Oscar dan Ning Rongrong bertahan dengan susah payah. Mereka telah membakar semua energi mereka, memusatkannya bersama untuk menopang dua Kedewaan yang turun dalam melepas energi ilahi. Namun seperti kata pepatah, kekuatan manusia ada batasnya. Meski tekad mereka kuat, energi mereka akhirnya terbatas. Di depan mata kesempatan kebangkitan itu nyata, tapi Soul Power yang mereka lepaskan tak mampu lagi bertahan. Dua Kedewaan ini setiap saat bisa melepaskan diri.
Bagaimana? Bagaimana? Ning Rongrong dan Oscar saling menatap gelisah. Mereka menggigit ujung lidah mereka, menggunakan rasa sakit yang ditimbulkan untuk mengumpulkan sisa-sisa energi terakhir.
Di saat seperti ini, segala cara yang bisa mereka pikirkan telah dicoba di pikiran mereka. Namun dua Kedewaan yang menyatu dengan tubuh mereka tetap terus melepaskan diri.
Bukan Oscar dan Ning Rongrong tidak ingin mengisi ulang energi mereka dengan sosis Oscar, tapi seperti halnya peningkatan Menara Sembilan Permata Ning Rongrong tidak bisa bekerja pada Tang San. Saat ini efek Teknik Penggabungan Hunwu mereka telah sepenuhnya mencapai tingkat dewa. Efek tingkat dewa ini membuat semua kemampuan peningkatan milik mereka sendiri menjadi tidak berlaku. Baik sosis Oscar maupun peningkatan Menara Sembilan Permata Ning Rongrong semuanya seperti itu.
Di saat genting ini, tiba-tiba dari segala arah ruang sidang, muncul ribuan titik cahaya putih yang sangat halus dan nyaris tak terlihat. Titik-titik cahaya putih ini melayang perlahan, menuju tubuh Tang San yang terbaring di lantai.
Saat ini, para prajurit di luar bisa melihat lapisan cahaya merah yang menyelubungi bagian luar ruang sidang sedang bergetar halus. Cahaya putih seperti benang halus itu muncul dari getarannya.
Cahaya putih ini perlahan terkonsentrasi menuju tubuh Tang San. Meski setiap helainya sangat lemah, ribuan cahaya putih yang menyatu ini membentuk kekuatan yang sama sekali tak bisa diabaikan.
Braak-- Kedewaan di belakang Ning Rongrong dan Oscar akhirnya berubah menjadi titik-titik cahaya yang sirna. Tubuh mereka sekaligus limbung, terjatuh lemas di lantai. Mereka telah meledakkan semua potensi diri dan energi yang dimiliki. Saat ini mereka dalam kondisi kelelahan total, hanya tersisa napas tipis.
Xiao Wu menjerit pilu dan hendak menerjang. Luka di dada Tang San belum menyatu kembali, jantung keemasannya juga belum terhubung sepenuhnya dengan jaringan meridian.
"Jangan bergerak!" Master tiba-tiba berteriak gusar, menghalangi gerakan Xiao Wu. Penderitaan fisik yang hebat dan siksaan mental membuat wajah Xiao Wu pucat pasi, akhirnya terjatuh. Namun dia menolak pingsan, tatapan matanya menembus tubuh Tang San. Sampai detik terakhir, dia takkan menyerah.
Master membentangkan kedua lengannya, juga menghadang Tang Hao di sampingnya. "Jangan ada yang bergerak. Jangan mendekati Xiao San."
Tatapan semua orang terlihat kosong. Saat ini, mereka juga menyadari perubahan pada tubuh Tang San. Cahaya putih yang sangat halus itu datang dengan sangat samar, mustahil terdeteksi tanpa pengamatan seksama terhadap kesadarannya. Tentu saja, sebagian besar yang hadir adalah petarung tangguh dari Dunia Ahli Jiwa, sehingga bisa melihatnya. Namun sebelumnya mereka mengira ini efek dari Teknik Penggabungan Hunwu Ning Rongrong dan Oscar. Tapi kini jelas bukan itu masalahnya.
Karena meski Ning Rongrong dan Oscar tersungkur dalam koma, cahaya putih halus itu masih tetap ada, terus menyuntikkan energinya sedikit demi sedikit ke dalam tubuh Tang San, menyatu di luka di dadanya.
Di sekitar jantung keemasan itu, setiap meridian masih menjalani proses penyambungan. Meski kecepatannya jauh lebih lambat dibanding saat Oscar dan Ning Rongrong memimpin sebelumnya. Tapi selama proses ini berlanjut, berarti masih ada harapan.
“Ini adalah……” Pandangan Tang Hao tiba-tiba menyempit, meski sudah memiliki dugaan dalam hati, saat bertatapan dengan Master, keduanya hampir serentak berseru: “Kekuatan keyakinan.”
Benar, cahaya putih tipis itu berasal dari kekuatan keyakinan satu juta pasukan Kekaisaran Tian Dou. Kekuatan keyakinan satu orang tentu tak berarti, namun jika berasal dari sejuta orang, situasinya sama sekali berbeda. Terutama karena keyakinan pasukan besar ini terhadap Tang San mutlak murni. Segala ketidakmurnian telah tersaring sempurna oleh lapisan cahaya merah misterius di luar. Kekuatan keyakinan yang mampu memasuki ruang sidang dan menyatu dalam tubuh Tang San adalah energi paling murni.
Kekuatan keyakinan ini telah mengambil alih Teknik Penggabungan Hunwu Ning Rongrong dan Oscar, perlahan-lahan melanjutkan proses regenerasi tubuh Tang San.
“Cepat, lanjutkan doa kita untuk Xiao San!” Master berteriak kencang, kedua tangannya tergabung dalam pose berdoa, wajahnya dipenuhi gejolak semangat.
Setiap orang melakukan gerakan serupa, demi kesempatan terakhir, demi kebangkitan Tang San, mereka memulai doa paling tulus.
Waktu terus berlahan, kecepatan penyembuhan luka di dada Tang San jelas jauh lebih lambat dibanding saat dua Kedewaan melepas Cahaya Kebangkitan. Namun proses ini tak pernah terhenti. Selama ritual kebangkitan terus berlangsung, segala harapan tetap ada.
Di depan mata, satu per satu meridian di jantung Tang San perlahan menyambung. Semua orang di ruang sidang telah melupakan waktu. Hanya Xue Beng yang sempat keluar sebentar. Dia mengeluarkan perintah keras kepada seluruh pasukan Kekaisaran Tian Dou: Selama proses kebangkitan ini belum berhenti, doa untuk Tang San tidak boleh terputus. Dia memberitahu pasukan Kekaisaran Tian Dou bahwa ini adalah harapan terakhir kerajaan. Hanya dengan kebangkitan Dewa Laut, mereka bisa mengalahkan musuh kuat dan mempertahankan kekaisaran.
Cahaya samar berkelap-kelip di seluruh ruang sidang. Setiap perubahan ekspresi di wajah Tang San membuat semua yang hadir gemetar ketakutan.
Otot-otot tubuh Tang San sesekali berkedut. Terutama di area jantung, setiap getaran kecil mampu membuat degup jantung semua orang ikut berdesir.
Dari siang hingga malam, lalu dari malam ke siang, semua orang melupakan waktu. Mereka hanya terus memanjatkan doa dalam hati untuk Tang San. Aliran tipis kekuatan keyakinan tak pernah terputus, terus menyatu dengan tubuhnya.
Akhirnya, jantung keemasan itu mulai terus-menerus bergetar. Awalnya getarannya lemah, namun seiring menyatunya lebih banyak kekuatan keyakinan, getaran itu semakin kuat. Luka di dada Tang San akhirnya pulih sepenuhnya - tulang-tulang, meridian, otot, dan yang terpentung jantungnya, semua menyatu kembali dalam doa yang penuh tekad bersama.
Oscar dan Ning Rongrong telah terbangun, lemah lesu di samping. Saat ini mereka benar-benar telah menjadi orang biasa, bahkan kesehatan mereka lebih buruk dari orang biasa. Namun hati mereka dipenuhi kepuasan. Sebagai dalang cahaya kebangkitan, mereka bisa merasakan dengan jelas nyawa Tang San yang perlahan-lahan pulih, fungsi tubuh aslinya juga mulai terbangunkan. Asalkan energi dewa-nya bisa bangkit, luka seberapa parah pun tak berarti, cukup untuk diperbaiki sendiri.
Pandangan semua orang tertancap kuat di posisi dada Tang San. Melihat dadanya mulai naik-turun perlahan, mata yang lain berlinang air mata gejolak semangat. Berhasil, mereka berhasil! Tang San sudah memiliki detak jantung, dan juga sudah bernapas!
Master, Tang Hao, serta Xiao Wu yang wajahnya pucat seperti kertas dan hampir pingsan kapan saja, semuanya mendekati Tang San. Liu Erlong menyangga tubuh Xiao Wu, sementara yang lain mengobservasi perubahan strategi tubuh Tang San dari jarak terdekat.
Tang Hao dengan hati-hati meraba nadi pergelangan tangan Tang San, merasakan kondisi dalam tubuhnya dengan seksama.
"Bagaimana?" tanya Master dengan gelisah.
Tang Hao mengangguk, berkata, "Tubuh Xiao San sedang pulih dengan cepat, bukan hanya dari kekuatan kepercayaan. Kekuatan dirinya sendiri tampaknya sudah terbangunkan kembali. Aku bisa merasakan energi dahsyat dalam tubuhnya. Bahkan Soul Power-ku tak bisa menembusnya. Denyut nadinya semakin kuat. Asalkan dia bisa bangun, proses kebangkitan kita sudah berhasil."
"Tidak, belum berhasil." Suara Xiao Wu gemetar.
Tang Hao bingung memandang Xiao Wu, "Maksudmu..."
Mata Xiao Wu masih dipenuhi kesedihan, "Kakak sudah menjadi dewa. Menurut penjelasan Ayah, kondisi fisiknya sudah pulih sampai tingkat ini. Jika dia hidup kembali, seharusnya sudah bangun sekarang. Pasti dia bisa merasakan kekhawatiran kita. Tapi dia tetap koma. Ini hanya membuktikan satu hal. Yang kita bangkitkan hanya tubuhnya, bukan keseluruhannya. Serangan terakhirnya ke Bibi Dong adalah serangan jiwa. Bagi dewa, itu adalah roh. Saat itu, Bibi Dong jelas-jelas mendapat cedera serius, sementara Kakak sendiri sudah luka parah dan langsung koma. Sangat mungkin rohnya sudah dihancurkan Bibi Dong. Bagi dewa, mungkin jantung hancur bukanlah hal fatal, tapi roh yang hancur..."
"Tidak! Tidak mungkin! Kau berbohong!" Tang Hao berteriak keras, "Xiao San sudah hidup! Tidak kau lihat? Dia sedang bernapas! Dengarkan, detak jantungnya begitu kuat. Putraku tidak mati! Putraku masih hidup! Xiao San! Cepat bangun! Cepat buktikan pada mereka bahwa kau masih hidup!"
Mulutnya mengaum, tapi air mata telah mengalir deras dari mata Tang Hao. Mungkin hari ini adalah hari dimana ia menumpahkan air mata terbanyak seumur hidupnya. Harapan yang besar justru membawa kekecewaan yang lebih dalam. Setelah dua hari dua malam, proses kebangkitan tubuh Tang San akhirnya selesai. Namun perkataan Xiao Wu bagai halilintar di langit cerah, menghantam mental mereka semua. Tapi mereka semua tahu, yang paling memahami kondisi tubuh Tang San pastilah Xiao Wu yang selalu mendampinginya. Tak ada yang lebih mengerti darinya. Jika bahkan Xiao Wu berkata demikian, maka...
Ruang sidang tiba-tiba menjadi sunyi senyap, sunyi seperti kematian. Pandangan semua orang tertuju pada Tang San yang sudah kembali bernapas, berdetak jantung, bahkan lukanya telah sembuh sempurna. Mereka bahkan bisa kembali merasakan jejak aura dewa dari tubuh Tang San. Tapi Tang San tetap terbaring disana, tanpa tanda-tanda akan sadar.
Emosi ketidakrelaan memenuhi pikiran setiap orang. Mereka sudah mengerahkan semua tenaga mental, namun akhirnya tetap gagal. Pukulan seperti ini bahkan bisa menghancurkan orang yang paling tabah sekalipun.
Jika yang dibangkitkan hanyalah seorang biasa, Cahaya Kebangkitan saja sudah cukup untuk menghidupkan tubuh lalu membangunkan jiwa. Namun, Tang San bukanlah orang biasa. Dia adalah dewa. Roh dewa-nya bukanlah sesuatu yang bisa dibangunkan oleh Dewa Makanan dan Shennü Sembilan Warna. Apalagi, kedua dewa itu sama sekali tidak bertahan sampai kesehatan Tang San pulih sepenuhnya. Pada saat ini, riak keputusasaan menggelombang di hati semua orang. Harapan terakhir pun telah sirna dari relung hati mereka.
Tiba-tiba, tubuh Tang San gemetar hebat, menyedot seluruh perhatian yang ada. Tang Hao memeluk putranya erat-erat, dalam hatinya bergumamkan doa dan teriakan terakhir. Sekarang pun, bahkan jika harus menukar nyawanya sendiri demi mengembalikan roh dewa Tang San, dia rela.
Persis di momen yang sama, tiba-tiba semua orang di ruangan menyadari mereka seperti tidak bisa bernapas. Sensasi tercekik yang kuat seketika menjerumuskan mereka ke dalam keadaan menyiksa.
Pemandangan sekitar juga berubah seketika. Segala sesuatu menjadi samar-samar dan tidak nyata. Biru, biru yang tak berujung. Meski berada di kamar tertutup, yang terlihat oleh mata hanyalah hamparan biru laut tak bertepi, bagai memandang dari kedalaman samudera.
Kemudian, pemandangan ajaib muncul di depan semua orang. Mereka melihat Tang San - seorang Tang San yang seluruhnya berwarna biru.
Sosok Tang San perlahan muncul dari kehijauan biru tanpa batas, wajahnya dipenuhi ekspresi gejolak semangat. Ia menatap yang lain namun seolah tak bisa berbicara, hanya mendekat langkah demi langkah. Sensasi tercekik yang disertai tekanan dahsyat dari jiwa membuat setiap orang menatap tak berkedip pada siluet biru itu, sampai... sampai akhirnya ia memasuki tubuh Tang San yang sedang berada di dada Tang Hao.
Boom——, Tang Hao tiba-tiba merasakan tubuhnya tersapu bersih oleh potensi tersembunyi tak kasat mata. Tang San yang semula terbaring di dadanya kini melayang tegak di ruang sidang. Cahaya putih seperti benang halus nyaris lenyap seketika. Baik Tang Hao, Master, Xiao Wu, semua orang di kamar, hingga pasukan tiga divisi yang terus bergumamkan doa untuk Tang San di luar—semua mendengar suara yang sama bergema dalam hati mereka.
"Aku kembali."
Ya, saat siluet biru Tang San melangkah masuk ke ruang sidang, Tang San sungguh telah kembali. Kembali secara hakiki. Sosok biru itu tak lain adalah roh Dewa Tang San. Roh dewa kembali ke tempatnya, Dewa Laut telah bangkit. Akhirnya Tang San benar-benar menyelesaikan proses kebangkitan terakhir ini.
Menghidupkan kembali seorang dewa di dunia manusia jelas merupakan dongeng, tingkat kesulitannya tak terbayangkan. Namun dalam proses kebangkitan ini, Tang San tidak hanya mendapatkan Cahaya Kebangkitan dari kekuatan fusi dua kedewaan yang diluncurkan oleh Teknik Penggabungan Hunwu Oscar dan Ning Rongrong. Ia juga memperoleh kekuatan keyakinan dari doa jutaan prajurit di Gerbang Jialing selama dua hari dua malam. Tubuh dewa-nya pulih sepenuhnya. Sedangkan jiwanya, di bawah pimpinan Tujuh Penjaga Pilar Suci Dewa Laut, melalui doa bersama triliunan makhluk laut, berhasil dipulihkan berkat seberkas kekuatan ilahi yang ia tinggalkan di puncak Gunung Dewa Laut.
Gunung Dewa Laut dan Kuil Dewa Laut jelas merupakan tempat dengan konsentrasi energi dewa laut terkuat, sekaligus tempat warisan dewa. Inilah alasan mengapa sisa kekuatan ilahi Tang San yang tertinggal di puncak gunung tidak sepenuhnya sirna meski tubuh aslinya telah mati. Tentu ini juga berkat jasa tujuh Penjaga Pilar Suci yang dipimpin oleh Dou Luo Hailong. Jika saja mereka tidak segera mengaktifkan lapisan pertahanan akhir Pulau Dewa Laut, memanggil kekuatan Tujuh Pilar Suci Dewa Laut, dan menggunakan sisa terakhir roh Tang San untuk memanggil seluruh lautan, mustahil Tang San bisa bangkit kembali.
Saat ini, Tang San benar-benar telah berdiri di hadapan yang lain. Dewa Laut telah bangkit kembali.
Saat Tang San membuka matanya, semua warna biru di ruang sidang langsung menghilang, sensasi tercekik pun lenyap.
Xiao Wu menatap Tang San tak lepas-lepas. Saat menyaksikan kilauan aura kembali di mata Tang San, keyakinannya akhirnya mengendur. Ia mengerang pelan lalu pingsan dalam tubuh Liu Erlong. Pada saat yang sama, cahaya merah yang selama ini mengelilingi ruang sidang perlahan menghilang, menyusup kembali ke tubuh Xiao Wu dari tanah tanpa suara, bahkan tak terdeteksi oleh Tang San yang baru saja bangkit. Aura kedinginan dalam tubuh Xiao Wu pun lenyap tanpa bekas.
Kilauan samar terpancar di wajah Tang San yang dipenuhi rasa haru. Pandangannya menyapu setiap wajah di sekelilingnya. Tanpa disadari, tinju ganda-nya menggenggam erat, "Terima kasih, terima kasih untuk kalian semua."
Kilauan Biru yang dahsyat meletus dari tubuh Tang San, menyelimuti setiap orang di ruangan. Kekuatan Dewa Laut yang lembut meresap ke tubuh mereka, menghapus segala kelelahan dan kegelisahan selama dua hari dua malam ini.
Xue Beng bersujud dengan gemuruh, air mata mengalir deras sambil menatap Tang San, "Guru, Anda akhirnya hidup kembali. Semua ini salahku. Demi kerajaan, Anda telah berkorban terlalu banyak."
Tang San mendarat dengan elegan lalu membantu Xue Beng berdiri, "Xue Beng, kau baik. Meski waktu itu aku terbunuh oleh Bibi Dong, semua kejadian terlihat jelas oleh rohku yang terserak di udara. Kau layak menjadi Kaisar Tian Dou. Pemimpin bijak sepanjang generasi. Juga penguasa terhebat dalam sejarah Kekaisaran Tian Dou."
Xue Beng menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Tidak, aku bukanlah raja bijak. Aku bahkan tidak punya kekuatan untuk melindungi rakyatku. Guru, secara emosional, aku benar-benar tidak ingin mengirim Guru kembali ke medan perang. Tapi kerajaan membutuhkan perlindungan Guru. Aku..."
Tang San menepuk bahu Xue Beng, "Jangan berkata apa-apa lagi. Beberapa hal tidak bisa dihindari, harus ada penyelesaian. Antara aku dengan Bibi Dong dan Qian Renxue, pasti harus ada akhir yang menentukan. Mereka tidak akan melepaskanku, begitu pula sebaliknya."
"Xiao San." Tang Hao dan Master bergegas mendekati Tang San.
"Ayah, membuat kalian khawatir." Tang San menatap dua ayahnya, bibirnya terkunci rapat. Dia tentu tahu betapa beruntungnya dirinya bisa bangkit kembali. Tapi hatinya tidak merasa lega meski sudah hidup lagi. Musuh yang dihadapi sebelumnya tetap harus dihadapinya lagi. Seberapa sulitkah mengalahkan dua dewa sekaligus?
Dari pandangan Tang Hao dan Master, Tang San membaca banyak hal. Dia mengerti kedua ayahnya tidak ingin dia mengambil risiko lagi, tidak mau kehilangannya untuk kedua kali. Jika dia meninggalkan medan perang sekarang, bahkan Bibi Dong dan Qian Renxue bekerja sama pun takkan bisa menahannya. Tapi, bisakah dia benar-benar pergi?
"Ayah, kehidupan kedua saya adalah pemberian bersama semua orang. Saya tidak bisa meninggalkan orang-orang yang mempercayai saya. Kalian tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Yang terpenting sekarang adalah mencari cara untuk menghadapi Bibi Dong dan Qian Renxue." Sambil berkata demikian, dia melangkah maju dan memeluk kedua ayahnya dengan erat, menunjukkan tekadnya melalui bahu yang kokoh dan kuat.
Tang Hao dan Master sama-sama diam. Mereka memandangi Tang San dengan cahaya kompleks berkilauan di mata.
Tang San berjalan melewati kedua ayahnya dan mendekati Oscar dan Ning Rongrong. Setelah menerima kekuatan Dewa Laut, wajah mereka terlihat lebih segar meski masih lesu terbaring, bahkan tak mampu bangun.
Tang San mengulurkan kedua tangan ke bahu mereka, menyuntikkan dua aliran Kekuatan Dewa Laut yang lebih murni ke dalam tubuh kedua rekan itu. Dengan dukungan kekuatan ini, Oscar dan Ning Rongrong akhirnya bisa berdiri dengan susah payah.
"Kakak Kedua, Rong Rong, budi besar tak perlu diucapkan. Hunwu kalian tidak hilang. Saya sudah membangunkannya kembali dengan Kekuatan Dewa Laut, tapi pemulihannya butuh waktu lama. Bahkan energi dewa saya pun tak bisa mempercepatnya. Proses ini mungkin memakan waktu setahun."
Oscar terkekeh, "Membangkitkan manusia biasa butuh sebulan pemulihan, membangkitkan dewa hanya setahun. Transaksi yang bagus. Lebih baik daripada menjual sosis. Tapi jangan sering-sering mampir lagi ya."
"Lingkaran mata Ning Rongrong berkaca-kala, menatap Tang San, hanya memanggil 'San Ge' sekali sebelum akhirnya tak bisa melanjutkan bicara."
Tang San berbalik, melirik Xiao Wu yang sedang berada di dada Liu Erlong, berusaha menahan gejolak emosi di dalam hati sambil berkata kepada yang lain: "Bibi Dong memberi waktu tiga hari. Dari sekarang, tersisa satu hari satu malam terakhir. Penampilan mereka sebelumnya terlalu mendadak, dan aku sama sekali tidak memahami kekuatan Bibi Dong. Sekarang aku sudah bangkit, beri aku satu hari, pasti bisa pulih ke puncak intensitas. Dalam pertarungan melawan Bibi Dong dan Qian Renxue lagi, aku yakin bisa menghancurkan mereka sepenuhnya. Percayalah padaku. Xue Beng, kau harus tenangkan pasukan. Satu hari lagi, saat pertarungan pamungkas tiba."
"Baik, Guru. Saya akan segera umumkan kabar baik ini ke pasukan. Tenang, saya akan blokir semua informasi ketat-ketat, mustahil musuh tahu." Mendengar Tang San yakin bisa menghancurkan dua dewa musuh, mata Xue Beng memancarkan kegembiraan yang tak terbendung. Dia paham betul, Tang San tak pernah bicara sembarangan - jika bilang bisa, pasti bisa.
Tang San melanjutkan: "Sekarang mohon semua meninggalkan tempat ini untukku. Aku perlu fokus memulihkan energi dewa."
Semua mengangguk patuh. Para jenderal mundur dipimpin Xue Beng duluan, disusul Tuan Bergelar Racun dkk. Master, Tang Hao, Flender, Liu Erlong, Ning Rongrong, dan Oscar tetap tinggal paling akhir.
Master tak kuasa bertanya: "Xiao San, kau benar-benar yakin? Satu lawan dua di tingkat dewa, trik biasa sudah tak mempan."
Tang San tersenyum penuh percaya diri, "Ayah, Anda juga guru saya. Saya adalah hasil didikan Anda. Apakah Anda tidak mempercayai saya? Kapan pernah saya berbohong? Tenang saja, saya sudah mengetahui kelemahan Bibi Dong dan Qian Renxue. Asalkan berhati-hati, pasti bisa mengalahkan mereka."
Master menghela nafas lega, "Itu bagus. Tapi ingat baik-baik, apapun yang terjadi, utamakan nyawamu. Saya tidak tahan lagi menjadi orang tua yang harus menguburkan anak muda."
Ia melambai ke Liu Erlong dan Flender, lalu berbalik keluar. Tang San menatap Xiao Wu di dada Liu Erlong, menahan kuat keinginan untuk menyambar, "Ibu, tolong rawat Xiao Wu."
Liu Erlong memandang Tang San dalam-dalam, lalu mengangguk perlahan.
Semua orang keluar kecuali Tang Hao yang tetap di belakang. Setelah yang lain pergi, Tang Hao perlahan mendekati Tang San.
"Kau sudah memutuskan?"
Tang San terkejut, "Ayah, ada apa? Memutuskan apa?"
Tang Hao menatap Tang San dengan tenang, "Tak perlu berpura-pura lagi. Kau bisa menipu mereka, tapi tak mungkin menipuku. Kau adalah putra kandungku. Banyak sisi dirimu yang mirip denganku. Mungkin ada satu hal yang bahkan tak kau sadari - meskipun ekspresi dan keyakinanmu tadi tak menunjukkan celah sedikitpun, tapi saat berbohong, tangan kananmu akan refleks mencengkeram ujung bajumu. Kebiasaan ini sama persis sepertiku. Dulu tak kusadari karena kau memang tak pernah berbohong, tapi tadi saat bicara dengan semua orang, kau melakukan gerakan itu. Satu lawan dua, menghadapi dua dewa, apa kau yakin bisa menang? Jadi kupastikan, keputusanmu bukan untuk mengalahkan mereka, tapi untuk sama-sama binasa. Itu hasil terbaik yang bisa kau capai. Benar bukan?"
Tang San menatap ayahnya. Ia tak pernah menyangka sang ayah begitu memahami dirinya. Menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan - kebiasaan yang diwarisi secara genetis - Tang San mengangguk pelan, "Ayah, kau tahu... aku tak punya pilihan lain. Tak mungkin aku berdiam melihat Kekaisaran Tian Dou hancur. Bibi Dong adalah musuh Ayah dan Ibu, juga musuh Guru, ayahku, dan diriku sendiri. Tak ada jalan mundur bagiku. Aku dibangkitkan kembali oleh kekuatan semua orang. Aku harus berusaha maksimal melakukan yang bisa kulakukan. Aku yakin, Ayah pasti memahamiku. Di medan perang situasi bisa berubah sekejap. Mungkin... bukan tak mungkin aku bisa keluar tanpa cedera?"
“Tidak ada mungkin.” Tang Hao tiba-tiba berteriak dengan penuh amarah, “Xiao San, aku tidak mengizinkanmu melakukan ini. Aku dan Master hanya memiliki kamu sebagai satu-satunya putra. Sebagai seorang ayah, mana mungkin aku membiarkan anakku sendiri pergi menuju kematian? Jika kamu tetap pergi, langkahi dulu mayatku!”
Melihat keteguhan yang tak tergoyahkan di mata ayahnya, Tang San menghela napas pelan, “Ayah, maafkan aku.” Kilauan Biru menyebar tanpa suara di belakang Tang Hao, sosok Tang San berwarna biru lainnya muncul tiba-tiba di belakangnya. Kilatan biru menyambar, Tang Hao mengeluarkan suara “Hmm...” dan roboh ke pelukan Tang San.
Merangkul tubuh ayahnya, senyum tipis mengambil di wajah Tang San, “Baik untuk Ayah, Xiao Wu, maupun semua orang, bagaimana mungkin aku mundur dari pertempuran ini?”
Kilatan biru menyala, tubuh berbentuk roh menyatu dengan tubuh aslinya. Proses mengalami kehidupan ke kematian lalu hidup kembali ini, meskipun penuh penderitaan, telah membangkitkan sepenuhnya Kedewaan Dewa Laut dalam diri Tang San. Hal ini memungkinkannya memahami lebih dalam berbagai kemampuan antara roh dan tubuh fisik. Inilah alasan mengapa Tang San memiliki keyakinan tertentu.
Dengan gerakan tangan sewenang-wenang, sebuah celah terkoyak di udara. Tang San memasukkan tubuh Tang Hao ke dalamnya, serangkaian pola magis aneh mekar di sekitar celah tersebut. Ini adalah ruang sementara yang diciptakan Tang San menggunakan energi dewanya. Ruang ini hanya dapat bertahan selama dua hari. Setelah dua hari, bahkan jika Tang San tidak mengeluarkan Tang Hao, ruang ini akan hancur sendiri dan melepaskan tubuh Tang Hao. Pada saat itu, semuanya telah selesai. Karena Tang San sudah bertekad bulat, dia tidak menyisakan jalan mundur untuk dirinya sendiri.
Duduk bersila di tanah, roh bergelora, kilau biru laut menyelubungi tubuhnya. Tang San mulai berlatih tanpa menyebarkan sedikitpun kekuatan ilahi. Saat ini, bahkan jika Bibi Dong berdiri di hadapannya, dia tidak akan merasakan gelombang energi dewa dari tubuhnya. Dalam hal tingkatan tertinggi, Tang San telah melampaui Bibi Dong dan Qian Renxue.
Waktu satu hari berlalu dengan cepat. Tidak ada yang mengganggu Tang San, bahkan setelah Xiao Wu sadar dari koma pun tidak datang ke ruang sidang istana marsekal. Hanya ada Tang San seorang diri di sini.
Seperti diatur oleh alarm, ketika matahari baru saja terbit dari cakrawala, Tang San juga membuka matanya.
Di dalam mata birunya hanya ada kilau lembut. Saat melayang ke atas dari tanah, seluruh penampilannya terlihat seperti manusia paling biasa. Keselarasan antara roh dan tubuh asli telah mencapai tingkat yang hampir sempurna, menciptakan pemandangan kembalinya ke kesederhanaan sejati ini.
Perlahan berjalan ke pintu, saat Tang San membuka pintu, semua orang telah menunggu di sana. Yang berdiri di paling depan adalah Xue Beng, Master, dan Xiao Wu. Pandangan mereka terkonsentrasi pada Tang San.
Tang San tersenyum tipis, "Jangan khawatir, pertempuran hari ini akan mengakhiri segalanya."
Master menatap mata Tang San, "Xiao San, di mana pun kau berada, kami akan selalu bersamamu. Ingatlah ini baik-baik."
Tang San menghela napas pelan. Ia tahu Master juga telah menyadari sesuatu. Bagaimanapun, Ayahnya telah menghilang selama sehari, mustahil mereka tidak menyadarinya. Tanpa penjelasan, pandangannya menyapu matahari pagi yang baru terbit di langit, kilatan aliran udara biru terlihat di dasar matanya. Apa yang harus datang akhirnya tiba, lapisan gelombang biru air mulai muncul di sekeliling kesehatannya, "Mari kita pergi."
Cahaya biru mengangkat tubuh semua orang bagai diangkat gelombang raksasa. Yang lain serempak melayang ke udara, hampir sekejap cahaya, mereka tiba-tiba telah lolos di puncak tembok kota Gerbang Jialing. Ekspresi di dasar mata Master sedikit berubah. Energi dewa Tang San jelas telah meningkat lagi, atau bisa dikatakan penggunaannya terhadap energi dewa telah mencapai tingkatan baru. Kekhawatiran dalam hatinya berkurang setengah tingkat.
Dari awal sampai akhir, Xiao Wu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya menatap Tang San dengan pandangan tenangnya. Seolah Tang San tahu isi hati Xiao Wu, saat semua orang tiba di puncak tembok Gerbang Jialing, alih-alih melihat ke arah Kekaisaran Wuhun terlebih dahulu, dia dengan diam mendekati Xiao Wu. Kedua tangannya menggenggam bahu gadis itu, memutar tubuhnya hingga punggungnya menghadap dirinya.
Dengan sangat hati-hati, dia mengangkat kepang rambut panjang Xiao Wu yang semula rapi, membuka ikatannya. Entah dari mana dia mengeluarkan sebuah sisir, mulai menyisir lembut helai demi helai rambut hitam yang seperti sutra itu.
Bahu Xiao Wu mulai bergetar halus, semua orang lain dengan penuh pengertian memalingkan kepala, membiarkan ketenangan sebelum badai datang hanya untuk mereka berdua. Sinar matahari cerah menyinari tubuh mereka, bayangan mereka memanjang di belakang. Dari awal hingga akhir, Tang San tidak mengucapkan sepatah kata pun pada Xiao Wu, dia hanya menyisir kembali kuncir rambutnya.
Saat akhirnya menyelesaikan semua ini, barulah dia memutar tubuh Xiao Wu kembali, memandangi matanya yang telah berkabut air mata. Tang San menempelkan dahinya pada dahi Xiao Wu, berbisik lembut: "Sayang, aku mencintaimu."
Seluruh tubuh Xiao Wu gemetar, dia merangkul erat pinggang Tang San, menempelkan wajahnya dengan kencang di dadanya. "Jika benar kau mencintaiku, biarkan aku selamanya bersamamu. Hasilnya takkan berubah, biarkan aku menyaksikanmu."
Tang San tertegun sejenak. Dia tahu Xiao Wu sudah memahami apa yang akan dilakukannya, dan lebih lagi, betapa teguhnya tekad gadis itu. Awalnya dia ingin memindahkannya ke ruang sementara. Tapi Xiao Wu telah menyatakan dengan jelas - apapun yang terjadi, hasilnya takkan berubah.
Pada akhirnya, Tang San tidak melakukannya. Hidup dan mati bersama, itulah janji yang telah mereka ikat.
Dengan mengecup lembut dahi Xiao Wu, tubuh Tang San berubah menjadi kilatan biru yang meluncur pelan dari pelukannya. Persis di saat yang sama, dua sosok perlahan terbang meninggikan diri dari markas Kekaisaran Wuhun di kejauhan.
"Tang San?" Saat Dewa Raksasa Penghancur dan Dewa Malaikat melihat siluet biru yang terbang dari puncak Gerbang Jialing, mereka terpaku. Bahkan hati gelap Bibi Dong pun sempat bergetar. Ya, Dewa Laut telah kembali. Dia pasti akan kembali menantang Dewa Malaikat dan Dewa Raksasa Penghancur. Oscar dan Ning Rongrong telah kehilangan Soul Power sementara, tak mungkin ada kesempatan kebangkitan lagi. Pertarungan ini akhirnya akan menjadi pertempuran terakhir.
