Karena pemindaian spiritual Qian Renxue, Tang San terpaksa berhenti di tepi Hutan Xingdou. Berbaring telentang di tanah, alis Tang San berkerut rapat, terjebak dalam perenungan mendalam.
Dengan kekuatan saat ini, mempertahankan wilayah kekuasaan Blue Silver dan Lapisan Pelindung Samudra dalam waktu lama bukanlah masalah. Dalam kondisi normal, Tang San bisa bertahan seperti ini dan bersabar lebih lama daripada Qian Renxue. Tapi dia sadar, jika terus begini, justru dialah yang akan kehilangan kesabaran terlebih dahulu.
Situasi di garis depan, Qian Renxue mungkin tidak khawatir, tetapi apakah dirinya sendiri bisa tidak cemas? Orang tua dan gurunya berada di sana. Jika terjadi sesuatu, pasti akan membuatnya menyesal seumur hidup.
Memimpin Shrek Tujuh Monster meninggalkan kamp militer Kekaisaran Tian Dou, Tang San sudah mengambil risiko besar. Pasukan Kekaisaran Wuhun di Gerbang Jialing memiliki enam ahli Tuan Bergelar level 95 ke atas, plus lima-enam Tuan Bergelar biasa. Kekuatan ini saja sudah sulit ditangani. Begitu kekuatan tempur Bibi Dong pulih, bisa dikatakan pasukan utama Kekaisaran Tian Dou berada dalam bahaya kehancuran setiap saat. Dalam situasi ini, Tang San hanya bisa mencapai status Dewa Laut secepat mungkin dan kembali ke front untuk menstabilkan situasi sekaligus memenangkan pertempuran.
Di sisi lain, Qian Renxue sama sekali tidak memiliki kekhawatiran ini, bahkan jika terus menunggu pun dia tidak perlu khawatir. Secara inderawi, kekuatan ilahi pemindaiannya tidak melemah seiring waktu, malah semakin kuat. Dari sini bisa ditebak bahwa dia mungkin baru mencapai kekuatan tingkat dewa dan belum sepenuhnya menguasai berbagai teknik tingkat dewa, kalau tidak, dirinya sendiri belum tentu bisa memanfaatkan kesempatan untuk menyergap dengan sukses. Dalam situasi seperti ini, dirinya sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk bertarung dengannya, bahkan trisula Dewa Laut pun jatuh ke tangannya. Bagi dirinya, bukan sekadar melarikan diri dari sini, tapi juga harus mengambil kembali trisula Dewa Laut baru bisa pergi ke Pulau Dewa Laut untuk mencapai status Dewa Laut. Namun, mengambil sesuatu dari tangan petarung tingkat dewa, tingkat kesulitannya mungkin melebihi total tujuh ujian Dewa Laut sebelumnya. Yang paling menyakitkan adalah waktu yang dibutuhkan bukan setahun, melainkan semakin singkat semakin baik.
Tenang, dalam situasi seperti ini harus tetap tenang. Menghadapi krisis yang begitu genting, Tang San berbaring dengan tenang di antara Blue Silver Grass yang lembut di tanah, berusaha meyakinkan diri sendiri untuk tetap tenang. Sudah lama dia tidak menghadapi situasi yang sepenuhnya dalam posisi lemah seperti ini. Justru karena itulah, semangat bertarung dalam hatinya semakin terbakar. Dia yakin bahwa bahkan dewa pun bukanlah mahakuasa. Meski lawan kuat, pasti ada kesempatan untuk menemukan kelemahan.
Hati berangsur tenang, Tang San menyusun kembali pikirannya. Kehadiran Qian Renxue memang membawa kejutan besar baginya. Yang paling mengejutkan bukanlah pencapaian tingkat dewa Qian Renxue, melainkan mengapa dia tidak membunuhnya atau setidaknya menangkapnya saat dia sedang dalam kondisi berbahaya saat menyerap Cincin Jiwa. Saat itu, dirinya yang menghadapi dewa seperti dia hampir tidak memiliki kemampuan melawan. Tapi dia tidak hanya tidak melakukannya, malah menyatakan pernah ingin membantunya. Apakah hanya karena kepercayaan diri mutlaknya pada kekuatan tingkat dewa? Tidak, pasti tidak sesederhana itu. Dirinya selalu berseberangan dengan Kuil Wuhun. Sebagai putri Paus generasi sebelumnya Kuil Wuhun, ayahnya tewas di tangan ayah Tang San. Seharusnya dia menggunakan seluruh kekuatan untuk membunuhnya! Bukankah Kuil Wuhun selalu menggunakan segala cara?
Selain itu, peningkatan Qian Renxue ke tingkat dewa benar-benar di luar dugaan. Pertemuan terakhir, levelnya baru sekitar 70-an. Dalam enam tahun singkat, breakthrough ke tingkat dewa. Bisa dikatakan, keberuntungan dan pengalamannya bahkan melebihi dirinya. Maka hanya ada satu kemungkinan: setelah meninggalkan Kota Tian Dou, dia memulai proses warisan Dewa Malaikat seperti dirinya yang memasuki Pulau Dewa Laut. Dari penilaian ini, Dewa Malaikat kemungkinan besar selalu berada di Kuil Wuhun.
Teringat pada set Malaikat yang pernah disebutkan oleh Master, sangat mungkin itu adalah seperangkat senjata dewa yang serupa dengan trisula Dewa Laut miliknya.
Melalui percakapan dengan Qian Renxue, Tang San juga menemukan masalah lain: hubungannya dengan Bibi Dong sangat tegang. Apakah ini karena Bibi Dong yang mewarisi posisi Paus, bukan dia sebagai penerus resmi Hunwu Malaikat Bersayap Enam? Secara logika, dengan kekuatan Qian Daoliu sebagai Penyembah Agung Kuil Wuhun, mendukung cucu perempuannya naik tahta Paus seharusnya tidak sulit. Tapi mengapa dia tidak melakukannya? Ini menunjukkan pasti ada masalah antara Qian Renxue dan Bibi Dong. Sekarang Qian Renxue telah menjadi Dewa Malaikat, dia dan Bibi Dong pasti akan bertarung memperebutkan kekuasaan di Kekaisaran Wuhun.
Bagaimanapun, pertanyaan pertama tetap paling membingungkan Tang San. Dia tidak mengerti alasan Qian Renxue sama sekali tidak menunjukkan permusuhan padanya. Padahal upayanya selama belasan tahun menyamar di keluarga kekaisaran kerajaan Tian Dou hancur karena dirinya. Sebenarnya apa yang diinginkan wanita ini?
Berbagai teka-teki ini membuat Tang San mengalami kebingungan sesaat. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama. Bagi dirinya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana meninggalkan tempat ini dengan aman sekaligus mencari cara mengambil kembali trisula Dewa Laut miliknya.
Tang San tidak menyesali serangan Pergi Tak Kembali yang digunakan terhadap Qian Renxue sebelumnya. Jika bukan karena itu, saat itu dia sama sekali tidak punya kesempatan untuk melepaskan diri. Meski sekarang Tang San telah memiliki tujuh belas Cincin Jiwa, kemampuan spirit yang dihasilkan dari tujuh belas Cincin Jiwa ini tidak cukup untuk membantunya menghadang Qian Renxue. Kecuali dia benar-benar menjadi dewa dan membuat setiap teknik spiritnya memiliki jejak aura dewa, penggunaan teknik-teknik spirit tersebut tidak akan memberikan efek apapun.
Di bawah tekanan yang begitu besar, otak Tang San mulai bekerja dengan kecepatan tinggi. Dia harus segera meninggalkan tempat ini dan berkumpul dengan rekan-rekannya untuk mewarisi Dewa Laut. Kesuksesan Qian Renxue menjadi dewa membuatnya semakin haus akan warisan ketuhanan. Bukan hanya karena keinginan akan kekuatan, yang lebih penting adalah kebutuhan akan kemampuan untuk melindungi keluarga dan teman-teman, serta memiliki kekuatan untuk menyeimbangkan Kekaisaran Wuhun.
Satu hari berlalu dengan cepat.
Qian Renxue terus-menerus melepas gelombang kekuatan ilahi-nya. Dia menyadari bahwa pemindaian tanpa henti ini juga memberikan manfaat yang tidak kecil baginya. Baru saja menjadi dewa, melalui pelepasan kekuatan ilahi yang terus-menerus ini, pemahamannya tentang kekuatan ketuhanannya semakin mendalam. Perasaan mampu mengendalikan segalanya terus meningkat.
Kilatan cahaya keemasan muncul. Qian Renxue membuka matanya, senyum penuh arti mengembang di sudut mulutnya. "Akhirnya tidak tahan untuk keluar juga? Kali ini kulihat kau mau lari ke mana," gumamnya sendiri.
Dalam kilauan cahaya dan bayangan, tubuhnya telah menghilang tanpa jejak di udara, sekaligus membawa serta Trisula Dewa Laut yang tertancap di tanah.
Sekejap melintasi kilometer, di mana kekuatan ilahi mencapai, di situ tubuhnya berpindah. Qian Renxue sama sekali tidak sedang terbang, lebih tepat dikatakan ia terus-menerus melakukan teleportasi instan. Kecepatannya bahkan melebihi kekuatan ilahi yang dilepaskannya. Dalam persepsinya, tidak ada hambatan apapun. Sepanjang hari ini, kekuatan ilahinya terus menyelubungi Hutan Xingdou. Binatang Roh dari level apapun semuanya gemetar dan bersembunyi, bahkan tidak berani bernapas, apalagi mengganggunya.
Tak lama, ia melihat targetnya. Namun yang membuatnya heran, Tang San justru berdiri diam di tempat menantikan kedatangannya, seolah telah mengantisipasi semua ini tanpa sedikitpun niat melarikan diri. Bahkan senyum tipis mengembang di wajahnya dengan elegan dan tenang.
Kilauan keemasan muncul, Qian Renxue berhenti 10 meter di depan Tang San. Matanya menatap lekat sambil alis cantiknya sedikit berkerut, "Bisakah kau memberitahu, apa yang memberimu keyakinan? Dari penampilanmu, sama sekali tidak seperti anjing terlantar."
"Kau pikir aku anjing terlantar?" Tang San membalas bertanya.
Qian Renxue tersenyum tipis, "Tentu tidak, kau adalah pria terhebat yang pernah kulihat selain kakek. Mungkin suatu hari kau bahkan akan melampauinya. Aku hanya heran, mengapa kau tidak terus bersembunyi? Selama kau tidak meninggalkan hutan ini, akan sulit bagiku menemukanmu. Mampu bersembunyi hingga dewa sekalipun tak bisa menemukanmu, itu sudah cukup membanggakan. Awalnya kukira permainan kucing dan tikus kita akan berlangsung lama. Dalam kesanku, kau bukan tipe yang tidak sabaran."
Tang San tersenyum dingin, "Putri Qian Renxue terlalu memuji. Aku muncul hanya ingin mengajakmu bertaruh."
Qian Renxue mengangkat trisula Dewa Laut di tangannya, "Senjata Dewamu ini benar-benar berat ya." Tatapannya yang sedikit mengejek seolah berkata: bahkan senjata andalanmu saja sudah kukuasai, apa lagi syarat yang bisa kau ajukan?
Tang San melirik trisula hitam legam itu, dalam hati berdesah: Kawan lamaku, maaf membuatmu terzalimi.
"Benar, saat ini kau bisa menaklukkanku. Aku sepenuhnya bukan lawanmu. Katamu benar, jurang antara manusia dan dewa tak terjembatani. Tapi yang kau dapat hanyalah raga atau mayatku, bukan hatiku. Bukankah kau ingin aku tunduk padamu?"
Qian Renxue terkejut, "Hidup, adalah keinginanku. Kebenaran, juga keinginanku. Jika tak bisa meraih keduanya, kurelakan hidup demi kebenaran. Aku masih ingat jelas kalimatmu ini. Mengapa? Kau berubah pikiran secepat ini?" Di matanya, terpancar kekecewaan samar.
Tang San berkata tenang, "Kematian ada yang ringan seperti bulu angsa, ada yang berat seperti Gunung Tai. Bahkan jika harus mati, aku ingin mati dengan nilai, bukan? Kau bisa memilih menangkapku, membunuhku, atau bertaruh denganku. Jika kau menang, aku akan bersumpah tunduk padamu. Jika kalah, aku hanya butuh waktu tiga hari untuk pergi. Tiga hari kemudian kau bisa terus mengejarku, asalkan bisa menangkapku dengan kekuatan, aku tetap akan tunduk."
"Oh? Kalau begitu, aku tertarik mendengar isi perjanjian taruhanmu ini." Qian Renxue paham, Tang San bukanlah orang yang sembarangan bicara. Tapi pernyataan sebelumnya menyentuh hatinya. Menangkapnya sekarang memang hanya akan mendapatkan tubuhnya, bukan hatinya. Kalimat sederhana ini mungkin tak berguna untuk orang lain, tapi bagi Dewa Malaikat Qian Renxue yang menganggap Tang San sebagai titik lemah terbesarnya, ini tepat mengenai sasaran.
Meski Tang San tak tahu alasan di balik semua tindakan Qian Renxue sebelumnya, setelah analisis mendalam seharian, dia memutuskan muncul dengan keyakinan besar bahwa Qian Renxue akan menerima perjanjian taruhannya.
"Taruhanku sederhana," kata Tang San. "Kita bertarung tanpa menggunakan Senjata Dewa, dengan batas waktu sebatang dupa. Jika dalam waktu itu kamu bisa menangkapku, kamu menang. Jika gagal, aku mendapatkan waktu tiga hari untuk meninggalkan tempat ini. Dan kembalikan trisula Dewa Laut milikku."
"Sebatang dupa? Tang San, seberapa yakin dirimu? Meski tanpa senjata dewapun, aku tetap seorang dewa." Qian Renxue awalnya mengira Tang San akan mengajukan syarat yang sangat menguntungkan dirinya. Namun perjanjian ini justru tampak adil, bahkan menguntungkan pihaknya. "Apakah kekuatan tingkat dewaku harus takut pada manusia sepertimu?"
Faktanya, Tang San memang memanfaatkan pola pikir inersia Qian Renxue yang menganggap mustahil kalah dalam pertarungan. Dengan taruhan ini, dia mempertaruhkan nyawanya sendiri sebagai konsekuensi.
"Kamu hanya perlu menjawab: setuju bertaruh atau tidak." Suara Tang San tiba-tiba menjadi dingin.
Qian Renxue memutar-mutar trisula Dewa Laut di tangannya. "Boleh saja. Tapi trisula ini tidak akan kukembalikan. Bagaimana jika setelah tiga hari kau kabur? Aku tidak ingin hanya mendapatkan mayatmu. Trisula ini lebih aman di tanganku. Akan kukembalikan saat kau bersumpah setia padaku."
Semua penilaian Tang San sangat akurat, situasi pun berkembang sesuai harapannya. Namun, Qian Renxue juga bukan bodoh. Dia sama-sama sangat cerdik. Secara samar, dia telah merasakan bahwa Tang San pasti memiliki andil dalam perjanjian taruhan ini. Trisula Dewa Laut ini sama sekali tidak akan dikembalikan dengan mudah kepadanya.
Setelah menatap dalam-dalam trisula Dewa Laut miliknya, Tang San bersikap tegas: "Baik. Suatu hari nanti, aku akan merebut kembali trisula Dewa Laut-ku langsung dari tanganmu."
Boom! Cahaya biru-emas menyembur dari tubuh Tang San bagai api. Bersamaan itu, dia mengeluarkan sebatang dupa dari dadanya dan menjepitnya di antara jari.
Dengan santai, Qian Renxue menancapkan trisula Dewa Laut di tanah sebelahnya. Kali ini, dia tidak ceroboh seperti sebelumnya. Dalam pancaran cahaya keemasan, Hunwu Malaikat Bersayap Enam-nya dilepaskan.
Sayap emas enam bersinar megah di belakang punggungnya. Tekanan aura yang menyelimuti ruang membuat Tang San kesulitan bernapas. Penindasan menyeluruh yang lebih mengerikan memenuhi ruang dengan sensasi tak tertahankan.
Yang muncul dari tubuh Tang San tentu saja sembilan Cincin Jiwa Blue Silver Emperor. Kombinasi cincin jiwa ini sungguh mempesona: Hitam, Hitam, Hitam, Hitam, Merah, Hitam, Merah, Merah, Merah. Lima cincin jiwa di atas 50.000 tahun dan empat Cincin Jiwa 100.000 Tahun. Mungkin di antara Tuan Bergelar saat ini, tak ada yang memiliki kombinasi Cincin Jiwa lebih dahsyat dari Tang San.
Namun, dalam hal kemegahan, Cincin Jiwa di tubuh Tang San masih jauh kalah dibandingkan Qian Renxue. Di tubuh Qian Renxue, Cincin Jiwa juga muncul: Hitam, Hitam, Hitam, Hitam, Hitam, Hitam, Merah, Merah, Merah. Sembilan Cincin Jiwa tersusun rapi. Tujuh Cincin Jiwa pertama sangat berbeda dengan kondisi yang pernah dilihat Tang San sebelumnya. Jelas, dia tidak mungkin seperti Tang San yang menyuntikkan kekuatan Cincin Roh-nya ke orang lain, lalu secara beruntung mendapatkan dua Cincin Jiwa Binatang Roh 100.000 Tahun untuk mengisi ulang, lalu memperoleh kembali Cincin Jiwa. Perubahan warna Cincin Jiwa di tubuhnya kemungkinan berasal dari manfaat setelah mewarisi dewa. Namun bahkan Qian Renxue yang telah menyelesaikan pewarisan dewa, dalam perbandingan sembilan lawan sembilan Cincin Jiwa ini, masih sedikit kalah dari Tang San. Cincin Jiwa 100.000 Tahun-nya lebih sedikit satu dibanding Tang San. Ini menunjukkan betapa jeniusnya Tang San, sebagai manusia yang dibandingkan dengan dewa, masih memiliki keunggulan tipis di aspek tertentu.
Sayangnya, sembilan Cincin Jiwa di tubuh Qian Renxue bukan lagi Cincin Jiwa biasa. Kesembilan cincin itu diselimuti lapisan cahaya keemasan, seolah dibungkus kertas emas. Meski warna aslinya masih terlihat, namun jauh lebih mempesona dari sebelumnya. Tang San paham, ini adalah ciri penyempurnaan kemampuan spirit oleh dewa. Setelah terkontaminasi kekuatan dewa, setiap kemampuan spirit Qian Renxue akan membawa jejak aura dewa dan sebagian kemampuan ilahi. Meski level Cincin Jiwa itu sendiri juga berpengaruh, namun sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kemampuan spirit Ahli Jiwa biasa.
Namun, cahaya keemasan mempesona dari sembilan Cincin Jiwa di tubuh Qian Renxue bukanlah hal yang paling mengejutkan Tang San. Sebelumnya, saat pertarungan pertama mereka, Qian Renxue sama sekali tidak melepaskan sepenuhnya Hunwu-nya Malaikat Bersayap Enam, dan Cincin Jiwa ini juga tidak diperlihatkan padanya. Saat benar-benar melihatnya sekarang, perasaan terguncang itu membuat hati Tang San tak bisa menahan rasa getir.
Bahkan sifat asli Tang San yang tabah pun terpengaruh, menunjukkan betapa mengejutkannya apa yang ia lihat. Yang ia lihat sederhana: di belakang sembilan Cincin Jiwa itu, ia juga melihat Cincin Jiwa kesepuluh pada tubuh Qian Renxue. Ya, benar-benar Cincin Jiwa kesepuluh.
Itu adalah Cincin Jiwa yang sepenuhnya keemasan, seolah terbuat dari bulu-bulu malaikat emas yang dijalin. Tidak sejajar dengan sembilan Cincin Jiwa sebelumnya, Cincin Jiwa kesepuluh ini sangat besar dengan diameter sekitar tiga meter, muncul di posisi belakang Qian Renxue - tepatnya menyelubungi tubuhnya dan sayap enamnya, seperti lingkaran cahaya latar belakang. Namun, Tang San langsung mengenalinya sebagai Cincin Jiwa: mirip dengan Cincin Jiwa Ahli Jiwa biasa, namun sama sekali berbeda.
Ahli Jiwa berlatih, setiap 10 level adalah satu tahap. Setiap mencapai level 10, mereka perlu memperoleh satu Cincin Jiwa untuk meningkatkan kekuatan dan naik ke anak tangga baru, memasuki tahap berikutnya - proses dari perubahan kuantitas ke transformasi substansi. Level 90 dan Cincin Jiwa kesembilan selalu dianggap sebagai tingkatan tertinggi Ahli Jiwa. Mencapai breakthrough ke level 100 jelas merupakan 10 level lagi, sehingga munculnya Cincin Jiwa kesepuluh sangat logis. Namun justru Cincin Jiwa kesepuluh yang "logis" ini membuat Tang San terhenyak. Jika sembilan Cincin Jiwa sebelumnya berada di level manusia, maka Cincin Jiwa kesepuluh ini sepenuhnya berlevel dewa. Cincin Jiwa keemasan tingkat dewa ini sudah tak bisa diukur dengan satuan tahun kultivasi - sama sekali berbeda dengan Cincin Jiwa 100.000 tahun.
"Tang San, kemarin saat kau melepas Martial Soul Rumput Biru, aku sudah penasaran. Bagaimana mungkin kau memiliki begitu banyak Cincin Jiwa level tinggi? Kau belum menjadi dewa, aku tak mengerti caramu. Jika Martial Soul keduamu masih bisa meningkatkan Cincin Jiwa ke level tinggi, lalu bagaimana dengan Martial Soul Rumput Biru ini yang jelas-jelas adalah Martial Soul pertamamu dan yang selalu kau gunakan? Bagaimana bisa mencapai ini?"
Tang San menggesekkan tangan kanannya pada sumbu dupa, menggunakan kekuatan Tenaga Dalam yang menghasilkan marah sungguhan untuk menyalakan dupa tersebut. Dengan gerakan melempar cepat, dalam sekejap dupa itu telah melesat puluhan meter dan menancap di batang pohon.
“Tidakkah kau takut aku membuang waktumu untuk menjawab keraguanmu?” Tang San menatap Qian Renxue, lapisan demi lapisan cahaya biru-keemasan terus menyembur dari tubuhnya. Meski di bawah tekanan dahsyat tingkat dewa, ia tak mundur setengah langkah. Sorot mata beraura perlahan berubah liar, seakan seluruh tubuhnya memasuki kondisi khusus.
“Waktu sebatang dupa, tidak panjang tapi juga tidak pendek. Membuang beberapa saat apa artinya. Maukah kau menjawab keraguanku?” Qian Renxue tersenyum tenang, sama sekali tidak melirik dupa tersebut.
Tang San berkata: “Tidak ada salahnya kujelaskan. Untuk menyelamatkan Xiao Wu, kukembalikan Cincin Jiwa dan Spirit Bone yang dulu ia korbankan untukku. Sebagian besar Cincin Jiwaku kusuntikkan ke tubuhnya untuk membantu kebangkitannya. Tentu saja aku harus mencari kembali Cincin Jiwa yang hilang. Tentu tidak dengan menambahkan yang sama persis, melainkan mencari Cincin Jiwa level tinggi yang paling cocok. Hasilnya seperti yang kau lihat.”
“Binatang Roh yang sudah dikorbankan bisa hidup kembali?” Qian Renxue terkejut bukan main, memandang Tang San dengan tak percaya. “Kau benar-benar orang yang pandai menciptakan keajaiban.”
“Bukan aku yang pandai menciptakan keajaiban, semua ini dipaksa oleh Kuil Wuhun kalian. Kalianlah yang membuat Xiao Wu mengorbankan diri untuk menyelamatkanku. Xiao Wu adalah kekasih hatiku, ditambah dendam orang tua dan Guru, aku sudah tidak akan pernah berdamai dengan Kuil Wuhun kalian.”
Qian Renxue menghela napas, "Mungkin takdir bermain-main, membuat kita berada di pihak yang berseberangan. Jika kamu lahir di Kuil Wuhun, mungkin pemikiranmu akan berbeda. Dupa telah menyala, mari kulihat dengan kemampuan apa kamu bisa bertahan selama sebatang dupa di bawah seranganku."
Tang San tertawa terbahak, "Aku sama sekali tidak berniat bertahan selama sebatang dupa di bawah seranganmu, tapi membuat seranganku sendiri yang berlangsung selama sebatang dupa. Waspadalah."
Boom——, Cahaya api biru-keemasan tiba-tiba menyala-nyala. Sembilan Cincin Jiwa di tubuh Tang San bersinar serentak, warna hitam dan merah asli lenyap sepenuhnya, hanya menyisakan cahaya gemilang biru-keemasan. Saat ini, sembilan Cincin Jiwa Blue Silver Emperor-nya berubah total menjadi warna biru-emas, menyatu dengan tubuhnya yang juga berubah warna sama.
"Oh? Skill apa ini? Teknik spirit buatan sendiri lagi?" Qian Renxue tidak terburu-buru menyerang. Perubahan pada tubuh Tang San membuatnya penasaran, setidaknya dia belum pernah melihat Ahli Jiwa yang bisa mengubah warna Cincin Jiwa sesuai Hunwu-nya, bahkan sebelum menjadi dewa pun dia tidak bisa. Ini sama sekali tak pernah terbayangkan.
Boom——, Api biru-keemasan yang dahsyat menyelimuti tubuh Tang San. Tanpa menggunakan Kemampuan Spirit apapun, Tang San melesat seperti panah menuju Qian Renxue. Seperti yang dikatakannya sebelumnya, dia akan menggunakan serangan paling murni untuk menghadapi Qian Renxue yang sudah mencapai tingkat dewa.
Qian Renxue sama sekali tidak menunjukkan sikap mundur. Enam sayap di punggungnya berkibar lembut, dan seketika ia sudah berada di hadapan Tang San. Kekuatan ilahinya mampu merasakan titik terlemah Tang San dengan jelas. Gerakan tiba-tiba ini tepat dilakukan saat kecepatan Tang San belum mencapai puncak dan kekuatan fisiknya belum terakumulasi sepenuhnya.
Tang San bereaksi dengan kecepatan luar biasa. Kepalan tangan kanannya langsung menyambar, api biru-keemasan menyelubungi kepalan tangan pucat bak giok itu. Dengan kekuatan penuh, ia menghujamkan pukulan ke arah dada Qian Renxue.
Pukulan sederhana nan langsung ini memberi kesan yang sangat kompleks bagi Qian Renxue. Saat Tang San mengayunkan tinjunya, ia jelas merasakan seluruh Blue Silver Grass di Hutan Xingdou seolah menyatu dengan kepalan tangan itu. Seperti seluruh kekuatan vegetasi hutan raksasa itu terkonsentrasi dalam satu pukulan dahsyat.
Telapak tangan keemasan Qian Renxue bertubrukan dengan kepalan tangan bersinar api biru-keemasan yang dipenuhi jejak aura kehidupan Tang San. BOOM! Letusan api biru-keemasan menyembur ke angkasa, tubuh Tang San terlempar. Namun secara mengejutkan, tubuh Qian Renxue yang setara dewa pun terhenti sejenak di udara. Aura kehidupan masif itu bahkan berhasil menciptakan celah dalam kekuatan ilahinya.
Bagaimana mungkin? Qian Renxue membelalakkan matanya, dia tak mengerti bagaimana Tang San melakukannya. Padahal saat ini Tang San tidak melepas wilayah kekuasaan Blue Silver, namun mampu mengerahkan seluruh kekuatan Blue Silver Grass di Hutan Xingdou. Ini seharusnya kemampuan yang hanya bisa dicapai pada tingkat dewa, lebih tepatnya kekuatan yang cenderung ke dewa alam.
Namun, Qian Renxue juga segera menyadari: meski tubuh Tang San yang terlempar ke belakang tidak mengalami luka berarti, bahkan berhasil menahan energi ilahi yang dia lepaskan, tapi satu dari sembilan Cincin Jiwa yang mengelilingi tubuhnya telah hancur. Berubah menjadi titik-titik cahaya Biru-Emas yang menghilang di udara.
Apa sebenarnya ini? Qian Renxue memandang Tang San dengan heran. Tapi tubuh Tang San hanya terlempar belasan meter sebelum berhenti. Matanya kini sepenuhnya berubah warna menjadi Biru-Emas, menyala-nyala dengan api kegilaan bagai penguasa rimba, membawa karisma yang tak tertandingi dan semburan api Biru-Emas yang dahsyat kembali menyerang. Kali ini bahkan lebih gesit dan lebih ganas dari sebelumnya. Jelas bahwa kekuatan yang dilepaskannya kini telah mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Qian Renxue mengerutkan alisnya sedikit, kali ini dia tidak langsung menyerang duluan, cahaya keemasan di tubuhnya tiba-tiba meledak, berubah menjadi api emas yang menjulang tinggi. Aura suci yang dahsyat menerobos keluar dari tubuhnya, api emas raksasa membuat udara berdistorsi. Dengan teriakan nyaring, kedua tangannya bergerak bersamaan - satu tangan menangkis pukulan Tang San yang menyergap, sementara tangan satunya langsung mencengkeram bahu Tang San. Kecepatannya secepat kilat, cahaya keemasan kabut seketika menyelubungi seluruh tubuh Tang San, termasuk api biru-keemasan yang dilepaskan darinya.
Setelah beberapa kali dihalau oleh Tang San, Qian Renxue akhirnya benar-benar melepaskan kekuatan tingkat dewa-nya. Meskipun dia tidak menggunakan Senjata Dewa milik Dewa Malaikat, tetapi sebagai entitas ilahi, serangan penuh ini langsung mengintimidasi Tang San secara menyeluruh.
Namun, tubuh Tang San yang melesat dengan gaya liar itu tiba-tiba berhenti di tengah hampa, terpaksa menghentikan lajunya. Kedua tangannya menggambar busur aneh di depan dada, menciptakan gaya tarik dahsyat yang seketika mengonsentrasikan semua api biru-keemasan di sekitar tubuhnya ke telapak tangan, membentuk pusaran api biru-keemasan yang memenuhi bagian dadanya.
Kaki bergerak samar-samar, Qian Renxue tiba-tiba merasa sosok Tang San di hadapannya menjadi tak nyata. Beberapa bayangan tampak muncul bersamaan di depan matanya. Meski bisa mengidentifikasi sosok asli Tang San melalui kekuatan ilahi, serangannya tetap terpecah sebagian oleh proyeksi spiritual energi dari gerakan tubuh Tang San yang berosilasi cepat.
"Hancurkan!" Terdengar teriakan keras penuh intimidasi dari Tang San. Pusaran biru-keemasan di tangannya meledak bersamaan dengan Cincin Jiwa kedua. Ledakan dahsyat mengubah cahaya tersebut menjadi keemasan murni. Fluktuasi energi raksasa melesat membentuk pilar cahaya keemasan yang menerobos selubung cahaya Qian Renxue.
Kedua tangan mereka bertubrukan. Telapak kiri Tang San mengeluarkan daya hisap kuat sementara tangan kanannya mendorong dengan kekuatan besar. Qian Renxue yang tak waspada terpeleset, sebagian besar daya serangnya teralihkan. Hanya sebagian kecil energi yang benar-benar bertabrakan dengan tubuh Tang San. Kedua pejuang ini saling berpapasan dan melayang puluhan meter sebelum akhirnya mendarat stabil.
Kekuatan tingkat dewa. Ekspresi wajah Qian Renxue saat ini telah menjadi serius. Melalui dua kali tubrukan, dia telah memahami dengan jelas bahwa Tang San saat ini sedang merangsang kemampuannya dengan cara khusus. Dia tidak menggunakan Kemampuan Spirit, tetapi kekuatan fisiknya telah mencapai tingkat dewa. Qian Renxue tidak tahu bagaimana Tang San bisa melakukannya, namun dari tubuh Tang San, dia juga merasakan sedikit ancaman. Apakah dia harus menjadi yang pertama menggunakan Kemampuan Spirit? Qian Renxue bertanya dalam hatinya.
Tidak, sama sekali tidak. Sorot mata Qian Renxue menjadi tajam, kesombongan dalam hatinya membuatnya takkan pernah melakukan itu. Meski dia tahu kemungkinan Tang San tidak menggunakan Kemampuan Spirit karena tidak mampu, dia tetap tidak menggunakan Kemampuan Spirit-nya sendiri. Dia ingin mengalahkan dan menaklukkan Tang San secara terhormat dengan metode paling langsung.
Tang San bergerak lagi. Kali ini, tubuhnya menjadi semakin samar-samar seperti bayangan hantu yang membawa ribuan bayangan sisa, seolah datang dari segala arah, menyerbu ke arah Qian Renxue.
Qian Renxue mengeluarkan hening dingin, "Butiran beras kecil, berani menunjukkan kilaunya?" Boom! Enam sayap di punggungnya mengepak bersamaan. Api emas yang tak tertandingi seketika menyelubungi seluruh tubuhnya. Seluruh sosoknya bagai meteor emas, mengabaikan semua bayangan hasil transformasi tubuh Tang San. Tangan kanannya mengepal, langsung menubruk tubuh asli Tang San yang terdeteksi melalui pemindaian kekuatan ilahi.
Satu emas, satu biru-emas, dua sosok bagai meteor mengejar bulan. Tang San saat ini juga tidak berniat menghindar. Kedua tangannya menggenggam tinju, api biru-keemasan sepenuhnya terkonsentrasi di tinju gandanya. Delapan Tombak Laba-laba di punggungnya telah keluar dari tubuh akibat ledakan kekuatan penuh, seluruh energi terkumpul pada titik ini.
Boom—
Dua sosok itu bertubrukan seketika. Pilar cahaya keemasan raksasa menerjang langit setinggi ratusan meter, membuat seluruh Hutan Xingdou menjadi redup. Hamparan luas Blue Silver Grass memancarkan cahaya biru-keemasan kuat di bawah sinar ini, namun seketika layu dan hancur menjadi abu. Banyak dari mereka yang meminjamkan kekuatan pada Tang San telah hancur oleh energi ilahi Malaikat dalam serangan ini. Namun demikian, Blue Silver Grass di Hutan Xingdou tetap dipenuhi semangat pertarungan yang membara. Bisa mati demi Kaisar, dalam hati sederhana mereka, itu adalah kehormatan mutlak.
Tubuh Qian Renxue membeku di posisi tubrukan. Sementara tubuh Tang San kali ini terlempar sejauh kilometer. Tubuh kokohnya tak terhitung berapa pohon yang ditubruknya. Darah segar keemasan muncrat deras dari mulutnya, dan begitu keluar langsung berubah menjadi api biru-keemasan yang membakar.
Dalam serangan ini, Qian Renxue sepenuhnya menunjukkan kekuatan tak terbendung tingkat dewa. Dalam kemarahan sejati, dia melemparkan Tang San dan melukainya. Cincin Roh Ketiga di tubuh Tang San juga hancur. Namun Qian Renxue tetap merasakan meski Tang San terluka, lukanya tidak terlalu parah. Sebaliknya, dia menggunakan momentum tubuhnya yang terlempar untuk menetralisir energi malaikat yang diberikan padanya.
Diam-diam mengagumi, Qian Renxue menyadari bahwa dalam hal penggunaan teknik menyalurkan gaya dan kendali, dirinya mungkin kalah dari Tang San. Jika dia memiliki kekuatan setara denganku, mungkin aku tetap bukan lawannya. Karena itu, kilatan semangat pembunuh muncul di matanya. Jika pria seperti ini tak bisa dikendalikan, meski dia merupakan kelemahan terbesar dalam hatinya, dia harus dibunuh. Jika tidak, jika suatu saat dia meraih posisi dewa, pasti akan menjadi ancaman terbesar bagi Kekaisaran Wuhun, bahkan mungkin membawa krisis penghancuran.
