Xiao Wu tertawa Puchi, "Mengapa aku harus khawatir? Aku sama sekali tidak khawatir. Meskipun kau dan Qian Renxue sama-sama dewa, tapi sebelum jadi dewa kau sudah punya Dua Jiwa Martial Soul. Saat itu dia bahkan tidak bisa membunuhmu, apalagi sekarang kau sudah menjadi Dewa Laut? Aku tidak pernah ragu kau akan kalah darinya. Aku hanya ingin mengawasi, jangan sampai kau terpesona olehnya. Hmph, aku masih ingat, dalam ingatannya dia pernah..."
Wajahnya tiba-tiba memerah. Tang San berbisik nakal, "Pernah apa denganku?"
Xiao Wu memukul dada Tang San pelan, "Kakak jahat! Aku tidak mau cerita. Hal seperti itu terlalu memalukan."
Tang San tertawa ringan, "Tenang saja. Bukankah saat menerima warisan sudah kukatakan? Status perjakaku hanya akan kuserahkan pada Xiao Wu-ku. Hal memalukan itu tentu hanya akan kulakukan dengan Xiao Wu-ku. Benar kan?"
Di luar dugaan Tang San, meskipun wajah Xiao Wu memerah seperti apel matang yang ranum, ia tetap mengangguk dengan sungguh-sungguh ke arah Tang San. Ekspresinya begitu menggemaskan. Bahkan kekuatan ilahi Tang San yang sekuat itu tak mampu menahan luapan cinta yang menggelora dalam hatinya, ia pun mencium wajahnya dengan penuh kehangatan.
Qian Renxue melayang diam di tengah hampa. Baju zirah dewa malaikatnya telah berubah sepenuhnya menjadi keemasan kemerahan - manifestasi murni kekuatan api sejati matahari. Dari kejauhan, ia telah melihat meteor biru-keemasan tersebut. Makhluk laut yang menyaksikan cahaya biru-keemasan itu hanya bisa bersujud, tak mampu melihat detail di dalamnya. Namun sebagai sesama dewa, Qian Renxue jelas melihat di balik cahaya biru-keemasan itu, Tang San sedang menunduk mencium pipi gadis yang dipeluknya.
Sebuah perasaan eh yang belum pernah dialami sebelumnya menggelegak dalam diri Qian Renxue. Perasaan itu bernama: kecemburuan.
Tangan kanannya menggenggam erat Pedang Suci Malaikat. Ketegangan Qian Renxue yang sebelumnya muncul karena pertarungan dewa yang akan datang, kini sepenuhnya tergantikan oleh amarah yang dipicu rasa iri.
Teriakan panjang meluncur dari mulut Qian Renxue. Api sejati matahari yang terserap di sekitar tubuhnya dan memenuhi baju zirah dewa malaikat tiba-tiba meledak seketika. Pedang Suci Malaikat diacungkan ke arah Tang San sementara kekuatan ilahinya meledak tiba-tiba. Seluruh permukaan laut seketika diguncang ombak ganas.
Setelah mencium Xiao Wu, Tang San juga merasakan ancaman besar dari Qian Renxue. Dengan mendengus dingin, Tang San mengayunkan tangan kanannya dan menyimpan Xiao Wu ke dalam Kantung Serbaguna Ruyi miliknya. Inilah cara teraman - dengan perlindungan ganda dari Kantung Serbaguna Ruyi dan Kekuatan Dewa Laut-nya, bahkan Qian Renxue yang sangat kuat sekalipun tak mungkin melukai Xiao Wu. Melalui hubungan kekuatan ilahi mereka, Xiao Wu tetap bisa menyaksikan seluruh proses pertarungan ini dengan jelas dari dalam kantung, bahkan dari perspektif Tang San.
Tang San mengusap dahinya dengan tangan kanan. Trisula Dewa Laut seketika muncul di genggamannya. Cahaya biru-keemasan yang intens meledak keluar, kekuatan ilahi Dewa Laut seperti Gelombang Dahsyat berbalik menerjang, memaksa kekuatan ilahi Qian Renxue terhempas keluar dari wilayah lautan. Sebagai Dewa Laut penjaga samudra, Tang San takkan membiarkan kekuatan ilahi Qian Renxue melukai makhluk-makhluk di lautan.
Mata Qian Renxue menyempit. Tubuhnya yang melayang di tengah hampa segera mundur. Alih-alih bertarung langsung melawan kekuatan ilahi Tang San, ia memilih menghindari konfrontasi frontal dan dengan kilat mundur sejauh sepuluh ribu meter.
Tindakannya tentu ada alasannya. Bertarung melawan Dewa Laut di tengah lautan jelas sangat merugikan dirinya. Selama hari-hari ini, Qian Renxue tidak hanya berlatih berbagai keterampilan ilahi Dewa Malaikatnya, tetapi juga mengingat kembali pertarungan-pertarungan sebelumnya melawan Tang San. Ia berusaha menemukan alasan mengapa dirinya yang jauh lebih kuat gagal membunuh Tang San. Dalam perenungan mendalam, ia menyadari Tang San sangat ahli memanfaatkan segala kondisi yang menguntungkannya. Baik pemanfaatan hutan di Hutan Xingdou maupun pemanfaatan Bumi di kemudian hari, semuanya menjadi kunci pelariannya dari kejaran Qian Renxue. Dalam hal ini, Qian Renxue jauh kalah telak - hanya mengandalkan kekuatan mentah dengan serangan brutal, kurang memanfaatkan situasi strategis dan kondisi geografis.
Dari segi usia, Qian Renxue jauh lebih tua dari Tang San. Namun dalam hal pengalaman pertarungan nyata, ia justru jauh tertinggal. Kemampuan Tang San mengalahkan musuh yang lebih kuat memang terkait erat dengan Dua Jiwa Martial Soul dan kekuatannya yang luar biasa, namun yang lebih penting adalah kemampuannya menyatukan kebijaksanaan dengan segala sumber daya yang bisa dimanfaatkan, menciptakan kemampuan pertarungan nyata yang melampaui kekuatan dasarnya. Hingga setelah Qian Renxue menjadi dewa sekalipun, ia pernah mengalami cedera serius dan nyaris tewas oleh senjata rahasia legendaris Tang San, Guanyin Lei.
Oleh karena itu, setelah merangkum dengan cermat selama periode ini, Qian Renxue tidak hanya mencapai aplikasi sempurna dari keterampilan ilahinya sendiri, tetapi juga meningkatkan pengalaman pertarungan nyata secara signifikan. Menghadapi lawan lain, mungkin kekuatan murni sudah cukup untuk mengalahkan dengan mudah. Namun menghadapi Tang San yang berani seperti singa dan licik seperti rubah, peningkatan menyeluruh sangat diperlukan. Terutama kali ini, dia harus berhadapan dengan Tang San yang juga telah mencapai tingkat dewa. Mengalahkannya akan menjadi lebih sulit. Saat ini, satu-satunya keunggulan Qian Renxue adalah status dewa yang diraihnya lebih awal dibanding Tang San, sehingga pemahamannya tentang kekuatan tingkat dewa lebih mendalam.
Karena itu, meski pertempuran belum dimulai, Qian Renxue telah mempersiapkan medan perang di udara yang menguntungkan dirinya, bukan di laut yang lebih menguntungkan Tang San setelah menyelesaikan warisan Dewa Laut.
Menyaksikan Qian Renxue mundur cepat-cepat, senyum tipis mengembang di wajah Tang San. Rupanya dia memang menjadi lebih cerdik. Tapi, apakah kau benar-benar berpikir bahwa tanpa permukaan laut, aku tak bisa memanfaatkan kekuatan lautan? Di dunia ini, laut mencakup empat perlima total area. Sebagai Dewa Laut, aku tetap bisa meminjam kekuatan laut dari sudut mana pun di benua ini. Persis seperti caramu meminjam kekuatan matahari di mana saja.
Tanpa mengejar Qian Renxue, Tang San memegang trisula Dewa Laut berwarna biru-emas di samping tubuhnya. Matanya menatap lawan yang berjarak sepuluh kilometer sambil tersenyum, "Maaf membuatmu menunggu lama."
Qian Renxue melihat Tang San tidak mengejarnya, semakin yakin bahwa kekuatan tempurnya di permukaan laut pasti dalam kondisi terkuat. Kekuatan ilahi-nya bergerak samar, cahaya keemasan samar memenuhi tengah hampa.
Ini adalah warna yang sebelumnya tidak terlihat oleh Tang San. Hanya dengan mencapai level yang sama, seseorang bisa merasakan kekuatan ilahi lawan. Seandainya ada ahli tingkat dewa lain di sini saat ini, mereka akan melihat di langit selebar 10.000 meter, mulai dari posisi tengah: satu sisi memancarkan keemasan kemerahan, sementara sisi lain berwarna biru-emas samar. Kekuatan ilahi Tang San dan Qian Renxue membentuk batas jelas, masing-masing menguasai separuh wilayah.
"Tang San, selamat atas pencapaianmu sebagai Dewa Laut." Qian Renxue memandangi sosok Tang San yang mengenakan jubah panjang biru-emas dengan trisula Dewa Laut di tangan. Ia menyadari detak jantungnya berdesak lebih cepat. Pada aura elegan yang sudah dimiliki Tang San, kini bertambah kesan sakral dan kedalaman yang tak mampu ditembusnya. Kedalaman adalah salah satu daya tarik terbesar pria - karena merepresentasikan substansi. Penampilan fisik bukanlah satu-satunya senjata pria untuk menarik wanita. Bagi beberapa perempuan, substansi justru lebih penting. Sebagai Dewa Laut, Tang San jelas memiliki keduanya. Qian Renxue yang sejak awal memiliki kelemahan dalam hatinya, secara alamiah akan tertarik padanya - meski mereka adalah musuh bebuyutan sekalipun.
"Sama-sama. Kini kupikir aku sudah memiliki kekuatan untuk menghadapimu secara frontal. Terima kasih untuk kelonggaran yang pernah kau berikan sebelumnya. Kurasa aku sudah memahami alasannya. Jika hari ini aku menang, aku juga akan menyisakan nyawamu, memberimu satu kesempatan. Sebagai balasan atas kebaikanmu."
“Kau mengerti?” Qian Renxue terkejut bukan main, Hati Dewa-nya goyah. Di pikirannya tiba-tiba terbayang adegan mesra saat menerima warisan Dewa Malaikat dulu, hingga area selangkangannya sedikit lembab. Melihat Tang San, hatinya tak bisa tenang.
Namun dia segera bereaksi, bertanya dengan suara berat: “Tang San, apa kau ingin menggoyahkan pondasi ilahiku?”
Tang San tersenyum tipis, “Jika aku adalah kelemahan dalam hatimu, maka sekalipun aku diam, kelemahan itu akan tetap ada. Meski kekuatan kita setara, dalam situasi mencurigakan ini kau tak mungkin mengalahkanku. Menyerahlah, Nona Qian Renxue. Jika kau mau mengasingkan diri dan tak campur tangan urusan Kekaisaran Wuhun lagi, aku bisa memberimu ampun. Bagaimanapun, tak ada permusuhan nyata antara kita.”
Dulu meski Qian Renxue lama bersembunyi di Kekaisaran Tian Dou, kerusakan yang ditimbulkannya hanya merugikan kepentingan kerajaan itu. Tak ada konflik langsung dengan Tang San pribadi, tak seperti kebencian mendalam berdarah terhadap Bibi Dong. Selain itu, Qian Renxue berkali-kali menunjukkan wibawa ksatria, tak pernah melakukan hal mesum seperti menyergap. Ini membuat Tang San berkesan baik padanya. Maka dari itu dia mengutarakan tawaran ini.
Qian Renxue mendengus dingin, "Tang San, jika kau ingin menggoyahkan keyakinanku, sia-sia saja. Benar, dalam pengalaman pertarungan nyata kau lebih unggul. Tapi jangan kira aku akan tertipu lagi. Sekarang kau juga telah mencapai posisi dewa. Mari kita bertarung dengan kekuatan tingkat dewa kita masing-masing. Sekalipun kau adalah kelemahan dalam hatiku, selama aku bisa membunuh versi dewamu, kelemahan itu akan hilang."
Tang San menghela napas. Penjelasan sudah tak berguna lagi. Hanya kekuatan yang bisa membuktikan segalanya. Kilauan biru kristal menyala dari cap Dewa Laut di dahinya. Delapan Sayap Dewa Laut di punggungnya terkembang lebar. Cahaya biru-keemasan mempesona langsung menyebar, menyatu sempurna dengan tubuhnya. Dentuman ledakan bergemuruh bergema saat potongan baju zirah biru-keemasan yang memukau menyelimuti tubuhnya. Setelan Dewa Laut yang mengguncang itu kini terbentang di hadapan Qian Renxue.
Melihat baju zirah di tubuh Tang San, Qian Renxue tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun, dalam memori Dewa Malaikat yang diwarisinya, semua dewa pasti memiliki baju zirah dewa masing-masing. Dewa Malaikat demikian, Dewa Laut tentu saja tidak terkecuali. Hanya saja asal-usul baju zirah setiap dewa berbeda. Seperti baju zirah dewa malaikat yang diwarisinya, merupakan peninggalan Dewa Malaikat di dunia manusia sehingga proses pewarisannya lebih mudah. Terutama ketika dia melihat pola ombak dan awan pada baju zirah Dewa Laut itu, semakin menampakkan jejak aura dewa yang khusus milik Dewa Laut. Namun yang tidak bisa dipahami Qian Renxue adalah delapan sayap yang terkembang di punggung Tang San.
Ukuran sayap itu hampir mendekati sayap malaikat miliknya, tapi memiliki tambahan dua sayap, total mencapai delapan sayap. Kapan Dewa Laut memiliki sayap? Kemampuan terbang para dewa sudah tak diragukan, namun sebagai penguasa langit, kemampuan terbang Dewa Malaikat termasuk yang terunggul di antara para dewa. Sementara keunggulan Dewa Laut seharusnya terletak pada strategi tempur di air. Tapi Tang San di depan mata ini justru memiliki dua sayap lebih banyak dibanding dirinya yang ahli pertempuran udara. Bagaimana ini harus dipahami?
Yang membuat Qian Renxue semakin terkejut adalah sepuluh Cincin Jiwa yang perlahan muncul di tubuh Tang San - sembilan merah dan satu biru, sepuluh cincin mempesona berkilauan terbentang di hadapannya. Setidaknya memiliki kultivasi di atas 100.000 tahun! Qian Renxue merasa napasnya mulai tersengal-sengal, dia paham bahwa kepercayaan diri dalam perkataan Tang San sebelumnya sama sekali bukan kesombongan. Setelah menerima warisan Kedewaan Dewa Laut, dia benar-benar memiliki kekuatan yang sangat kuat.
Setelah terkejut, Qian Renxue segera menenangkan diri. Pedang Suci Malaikat di tangannya perlahan terangkat, mengarah ke Tang San. Api sejati matahari yang menyala-nyala meledak dari tubuhnya, membentuk nyala keemasan kemerahan yang membakar tubuhnya dan senjata Dewa Malaikat tersebut. Sepuluh Cincin Jiwa juga muncul dari tubuhnya, meskipun kualitasnya sedikit di bawah Tang San, setidaknya jumlahnya persis sama.
Pertarungan tingkat dewa siap meletus. Dewa Malaikat VS Dewa Laut, Tang San dan Qian Renxue akhirnya berdiri di garis start yang sama. Keduanya saling berhadapan sambil meningkatkan energi dewa mereka secara gila-gilaan.
Benar, Tang San baru saja memperoleh kekuatan Dewa Laut. Dari sekian banyak skill milik Dewa Laut, ia hanya sempat mempelajari semuanya secara garis besar, sama sekali tidak ada waktu untuk latihan pertarungan nyata. Tapi jangan lupa, proses penerimaan warisan Tang San berbeda dengan Qian Renxue. Saat Qian Renxue menjalani Warisan Malaikat, dalam banyak tes kelayakan yang dilaluinya, selalu ada campur tangan kakeknya Qian Daoliu. Dengan bantuan Qian Daoliu, dia terhindar dari banyak kesulitan. Dari segi bakat, dia tidak sebanding Tang San, namun bisa mencapai status Dewa Malaikat lebih cepat daripada Tang San. Peran Qian Daoliu dalam hal ini sangat jelas.
Sedangkan Tang San berbeda. Saat menjalani Sembilan Ujian Dewa Laut, Bo Saixi Sang Dou Luo Dewa Laut tidak hanya tidak membantunya, bahkan berkali-kali menunjukkan niat membunuh. Seluruh proses ujian juga dibuat jauh lebih sulit. Inilah alasan mengapa daya serapnya terhadap Dewa Laut bisa melebihi 100% bahkan sebelum menyelesaikan ujian kedelapan.
Satu diangkat cepat dengan bantuan kakek, satu lagi berjalan setapak demi setapak, menelan segala penderitaan baru mencapai kekuatan sekarang. Dalam hal pemahaman terhadap Kedewaan masing-masing, meski Tang San baru saja menyelesaikan proses warisan, sama sekali tidak seburuk yang dibayangkan Qian Renxue tentang penguasaannya atas kemampuan Dewa Laut. Jangan lupa, dulu bahkan sebelum menjadi dewa, dia sudah mempelajari tiga jurus pertama dari Tiga Belas Trisula Emas langsung dari Dewa Laut.
Keemasan kemerahan dan Biru-Emas membentuk kontras tajam di udara. Kekuatan ilahi keduanya saling menekan - satu adalah Dewa Laut yang bersandar pada lautan, satunya lagi Dewa Malaikat yang disinari mentari. Kekuatan ilahi mereka terus meningkat hingga tingkat tertinggi di bawah tekanan lawan. Mereka sama-sama tidak menggunakan wilayah kekuasaan masing-masing. Sebagai sesama tingkat dewa, siapa yang pertama menggunakan wilayah akan memberi celah bagi lawan. Cara bertarung paling langsung dan paling minim kelemahan adalah serangan frontal.
Cahaya samar berkilauan di mata Tang San yang semakin terang. Setiap kedipan matanya menciptakan alunan gelombang di udara. Trisula Dewa Laut menunjuk miring ke langit seolah hendak menusuk matahari, cahaya gemilang Biru-Emas membuat pola ombak dan awan pada baju zirah Dewa Lautnya bergerak perlahan. Dari segi baju zirah ilahi, baju zirah Tang San jelas melampaui baju zirah dewa malaikat Qian Renxue dalam hal kemegahan.
Qian Renxue yang pertama meluncurkan serangan. Kekuatan api sejati matahari yang telah dipendamnya terkonsentrasi terlalu besar. Jika tidak meledak, tubuhnya sendiri tidak akan bisa bertahan.
Pedang Suci Malaikat yang mengarah ke Tang San tiba-tiba diangkat tinggi di atas kepala. Seketika, api keemasan kemerahan yang dahsyat berkobar dahsyat. Bayangan pedang raksasa berwarna keemasan kemerahan muncul di atas kepala Qian Renxue, dengan Pedang Suci Malaikatnya sebagai dasar, menunjuk lurus ke langit. Namun ujung tajamnya sepenuhnya mengunci tubuh Tang San. Pada saat ini, kekuatan ilahi Qian Renxue juga menyatu dengan pedang ini, semangat, energi, dan mentalnya langsung mencapai puncak intensitas.
"Benar berbeda. Rupanya waktu di bawah sebulan ini tidak sia-sia." Tang San dalam hati berdecak kagum, sementara trisula Dewa Laut di tangannya mulai bergerak perlahan.
Boom—— Di belakang Tang San, laut seluas kilometer tiba-tiba mendidih, berubah menjadi gelombang raksasa setinggi kilometer yang menyembur dahsyat. Semua makhluk laut dalam ombak ini dipindahkan dengan lembut oleh kekuatan tak kasatmata ke perairan yang lebih jauh. Yang terangkat ke udara hanyalah air laut yang paling murni.
Elemen air yang paling murni seketika berubah menjadi semburan biru berkilau, berputar-putar dan melayang naik di bawah tarikan trisula Dewa Laut.
Qian Renxue tentu tidak akan menunggu Tang San menyelesaikan persiapan kekuatannya. Pedang Suci Matahari sepanjang ratusan meter menghunjam dari langit. Di tengah hampa, kilatan hitam dingin menyambar - pemandangan ajaib yang tercipta saat Pedang Suci Matahari membelah udara. Hanya dalam sekejap, pedang raksasa keemasan kemerahan telah berada di atas kepala Tang San. Sejumlah besar elemen air yang belum sempat terkonsentrasi langsung menguap di bawah api sejati matahari yang mengerikan. Pedang raksasa keemasan kemerahan itu pun dalam seketika tiba di atas kepala Tang San.
Senyum dingin samar muncul di sudut mulut Qian Renxue. Untuk menunggu kedatangan Tang San, dia telah menyerap sejumlah besar api sejati matahari sebelumnya. Pedang Suci Matahari yang telah dipersiapkan lama menghadapi Tang San yang bertarung terburu-buru. Meski tidak bisa membuatnya cedera serius, setidaknya bisa membuat sang dewa baru ini kalang kabut. Dalam pertarungan tingkat dewa, sekali berada di posisi inferior, akan sangat sulit untuk membalikkan keadaan.
Namun banyak hal yang kenyataannya berbeda dengan imajinasi. Menghadapi Pedang Suci Matahari yang jatuh dari langit, menyaksikan elemen air dalam jumlah besar menguap, Tang San sama sekali tidak panik. Seperti yang dikatakan Xiao Wu, bahkan ketika masih berstatus Tuan Bergelar pun dia tidak takut pada Qian Renxue, apalagi sekarang yang telah mencapai status Dewa Laut?
Trisula Dewa Laut menggoreskan lengkungan raksasa di tengah hampa, Hati Dewa Laut yang baru tercetak memancarkan cahaya terang, seketika menyerap elemen air yang belum dihancurkan oleh Pedang Suci Matahari ke dalamnya. Sebuah cincin cahaya Biru-Emas raksasa muncul di atas kepala Tang San, persis gerakan pertama dari Tiga Belas Trisula Emas - Gelombang Tak Tentu.
Saat ini Tang San memang belum sepenuhnya menguasai semua keterampilan ilahi Dewa Laut, namun tiga gerakan pertama Tiga Belas Trisula Emas yang sudah lama dipelajarinya terpatri jelas dalam ingatan. Dengan kekuatan Dewa Laut sejati yang dimilikinya, keterampilan ilahi dahsyat ini langsung menunjukkan efek sesungguhnya.
Di tengah udara, Pedang Suci Matahari yang begitu perkasa justru terseret menyimpang oleh tarikan cincin Biru-Emas tersebut. Pergelangan tangan Tang San bergerak lincah, satu per satu lingkaran cahaya bermunculan di atas kepalanya. Dibawah lingkaran Biru-Emas itu, energi Pedang Suci Matahari perlahan terkikis. Lebih lagi, dibawah bimbingan dan penolakan Gelombang Tak Tentu, pedang itu tak mampu benar-benar menebas turun.
Qian Renxue seketika meledakkan kekuatan ilahinya, berusaha menghancurkan cincin cahaya yang merupakan perwujudan Gelombang Tak Tentu. Namun Tang San sudah mengantisipasi langkah ini, juga melepaskan kekuatan ilahinya. Delapan sayap Dewa Laut di punggungnya berkepak lembut, pancaran sinar biru bergelombang melesat ke angkasa, dengan paksa memutus hubungan ilahi antara Qian Renxue dengan Pedang Suci Matahari. Dipadukan dengan Gelombang Tak Tentu, serangan Pedang Suci Matahari ini berhasil dinetralisir dengan keras.
Cahaya keemasan kemerahan membentuk kilauan memukau di udara. Qian Renxue menyadari Pedang Suci Matahari tidak bisa melepaskan daya serang, segera mengambil keputusan. Jarak 10.000 meter bagi prajurit tingkat dewa seperti mereka hanyalah sekejap mata. Menyatukan tubuh dan pedang, Pedang Suci Malaikat langsung mengarah ke dada Tang San. Seluruh api keemasan kemerahan terkondensasi ke dalam Pedang Suci Malaikat yang kini berubah transparan seperti kristal kemerahan, memperlihatkan betapa mengerikannya api sejati matahari yang terkandung di dalamnya.
Bertarung jarak dekat? Tang San tak pernah gentar. Menghadapi serangan Qian Renxue, Tang San menggerakkan kaki dengan Guiying Mizong, tubuhnya bergerak samar-samar di udara sementara trisula Dewa Laut mengeluarkan jejak cahaya ilusif. Lingkaran cahaya biru-emas dilepaskan satu per satu. Teknik Gelombang Tak Tentu tidak hanya menetralisir serangan musuh, tetapi lebih penting bisa membatasi gerak lawan dalam waktu lama. Dulu saat masih berstatus Tuan Bergelar, Tang San tak akan menggunakan ini melawan Qian Renxue karena mustahil berhasil. Tapi sekarang berbeda - dia telah mencapai status Dewa Laut. Pada level yang setara, tingkat keberhasilan Gelombang Tak Tentu minimal mencapai 50%. Jika tubuh Qian Renxue bisa dibelenggu selama 8 detik, pertarungan ini sudah separuh selesai.
Melihat lingkaran cahaya biru-keemasan yang mengalir ke arahnya, Qian Renxue tiba-tiba merasakan perasaan krisis yang kuat. Sayap enam malaikat di punggungnya langsung mengembang, menghentikan momentum laju cepatnya secara tiba-tiba hingga terhenti terhempas di tengah hampa. Dengan kepakan enam sayap, tubuhnya yang sedang melaju tajam berbelok 90 derajat di udara dan melesat ke angkasa.
Matahari menjadi latar belakang Qian Renxue. Bayangan keemasan raksasa muncul dari belakangnya, persis seperti wujud aslinya. Sambil mengangkat Pedang Suci Malaikat tinggi-tinggi, mata phoenix-nya memancarkan aura mengerikan. Bibir merahnnya yang indah mengeluarkan empat kata dingin: "Malaikat, Penghakiman."
Hmm—— Udara di antara langit dan bumi bergetar hebat. Tang San tiba-tiba merasa tubuhnya seolah tertekan oleh sesuatu, gerakannya terhambat sesaat - kurang dari satu detik. Tapi dalam waktu sesingkat itu, serangan Qian Renxue telah selesai dikerahkan.
Seberkas cahaya keemasan murni menyinari dari langit, langsung menerpa tubuhnya. Cahaya ini bukan berasal dari Qian Renxue, melainkan dari matahari yang tergantung tinggi di angkasa. Cahaya Penghakiman, salah satu rahasia Dewa Malaikat. Memiliki daya penghancur yang benar-benar mengerikan.
Tang San hanya merasakan panas menyala yang tak tertandingi menyebar ke seluruh tubuhnya. Setelan Dewa Laut di tubuhnya segera memancarkan cahaya biru-emas yang sangat terang, menahan invasi cahaya keemasan ini. Meskipun demikian, tubuhnya tetap dipaksa turun dari udara. Di bawah terangnya sinar menyala-nyala ini, gerakannya menjadi sangat lambat, sementara energi dewa dalam tubuhnya cepat terkikis bagai salju yang mencair.
Qian Renxue menggunakan manuver tak terduga dengan belokan 90 derajat ditambah perubahan keterampilan ilahi secepat kilat, berhasil mengenai tubuh Tang San. Teknik tingkat dewa dalam pertarungan nyata ini jelas merupakan hasil pembelajaran selama ini.
Jika targetnya adalah dewa dengan atribut kegelapan, Sinar Penghakiman ini pasti akan menyebabkan cedera serius. Energi suci terang yang terkandung dalam Sinar Penghakiman ini terlalu kuat - pada dasarnya merupakan kumpulan Api Suci Terang yang terkonsentrasi, sekaligus serangan mematikan Dewa Malaikat dengan memanfaatkan energi matahari.
Namun, Dewa Laut Tang San sendiri memiliki sifat terang sebagai kombinasi cahaya dan air. Menghadapi Sinar Penghakiman suci ini, setidaknya dalam waktu singkat dia tidak akan mengalami kerusakan fatal. Tapi konsumsi energi dewa yang diperlukan sangat besar. Jika diperpanjang, keseimbangan kekuatan antara dirinya dengan Qian Renxue akan segera berubah.
“Dewa Laut, Penyerapan.” Suara tenang dan jernih terdengar dari mulut Tang San. Trisula Dewa Laut diangkatnya perlahan di tengah Sinar Penghakiman. Di bagian dada, safir belah ketupat memancarkan cahaya terang. Cahaya biru-keemasan yang dahsyat menyembur dari tubuh Tang San, membentuk pusaran biru-keemasan berdiameter 10 meter yang secara paksa mengusir dan mengangkat Sinar Penghakiman yang menyelubungi tubuhnya.
Kilauan dingin muncul di mata Qian Renxue. Sebagai pengendali Sinar Penghakiman, ia jelas merasakan kekuatan perlawanan yang dilepaskan Tang San. Dalam posisi unggul, ia takkan melewatkan kesempatan ini. Pedang Malaikat di tangannya menggambar salib di udara, membentuk bintang salib merah-keemasan yang menyatu dengan Sinar Penghakiman.
“Malaikat, Pemurnian.”
Boom— Sinar Penghakiman tiba-tiba meledak, berubah menjadi bola cahaya merah-keemasan raksasa yang menyelimuti Tang San dan pusaran biru-keemasannya. Suhu melonjak drastis, dalam sekejap mencapai ribuan derajat yang mengerikan. Cahaya pemurnian hasil transformasi ini memiliki sifat lengket yang ekstrem. Dengan terus-menerus memasukkan energi malaikat dan api sejati matahari, bola cahaya merah-keemasan itu semakin membesar. Suhu kian memuncak—Qian Renxue bertekad mencairkan tubuh Tang San dengan energi dahsyat ini.
Merasakan panas seperti tungku di sekeliling tubuhnya dan api sejati matahari yang terus menguat, alis Tang San berkerut. Bisa dibilang dia terkejut oleh serangan Qian Renxue. Memang, sebagai penerima warisan Dewa Laut yang baru, dia belum sepenuhnya familiar dengan kekuatan Dewa Laut-nya. Kekuatan internal Xuantian Gong dalam tubuhnya telah sepenuhnya berubah menjadi energi Dewa Laut, bukan lagi energi putih susu yang netral dan tenang seperti sebelumnya. Hal ini menyebabkan beberapa cacat dalam pengendalian kekuatannya. Namun kemampuan adaptasi Tang San sangat kuat. Qian Renxue jelas ingin memanfaatkan ketidaktahuannya akan energi dewa ini untuk langsung menghancurkannya, tapi apakah kelenturan Tang San bisa diatasi begitu mudah?
Dengan konsentrasi sekejap, energi Dewa Laut Tang San langsung menyatu dengan baju zirah dewa malaikat. Sayap Dewa Laut di punggungnya melindungi tubuhnya, membentuk lapisan aura biru-emas yang menyelubungi tubuhnya, mengisolasi panas menyala api matahari. Bersamaan dengan itu, baju zirah bahu berbentuk kepala naga di bahu kanannya tiba-tiba berpendar. Energi biru-emas berbentuk naga menembus keluar dari tubuhnya. Dalam gemuruh teriakan naga, energi itu berputar mengelilingi tubuh Tang San, dengan paksa membubarkan sebagian api matahari itu.
Tang San melemparkan trisula Dewa Laut ke belakang, jurus 'Kekosongan Ribuan Tahun' langsung meledak di belakangnya. Dengan dukungan kekuatan Dewa Laut, Jurusan Kedua dari Tiga Belas Trisula Emas ini sepenuhnya mengeluarkan kekuatan sejatinya. Gemuruh dahsyat menggema, fluktuasi energi yang ganas menciptakan daya ledak luar biasa.
Tak diragukan lagi, api sejati matahari membatasi tubuh Tang San. Energi terkuat terkonsentrasi di bagian frontal, sementara bagian punggung secara alami melemah beberapa tingkat. Dalam ledakan dahsyat Kekosongan Ribuan Tahun, segera terbuka retakan.
Kekuatan ilahi Qian Renxue terus memantau Tang San. Melihatnya meluncurkan serangan balik, tentu tak memberinya kesempatan. Baju zirah dewa malaikat berpendar terang, api sejati matahari semakin menguat. Hanya sekejap mata, retakan itu tertutup kembali, sama sekali tak memberi peluang bagi Tang San untuk lolos dari sangkar api matahari.
Sebenarnya Tang San tak berharap bisa menembus blokade Qian Renxue hanya dengan satu serangan. Jika semudah itu, berarti lawannya bukanlah dewa. Retakan sesaat itu sudah cukup. Energi berbentuk naga biru-emas dari baju zirah bahunya segera menyelinap keluar dari api sejati matahari saat celah itu terbuka.
Teriakan naga menggema di langit kesembilan, laut mendidih, titik-titik cahaya biru membanjir gila-gilaan dari kedalaman samudera, menyatu menuju energi berbentuk naga yang terkonsentrasi. Qian Renxue saat ini fokus melepas diri dengan api sejati matahari, berusaha mencairkan Tang San. Melihat energi berbentuk naga itu terbang ke laut, dia tak bisa berbuat banyak. Ledakan energi dewa laut dari tubuh Tang San jauh lebih dahsyat dari perkiraannya. Sedikit saja kendur, Tang San bisa mengatasi api ini. Saat ini tujuan Qian Renxue adalah memaksimalkan konsumsi energi dewa laut Tang San sebelum serangan baliknya diluncurkan sepenuhnya, sambil memperbesar keunggulannya sendiri.
Namun Qian Renxue tetap meremehkan energi Dewa Laut, atau lebih tepatnya, meremehkan kekuatan samudera.
Energi berbentuk naga itu membesar secara eksponensial disuntik titik-titik biru dari laut. Hanya dalam sekejap mata, tubuhnya telah mencapai ratusan meter, berubah menjadi naga Biru-Emas raksasa.
Yang dikumpulkan Qian Renxue adalah api sejati matahari, sedangkan naga Biru-Emas yang digunakan Tang San terkonsentrasi dari kekuatan air sejati bulan di samudera.
Benar, energi matahari lebih tak terbatas dan kuat dibanding lautan. Tapi semakin kuat suatu kekuatan, semakin sulit dikendalikan. Sebagai Dewa Malaikat, bukan Dewa Matahari, Qian Renxue tak bisa menyerap seluruh energi matahari, hanya meminjam sebagian kecil. Berbeda dengan Tang San sebagai Dewa Laut yang menguasai seluruh kekuatan samudera.
Di dunia para dewa, Dewa Malaikat dan Dewa Laut sama-sama merupakan dewa utama. Sebagai penerus warisan dua kedewaan agung ini, kekuatan mana yang lebih unggul bergantung pada kedalaman persiapan mereka sebelum menerima warisan.
Naga sepanjang ratusan meter dengan tubuh raksasa yang terkonsentrasi dari air suci bulan tiba-tiba muncul, menerjang tungku api sejati matahari dari belakang dengan auman rendah.
Chi——, pusaran kabut putih seperti angin puyuh langsung melesat ke langit. Ledakan tiba-tiba antara api sejati matahari dan air suci bulan - dua energi ekstrem - membuat seluruh langit dalam diameter sepuluh ribu meter berubah terdistorsi. Pusaran kabut putih itu meledak di udara, menghabisi semua makhluk terbang dalam radius sepuluh ribu li seketika. Ruang angkasa di area ini menjadi kosong sama sekali.
Bersamaan dengan lenyapnya naga api sejati matahari dan air suci bulan, Qian Renxue terlempar akibat daya hantam dahsyat. Namun alih-alih panik, wajahnya justru berseri. Benar, Tang San berhasil melepaskan diri dari tungku api sejatinyanya melalui kontra-serangan, namun dia bisa merasakan jelas: kekuatan Dewa Laut Tang San telah terkonsumsi signifikan akibat terbakar api sejatinyanya - jauh lebih besar daripada konsumsi energinya sendiri. Dalam situasi dimana kedua pihak bisa memulihkan energi dewa dengan cepat, keunggulan ini akan terus berkembang. Maka kemenangan ini pasti menjadi miliknya.
Tubuh Tang San telah mendekati tanah, penampilannya memang terlihat lebih kacau dibandingkan Qian Renxue. Rambut biru panjang yang terurai di punggungnya terlihat agak berantakan, ia harus terus menggerakkan delapan sayap Dewa Laut untuk menstabilkan tubuhnya. Namun, pandangan matanya tetap tenang, dalam dan jauh. Sepertinya tidak terpengaruh oleh serangan sebelumnya.
