bisa menemukannya.
Ketiganya mengerahkan kecepatan penuh dan segera melewati desa. Tiba-tiba, mereka mencium bau darah pekat. Meski belum melihat sosok manusia, dari tanah yang diwarnai darah segar terlihat jelas betapa mengerikannya pembunuhan yang terjadi di sini sebelumnya. Bahkan beberapa organ dalam masih tersisa di tanah, menyebarkan bau yang memualkan.
Tang San dan Dai Mubai masih bisa menahan diri, tapi ekspresi wajah Si Gendut mulai berubah pucat. Tang San sendiri telah mengalami latihan keras di Kota Pembunuhan, menyaksikan terlalu banyak pembunuhan di sana. Dai Mubai sebagai Putra Mahkota Kekaisaran Xing Luo juga tak asing dengan hal-hal berdarah semacam ini. Meski Si Gendut pernah melihat mayat, ini pertama kalinya ia merasakan bau darah sepekat ini.
Dai Mubai mengendus ringan, menunjuk ke arah kiri depan: "Mereka mungkin pergi ke arah itu. Tampaknya perampok, ayo pergi."
Ketiganya kembali bergerak. Di mata mereka, hawa dingin mulai menyebar tak kasat mata.
Tak jauh di depan terhampar pegunungan bergelombang. Gunung-gunung di sini tidak tinggi dan ditumbuhi vegetasi lebat. Melacak target sangat mudah - cukup ikuti garis darah yang tertinggal di tanah. Setelah memasuki hutan, mereka segera menyusul target.
Dari kejauhan, kerumunan bayangan terlihat. Tang San menggunakan Zijin Modong-nya, dan yang terlihat justru tumpukan mayat. Tangisan pilu terus terdengar dari depan.
Dai Mubai hendak menerjang, tetapi ditahan Tang San: "Observasi dulu sebelum bertarung." Pengalaman bertahun-tahun mengajarkannya kehati-hatian.
Ketiganya menyusuri sisi hutan, perlahan melihat jelas rupa para perampok. Meski disebut perampok, penampilan mereka tidak seperti manusia biasa.
Sekitar 300 perampok bertubuh kekar, masing-masing setinggi lebih dari 2 meter dengan fisik berotot. Rambut mereka berwarna keabu-abuan, tubuh berbulu lebat seperti manusia purba. Bibir mereka menjorok ke depan memperlihatkan taring raksasa, wajah dihiasi cat warna-warni yang mempesona.
Melihat lawan dengan jelas, mata jahat dengan pupil ganda Dai Mubai perlahan berdiri tegak, berbisik kepada Tang San dan Ma Hongjun: "Ini perampok serigala. Tak kusangka Kekaisaran Tian Dou juga memiliki perampok serigala."
Tang San memandang Dai Mubai dengan bingung. Dai Mubai berkata dengan suara berat: "Perampok serigala bisa disebut manusia, tapi juga bukan. Mereka hasil persilangan antara manusia dengan Binatang Roh bernama Serigala Angin Ganas. Hunwu Serigala Berkepala Dua Angin Topan milik Feng Xiaotian dari Empat Elemen Akademi adalah versi mutasi yang ditingkatkan dari Serigala Angin Ganas. Namun Hunwu tidak akan mewarisi sifat dasar Serigala Angin Ganas. Serigala Angin Ganas memiliki naluri seksual yang sangat kuat, bisa kawin dengan hampir semua makhluk berukuran sepadan. Mereka paling suka memperkosa wanita manusia. Setelah kawin dengan wanita manusia, mereka akan melahirkan spesies khusus bernama perampok serigala ini. Bisa dibilang monster setengah serigala setengah manusia. Perampok serigala mewarisi fisik, kecepatan, dan beberapa bakat alami Serigala Angin Ganas. Juga memiliki kecerdasan manusia tingkat tertentu. Sangat haus darah dan nafsu birahi. Di mana ada perampok serigala, penduduk setempat pasti menderita. Mereka tidak hanya merampok, tapi juga membunuh manusia untuk dijadikan makanan. Wanita ditahan sementara untuk diperkosa, yang tidak hamil akhirnya juga jadi santapan mereka. Inilah alasan mereka membawa mayat-mayat penduduk desa itu."
Tang San dan Ma Hongjun sama-sama menarik napas tajam, namun intensitas niat membunuh di mata mereka justru semakin menguat.
Dai Mubai berkata dengan suara berat: "Serigala perampok ini tidak mudah ditaklukkan. Lima ratus serigala perampok bisa mengalahkan pasukan reguler berjumlah sepuluh ribu orang. Mereka memiliki kekuatan luar biasa dan bisa mengendalikan kekuatan angin dalam batas tertentu, setara dengan binatang roh kelas rendah. Setiap serigala perampok memiliki kekuatan setara ahli jiwa level 20-30. Selain itu mereka haus darah, sekali diserang akan bertarung sampai mati. Sangat berbahaya. Untung Xiao San waspada, kalau tidak kita pasti sudah dikepung mereka."
Ma Hongjun tak tahan bertanya: "Lalu bagaimana? Kita biarkan saja?"
Dai Mubai mendengus dingin: "Di Kekaisaran Xing Luo kami, beberapa gerombolan serigala perampok pernah berkeliaran dan menyebabkan kerusakan besar. Karena kita bertemu mereka, tak mungkin dibiarkan. Xiao San, kamu yang atur strategi. Bagaimanapun kita harus membasmi mereka. Melawan frontal tidak mungkin menang melawan jumlah sebanyak ini, tapi pasti ada cara lain."
Mata Tang San menyipit. Seandainya Hu Liena yang pernah menemaninya menjelajahi Kota Pembunuhan ada di sini, dia akan langsung mengenali ekspresi khas Tang San sebelum membunuh.
Suara kain robek terdengar dari punggung Tang San. Delapan Tombak Laba-laba merah darah menembus keluar dari tulang belakangnya, perlahan mengembang di belakangnya.
“Pembunuhan, tidak akan pergi sebelum membunuh mereka semua. Makhluk seperti ini seharusnya tidak ada di benua ini. Ikuti aku.” Sambil berkata demikian, lingkaran aura cahaya biru menyebar dari bawah kaki Tang San, dengan cepat meluas ke sekeliling. Di area pegunungan ini, tanaman Blue Silver Grass yang memiliki vitalitas kuat pasti banyak terdapat. Kekuatan spiritual Tang San menyebar dengan cepat di bawah pengaruh wilayah kekuasaan Blue Silver.
Dai Mubai dan Ma Hongjun sama-sama merasakan pemandangan aneh muncul di depan mata mereka. Segala sesuatu di sekitar terlihat semakin jelas. Wilayah kekuasaan Blue Silver tidak hanya memberi mereka jejak aura kehidupan yang besar, tapi juga menghubungkan kekuatan spiritual mereka. Tentu ini berbeda dengan transmisi kekuatan spiritual dua arah di Ruang Ilusi Ning Rongrong. Hanya bisa transmisi satu arah dari Tang San ke mereka. Yang ditransmisikan Tang San adalah hasil deteksi posisi serigala perampok melalui peningkatan kekuatan spiritual wilayah kekuasaan Blue Silver.
Tang San mengangkat tangan menunjuk ke depan, tubuhnya merunduk hingga dada hanya berjarak setengah chi dari tanah. Ia sepenuhnya mengandalkan Delapan Tombak Laba-laba untuk menopang tubuhnya sambil melesat maju.
Ma Hongjun dan Dai Mubai juga mempercepat langkah, mengikuti dari belakang. Ketiganya menyelinap mendekati barisan belakang para serigala perampok itu.
Segera, mereka sudah mengejar sampai ke belakang pasukan perampok serigala. Berkat kemampuan wilayah kekuasaan Blue Silver yang menutupi jejak aura, meski penciuman perampok serigala sangat tajam, mereka tidak bisa terdeteksi. Apalagi dengan bau amis darah yang dipancarkan mayat-mayat penduduk yang menjadi kamuflase.
Semakin dekat jaraknya, Tang San dan kedua rekannya semakin jelas melihat keadaan menyedihkan mayat penduduk yang tewas. Para perampok serigala yang melintasi hutan dan gunung seperti berjalan di tanah datar ini bahkan sambil berjalan merobek daging dan otot dari mayat untuk dikunyah.
Ketika mendekat hingga hanya 20 meter, Tang San berhenti. Efek wilayah kekuasaan Blue Silver benar-benar terlihat. Tanpa perlu berbicara, melalui kekuatan spiritual yang dia transmisikan ke Ma Hongjun dan Dai Mubai, mereka sudah mengunci tiga perampok serigala paling belakang. Tang San menunjuk dirinya sendiri lalu ke perampok serigala di tengah. Dai Mubai dan Ma Hongjun mengangguk serentak tanda mengerti. Ketiganya menyelinap naik seperti tiga pemburu bayangan yang bersembunyi di hutan.
Delapan Tombak Laba-laba menggeliat, Tang San saat ini bagaikan Laba-laba Wajah Manusia yang melompat ke udara diam-diam. Tubuhnya meringkuk di udara, Delapan Tombak Laba-laba juga ditarik kembali ke samping tubuhnya untuk meminimalisir suara gesekan udara. Saat tiba di belakang Langdao yang menggendong mayat, delapan tombak merah darah tiba-tiba mengembang. Sebatang Blue Silver Emperor tebal dilemparkan dari tangannya, tepat mengikat mulut Langdao itu. Dengan suara 'plop', Delapan Tombak Laba-laba telah menusuk dengan ganas ke dalam tubuh Langdao.
Tubuh Langdao kaku seketika, ingin berteriak. Namun Blue Silver Emperor yang melilit mulutnya tiba-tiba membesar. Duri-duri beracun runcing langsung menembus mulutnya, membuatnya tidak bisa bahkan membuka mulut sekalipun. Kilatan merah darah pada Delapan Tombak Laba-laba, tubuh Langdao langsung mengerut layu. Perlahan-lahan limbung jatuh.
Tang San menopang mayat di punggungnya dengan tangan kanan, meletakkan warga desa dan mayat kering Langdao itu ke tanah dengan hati-hati. Diangkatnya tangan untuk menutup mata warga desa yang tidak terpejamkan, berbisik dalam hati: Tenanglah, aku pasti akan membalaskan dendam kalian.
Bersamaan dengan aksi Tang San, Dai Mubai dan Ma Hongjun juga mulai bergerak. Gerakan Dai Mubai paling langsung dan efektif. Saat melesat keluar, Hunwu-nya telah dilepaskan. Ketika tubuhnya yang jauh lebih perkasa daripada Langdao itu sampai di belakang lawan, takdir sudah ditetapkan.
Dua cakar harimau besar, satu menekan bagian belakang kepala lawan, satu menutup mulut serigala perampok. Saat kedua tangan memutar, leher kekar serigala itu terpuntir seperti mi. Seluruh kepalanya berputar 180 derajat, berhadapan langsung dengan wajah Dai Mubai.
Hal terakhir yang dilihat serigala perampok seumur hidupnya adalah semangat pembunuh mengerikan yang memancar dari sepasang mata jahat bercahaya Dai Mubai.
Kecepatan Ma Hongjun dalam membunuh tak kalah dari Tang San dan Dai Mubai. Untuk menghindari perubahan suhu udara yang bisa membuka identitas saat melepaskan Hunwu, dia tidak menggunakan kekuatan spiritualnya. Tubuh gemuknya gesit mendekati serigala perampok, lengan kanannya tiba-tiba memerah, lengan baju hancur menjadi abu. Tangan kanannya langsung menekan ubun-ubun serigala perampok. Inilah ledakan terinternalisasi skill Spirit Bone Lengan Kanan Api-nya.
Tujuh lubang wajah serigala perampok itu mengeluarkan asap kehijauan, tubuhnya kejang-kejang perlahan limbung. Otaknya telah terbakar menjadi abu oleh energi api yang ditanamkan Hongjun.
Ketiganya hampir bersamaan meletakkan mayat dengan hati-hati, saling pandang, lalu terus menyusup diam-diam. Di sepanjang jalur mereka, tersisa mayat-mayat serigala perampok. Dengan metode yang sama, dalam sekejap mereka telah membunuh lebih dari dua puluh serigala perampok tanpa ketahuan oleh kelompok di depan.
Saat mereka mengendap-endap menyerang serigala perampok untuk yang kedelapan kalinya, salah satu target mereka tiba-tiba berhenti, membalikkan badan dan membuka celana untuk buang air kecil. Ia langsung melihat Dai Mubai yang sedang menerjangnya.
Dai Mubai bereaksi cepat, cakar harimau-nya tiba-tiba menyambar dan mencekik leher serigala perampok hingga patah. Tapi sesaat sebelum cekikannya, serigala perampok itu sempat mengeluarkan suara "Hmm..."
Tiga mayat lagi jatuh, tapi kali ini gerakan mereka telah memperingatkan serigala perampok di depan. Segera, lolongan serigala bergema di pegunungan, lebih dari seratus serigala perampok berbalik arah.
"Mundur!" seru Tang San dingin. Blue Silver Grass di tanah tiba-tiba tumbuh liar, membelit belasan serigala perampok terdekat. Kedua tangannya bergerak samar-samar seperti ilusi, belasan kilatan cahaya berhamburan. Serigala perampok yang kakinya terbelit langsung menjerit kesakitan sambil memegangi mata dan berguling di tanah. Di mata kanan mereka tertancap Tou Gu Zhen sepanjang tiga inci yang menusuk langsung ke otak, merekah sudah tak bernyawa saat jatuh.
Ketiganya melompat mundur bersamaan, sementara di depan mereka membanjiri cahaya biru kehijauan, puluhan bilah angin menyapu lokasi mereka sebelumnya hingga hancur berantakan. Itu adalah skill bawaan serigala perampok.
Kecepatan Ma Hongjun dan Dai Mubai tidak terlalu cepat, namun di samping mereka ada Tang San. Dua helai Blue Silver Emperor masing-masing membelit pinggang mereka, bersamaan dengan Delapan Tombak Laba-laba yang meledak mundur, Tang San menarik tubuh keduanya dan melesat keluar ratusan meter dengan cepat.
Serigala perampok yang melihat banyak rekan mereka terbunuh seketika matanya menjadi merah darah, keempat anggota tubuh menyentuh tanah, berlari liar ke arah mereka. Kecepatannya luar biasa cepat, sepenuhnya mengekspresikan karakteristik serigala mereka. Cakar panjang tiga inci muncul dari anggota tubuh, otot-otot kuat mendorong mereka melompat-lompat seperti terbang di hutan pegunungan.
Serigala perampok ini sangat cerdik, tidak hanya mengejar dari frontal, banyak juga yang berputar melalui kedua sisi untuk memutus jalan keluar Tang San dan kawan-kawan.
"Xiao San, hadapi langsung!" teriak Dai Mubai. Menghadapi banyaknya serigala perampok, niat membunuh di dadanya telah sepenuhnya terbakar. Harimau dikejar serigala - ini tidak bisa ia tahan.
Tang San membuat penilaian sederhana tentang situasi, gerakan mundurnya tiba-tiba berhenti. Sebuah lingkaran cahaya putih tiba-tiba mekar dari bawah kakinya, persis wilayah kekuasaan Pembunuh Dewa yang terlepas diri.
Pada saat yang sama, kilauan biru yang dilepaskan dari tubuhnya tiba-tiba menguat. Blue Silver Grass di hutan seolah hidup kembali, dengan tubuh Tang San sebagai pusat gravitasi. Dalam diameter 100 meter, semua Blue Silver Grass mulai tumbuh liar, membelit dengan ganas tubuh para serigala perampok. Inilah kemampuan evolusi wilayah kekuasaan Blue Silver - Belitan Area Blue Silver yang diluncurkan.
Tubuh Dai Mubai dan Ma Hongjun secara bersamaan dilemparkan oleh Tang San ke area paling padat serigala perampok. Sementara dirinya sendiri melompat ke udara, Delapan Tombak Laba-laba terbentang di angkasa. Seluruh tubuhnya menyambar lurus ke tengah kawanan serigala perampok.
Bagai harimau masuk ke kawanan serigala, Dai Mubai melepaskan kemampuan spirit pertama dan ketiga secara bersamaan. Dibawah efek White Tiger Protective Barrier dan Transformasi Macan Emas Putih, tubuhnya membengkak hingga lebih dari 2,5 meter. Seluruh bulu berubah menjadi keemasan, pisau terhunus dari cakar harimau. Pertarungan fisik paling langsung pun dimulai melawan para serigala perampok.
Seorang serigala perampok yang tidak terbelit Belitan Area Blue Silver menerjang dari arah frontal. Dai Mubai meraung keras, menyambut serangan frontal itu. Kedua cakar harimau keemasannya diangkat tinggi di atas kepala, kemudian menyilang dan menghujam ke bawah. "Brak!" Udara seketika dipenuhi kabut darah. Serigala perampok itu telah tercincang menjadi potongan-potongan oleh cakar harimau setajam pisau mesin. Meski mendapat serangan dahsyat, Dai Mubai sama sekali tidak mundur setengah langkah pun.
Ma Hongjun juga tidak perlu lagi menyembunyikan Hunwu-nya, api yang membara meledak keluar. Di bawah peningkatan Phoenix Api, seberkas Phoenix Fire Line telah mengubah seorang pencuri serigala di depannya menjadi abu. Phoenix Wings Soaring dikembangkan, tubuh gemuknya berputar lincah. Dengan mengandalkan sayap api raksasa, tujuh delapan pencuri serigala di sekitarnya berhasil dilapisi Api Phoenix keemasan kemerahan.
Tatapan Tang San tetap tenang bagai sumur kuno. Tubuhnya menyusup ke kerumunan pencuri serigala. Para pencuri serigala ini memang tangguh, meski bagian bawah tubuh mereka terbelit Blue Silver Grass, mereka tetap melancarkan serangan pisau angin sambil mencakar-cakar dengan cakar serigala untuk melepaskan belitan.
Dengan suara 'plok', satu dari Delapan Tombak Laba-laba Tang San menembus tubuh seorang pencuri serigala. Tubuhnya berputar di udara, tangan kanannya yang berpucat bak giok langsung mencengkeram cakar serigala yang hendak mencakarnya. Suara tulang retak yang menusuk terdengar, sebuah tombak laba-laba lain langsung menusuk rusuk pencuri serigala itu.
Tombak laba-laba haus darah itu semakin merah menyala. Setiap membunuh seorang pencuri serigala, ia akan menyedot nyawa korban sepenuhnya dan memompanya ke dalam tubuh Tang San, membuat keganasan Tang San semakin menjadi-jadi.
Delapan Tombak Laba-laba menunjukkan daya penghancur yang mengerikan. Tidak hanya yang tertusuk, bahkan yang sekadar tergores pun racun mematikan itu bisa melumpuhkan pencuri serigala hingga tewas dalam waktu singkat.
Serangan bilah angin dari tidak bisa memberikan masalah besar bagi ketiga orang ini, karena serangan mereka masih kurang akurat. Dai Mubai mengandalkan tubuhnya dalam kondisi Transformasi Macan Emas Putih untuk menahan dengan keras. Ma Hongjun menggunakan energi panas dari Phoenix Api dan Phoenix Wings Soaring untuk menetralkan dampak energi. Sedangkan Tang San justru melesat di celah-celah bilah angin menggunakan teknik langkah Guiying Mizong yang luar biasa.
Sambil terus membunuh yang muncul tak henti-hentinya, Dai Mubai sesekali melirik ke arah Tang San dan tak bisa menahan desisan nafas dingin.
Jumlah yang tumbang di sekitar Tang San bahkan melebihi gabungan yang dibunuhnya bersama Ma Hongjun. Saat ini Tang San tidak hanya menggunakan Delapan Tombak Laba-laba - kedua lengannya bagai tangan dewa kematian yang bersinar dalam samar-samar, mustahil melihat gerakan pastinya. Terus-menerus semburan kilau mengerikan melesat dari tangannya, selalu mengincar titik vital: mata, tenggorokan, pelipis, jantung, dan alat kelamin. Hanya dalam sekejap, lebih dari empat puluh telah tumbang di sekitarnya. Tang San yang terus berubah posisi bagai bayangan ini, di mata Dai Mubai sekarang bagaikan Raksasa Pembunuh dari neraka. Dari total 300 lebih, sepertiga sudah tewas di tangan mereka.
"Tetapi sisa serigala perampok masih ada lebih dari dua ratus, saat ini telah mengepung ketiganya sepenuhnya di tengah. Efek Belitan area Blue Silver perlahan menghilang, serigala perampok yang terbebas dari ikatan ini tidak hanya tidak gentar oleh kematian rekan mereka, malah melancarkan serangan yang semakin gila. Darah membuat mata mereka yang terstimulasi telah berubah menjadi merah darah.
Alasan ketiganya (Tang San, Dai Mubai, Ma Hongjun) memilih pertarungan jarak dekat bukan karena cara ini paling cepat melukai lawan. Sebaliknya, seperti Hongjun dan Mubai yang memiliki skill serangan luas, namun itu akan mengkonsumsi Soul Power mereka secara signifikan. Meski pertarungan jarak dekat lebih berisiko, konsumsi Soul Power jauh lebih sedikit. Mengenai stamina mereka, itu telah melalui latihan neraka Master. Ditambah efek peningkatan atribut tubuh dari herbal immortal tingkat dewa, Cincin Jiwa, dan Spirit Bone yang pernah mereka konsumsi. Menurut perkembangan situasi saat ini, meski membunuh semua serigala perampok ini, stamina mereka tak akan habis.
"Mu Bai, hati-hati!" Teriak keras Tang San menggema di telinga Dai Mubai. Meski sedang sibuk membunuh, ia sama sekali tidak mengabaikan situasi sekitar. Wilayah kekuasaan Blue Silver terus menerus menyampaikan setiap perubahan di medan perang ke pikirannya. Hanya saja dalam pertarungan sengit ini, ia sudah tidak sempat membagikan persepsi wilayahnya ke rekan-rekan melalui Blue Silver Domain.
Di samping Dai Mubai, seekor serigala perampok berbulu hijau kebiruan dengan tubuh luar biasa besar menyelinap mendekat. Tidak ada suara yang keluar. Penampilannya lebih mirip serigala. Di sekitar tubuh kekarnya terdapat pancaran cahaya biru kehijauan samar, cahaya inilah yang mengendalikan udara dan jejak aura mereka sehingga Dai Mubai pun tidak menyadarinya.
Bersamaan dengan kemunculan serigala perampok hijau kebiruan ini, di belakang Tang San dan Ma Hongjun juga masing-masing muncul satu ekor yang sedang menyelinap hendak menerjang mereka.
