Pandangan Enam Penyembah Agung tertuju ke arah cahaya keemasan itu. Bukan karena cahayanya semakin terang, melainkan karena semakin mendekati benteng Gerbang Jialing. Kedatangan cahaya ini sangat cepat. Hanya dalam waktu Penyembah Ketiga berbicara, ukurannya sudah membesar sepuluh kali lipat. Saat para Penyembah memandang, mereka mulai bisa melihat dengan samar-samar.
“Itu...” Penyembah Kedua menyipitkan matanya. Emosinya langsung berkobar-kobar. Di usia seratus tahunnya, kali ini ia tak bisa menahan teriakan gembira, “Itu Nona. Itu Nona, dia berhasil! Lihatlah, baju zirah dewa malaikat – bukankah itu tepatnya Baju Zirah Dewa Malaikat Kuil Wuhun kita? Baju zirah yang melambangkan Dewa Malaikat! Nona benar-benar berhasil! Haha, bagus sekali! Kini lihatlah bagaimana Kekaisaran Tian Dou bisa menyaingi kita!”
Cahaya keemasan yang intens berangsur menerangi seluruh langit, tak hanya terlihat oleh mereka di puncak tembok benteng, seluruh pasukan penjaga Kekaisaran Wuhun di dalam Gerbang Jialing mulai menyadari fenomena aneh yang muncul di angkasa ini.
Dengan enam sayap terkembang, Qian Renxue dengan wajah dingin memancarkan kilau menyilaukan dari baju zirah dewa malaikatnya. Saat ini, memandang ke langit dari Gerbang Jialing, cahaya matahari tak lagi terlihat, hanya tersisa keagungan Sang Dewa Malaikat yang keemasan menyilaukan.
Enam Penyembah Agung saling bertatapan, telepati yang menyatukan pikiran. Serempak mereka mengerahkan seluruh energi spiritual melalui suara, berseru ke langit, "Sang——Malaikat——Turun——Dari——Langit——."
Teriakan enam Tuan Bergelar dengan level 95+ yang mengerahkan seluruh kekuatan suaranya mungkin hanya bisa dipahami oleh yang pernah mendengarnya. Pasukan Kekaisaran Wuhun di atas tembok kota berjatuhan seperti gandum yang dituai, banyak yang pingsan akibat guncangan. Suara mereka menyelubungi seluruh Gerbang Jialing, bahkan menggema hingga ke markas besar kerajaan Tian Dou di seberang. Meski tak mencapai 50 kilometer, cukup untuk menciptakan guncangan psikologis di seluruh Gerbang Jialing.
Sebagian besar pasukan bertahan Kekaisaran Wuhun awalnya sudah terpesona oleh langit yang tiba-tiba berubah keemasan. Mendengar teriakan para Penyembah, mereka langsung menahan napas dan memandang takjul pada malaikat cantik yang turun dari langit. Prajurit biasa non-Ahli Jiwa langsung bersujud menghormati di bawah tekanan kekuatan ilahi Dewa Malaikat yang dahsyat. Fenomena ini menyebar seperti wabah di seluruh Gerbang Jialing. Bahkan anggota legiun Ahli Jiwa Kekaisaran Wuhun pun tak ada yang tidak bersujud. Sebab di Kuil Wuhun ibukota, saat menjalani tes kelayakan, mereka pernah melihat patung Malaikat beraura suci. Kini Malaikat Bersayap Enam turun dari langit disertai tekanan aura ilahi yang tak tertandingi. Para Ahli Jiwa ini bersukacita karena yakin ini pasti bala bantuan kuat telah tiba.
Penyembah Kedua memimpin lima Penyembah Agung lainnya mundur beberapa langkah. Dengan gejolak semangat, ia berlutut satu kaki sambil memandang Qian Renxue yang melayang di tengah hampa. Mata phoenixnya memancarkan wibawa: "Enam Penyembah dari Kuil Penyembahan Kekaisaran Wuhun menghadap Dewa Malaikat."
Bahkan Enam Penyembah Agung pun telah bersujud. Para prajurit yang masih bingung dan berdiri terpencar di puncak tembok tak punya alasan untuk ragu lagi. Tak ada satu pun yang masih berdiri di Gerbang Jialing. Seluruh permukaan tembok dipenuhi kerumunan manusia yang bersujud bagai hamparan hitam.
Qian Renxue berkata dengan tenang, "Para Penyembah, silakan bangkit." Dia pernah menyamar sebagai Putra Mahkota di Kekaisaran Tian Dou selama bertahun-tahun, ditambah jejak aura tingkat dewa, kewibawaan yang tak tertandingi menyebar tanpa disadari. Baru saja turun dari langit, dia mendarap perlahan di puncak tembok kota, sayap enam malaikat di punggungnya mengerut. Dengan gerakan tangan, aura cahaya keemasan memancar dari pusat gravitasinya. Seketika, prajurit bertahan yang pingsan akibat guncangan suara Enam Penyembah Agung kembali sadar, bersimpuh takzim di tanah. Yang tidak pingsan merasakan kehangatan menyelimuti tubuh, kenyamanan yang tak terkatakan.
Inilah kekuatan ilahi, energi dewa yang tiada tanding. Jejak aura dewa dalam sekejap menaklukkan hati seluruh pasukan bertahan di puncak tembok. Qian Renxue tak hanya perkasa, tapi juga memancarkan pesona sempurna. Namun keindahannya sama sekali tidak memicu khayalan liar, hanya memunculkan pemujaan tulus dari lubuk hati.
Enam Penyembah Agung bangkit satu per satu. Dou Luo Buaya Emas menghampiri Qian Renxue, berbisik lirih, "Nyonya, apakah Anda berhasil?"
Qian Renxue mengangguk halus, kilau kristal air mata berkedip di pelupuk mata. "Kakek dia..."
Api semangat berkobar di mata Dou Luo Buaya Emas, suaranya gemetar penuh haru, "Penyembah Agung mengorbankan diri demi mengantarkan Nyonya menjadi dewa. Setelah sekian lama, Kuil Wuhun akhirnya memiliki prajurit tingkat dewa. Jangan bersedih, Nyonya. Sang Penyembah Agung di alam baka pasti tersenyum bahagia melihat pencapaian Anda saat ini."
Qian Renxue sedikit menggelengkan kepala, jika tidak ada Tang San, mungkin dia akan sangat setuju dengan perkataan Dou Luo Buaya Emas. Namun, kehadirannya di Gerbang Jialing tidak akan menjadi satu-satunya dewa di medan perang ini. Terhadap Tang San, hatinya telah menyimpan emosi penolakan yang tak terungkap. Benih kegagalan yang ditanam Tang San dalam hatinya telah lama berakar dan bertunas.
"Penyembah Kedua, jelaskan situasi terkini di Gerbang Jialing. Bagaimana dengan Bibi Dong?" Suara Qian Renxue berubah dingin. Di hadapan kekuatan ilahi-nya yang tak terbatas, bahkan Dou Luo Buaya Emas yang berkultivasi tinggi ini pun gemetar ketakutan.
"Setelah kami enam tiba di sini, Bibi Dong telah menderita cedera serius dalam perang melawan Kekaisaran Tian Dou oleh seseorang bernama Tang San. Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut kembali kendali pasukan. Sekarang Bibi Dong sudah saya perintahkan kembali ke Kota Kuil Wuhun untuk memulihkan luka. Sementara ini komando dipegang oleh kami enam. Kini dengan kembalinya Nyonya, komando secara resmi diserahkan kepada Anda. Setelah kita memukul mundur pasukan besar Kekaisaran Tian Dou, kami akan bersama-sama mendukung Nyonya untuk menggulingkan tahta Bibi Dong. Nyonyalah Permaisuri Kerajaan yang sah. Dengan status Kedewaan yang telah Nyonya capai, sekalipun Bibi Dong masih punya pendukung fanatik di Kuil Wuhun, mereka tidak akan cukup menjadi ancaman."
Saat menyebut nama Bibi Dong, alis Qian Renxue berkerut. Terutama saat mendengar kabar luka serius Bibi Dong akibat Tang San, entah mengapa hatinya merasa sesak. Bergumam pelan: "Tang San, lagi-lagi Tang San. Kau benar-benar bintang kutukan dalam hidupku!"
"Nona, Anda..." Dou Luo Buaya Emas memandang Qian Renxue dengan ragu.
Qian Renxue tersadar dari lamunannya lalu berkata datar, "Enam Penyembah, siapkan pasukan. Besok kita bertempur."
Dou Luo Buaya Emas telah menanti kalimat ini. Serentak menjawab dengan penuh semangat, "Kali ini, kita pasti akan menghancurkan pasukan besar Kekaisaran Tian Dou sampai ke akar-akarnya."
Sudut mulut Qian Renxue berkedut tak terkendali. Menghancurkan total? Apakah semudah itu? Kecuali orang itu tidak muncul di medan perang. Semuanya telah sampai di titik ini, tak ada kesempatan untuk ragu. Pertempuran ini harus dimulai cepat atau lambat. Entah apakah Tang San telah kembali ke pasukan Kekaisaran Tian Dou. Apapun yang terjadi, pertempuran besok harus menjadi akhir segalanya. Tang San, benar. Kau menanam benih kekalahan di hatiku. Tapi jika aku tak bisa mengalahkanmu, bukankah aku masih bisa menyeretmu ke liang kubur? Jika hidup aku tak bisa menaklukkanmu, maka di alam baka sekalipun aku pasti akan menundukkanmu. Bahkan jika kau adalah bintang sial dalam takdirku, aku akan mengajakmu sama-sama binasa.
Semangat pertarungan yang membara meledak dari sorot mata Qian Renxue. Pola pikir "serangan bunuh diri" inilah yang memberinya keberanian datang ke Gerbang Jialing. Dalam hati Qian Renxue bergumam: Tang San, aku akan tunjukkan padamu betapa dahsyatnya kekuatan yang bisa dilepaskan seorang dewa yang bertarung mati-matian. Bukankah kau sangat mencintai Xiao Wu itu? Justru aku tak akan membiarkan kalian bersatu. Aku akan menyeretmu mati bersamaku, tapi sama sekali tak akan menyakitinya. Kau hanya bisa bersamaku, bahkan dalam kematian sekalipun.
Berbalik badan, Qian Renxue menatap ke arah pasukan Kekaisaran Tian Dou yang sedang mendirikan kemah. Enam Penyembah Agung tidak melihat bahwa di mata Qian Renxue, sedang memancarkan pandangan gila yang histeris.
Saat ini, kamp besar Kekaisaran Tian Dou juga tidak tenang. Laporan dari murid Aula Kecepatan Tang Men telah sampai ke markas. Sebenarnya, meski tanpa kabar dari mereka, banyak pihak di pihak Kekaisaran Tian Dou yang telah melihat pemandangan di sekitar Gerbang Jialing sebelumnya.
Kaisar Kekaisaran Tian Dou Xue Beng segera mengeluarkan perintah untuk mengumpulkan para jenderal komandan di tenda komando utama untuk berdiskusi. Seluruh pemimpin pasukan elit Kekaisaran Tian Dou dan berbagai legiun, termasuk Marsekal Gor Long, semuanya hadir.
Setelah duduk di kursi utama tenda komando, Xue Beng melambaikan tangan, "Silakan semua duduk." Tentu saja, perintah ini bukan untuk semua jenderal yang masuk. Hanya segelintir orang yang berhak mendapatkan kursi. Dari pihak militer, hanya Marsekal Gor Long yang mendapat kehormatan ini. Di sisi lain, yang duduk di posisi terdepan adalah Penasihat Kekaisaran Tian Dou, Master Yu Xiaogang yang memimpin Legiun Ahli Jiwa Kekaisaran Tian Dou.
Di bawah Yu Xiaogang duduk Pemimpin Sekte Haotian Tang Xiao, lalu di bawahnya adalah Tuan Bergelar Haotian, ayah Tang San Sang Raja Lan Hao yaitu Tang Hao. Berikutnya berturut-turut adalah Pemimpin Sekte Qibao Glazed Ning Fengzhi, Pedang Douluo Chen Xin, Gu Douluo Gu Rong, Dugu Bo Tuan Bergelar Racun - para ahli level Tuan Bergelar. Hanya mereka yang setingkat ini yang berhak memiliki kursi di sini.
Xue Beng menghadap ke arah Master dan Tang Hao, berkata, "Alasan memanggil kalian semua tiba-tiba adalah karena perubahan mendadak di Gerbang Jialing. Seberkas cahaya keemasan sangat terang telah turun di area puncak tembok Gerbang Jialing. Menurut laporan murid Aula Kecepatan Tang Men, itu tampak seperti seorang wanita. Aura yang dilepaskan dari orang tersebut sangat kuat, membuat murid Aula Kecepatan tidak berani mendekat. Samar-samar terdengar teriakan dari arah Gerbang Jialing: 'Turunnya Malaikat'. Kalian semua adalah yang terbaik di generasi kalian di Dunia Ahli Jiwa, apa sebenarnya yang terjadi?"
Yang pertama mengerutkan alis adalah Master. Meski bukan ahli jiwa terkuat, dialah yang paling berpengetahuan luas di Dunia Ahli Jiwa. Ketika ada yang melaporkan munculnya cahaya keemasan di udara, Master langsung keluar dari tenda dan memandang ke arah Gerbang Jialing. Kebanyakan orang lain juga melakukan hal serupa. Prajurit biasa mungkin tidak merasakan apa-apa, bahkan beberapa ahli jiwa level rendah juga tidak mencurigai sesuatu. Namun, saudara Tang Xiao dan Tang Hao, serta para Tuan Bergelar lainnya, merasakan kecemasan yang sangat kuat.
Saat cahaya keemasan itu muncul, hati mereka seolah tertimpa batu besar yang membuat sulit bernapas. Situasi mencurigakan yang muncul di hati petarung puncak Dunia Ahli Jiwa ini jelas merupakan pertanda tidak normal.
"Apa mungkin Penyembah Agung Kekaisaran Wuhun Qian Daoliu yang disebutkan Guru sudah datang?" tanya Xue Beng dengan raut khawatir, melihat semua yang hadir diam dan ekspresi Master semakin muram.
"Bukan Qian Daoliu. Menurut catatan kakekku, Qian Daoliu adalah pria paruh baya. Menurut laporan murid Aula Kecepatan, yang datang adalah seorang wanita," jawab Pemimpin Sekte Haotian Tang Xiao. Sebenarnya para ahli di ruangan itu sudah mengetahui jawabannya, namun enggan mengakui agar tidak menggoyahkan moral pasukan.
Xue Beng bertanya dengan suara berat: "Bagaimana mungkin cahaya itu bisa bersinar hingga 100 li? Saat melihat kilau keemasan itu, aku bahkan sulit bernapas. Tingkat kekuatan seperti apa yang bisa mencapai ini? Penasihat Kekaisaran, para Sesepuh, mohon penjelasannya."
Pemimpin Sekte Qibao Glazed Ning Fengzhi menghela napas. "Menyembunyikan fakta bukanlah solusi. Yang Mulia, berdasarkan pengamatan kami, energi yang dilepaskan cahaya itu jauh melampaui kemampuan Tuan Bergelar. Tekanan aura spiritualnya bahkan melebihi Yang Mulia Raja Lan Hao yang terkenal akan kekuatan spiritualnya. Karena spiritual Raja Lan Hao sendiri setara dengan Tuan Bergelar level 99, hanya ada satu kemungkinan: Gerbang Jialing kedatangan cultivator level 100."
“Level 100?” Baik Xue Beng, Marsekal Gor Long, maupun para jenderal, semuanya tak bisa menahan diri menghirup napas dalam-dalam mendengar perkataan Ning Fengzhi. Konsep level 100 sebenarnya tidak terlalu jelas bagi mereka. Namun mereka sangat memahami peran penting ahli jiwa kuat di medan perang. Tang San dengan kekuatannya sendiri hampir membalikkan seluruh situasi pertarungan. Dan dia baru mencapai level sembilan puluh lebih. Apalagi, level 100 juga merepresentasikan makna lain!
Xue Beng menelan ludah dengan susah payah, “Pemimpin Sekte Ning, maksud Anda... di pihak Kekaisaran Wuhun, telah datang seorang... dewa?”
Begitu kata "dewa" meluncur dari mulutnya, suasana di tenda besar langsung menjadi gaduh. Meskipun ini adalah markas komando utama yang dipimpin langsung oleh Raja, kepanikan yang muncul di hati para jenderal membuat mereka tak bisa menahan teriakan kejut.
“Tenang!” teriak Marsekal Gor Long menggelegar, meredam keributan para jenderal. Namun sorot mata mereka tetap menunjukkan kepanikan yang tak tersembunyikan.
Xue Beng pun mulai kehilangan kendali diri. Secerdas apa pun dirinya, dia tetap seorang anak muda baru berusia sekitar tiga puluh tahun. Menghadapi kabar buruk bagai bencana ini, mana mungkin tidak panik? Meski berusaha tetap tenang, pandangannya mulai goyah. Kedua tangannya mencengkeram meja di depannya erat-erat, ekspresi wajahnya berubah-ubah antara gelap dan terang.
Tang Hao bertanya dengan suara berat: "Apa yang dikatakan Pemimpin Sekte Ning benar, itu mungkin adalah seorang dewa. Dari energi yang dilepaskan cahaya keemasan itu, seharusnya itu adalah warisan kekuatan malaikat dari Kuil Wuhun, sehingga disebut Dewa Malaikat. Menurut catatan internal Sekte Haotian kami, Kuil Wuhun memiliki satu set lengkap enam Spirit Bone yang disebut Set Malaikat. Konon, jika seseorang bisa menyerap keenam Spirit Bone ini, dia akan mampu mengatasi level 100 dan menjadi prajurit tingkat dewa. Meski aku tidak tahu siapa wanita itu, hampir pasti dia adalah ahli yang mewarisi Set Malaikat. Dengan dukungan kuat seperti ini di Kekaisaran Wuhun, pasti besok mereka akan bertempur. Mohon Yang Mulia Kaisar segera mempersiapkan diri."
Dengan karisma Tang Hao, setelah merasakan kekuatan ilahi Dewa Malaikat sebelumnya, keyakinannya pun sedikit goyah. Sehebat apapun Palu Daya Xumi, ia tak yakin teknik ini bisa menandingi dewa. Apalagi setelah Tang San membawa Shrek Tujuh Monster meninggalkan markas, kekuatan keseluruhan di sini memang sudah lemah. Ini juga alasan mengapa pasukan besar Kekaisaran Tian Dou memilih mundur dan bertahan di perkemahan. Jika Qian Renxue tidak datang, Tang Hao yakin dengan dirinya dan saudaranya plus ahli-ahli lain, setidaknya bisa menahan serangan pasukan Kekaisaran Wuhun di Gerbang Jialing. Tapi dengan munculnya prajurit tingkat dewa ini, keseimbangan kekuatan kedua pihak langsung timpang. Bisa dikatakan, satu prajurit tingkat dewa sudah cukup mengatasi semua ahli Kekaisaran Tian Dou di tenda besar ini. Bagaimana perang ini bisa dilanjutkan?
Pola pikir Xue Beng masih cukup stabil. Meski kabar ini membuatnya panik, setelah waktu singkat ia berhasil menstabilkan emosinya. Ia tahu sekarang tak boleh goyah, atau tentara mungkin lolos kendali. Tapi dalam hati ia paham, bagaimana mungkin kekuatan manusia menandingi energi dewa?
Xue Beng berusaha tenang, tiba-tiba senyum santai muncul di wajahnya, "Para hadirin tak perlu khawatir. Sebenarnya semua ini sudah diperhitungkan oleh saya dan Guru. Guru pernah berkata, dewa hanyalah manusia yang mencapai tingkat kekuatan tertentu, pada dasarnya tetap manusia biasa. Selama masih manusia, pasti ada cara untuk mengatasinya. Apalagi, saya baru menerima kabar bahwa Guru juga telah menyelesaikan warisan tingkat dewa dan akan kembali ke markas dalam dua hari ini. Saat itu tiba, tak perlu bicara tentang Kekaisaran Wuhun kecil ini, bahkan menaklukkan Benua Douluo pun bukan masalah. Karena itu, sekuat apapun musuh, kita harus bertahan melawan serangan balik Kekaisaran Wuhun selama dua hari ini. Bagaimanapun juga kita harus bertahan sampai Guru kembali. Guru pasti akan memimpin kita untuk menghancurkan Gerbang Jialing dan memberantas Kekaisaran Wuhun sampai tuntas."
Mendengar perkataan Xue Beng, tak hanya para jenderal yang kehilangan ekspresi panik di mata mereka, bahkan Master dan Tang Hao di sisi lain tak bisa menahan kegembiraan. Master berkata dengan penuh sukacita, "Xiao San akan segera kembali? Ini kabar yang luar biasa."
Adapun para jenderal, setelah menyadari situasi, wajah mereka berseri-seri. Kekuatan Tang San yang ditunjukkan di medan perang telah meninggalkan kesan mendalam, bahkan berkali-kali berhasil mengubah keadaan kritis, sampai-sampai Permaisuri Kekaisaran Wuhun Bibi Dong pun mengalami cedera serius di tangannya. Bisa dikatakan, wibawa Tang San di kalangan militer tak tertandingi. Ucapan Xue Beng ini jelas-jelas membangkitkan kembali keyakinan para jenderal.
"Xue Beng tersenyum dingin, berkata, “Para jenderal tercinta, kalian mungkin sudah menyadari bahwa dalam waktu hampir sebulan ini, guru saya, Raja Lan Hao tidak muncul. Pasti kalian bingung mengapa. Baiklah, sekarang saya akan memberitahu kalian. Alasan kami sementara menarik pasukan adalah karena Raja Lan Hao tidak berada di tengah pasukan. Jika bertempur saat ini, jelas sulit meraih kemenangan. Untuk menjaga moral pasukan, saya memerintahkan untuk memblokir kabar ini. Kini, saatnya kalian tahu: Raja Lan Hao agung kita meninggalkan kamp militer untuk meningkatkan kekuatannya guna membantu pasukan besar Kekaisaran Tian Dou menghancurkan Kekaisaran Wuhun hingga ke akarnya. Karena itu, beliau memilih Jalan Menuju Dewa untuk menerima warisan kedewaan. Guru saya telah menyelesaikan breakthrough terakhir ini dan sedang dalam perjalanan kembali. Katakan padaku, bisakah kalian bertahan dua hari terakhir ini? Bisakah kalian bertahan sampai Raja Lan Hao kita kembali dan meluluhlantakkan Gerbang Jialing?”"
"Bisa—!" Marsekal Gor Long pertama yang berdiri, byur bersujud ke tanah, "Yang Mulia Kaisar, bahkan jika harus bertempur sampai prajurit terakhir, kami tidak akan mundur. Kami pasti bertahan sampai Yang Mulia Raja Lan Hao kembali. Mati berperang takkan mundur.""
"Mati — perang — tidak — mundur—." Keyakinan para jenderal kini telah sepenuhnya terbakar. Bayangan kekuatan Tang San di medan perang mengisi mereka dengan tekad. Mengikuti teriakan Marsekal Gor Long, mereka serentak bersujud sambil meneriakkan yel-yel itu.
“Xue Beng” mengangguk puas, berkata: “Marsekal Gor Long, bagaimana mengatur pertempuran besok, serahkan pada Anda. Bertahan dalam pertempuran ini, kerajaan Harus Menang.”
Marsekal Gor Long tiba-tiba bangkit berdiri, menghadap para jenderal, berteriak lantang: “Kerajaan Harus Menang!”
Seketika, teriakan "Kerajaan Harus Menang" menggema di tenda besar, aroma panik yang muncul karena kehadiran Qian Renxue lenyap tak berbekas. Atas isyarat Xue Beng, Marsekal Gor Long memimpin para jenderal keluar dari tenda komando utama untuk mengatur formasi tempur besok.
Setelah mereka semua pergi, Master baru bertanya dengan gejolak semangat: “Yang Mulia Kaisar, kapan tepatnya Xiao San akan kembali? Mengapa dia tidak memberi kabar?”
Ekspresi fanatik Xue Beng sebelumnya mencair seperti salju, ia melambaikan tangan menyuruh para pelayan mundur, mendesah pelan, menggeleng pahit: “Aku juga tidak tahu.”
“Apa?!” Master terkejut bukan main, Tang Hao, Tang Xiao, Ning Fengzhi dan yang lain juga bangkit berdiri dengan kaget.
Xue Beng melambaikan tangan menyuruh yang lain duduk, “Penasihat Kekaisaran, para Sesepuh, situasi mencurigakan tadi kalian semua telah lihat. Jika aku tidak memberi harapan cukup pada pasukan, mungkin pasukan kita sudah runtuh tanpa bertempur. Aku tidak mendapat kabar dari Guru, apalagi tahu apakah dia bisa kembali tepat waktu.”
Ekspresi wajah Master juga langsung berubah suram, "Tapi, Yang Mulia Kaisar, ini hanya seperti minum racun untuk menghilangkan dahaga. Jika Xiao San tidak bisa kembali tepat waktu, kita sama sekali tidak punya modal untuk melawan dewa dari Kekaisaran Wuhun itu. Bahkan pertempuran besok pun mungkin tidak bisa kita tahan!"
Ning Fengzhi berkata, "Yang Mulia, kata Master benar. Sekarang kita semua tidak tahu kapan Raja Lan Hao akan kembali. Menghadapi lawan yang tak terkalahkan, lebih baik kita menghindar sementara waktu. Bagaimana jika kita menunggu Raja Lan Hao kembali baru bertempur habis-habisan dengan mereka?"
Xue Beng menggelengkan kepala, matanya tiba-tiba menjadi penuh tekad, "Tidak bisa mundur. Seperti pepatah, kekalahan pasukan seperti gunung runtuh. Begitu mundur, kita mungkin tidak akan punya kesempatan lagi. Bagaimana jika kita mundur malam ini, besok Guru kembali, tapi kita justru harus menghadapi musuh kuat dalam keadaan mundur? Bahkan jika Guru berhasil mewarisi kekuatan, sebagai prajurit tingkat dewa yang harus menghadapi lawan setingkatnya dalam kondisi pasukan mundur, kecil kemungkinan kita menang. Terus terang, jika Guru tidak bisa kembali, apa artinya kita mundur? Pasukan besar Kekaisaran Wuhun yang dipimpin dewa itu akan menerjang masuk. Lebih baik kita bertarung mati-matian di garis depan. Bertahan sehari berarti memberi Guru waktu satu hari ekstra untuk kembali. Jika benar-benar tidak bisa bertahan, aku lebih baik mati di medan perang daripada mati dalam pelarian. Lebih baik menjadi kaisar yang gugur daripada pengecut yang lari."
Mendengar perkataan Xue Beng, termasuk Tang Hao, para petarung hebat ini hanya merasakan satu hal: Guncangan.
Tidak diragukan lagi, kekuatan Xue Beng di mata mereka tidak lebih dari semut. Posisinya sebagai Kaisar bahkan bisa dibilang diperoleh secara kebetulan. Adapun tindakannya menyembah Tang San sebagai guru, dalam pandangan Tang Hao, ini hanyalah upaya untuk memanfaatkan kekuatan fisik Tang San. Tak satu pun dari para petarung ini yang benar-benar menghormatinya, hanya sekadar menunjukkan kesopanan semu karena status Kekaisarannya.
Namun, saat ini, pola pikir mereka telah mengalami perubahan drastis. Menghadapi krisis maut dan kehadiran prajurit tingkat dewa di pihak lawan, Xue Beng sebagai Kaisar tidak menunjukkan sedikit pun ketakutan atau niatan untuk mundur. Dia justru memilih strategi kontak fisik keras untuk bertarung habis-habisan melawan Kekaisaran Wuhun. Padahal dengan perbandingan keseimbangan kekuatan yang timpang seperti ini, pilihan ini tidak berbeda dengan bunuh diri - kecuali jika Tang San bisa kembali tepat waktu. Keberaniannya yang bahkan terkesan sedikit nekat ini, justru membuatnya untuk pertama kalinya mendapatkan penghormatan sejati dari para petarung hebat yang ada di hadapannya.
“Bagus——” Tang Hao berteriak kencang, suaranya mengguncang tenda komando utama hingga berdengung Hmmm, karisma kuatnya tiba-tiba memancar. Matanya menatap langsung ke Xue Beng, Tang Hao mengangguk, “Memang pantas jadi cucu muridku. Benar kata-katamu, lebih baik kita mati bertempur daripada lari seperti pengecut. Dewa itu serahkan padaku, meski harus mati, aku akan tinggalkan bekas untuknya. Hidup bukanlah kebahagiaan, mati pun bukan penderitaan. Bisa mati secara heroik di dunia ini, bukankah itu suatu keberuntungan?”
Tang Xiao tersenyum, “Adik kedua, kau lupa aku? Sudah berapa lama kita bersaudara tidak menghadapi musuh bersama. Bisa bertarung melawan prajurit tingkat dewa, bahkan kakek kita pun tidak pernah punya pengalaman seperti ini. Kita lebih beruntung dari beliau!”
Master tertawa terkekeh, “Meski tentara dilarang minum alkohol, Yang Mulia Kaisar, bisakah kita membuat pengecualian hari ini? Tiba-tiba aku sangat ingin minum.”
Xue Beng juga tertawa, tiba-tiba berdiri lalu berteriak, “Pengawal! Siapkan minuman! Biarkan hamba mabuk bersama para sesepuh, berpesta minum sebelum pertempuran besar.”
Seorang pelayan istana buru-buru datang dari belakang, dengan wajah canggung berbisik sesuatu di telinga Xue Beng. Xue Beng terkejut, “Celaka! Untuk menjaga disiplin tentara, ekspedisi kali ini tidak membawa persediaan alkohol. Ini...”
Tang Hao tertawa terbahak, “Cucu murid, jika kau bisa melewati ujian ini, aku yakin kelak kau akan jadi kaisar bijaksana. Mari kita ganti dengan teh, sama saja maknanya.”
Sebagai seorang raja, jika orang lain yang menggantikan posisi ini dan dipanggil "murid cucu" di depan umum, mungkin akan merasa tidak nyaman. Namun, Xue Beng saat ini dipenuhi kegembiraan. Dia mengerti bahwa para generasi kuat di Dunia Ahli Jiwa ini telah benar-benar mengakuinya.
"Baik, mari kita ganti anggur dengan teh."
Saat malam tiba, baik di Gerbang Jialing maupun kamp militer Kekaisaran Tian Dou, semuanya sibuk mempersiapkan diri dengan gesit. Jejak aura membunuh yang serius bergelombang diam-diam di dataran antara dua pasukan besar. Setelah tertidur lama selama sebulan, pertempuran terakhir siap meledak karena kedatangan tiba-tiba Dewa Malaikat.
Malam berlalu tanpa kejadian. Pagi hari kedua tiba.
Sebelum pasukan besar Kekaisaran Wuhun sempat keluar dari kota, saat fajar baru merekah, suara Boom genderang perang sudah mengguncang kamp militer Kekaisaran Tian Dou.
Dong Dong Dong, Dong Dong Dong, DongDongDongDongDongDong.
Genderang kulit sapi yang dipukul oleh prajurit kuat meledakkan suara memekakkan telinga. Dari satu juta pasukan, setidaknya seribu genderang berbunyi serentak. Semua gerbang kamp militer Kekaisaran Tian Dou terbuka lebar, pasukan mengalir keluar seperti air bah.
Yang pertama keluar dari tenda adalah pasukan kavaleri ringan. Mereka yang bermarkas di sayap samping pasukan besar, kini berlarian keluar dari tenda seperti dua sayap raksasa pasukan Kekaisaran Tian Dou yang tiba-tiba terkembang.
Yang muncul berikutnya adalah infanteri markas tengah. Infanteri ringan di depan, infanteri berat di belakang, melangkah dengan langkah teratur dan penuh kekuatan memasuki medan perang.
Di sisi kiri-kanan markas tengah, terdapat Pasukan Tang Jia yang dipimpin Master dan Pasukan Ahli Jiwa Kekaisaran Tian Dou yang dipimpin oleh kakak-beradik Tang Xiao dan Tang Hao. Pertukaran komando ini dilakukan karena banyak pasukan elit Tang Jia berasal dari Empat Keluarga Besar dengan atribut tunggal. Dendam mereka terhadap Sekte Haotian masih tersisa, sehingga pertukaran komandan sementara dilakukan untuk menghindari dampak negatif selama pertempuran.
Di belakang markas tengah, terdapat pasukan kavaleri berat yang menjadi tulang punggung utama pasukan Kekaisaran Tian Dou. Dalam pertempuran kali ini, pasukan kerajaan mengerahkan semua kekuatan. Lebih dari sepuluh legiun kavaleri berat, dengan perlindungan infanteri di kedua sayap, menerobos keluar dari markas. Pasukan sejuta tentara membentuk formasi seperti sayap burung layang-layang, bergerak maju secara masif menuju Gerbang Jialing.
Itu adalah pasukan sejuta tentara! Pada saat ini, tekanan tak kasat mata yang dahsyat membuat pasukan bertahan di Gerbang Jialing sulit bernapas. Menghadapi semangat megah Kekaisaran Tian Dou, bahkan Qian Renxue yang berdiri di puncak tembok kota pun mengerutkan alisnya. Meski telah mencapai status dewa, aura yang dipancarkannya takkan mampu menyaingi pasukan sejuta tentara.
Saat ini, hati Qian Renxue sedikit goyah. Apakah Tang San telah kembali? Jika tidak, mengapa pasukan Kekaisaran Tian Dou memilih mengerahkan semua pasukan tepat pada momen ini?
“Titahkan perintahku, buka gerbang kota, keluar bertempur.” Qian Renxue berseru dengan suara berat.
“Siap.” Enam Penyembah Agung serentak mematuhi perintah. Namun, perintah mereka baru berdampak setelah beberapa jeda. Pasukan penjaga Gerbang Jialing bisa dikatakan sudah ditakuti oleh pasukan besar Kekaisaran Tian Dou, tak terkecuali legiun Ahli Jiwa dari Kuil Wuhun. Saat menyaksikan pasukan besar Kekaisaran Tian Dou mendesak dengan semangat tak tertandingi, bagaimana mungkin hati mereka tidak gemetar? Meski demikian, di bawah tekanan pasukan Ahli Jiwa dan desakan Enam Penyembah Agung, berbagai legiun Kekaisaran Wuhun akhirnya berkumpul dengan ketidakrelaan.
Gerbang kota Jialing terbuka lebar, 100.000 pasukan membanjir keluar dari dalam benteng.
Sepuluh ribu orang terdengar cukup banyak, namun berhadapan dengan pasukan sejuta tentara di seberang, bahkan sebelum perang dimulai, banyak prajurit pihak Kekaisaran Wuhun yang kedua kakinya sudah gemetar. Bagi mereka, bukankah perang seperti ini sama saja dengan mencari kematian?
Tepat ketika Qian Renxue bersiap memimpin para petarung tangguh Kekaisaran Wuhun untuk bertempur dan membangkitkan semangat pasukan, tiba-tiba suara lengkingan panjang bak auman harimau dan teriakan naga menggema dari kejauhan seperti gelombang raksasa yang menggulung.
“Qian Renxue di mana.” Diiringi suara lengkingan panjang, dari sisi pasukan besar Kekaisaran Tian Dou, sekumpulan cahaya biru-keemasan tiba-tiba membesar. Hanya sekejap mata, cahaya itu telah tiba di atas pasukan besar Kekaisaran Tian Dou. Di bawah sorotan cahaya biru-keemasan, tujuh siluet muncul di tengah hampa.
Orang yang berada di barisan depan mengenakan baju zirah biru-keemasan lengkap, delapan sayap bergelombang dengan pola awan mempesona terkembang di punggungnya. Dengan helm trisula Dewa Laut di kepala dan trisula Dewa Laut di tangan, tak lain adalah Tang San yang telah mewarisi kedudukan Dewa Laut.
Trisula Dewa Laut di tangan Tang San menunjuk ke puncak tembok Gerbang Jialing di seberang. Kekuatan ilahi-nya yang dahsyat nyaris seketika terkunci pada tubuh Qian Renxue.
"Dewa Laut Tang San di sini, Qian Renxue di mana!" Tang San mengeluarkan suara desakan keras dari mulutnya. Kekuatan ilahi yang luar biasa itu bagai gelombang air menghujam dari langit. Pasukan besar Kekaisaran Tian Dou merasakan guyuran hujan berkah yang langsung membawa semangat, energi, dan mental mereka ke puncak intensitas. Semangat pasukan yang sudah megah dan tak terbatas itu mencapai klimaksnya ketika Tang San sengaja menyatakan identitasnya sebagai Dewa Laut dengan lantang.
Dengan keyakinan yang terkumpul dari pasukan sejuta tentara, semangat Tang San juga mencapai puncaknya. Cahaya biru-keemasan memancar dari tubuhnya, sementara Dai Mubai, Xiao Wu, dan empat rekan lainnya turun di depan pasukan dengan perlindungan Kekuatan Dewa Laut. Sembilan Cincin Jiwa yang sama muncul dari tubuh mereka masing-masing, terutama Cincin Jiwa merah 100.000 tahun di posisi terakhir yang terlihat begitu mempesona.
