"Kau jelas tahu aku sudah menjadi dewa, masih memilih melawanku?"
"Manusia bagaimana? Dewa bagaimana? Tidakkah kau tahu, di dunia ini ada hal-hal yang tak bisa diubah? Ada pepatah yang mungkin belum kau dengar, akan kuajarkan padamu."
"Apa itu?" Ekspresi wajah Qian Renxue mulai berubah suram.
Tang San berkata dengan tegas dan pasti, setiap kata diucapkan perlahan: "Lebih——baik——hancur——seperti——giok——, daripada——utuh——seperti——genteng——."
"Kamu——" Ekspresi wajah Qian Renxue berubah drastis, senyumannya lenyap tak berbekas. Sebuah kewibawaan yang tak terdefinisikan memancar dari tubuhnya, tekanan yang datang menghadang membuat langkah Tang San goyah. Andai bukan karena bantuan trisula Dewa Laut, mungkin dia sudah mundur.
Lapisan cahaya keemasan seperti kabut muncul dari permukaan tubuhnya. Seketika, dia seolah menjadi inti semesta. Perasaan menyatu dengan kekuatan alam semesta ini membuat Tang San merasa Qian Renxue di hadapannya tak lagi nyata, seolah tubuhnya menyebar di setiap sudut ruang angkasa alih-alih berdiri fisik di depannya.
Inikah kekuatan dewa? Merasakan tekanan dahsyat kekuatan semesta, Tang San merasakan perasaan tidak berdaya dari lubuk hati. Hembusan aura saja sudah memberikan tekanan tak kasat mata sebesar ini, bisa dibayangkan sampai tingkat apa kekuatan dewa yang sebenarnya.
"Qian Renxue di depanku saat ini memancarkan cahaya dari seluruh tubuhnya, seolah setiap gerakannya bisa mengendalikan segala sesuatu di sekitarnya. Trisula Dewa Laut di tangan Tang San mengeluarkan suhu panas membakar, seolah senjata itu bersemangat mendambakan tubrukan dengan Dewa Malaikat di hadapannya. Namun di hati Tang San muncul rasa pahit, karena meskipun Trisula Dewa Laut adalah senjata dewa sejati yang tak gentar pada lawan mana pun, dirinya sendiri belum mencapai tingkatan dewa.
"Tang San, kau pikir hari ini kau bisa lolos dariku?" Tatapan dingin Qian Renxue yang penuh tekanan seakan menusuk hingga ke jiwa Tang San.
Tang San menggeleng, "Tak kau pahami perkataanku? Lebih baik jadi giok yang pecah daripada genteng yang utuh. Aku tak berharap bisa selamat, tapi sekalipun mati aku tak akan merendahkan diri sebagai pengkhianat. Ayahku pernah mengajariku: seorang pria harus tetap tegak pinggangnya kapan pun."
Sambil berkata demikian, Tang San menghentakkan trisula Dewa Laut-nya ke tanah. BOOM! Tanah dalam radius 10 meter di sekelilingnya retak berjalin. Semangat membara dan aura pertarungannya yang dahsyat berhasil menahan tekanan aura Qian Renxue yang menyelimuti segala penjuru.
Ketegasan otoriter Tang San membuat Qian Renxue sedikit ekspresi melayang, secara reflek berkata, "Siapa yang menyuruhmu merendahkan diri? Apakah kau tidak mengerti ucapanku? Aku hanya ingin kita bekerja sama, bukan memintamu untuk tunduk padaku."
Tang San tersenyum dingin, "Melepaskan keyakinanmu sendiri, apa bedanya dengan tunduk? Jika kau di posisiku, maukah kau meninggalkan keluarga, teman, negara dan segalanya untuk tunduk? Hidup adalah keinginanku, kebenaran juga keinginanku. Jika tak bisa meraih keduanya, korbankan hidup demi kebenaran."
"Kau..." Murka di dada Qian Renxue akhirnya menyala sepenuhnya, dan tepat di saat itu Tang San sudah lebih dulu bergerak.
"Lihat tombak!" Dalam Ledakan teriakan, cahaya keemasan memancar kuat.
Mengutip perkataan Mencius untuk meningkatkan semangatnya ke puncak intensitas seketika, Tang San menginjakkan kaki kirinya ke depan. Trisula Dewa Laut diayunkannya secara langsung ke dada Qian Renxue. Saat senjata itu dilepaskan, Bekas Trisula Dewa Laut di dahinya memancarkan cahaya keemasan terang yang menyinari Hati Dewa Laut. Seketika cahaya keemasan menyala terang, Kekuatan Dewa Laut mengalir deras. Meski terlihat sederhana, serangan trisula ini memuat seluruh kekuatan Tang San. Dengan tenaga ledakan yang bersumber dari kaki kiri yang menginjak ke depan, gelombang energi dahsyat berkumpul di bilah trisula. Seberkas cahaya keemasan meledak dari tepi tajam senjata, udara di sekitar Trisula Dewa Laut berputar seperti ular air. Seluruh output energi dibatasi Tang San untuk terkonsentrasi penuh dalam garis lurus.
Serangan ini merupakan puncak intensitas semangatnya. Bukan Kemampuan Spirit namun melebihi teknik spirit. Saat menyerang, Hunwu Kaisar Blue Silver Grass telah dilepaskan bersamaan dengan trisula Dewa Laut tingkat dewa berwarna keemasan menyilaukan.
Seberapa kuat petarung tingkat dewa, Tang San tidak tahu. Namun dari jejak aura yang dilepaskan Qian Renxue, dia paham bahwa pertarungan ini mungkin menjadi yang paling sulit yang pernah dihadapinya. Kemungkinan selamat bahkan kurang dari 10%. Hanya dengan mengerahkan seluruh kekuatan, mungkin ada secercah harapan. Karena itu, sejak awal dia melepas seluruh kemampuannya tanpa syarat, bersiap untuk bertarung mati-matian.
"Manusia melawan dewa, kapan kau akan sadar?" Qian Renxue juga melangkah maju. Menghadapi tepi tajam trisula Dewa Laut, dia sama sekali tidak menunjukkan niat mundur. Tangan kanannya yang memancarkan cahaya keemasan langsung mencengkeram bilah utama trisula tersebut.
Cahaya keemasan megah tiba-tiba meledak. Sesaat sebelum tangan kanan Qian Renxue menyentuh gumpalan cahaya keemasan yang meledak dari bilah utama trisula Dewa Laut, lapisan aura cahaya keemasan mengalir deras ke telapak tangannya. Seluruh tangan itu menjadi transparan, seolah terbentuk dari energi yang terkonsentrasi.
Cahaya keemasan yang meledak dari trisula Dewa Laut bertubrukan dengan telapak tangan Qian Renxue. Seperti meleleh, cahaya itu terbungkus lapisan cahaya keemasan yang terpancar dari tangannya. Sebelum sempat benar-benar meledak, tangan transparan bak kristal emas itu sudah menembus frontal dan mencengkeram erat bilah utama trisula Dewa Laut.
Trisula Dewa Laut yang menusuk ke depan bagaikan ombak menghantam tepi pantai, namun tangan Qian Renxue ibarat pegunungan kokoh nan megah. Saat keduanya bertubrukan, gelombang pun terhenti seketika. Bobot 108.000 jin dan Soul Power yang dilepaskan Tang San dengan seluruh kekuatannya tiba-tiba membeku. Transisi dari gerak ke diam terjadi dalam sekejap, namun trisula Dewa Laut tak bisa maju setapak pun, terpaku mentah-mentah di genggaman tangan kanan Qian Renxue.
Tak ada fluktuasi energi yang menyerang trisula Dewa Laut. Tang San bahkan masih merasakan senjatanya penuh tenaga. Namun sekeras apapun ia berusaha, Senjata Dewa di tangannya tak bisa bergerak maju. Saat ini, Qian Renxue bahkan belum melepas diri Hunwu-nya sekalipun.
Kata "kesenjangan" muncul di benak Tang San, tapi semangat pertarungannya tak surut sedikit pun. Wajar saja jika lawan setingkat dewa tidak mudah dikalahkan.
Cahaya biru-keemasan menyebar seperti lingkaran cahaya dari kaki Tang San, hanya mencakup jarak pendek antara tubuhnya dan Qian Renxue. Jelas, ia memadatkan kemampuan wilayah kekuasaan Blue Silver dalam radius minimal. Pancaran biru-keemasan dahsyat melesat ke angkasa membentuk pilar raksasa. Fluktuasi energi mengerikan itu melambungkan semangatnya, menyuntikkan peningkatan eksponensial energi ke dalam trisula Dewa Laut.
Namun, tepat saat pilar cahaya biru-keemasan itu melesat ke langit dan energi dalam tubuh Tang San tiba-tiba meningkat, dari cahaya biru-keemasan itu muncul sedikit cahaya keemasan yang lebih intens, bentuk cahaya keemasan tersebut adalah siluet kecil Malaikat Bersayap Enam.
"Bubarkan." Dua kata dingin itu meluncur dari mulut Qian Renxue.
Pilar cahaya biru-keemasan hampir seketika berubah sepenuhnya menjadi keemasan, kemudian berubah menjadi titik-titik cahaya keemasan, bagaikan ribuan bintang turun ke bumi - terkonsentrasi sejenak sebelum akhirnya menghilang. Wilayah kekuasaan Blue Silver Tang San yang sangat terkonsentrasi itu pun lenyap.
Qian Renxue masih belum melepas Hunwu-nya. Ia tetap terlihat tenang, hanya cap kecil malaikat berkilau di dahinya yang saling bersinar dengan Bekas Trisula Dewa Laut di dahi Tang San. Hanya saja cahayanya jauh lebih terang.
"Pembubaranku bisa menghilangkan wilayah kekuasaan non-dewa apapun. Percuma, Tang San. Meski aku akui kekuatanmu berkembang cepat, bahkan melampaui penilaianku, tapi bahkan jika Soul Power-mu mencapai level 99, kau tetap manusia biasa. Bagaimana mungkin mengalahkanku? Senjata Dewa ini bagus, sayangnya yang memegangnya bukan tangan dewa."
"Meski bukan tangan dewa, senjata Dewa Laut pun tak bisa kau kuasai!" geram Tang San sambil mencengkeram trisula Dewa Laut dengan tangan kirinya.
Sebelum hari ini, ia selalu menggunakan trisula Dewa Laut hanya dengan tangan kanannya, agar tangan kirinya bebas untuk melepaskan skill lain sebagai bantuan. Ini pertama kalinya ia memegang senjata dewanya dengan kedua tangan. Kekuatan fisiknya meledak sepenuhnya di momen ini. Bersamaan, cahaya kekuningan memancar dari lengan kiri, menyuntik energi ke dalam trisula Dewa Laut.
Qian Renxue merasakan kekuatan dari trisula Dewa Laut melonjak sepuluh kali lipat seketika. Meski telah menjadi Dewa Malaikat, ia tak lagi bisa menahan trisula itu. Teriakan keterkejutannya pecah saat tubuhnya terlempar oleh gelombang dahsyat. Cahaya keemasan yang sempat ditekan tangan kanannya meledak, energi keemasan dahsyat melejitkan tangannya. Meski tak terluka, dadanya terbuka lebar tanpa perlindungan.
Tang San takkan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tubuhnya menyatu dengan trisula, melesat ke atas. Cahaya hijau kebiruan aneh tiba-tiba mengalir dari lengan kanannya ke trisula, mengubah warna emas murninya menjadi campuran cahaya emas, biru, dan hijau kebiruan.
Bagai halilintar menggelegar, kilat tiga warna dahsyat menyembur dari bilah utama trisula. Ledakan "Boom!" mengguncang dada Qian Renxue.
Qian Renxue terlalu percaya diri, bahkan tidak melepaskan Hunwu tingkat dewa miliknya. Setelah menjadi Dewa Malaikat Bersayap Enam, keyakinannya telah membengkak tak terkendali. Ia sama sekali tidak menyangka Tang San bisa menimbulkan luka padanya. Namun dalam kondisi sepenuhnya ditekan olehnya, Tang San tiba-tiba melancarkan serangan balik yang tajam. Trisula Dewa Laut yang jelas-jelas sudah dikuasainya, justru berhasil mengatasi kekuatan fisiknya.
Seluruh tubuh Qian Renxue diselimuti cahaya listrik campuran emas, biru, dan hijau kebiruan. Terlempar tak terkendali di udara, sensasi mati rasa membuatnya masuk kondisi setengah pusing.
Namun tingkat dewa tetaplah tingkat dewa. Serangan penuh kekuatan Tang San yang dipadu dengan Guntur Samudra Hijau yang Mematikan dari trisula Dewa Laut ini, jika diarahkan ke Tuan Bergelar biasa mungkin sudah mengubahnya menjadi abu. Trisula Dewa Laut seberat 1,08 juta jin dengan peningkatan Kendali Gravitasi ini hanya berhasil mengguncang Qian Renxue, bukan menusuk tubuhnya.
Di bawah kecerobohan lawan, Tang San akhirnya mendapatkan kesempatan sekejap. Ia paham, menghadapi petarung tingkat dewa seperti Qian Renxue, peluang akan segera berlalu. Hampir mustahil melakukan serangan beruntun dengan skill-nya. Oleh karena itu, dalam situasi kendali singkat atas lawan ini, Tang San segera menggunakan skill serangan mematikan terkuatnya.
Tubuhnya berputar setengah di udara, Kilauan Dewa Laut mengalir tanpa syarat ke dalam trisula Dewa Laut. Cahaya keemasan terang membuat senjata dewa ini seketika menjadi samar-samar. Energi keemasan raksasa segera terkonsentrasi menjadi satu aliran. Pada detik berikutnya, cahaya keemasan terlepas dari genggamannya, mengejar tubuh Qian Renxue seperti bayangan. Inilah gerakan ketiga dari Tiga Belas Trisula Emas: Pergi Tak Kembali.
Saat melemparkan trisula ini, Delapan Tombak Laba-laba di punggung Tang San menyemburkan delapan aliran cahaya keemasan sekaligus, mengejar dan menghujam Qian Renxue seperti kilat.
Menghadapi lawan setingkat dewa, Tang San juga menggunakan serangan dewa yang mampu ia keluarkan. Di bawah tekanan dahsyat yang dibawa Qian Renxue, kondisinya saat ini telah mencapai puncak yang belum pernah dialami sebelumnya.
Tubuhnya terlempar mundur di tengah hampa. Qian Renxue yang sedang terkejut sama sekali tidak menyangka Tang San bisa melancarkan serangan seperti itu. Yang benar-benar membuatnya mati rasa bukanlah kekuatan petir dari Guntur Samudra Hijau yang Mematikan, melainkan energi dewa dalam trisula Dewa Laut yang tiba-tiba diaktifkan. Dalam ledakan seketika trisula Dewa Laut seberat 1.080.000 jin ini, serangan ini telah mendekati kekuatan dewa tanpa batas.
Pengejaran Tang San sangat cepat, namun bagaimana mungkin reaksi tingkat dewa Qian Renxue lambat? Saat tubuhnya terlempar ke belakang, cap Malaikat di dahinya langsung menyala. Dengan suara "peng", enam sayap raksasa melepas diri dari punggungnya. Pada momen inilah sayap emas itu berhasil menghilangkan semua kilatan listrik di tubuhnya. Di telapak tangan Qian Renxue kini muncul pedang berlapis emas menyala-nyala. Tepat saat trisula Dewa Laut menghampiri, pedang itu telah muncul.
Boom—, Tubuh Qian Renxue kembali terlempar. Pedangnya berhasil menahan trisula Dewa Laut di antara bilah utama dan bilah samping. Sejak Tang San menguasai tiga gerakan pertama Tiga Belas Trisula Emas, dialah orang pertama yang bisa menahan serangan Pergi Tak Kembali secara frontal. Namun semuanya terjadi terlalu mendadak. Meski pedang Malaikat-nya muncul tepat waktu, kekuatan otoriter serangan ini tetap menyisakan cahaya keemasan yang melukai kulit lengan kirinya, mengalirkan darah keemasan kemerahan. Hanya senjata dewa sejati yang bisa membuat luka pada Qian Renxue tingkat dewa ini.
Seorang dewa melawan manusia biasa, tapi yang terluka justru sang dewa. Hanya dengan ini saja, Tang San sudah pantas berbangga.
Namun, saat ini, perasaan Tang San masih sangat berat. Delapan sinar Penyerapan dari Delapan Tombak Laba-laba sama sekali tidak berpengaruh. Qian Renxue hanya perlu merapatkan enam sayapnya untuk melindungi tubuhnya. Delapan titik cahaya keemasan menyala dari enam sayap emas Qian Renxue, delapan sinar keemasan yang ditembakkan Tombak Laba-laba terpantul dan menyebar di tengah hampa.
Hanya dalam sekejap, tubuh Qian Renxue terhempas sejauh kilometer oleh trisula Dewa Laut yang mencapai 1,08 juta jin dan melepaskan gerakan akhir Pergi Tak Kembali, menunjukkan betapa otoriter serangan ini. Di Hutan Xingdou, kekuatan Tang San yang telah meningkat lagi mencapai level baru, hampir mengeluarkan seluruh kekuatan serangan Pergi Tak Kembali. Sayangnya, kini dia kehabisan tenaga. Melihat Qian Renxue terhempas jauh dalam sekejap, Tang San tanpa ragu-ragu berbalik arah, tubuhnya menempel ketat di tanah, terbang mundur dan menyelusup masuk ke dalam Hutan Xingdou.
Ombak Kekuatan Dewa Laut masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka di bahu, sensasi menyakitkan justru membuat Qian Renxue semakin sadar. Dia tahu, dirinya masih meremehkan pria ini, pria yang selalu mampu menciptakan keajaiban. Melihat Tang San menghilang ke dalam hutan, dia tak bisa berbuat apa-apa. Di bawah tekanan total trisula Dewa Laut, sementara dia gagal melepaskan kekuatan tingkat dewa sejati, terpaksa mundur tertindas. Seluruh proses ini bahkan berlangsung selama lima detik. Fakta bahwa Tang San dengan kekuatan fisiknya sendiri mampu menekan Dewa Malaikat selama lima detik, takkan dipercaya oleh siapapun - bahkan oleh Qian Renxue sendiri.
Akhirnya, trisula Dewa Laut meringan, bobot 1.080.000 jin kembali menjadi 108.000 jin. Kilau keemasan pun memudar, mengembalikannya ke warna hitam legam. Tubuh Qian Renxue juga berhenti mendadak di udara. Dengan gerakan anggun, Pedang Malaikat menangkis trisula Dewa Laut ke genggaman tangan kirinya. Bagi dia yang sudah mencapai tingkat dewa, 108.000 jin memang berat, tapi bukan mustahil untuk diangkat.
"Bagus, sungguh Tang San yang luar biasa. Tapi sekarang bahkan Senjata Dewa pun sudah kau lepaskan, dengan apa lagi kau akan melawanku?" Qian Renxue menatap luka di bahu kirinya. Darah keemasan kemerahan telah berhenti mengalir. Dalam sekejap, dia telah mengusir Kekuatan Dewa Laut yang menyusup ke tubuhnya. Seperti yang dia katakan sebelumnya, yang menguasai trisula Dewa Laut toh bukanlah tangan dewa sejati.
Tanpa terburu-buru mengejar Tang San, Qian Renxue justru mengamati trisula besar berwarna hitam legam namun sangat berat di tangannya. Sebelumnya, ketika trisula Dewa Laut memiliki berat 108.000 jin, bahkan dirinya pun tak yakin bisa mengendalikan senjata ini. Meski telah menjadi dewa, kekuatan dewa tetaplah terbatas. Seperti yang pernah dikatakan Tang San saat pertama kali mendengar tentang eksistensi dewa - para dewa hanyalah Ahli Jiwa kuat yang memasuki tingkatan tertinggi, bukan penguasa sejati dunia. Jika tidak, Benua Douluo yang pernah memiliki dewa takkan seperti sekarang. Satu juta jin adalah batas maksimal kekuatan dewa. Tentu saja angka ini sudah sangat mengerikan - Bo Saixi si Douluo puncak zaman dulu saja kesulitan mengangkat trisula Dewa Laut seberat 10.800 jin, apalagi jika beratnya bertambah sepuluh kali lipat?
Sambil memandang trisula Dewa Laut di tangannya, Qian Renxue tiba-tiba tersenyum. "Tang San, oh Tang San... Jika kau juga Ahli Jiwa yang diberkati dewa, akankah dewamu masih memberkatimu setelah kehilangan senjata sakral ini? Tanpa ini, bagaimana kau bisa mewarisi tahta dewa?"
Qian Renxue yang sudah menjadi dewa tentu memahami bahwa trisula Dewa Laut di tangannya, seperti enam Spirit Bone dari baju zirah dewa malaikat yang merupakan harta karun Kuil Wuhun dulu, semuanya adalah instrumen penting untuk menjadi dewa. Tanpa itu, Tang San mustahil bisa mewarisi posisi Dewa Laut. Meski berhasil mundur dari serangan Tang San, Qian Renxue tahu ini hanya karena kecerobohannya sendiri. Kekuatan Tang San masih jauh dari cukup untuk mengancamnya. Selama trisula Dewa Laut berada di tangannya, Tang San tidak mungkin menjadi dewa - artinya dia tak akan pernah jadi ancaman nyata. Bahkan jika dia lolos dari cengkeramannya, apa akibatnya?
Qian Renxue bukanlah sosok ber-temperamen baik. Alasan utamanya menghadapi Tang San hari ini dengan persuasi alih-alih intimidasi kekuatan, bukan karena Tang San satu-satunya pria yang dia minati - tragedi orangtuanya telah membuatnya kecewa pada hubungan asmara. Keengganannya melukai Tang San dan upaya memaksanya kompromi, bermuara pada bayangan Tang San yang muncul saat prosesnya menjadi dewa. Tang San telah menjadi kelemahan terbesar bagi status Dewa Malaikat-nya. Jika dia membunuh Tang San sekarang, kelemahan psikologis ini akan menjadi luka tak tersembuhkan. Saat menghadapi lawan setingkat dewa, ini akan jadi masalah fatal.
“Tetapi jika Tang San memilih untuk tunduk padanya, maka rasa simpatinya terhadap Tang San akan menurun secara signifikan. Posisi Tang San dalam hatinya juga akan mengalami perubahan. Dengan cara ini, dia bisa perlahan-lahan menghapus Tang San dari hatinya. Hanya saat itulah dia benar-benar bisa menutupi kelemahan ini. Lagipula, selama Tang San berada di sisinya dan sepenuh hati bersamanya, kelemahan itu sendiri tidak akan menjadi kelemahan. Itulah mengapa Qian Renxue mati-matian berusaha membujuk Tang San untuk kompromi dengannya, bahkan sampai menggunakan iming-iming otoritas seperti gelar 'Raja Sejajar'.”
Sayangnya, karakter Tang San jauh lebih keras kepala dari yang dia bayangkan. Terutama ketika Tang San mengutip dua kalimat klasik dari kehidupan sebelumnya, hal itu semakin memperdalam kesan sosoknya dalam benak Qian Renxue.
“Lebih baik jadi giok yang pecah daripada genteng yang utuh. Sungguh ungkapan yang luar biasa! Tang San, kau memang pantas menjadi pria yang kupilih.” Qian Renxue menatap ke arah menghilangnya Tang San, senyum rumit mengembang di sudut mulutnya. Mengingat penampilan Tang San yang gagah dan berapi-api saat menggelegar tadi, gelombang getaran misterius tak terhindarkan muncul dalam benaknya.
Di belakang garis, enam sayap keemasan menyilaukan terbentang. Kilatan cahaya, tubuh Qian Renxue melesat bagai meteor emas melintasi Hutan Xingdou. Tang San tak bisa merasakan jejak auranya lewat kekuatan spiritual, tapi bagaimana mungkin dia tak mengunci posisi Tang San? Kecepatan terbangnya sudah tak bisa disebut sebagai kecepatan biasa. Hanya dalam sekejap, dia sudah berada ribuan kilometer jauhnya.
Sambil terbang, Qian Renxue bergumam pelan: "Kehidupan, kuinginkan. Kebajikan, kuinginkan. Bila tak bisa meraih keduanya, kurelakan nyawa demi kebajikan. Tang San, oh Tang San, apakah kau takdirkan sebagai bintang pembawa sial dalam hidupku? Hmm..."
Qian Renxue yang sejak tadi mengunci kondisi fisik Tang San tiba-tiba terkejut. Saat dia menyusul dengan kekuatan dewa, yang muncul di hadapannya bukanlah Tang San, melainkan gumpalan Blue Silver Grass yang tumbuh dan menyatu.
Memegang trisula Dewa Laut dan pedang malaikat, dia mendarap di depan sosok manusia yang terbentuk dari kumpulan Blue Silver Grass. Perasaan campur aduk antara ingin tertawa dan kesal menyergapnya. Sebagai Dewa Malaikat, tak hanya terluka oleh Tang San, dia juga tertipu. Tang San ternyata mampu lolos dari penguncian spiritualnya. Ini benar-benar di luar penilaiannya. Namun hal itu justru memunculkan sensasi bermain kucing-kucingan dalam hatinya.
Manusia dan dewa, tidak diragukan lagi, perbedaan kekuatan bagaikan jurang yang sangat besar. Meskipun banyak aspek Tang San sudah mendekati tingkat dewa, bahkan hampir menyelesaikan Ujian Kedelapan Dewa Laut, pada dasarnya dia masih manusia biasa. Namun, dia memiliki keunggulan terbesarnya. Setidaknya dalam dua situasi, dia mungkin bisa lolos dari kuncian roh Qian Renxue. Tentu saja, ini juga bergantung pada kecerobohan Qian Renxue. Jika sebelumnya dia langsung mengejar Tang San, Tang San sama sekali tidak punya waktu untuk melakukan trik-trik ini.
Dua tempat ini adalah hutan dan laut.
Tang San akan mewarisi posisi dewa Dewa Laut. Di lautan luas, dia akan memiliki kemampuan bertahan yang tak dimiliki manusia biasa. Dengan jejak aura Dewa Laut, samudra tak bertepi akan memberinya perlindungan. Bahkan penjaga tingkat dewa pun akan sangat sulit memburunya di tengah lautan jika dia fokus bertahan hidup.
Di dalam hutan, Tang San memiliki wilayah kekuasaan Blue Silver yang bisa mengendalikan semua Blue Silver Grass. Memang benar Blue Silver Grass sangat lemah - orang biasa pun bisa dengan mudah mematahkannya. Dibandingkan dengan Dewa Malaikat yang agung, Blue Silver Grass bagaikan debu di bawah terik matahari. Tapi seperti pepatah: "Sedikit demi sedikit menjadi banyak". Di Hutan Xingdou yang rimbun ini, berapa banyak Blue Silver Grass yang ada?
Di saat kritis hidupnya, Tang San langsung menyelam ke dalam hutan dan melepas kembali wilayah kekuasaan Blue Silver-nya. Dengan seketika, ia memperluasnya ke skala maksimal sambil mengaktifkan beberapa efek evolusi wilayah Blue Silver. Manifestasi Semesta dan bagai sungai-sungai menuju samudera bekerja bersamaan - menyerap energi Blue Silver Grass untuk memulihkan kondisi puncaknya, lalu menggunakan kedua efek ini untuk menyatu sempurna dengan Blue Silver Grass di hutan. Metodenya menyesatkan Qian Renxue adalah dengan menyamarkan jejak auranya seperti tanaman Blue Silver Grass biasa, sementara secara bersamaan meningkatkan intensitas aura semua Blue Silver Grass di sekitarnya. Memanfaatkan kontras sesaat ini, ia melepaskan diri dari pemindaian spiritual Qian Renxue, sekaligus membuat ilusi aura dirinya yang kabur ke satu arah menggunakan Blue Silver Grass. Sementara itu, tubuh aslinya melesat rendah mengikuti permukaan tanah menggunakan kemampuan terbang dari Tulang Kaki Kanan Blue Silver Emperor.
Metode pelarian Tang San kali ini sederhana namun sangat hati-hati. Selain mengandalkan skill Tulang Kaki Kanan Blue Silver Emperor, ia menggunakan wilayah kekuasaan Blue Silver untuk sepenuhnya membatasi gerak tubuhnya sendiri. Kemudian, dengan mengaktifkan kemampuan menghilang dari Lapisan Pelindung Samudra untuk menutupi jejak aura, barulah ia melarikan diri.
Hanya menggunakan Tulang Kaki Kanan Blue Silver Emperor, ini memastikan aura Tang San tetap selaras dengan Blue Silver Grass tanpa membocorkan jejak aura-nya. Dengan perlindungan berlapis-lapis ini, bahkan Qian Renxue pun kesulitan menangkapnya di Hutan Xingdou dalam waktu singkat. Menemukannya bukanlah hal mudah.
Masalah utamanya terletak pada sikap Qian Renxue yang terlalu meremehkan lawan. Meski terluka oleh jurus Pasrah Total menggunakan trisula Dewa Laut, ia tetap menganggap Tang San bukanlah lawan yang layak diseriusi.
Namun kecerobohan Qian Renxue ini segera sirna. Berdiri di depan bentuk manusia dari kumpulan Blue Silver Grass, ia menancapkan trisula Dewa Laut sementara di tanah sambil menekan dahinya. Aura cahaya keemasan langsung menyebar dari pusat gravitasinya. Kali ini ia tidak sekadar melakukan pemindaian kekuatan spiritual, tapi menggunakan kekuatan ilahi-nya untuk memindai seluruh Hutan Xingdou mencari jejak Tang San.
Cahaya keemasan menyebar dengan kecepatan seribu kilometer per detik. Kekuatan ilahi Dewa Malaikat berhasil memindai seluruh area Hutan Xingdou dalam waktu lebih singkat dari sekali makan.
“Bagaimana mungkin?” Saat tangan meninggalkan dahi, menyelesaikan pemindaian terhadap Hutan Xingdou, Qian Renxue tak bisa menahan diri untuk bergumam heran. Karena meskipun menggunakan kekuatan ilahi untuk memindai, dia tetap tidak menemukan jejak Tang San. Dia sangat paham, saat ini Tang San pasti masih berada dalam wilayah Hutan Xingdou. Mustahil baginya untuk meninggalkan Hutan Xingdou dalam waktu sesingkat itu. Ketidakmampuannya mendeteksi jejaknya dengan kekuatan ilahi ini membuktikan bahwa dia sedang melarikan diri menggunakan kemampuan tingkat dewa.
Ekspresi Qian Renxue pertama kali menjadi serius sejak menjadi Dewa Malaikat. Ini adalah aksi pertamanya setelah mencapai status ilahi. Awalnya dia berencana menuju garis depan Gerbang Jialing untuk mengendalikan pasukan besar Kekaisaran Wuhun. Ketika melintasi Hutan Xingdou, dia merasakan fluktuasi energi dahsyat yang membuatnya menggunakan kekuatan ilahi untuk mendatangi lokasi tersebut. Di sana dia menyaksikan Tang San membunuh tiga bersaudara Kaisar Semut Raksasa dan menyerap cincin jiwa mereka bersamaan. Pertemuan dengan Tang San tentu tidak akan dia sia-siakan. Namun siapa sangka, setelah beberapa saat berbincang, begitu pertarungan dimulai, justru dia yang sudah menjadi dewa ini yang terpojok, bahkan membiarkan Tang San melarikan diri. Satu-satunya hasil yang didapat adalah trisula Dewa Laut di tangannya ini. Tapi melalui uji coba sebelumnya, energi Malaikat-nya sama sekali tidak bisa menembus senjata ini. Jangankan menggunakannya, bahkan untuk menghancurkannya pun sulit. Ini adalah senjata dewa sejati, setara dengan Pedang Malaikat miliknya.
Saat itu, bahkan dengan kekuatan ilahi pun Qian Renxue tidak bisa menemukan jejak Tang San. Barulah dia benar-benar serius. Jika di pertempuran pertama sebagai dewa, Tang San berhasil kabur, berarti dialah yang kalah! Bagaimana mungkin dia rela?
Bagaimanapun juga, kamu pasti masih di Hutan Xingdou kan? Pasti menggunakan harta Dewa Laut ditambah wilayah kekuasaan Blue Silver untuk menyembunyikan diri dariku. Baik! Aku akan menunggumu di sini. Akan kulihat apakah kamu benar-benar tidak pergi. Begitu keluar dari hutan ini tanpa perlindungan aura Blue Silver Grass, mana mungkin luput dari deteksi kekuatan ilahi-ku.
Setelah berpikir demikian, Qian Renxue menghentikan aksinya. Dia menarik kembali sayap enam malaikat di punggung, mengubah pedang malaikatnya menjadi cahaya keemasan yang menyatu ke tubuhnya. Setelah mengganti gaun istana yang robek di lengan dengan yang baru, dia duduk bersila di depan sosok manusia yang terbentuk dari konsentrasi Blue Silver Grass.
Bukan duduk di tanah, melainkan duduk bersila melayang di ketinggian 2 meter. Kulitnya sesekali memancarkan cahaya keemasan samar, membuatnya bagai sumber cahaya. Hanya cap malaikat di dahinya yang terus berpendar. Setiap Tiga Tarikan Napas, aura cahaya keemasan akan memancar dari tubuhnya menyapu seluruh area Hutan Xingdou.
Dari tindakan Qian Renxue saat ini bisa terlihat betapa dahsyatnya kekuatan tingkat dewa, melakukan pemindaian tanpa henti di hutan lebat yang luas namun tampaknya tidak membuat konsumsi energinya terlalu besar. Bahkan Tang San yang memiliki wilayah kekuasaan Blue Silver pun jauh dari mampu melakukan hal serupa. Begitu Tang San terdeteksi dalam pemindaian kekuatan ilahi, Qian Renxue bertekad tak akan memberi kesempatan lolos lagi padanya.
Saat Qian Renxue meluncurkan gelombang pertama pemindaian ilahi, Tang San telah mendeteksinya. Saat cahaya keemasan aneh menyapu Lapisan Pelindung Samudra, Tang San langsung menegang seluruh tubuhnya, merayap di tanah dan diam-diam menunggu kekuatan ilahi itu menyapu tubuhnya. Dengan wilayah kekuasaan Blue Silver-nya, ia tentu tahu apa yang sedang dilakukan Qian Renxue. Metode pemindaian serupa pernah dilakukannya, namun ia jelas merasakan bahwa investigasi kekuatan ilahi Qian Renxue jauh lebih kuat dibanding pemindaian wilayah Blue Silver-nya.
Untungnya, dia terus mempertahankan wilayah kekuasaan Blue Silver yang terinternalisasi dalam dirinya, ditambah efek menghilang dari Lapisan Pelindung Samudra, sehingga berhasil mengelabui kekuatan ilahi Dewa Malaikat. Namun, Tang San diam-diam merasa cemas. Apa yang dipikirkan Qian Renxue, tentu juga terlintas di benaknya. Meskipun ada jeda dalam pemindaian spiritual, Tang San terus bergerak ke tepi Hutan Xingdou. Namun saat benar-benar mencapai pinggiran hutan, dia menyadari dirinya tak bisa begitu saja pergi. Kekuatan spiritualnya merasakan gelombang demi gelombang energi ilahi terus menyapu wilayah sekitarnya, baru menghilang setelah melayang keluar dari area hutan. Dia tahu, begitu kakinya menginjak tanah di luar Hutan Xingdou, seketika berikutnya Qian Renxue akan langsung mendeteksinya. Dia sama sekali tidak yakin kecepatannya bisa menyaingi Qian Renxue.
