Saat melontarkan Tang San, tubuh Bibi Dong juga terguncang. Dengan suara "wuaaah", dia memuntahkan darah berwarna Ungu-hitam. Namun semua yang menyaksikan pertarungan di puncak Gerbang Jialing paham, akhir pertempuran ini sudah ditakdirkan.
Tubuh Tang San terlempar di udara, kilatan listrik Ungu terus menyambar-nyambar di sekujur tubuhnya. Kebencian mengerikan terus menggempur kekuatan ilahi-nya, memaksanya mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengusir aura jahat itu perlahan melalui kekuatan ilahi yang lebih tinggi dari Bibi Dong. Saat ini, Kekuatan Tempurnya telah merosot ke titik terendah. Sementara Qian Renxue yang melihat Bibi Dong muntah darah, sudah mengayunkan Pedang Suci Malaikat dan melesat memburu dengan jejak bayangan merah-emas. Tang San sama sekali tak punya sisa tenaga untuk menahan serangan ini. Dewa Laut tak punya kesempatan melawan gabungan sempurna Dewa Malaikat dan Dewa Raksasa Penghancur. Mampu melukai parah Bibi Dong lagi, itu sudah menjadi keajaiban yang berhasil diciptakan Tang San.
Pada saat ini, sebuah siluet merah muda tiba-tiba muncul dari udara dan tiba di sisi Tang San. Dia tidak mencoba menghalangi Qian Renxue, hanya membentangkan kedua lengannya dan memeluk tubuh Tang San yang masih dipenuhi kilatan energi Dewa Raksasa Penghancur. Punggungnya menghadapi Pedang Suci Malaikat yang akan segera datang.
Gerakannya sangat cepat tanpa keraguan sedikit pun, bahkan di hadapan kecepatan serangan Dewa Malaikat sekalipun, dia berhasil memeluk Tang San tepat sebelum Pedang Suci Malaikat menyambar.
Melihat kemunculan orang ini, Qian Renxue tiba-tiba membeku. Itu dia, Xiao Wu, satu-satunya wanita yang dicintai Tang San. Saat ini, pikiran aneh tiba-tiba muncul di benak Qian Renxue. Andai saja dia dan Tang San bukan musuh melainkan kekasih, akankah dia bisa seperti Xiao Wu yang menggunakan tubuhnya sendiri sebagai perisai untuk Tang San saat menghadapi serangan mematikan? Pada detik ini, dia akhirnya mengerti mengapa Tang San selalu meremehkannya, dan mengapa hatinya hanya tertuju pada sang kekasih.
Api kecemburuan berkobar dahsyat. Qian Renxue menjerit keras sambil mempercepat ayunan Pedang Suci Malaikatnya. Api sejati matahari yang dahsyat membelah angkasa, menusuk langsung ke punggung Xiao Wu. "Jika kau ingin mati bersamanya, aku akan memenuhi keinginanmu!"
Sebenarnya, sejak Xiao Wu melihat persekutuan sejati antara Qian Renxue dan Bibi Dong, dia sudah mempersiapkan diri. Dia terus menanti saat-saat ini tiba. Bagaimana mungkin dia bisa muncul di depan Tang San dengan timing yang tepat tanpa persiapan?
Merangkul Tang San erat-erat, membiarkan energi dewa Raksasa Penghancur yang masih tersisa di tubuh Tang San menyusup ke tubuhnya, Xiao Wu tidak melakukan perlawanan sama sekali karena perlawanan sudah tidak ada artinya. Pandangannya hanya tertuju pada Tang San, memandangnya dengan kelembutan tak terbatas. Seolah berkata padanya: Kakak, bisa mati bersamamu, aku sudah puas.
Melepaskan trisula emas, Tang San tidak mencoba memutar tubuh Xiao Wu, melainkan ikut merangkulnya. Hasilnya sudah tidak bisa diubah, meski hatinya dipenuhi ketidakrelaan, dia sudah berusaha maksimal menggunakan semua kemampuannya. Karena takdir ini tak terelakkan, yang ingin dilakukannya sekarang adalah bersama sang kekasih hati - baik hidup maupun mati. Keputusan ini sudah dibuat sejak dia terbang keluar Gerbang Jialing tanpa menempatkan Xiao Wu di ruang sementara. Dia tahu, jika dirinya gugur, Xiao Wu takkan mau hidup sendirian. Karena dialah makna hidupnya. Sekalipun bisa memperpanjang napasnya sebentar, pada akhirnya dia akan menyusul. Maka ketika saat ini tiba, lebih baik mereka menuju akhirat bersama. Setidaknya takkan terpisah, selamanya. Untuk sang Ayah, Tang San hanya bisa mendoakannya bersama Ibu - setidaknya selain dirinya, Ayah masih memiliki Ibu sebagai pegangan hidup.
Saat ini, baik Tang San maupun Xiao Wu hanya saling memandang satu sama lain. Pedang Suci Malaikat yang datang menghantam dan hendak membakar mereka sepenuhnya sama sekali tidak mereka hiraukan. Di hati mereka berdua bergema kalimat yang sama:
Bila tak bisa lahir di tahun, bulan, dan hari yang sama, biarlah mati di tahun, bulan, dan hari yang sama.
Boom—, Pedang Suci Malaikat tepat menghunjam tubuh Xiao Wu. Serangan tingkat dewa yang dipenuhi api kecemburuan Qian Renxue ini meledak tanpa ampun di tubuhnya. Meski terhalang Xiao Wu, pedang ini tetap bisa dengan mudah menembus tubuh Tang San yang pertahanannya sudah habis, menghabisi mereka dari dunia. Saat semua bayangan ini sudah terlintas di pikiran Qian Renxue, dan hatinya mulai merasa hampa, di bawah Hu Liena yang kembali bersujud sambil menangis histeris, perubahan tak terduga terjadi.
Saat Pedang Suci Malaikat menyentuh punggung Xiao Wu, tiba-tiba lapisan cahaya merah menyala-nyala meledak dari tubuhnya. Panas menyala api matahari itu sepenuhnya terhalang.
Qian Renxue kaget, segera menambah tenaga dan menyuntikkan seluruh energi dewanya ke dalam Pedang Suci Malaikat.
Namun, pada saat itu, cahaya merah yang tiba-tiba muncul itu sepenuhnya melepas diri, berubah menjadi pusaran merah raksasa yang menyapu tubuh Tang San dan Xiao Wu. Cahaya merah yang mengerikan itu dalam sekejap menghancurkan api sejati matahari Qian Renxue, sementara Getaran balik yang dahsyat melontarkan tubuhnya ke belakang.
Sss——Energi Dewa Raksasa Penghancur yang sebelumnya menempel pada tubuh Tang San dan menggerogoti tubuh Xiao Wu tiba-tiba lenyap bagai dimurnikan. Tatapan penuh tekad membaja antara Tang San dan Xiao Wu yang awalnya sudah pasrah pun berubah menjadi ekspresi terkagum-kagum.
Tang San tiba-tiba merasakan tubuh yang dipeluknya bukan lagi Xiao Wu, melainkan seperti bara api yang membara. Panas yang menyengat itu bahkan melebihi api sejati matahari Qian Renxue. Sebaliknya, Xiao Wu justru merasakan hawa dingin yang sebelumnya tertidur dalam tubuhnya tiba-tiba meledak bagai tersulut sesuatu. Ledakan dahsyat yang belum pernah dialami sebelumnya menyebar ke setiap inci kulitnya, membuatnya sama sekali tak bisa bergerak.
Warna merah menyelimuti tubuh Xiao Wu. Hanya sekejap mata, seluruh pakaiannya lenyap tak berbekas. Tubuhnya berubah bagai logam berpijar, cahaya merah yang menyilaukan membuat mata Tang San berkunang-kunang. Tapi bagaimana mungkin ia melepaskan Xiao Wu? Sekalipun harus terbakar sampai mati, ia akan tetap memeluk erat-erat kekasihnya.
Fenomena ajaib ini pun terjadi di depan Gerbang Jialing. Di bawah sorotan mata ribuan pasukan, tubuh Xiao Wu yang memerah secara perlahan mulai menyatu ke dalam tubuh Tang San. Persis seperti sepotong logam berpijar yang terhempas membekas ke dalam tubuh Tang San.
Bibi Dong yang telah stabil posisinya segera melesat mendekati Qian Renxue. Qian Renxue menoleh dengan wajah penuh keheranan, matanya memancarkan pertanyaan. Ia sama sekali tak paham dari mana asal energi cahaya merah ini, bahkan mampu menahan serangan tingkat dewa-nya.
Namun saat melihat ekspresi wajah Bibi Dong, hati Qian Renxue langsung ciut. Wajah mengerikan Bibi Dong yang semula berwarna hijau pucat kini berubah pucat sepenuhnya. Tubuhnya gemetar halus. Aliran udara ungu-hitam yang terkonsentrasi dari segala arah menjadi kacau balau, seolah ditolak oleh kekuatan tak terlihat yang mencegahnya mendekati tubuh Bibi Dong.
Meski tak mengerti situasi, Qian Renxue bereaksi cepat. Ia menarik tubuh Bibi Dong untuk mundur cepat-cepat, berpindah ribuan meter dalam sekejap. Firasatnya mengatakan perubahan ini terkait cahaya merah darah yang menyelubungi Tang San dan Xiao Wu.
“Tidak, ini tidak mungkin. Itu, itu adalah……” Suara Bibi Dong gemetar, meskipun tubuhnya telah pulih kemampuan menyerap kebencian dan aura jahat, namun melihat cahaya merah itu, rasa takut di matanya sama sekali tidak berkurang.
Di puncak tembok kota Gerbang Jialing, Master dan rombongan yang semula sudah putus asa membelalakkan mata. Menyaksikan pusaran konflik berwarna darah raksasa di tengah hampa, Xue Beng gemetar bertanya pada Master: "Penasihat Kekaisaran, ini, ini sebenarnya apa yang terjadi? Guru Beliau, dia..."
Master juga terdiam, "Aku tidak tahu. Tapi, ini mirip Teknik Penggabungan Hunwu. Hanya saja, bagaimana mungkin seseorang bisa menyatu dengan dewa? Apa sebenarnya yang terjadi?" Jelas terlihat, sebelum hari ini Tang San dan Xiao Wu sama sekali tidak mengetahui metode fusi seperti ini. Pusaran darah penuh aura misterius itu membuat Master merasakan bahaya yang sangat besar. Apakah ini keberuntungan atau malapetaka? Master tidak tahu. Menyaksikan pusaran darah di udara yang berputar semakin cepat, detak jantungnya telah mencapai kecepatan yang belum pernah dialami sebelumnya.
Tubuh Xiao Wu perlahan-lahan menyatu ke dalam tubuh Tang San. Panas menyala yang tak tertandingi itu bahkan tidak bisa dihalangi sama sekali oleh setelan Dewa Laut milik Tang San. Seolah-olah setelan Dewa Laut itu benar-benar tersaring.
Ekspresi Xiao Wu sangat aneh. Saat menyaksikan tubuhnya bersatu dengan Tang San, matanya justru perlahan menunjukkan sedikit kegembiraan.
"Kakak."
“Xiao Wu, apa sebenarnya yang terjadi? Apakah kamu melakukan ritual persembahan lagi padaku?” Tang San berusaha menolak kekuatan panas menyala ini, namun ia mendapati tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak. Bahkan setelan Dewa Laut di tubuhnya mulai hancur satu per satu menyatu ke dalam tubuhnya dan menghilang. Separuh bagian pinggang dan kaki Xiao Wu telah menyatu ke dalam tubuhnya, sensasi panas yang luar biasa ini membuatnya merasa seperti dirinya sendiri terbakar sepenuhnya.
“Tidak, aku sudah menjadi manusia. Bagaimana mungkin melakukan ritual persembahan lagi? Kakak, baru sekarang aku mengerti. Masih ingat Pedang Iblis Raksasa Pembunuh yang kuserao dulu? Bukan aku yang dipilihnya sebagai penerus warisan, melainkan aku dijadikan sarung pedangnya.”
Sarung pedang? Tang San menatap Xiao Wu dengan terkagum-kagum. Sebelum ia sepenuhnya memahami situasi, Xiao Wu tiba-tiba membentangkan kedua lengannya merangkul lehernya. Tubuh panasnya menyatu sempurna dengan ledakan Boom dalam suhu yang tak tertandingi, menyatu sepenuhnya dengan Tang San.
“Ahhh——!” Terstimulasi oleh derita hebat dan menghilangnya Xiao Wu dari pelukannya, Tang San menjerit marah ke langit. Aura berdarah yang tak tertandingi meledak hebat, pusaran konflik merah yang sebelumnya berputar kencang di sekitar mereka hancur berkeping-keping menjadi aliran udara merah yang langsung menyatu ke dalam tubuh Tang San.
Saat ini, dengan tubuh sebagai pusat gravitasi, segala sesuatu dalam radius kilometer berubah menjadi merah darah. Terlihat jelas aliran cahaya merah terus menyembur dari tanah dan menyatu ke dalam tubuhnya. Di permukaan tubuhnya berganti-ganti berkedip biru dan merah, setiap kali fluktuasi energi aneh ini meledak, akan memicu pancaran energi dahsyat dari tubuh Tang San.
" Dewa Rahsa." Bibi Dong akhirnya mengucapkan tiga kata ini. Meski tak ingin mengakui, cahaya merah dahsyat yang terpancar di hadapannya dan Qian Renxue memang berasal dari energi dewa Dewa Rahsa. Hanya energi Rahsa yang bisa membuatnya begitu ketakutan. Rahsa dan Raksasa sama-sama menguasai pembunuhan, namun Dewa Rahsa mengendalikan semua semangat pembunuh di dunia, sedangkan Dewa Raksasa Penghancur menguasai pembunuhan yang lahir dari kejahatan dan kebencian. Meski sama-sama Dewa Pembunuh, keduanya bertolak belakang. Jejak aura Dewa Rahsa adalah musuh alami sejati Dewa Raksasa, bahkan lebih mengerikan daripada penekanan oleh Dewa Cahaya.
Dengan analogi yang lebih langsung: Dewa Rahsa adalah Dewa Pembunuh Cahaya, sementara Dewa Raksasa adalah Dewa Pembunuh Kegelapan. Cahaya Rahsa adalah kemurnian mutlak, sedangkan kegelapan Raksasa adalah kekeruhan. Sebagai salah satu dari Lima Dewa Agung di dunia para dewa, Dewa Rahsa merupakan kedewaan terkemuka. Bagaimana mungkin Bibi Dong tidak merasakan ketakutan terhadap aura yang dipancarkannya ini?
“Apa yang kamu takuti? Dewa Rahsa pun bagaimana? Kita bisa membunuh Dewa Laut, tentu juga bisa membunuh Dewa Rahsa.” Qian Renxue menggenggam Pedang Suci Malaikat, sebagai penerus warisan Dewa Malaikat, dia tidak tahu seberapa mengerikannya Dewa Rahsa, jejak aura Dewa Rahsa juga tidak menekannya. Justru saat ini, dia lebih berani dibandingkan sang ibu di sampingnya.
“Tidak, itu bukan Dewa Rahsa biasa!” Bibi Dong menutup mata dengan perih, bahkan kini dia kehilangan keberanian untuk melarikan diri. Tekanan aura yang dihasilkan jejak Dewa Rahsa membuat semua kebencian dan aura jahat yang baru menyatu dalam tubuhnya bergolak hebat dan gemetar.
Sebelum Qian Renxue sempat bertanya, pemandangan di depan mata telah menjelaskan perkataan Bibi Dong.
Di sekitar tubuh Tang San berkilat-kilat kilat biru dan merah yang tidak stabil, bahkan matanya pun terus bergantian menyala merah dan biru. Wajahnya sudah mulai terdistorsi, jelas sedang menanggung kesakitan luar biasa.
Qian Renxue terkejut berkata: “Dewa Rahsa, Dewa Laut, Apa mungkin tubuh satu orang bisa menanggung energi dewa dua dewa? Tidak mungkin. Tak ada yang bisa melakukannya.”
Belum habis ucapan Qian Renxue, tiba-tiba tubuh Tang San bergetar hebat seolah ingin mengusir sesuatu dari dalam tubuh. Saat bergoyang, cahaya merah-biru itu tiba-tiba terpisah. Bayangan biru raksasa muncul di belakangnya, sementara tubuh aslinya telah berubah sepenuhnya menjadi merah.
Baju zirah merah itu jelas lebih besar dibandingkan baju zirah dewa milik Dewa Laut, Malaikat, dan Raksasa Penghancur. Pola hiasannya pun jauh lebih mempesona. Di tangannya, tergenggam sebuah palu raksasa dengan pola magis berkilauan yang perlahan meleleh dalam genggamannya. Cahaya merah menyilaukan disertai aura pembunuhan tak tertandingi meledak dahsyat. Cahaya merah dari palu yang meleleh itu mengkristal kembali, berubah menjadi pedang besar sepanjang 2 meter yang tiba-tiba muncul di genggaman Tang San.
Mata Tang San berubah menjadi merah tua. Baju zirah berwarna darah ini dipenuhi pisau-pisau merah dengan duri tajam di hampir setiap sudutnya. Tekanan tak kasat mata yang belum pernah dialami sebelumnya membuat semangat pertarungan Qian Renxue yang awalnya berkobar-kobar langsung diintimidasi sepenuhnya. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa Tang San di hadapannya ini jauh lebih mengerikan dibanding Tang San sebagai Dewa Laut.
Sementara bayangan biru yang muncul di belakang Tang San tidak sepenuhnya samar-samar. Wajaknya bisa dikenali jelas sebagai Tang San juga, mengenakan baju zirah dewa malaikat biru sambil memegang trisula Dewa Laut berwarna biru. Meski bukan dalam keadaan keemasan sebagai bentuk terkuat Dewa Laut, bayangannya yang bertumpuk di belakang Tang San berwarna darah itu tetap memancarkan tekanan yang jauh lebih besar.
"Ini... ini..." Suara Qian Renxue mulai gemetar.
Tang San berwarna darah, atau bisa disebut Tang San Dewa Rahsa, perlahan mengangkat kepalanya. Mata berwarna darah yang dingin tanpa jejak emosi mengunci lawan Bibi Dong dan Qian Renxue, "Terkejut? Aku beri tahu jawabannya, ini adalah teknik fusi sempurna kami - Koeksistensi Dua Dewa milikku dan Xiao Wu."
Benar, ketika tubuh Xiao Wu menyatu sepenuhnya ke dalam tubuh Tang San, energi Pedang Iblis Raksasa Pembunuh yang diserap Xiao Wu bersatu dalam sekejap dengan energi dewa Raksasa Pembunuh yang dimiliki Hammer Haotian milik Tang San. Penyatuan ini kemudian menyatu dengan kekuatan ilahi Tang San sendiri, melahirkan Teknik Penggabungan Hunwu sempurna yang tak tertandingi di depan mata.
Jika teknik penggabungan Hunwu Ning Rongrong dan Oscar adalah perpaduan paling sempurna dari Ahli Jiwa bantuan, maka penggabungan tingkat dewa yang berhasil diselesaikan Tang San dan Xiao Wu dalam situasi genting ini adalah fusi ilahi sejati.
Sebenarnya, dalam tingkat tertentu, penggabungan Tang San dan Xiao Wu harus berterima kasih pada Bibi Dong. Energi ilahi Raksasa Penghancur milik Bibi Dong yang menyerang tubuh Xiao Wu secara penuh memicu ledakan kekuatan Raksasa Pembunuh, sehingga memungkinkannya menyelesaikan fusi sempurna tingkat dewa dengan Tang San dalam sekejap. Fusi level ini bahkan tak bisa dihentikan oleh dewa sekalipun, inilah alasan mengapa serangan Qian Renxue sebelumnya sia-sia.
Andai bukan karena stimulasi energi Dewa Raksasa Penghancur dari Bibi Dong, Pedang Iblis Raksasa Pembunuh dalam tubuh Xiao Wu tetap akan terpicu. Namun jika itu terjadi saat serangan Qian Renxue, apakah Xiao Wu bisa menyatu sepenuhnya masih dipertanyakan. Meski kekuatannya mencapai level 96, mampukah menanggung serangan tingkat dewa yang sedemikian dahsyat?
Dua dewa hidup berdampingan, diucapkan hanya empat kata sederhana. Tapi untuk benar-benar mencapainya, tidak hanya di dunia manusia, bahkan di dunia para dewa sejati pun ini merupakan fenomena unik. Kekuatan Raksasa Pembunuh yang luar biasa dahsyat perlahan menyebar dari tubuh Tang San. Bibi Dong dan Qian Renxue bahkan tak lagi bisa melihat Gerbang Jialing, yang terlihat hanyalah hamparan merah darah di depan mata.
Pedang Iblis Raksasa Pembunuh perlahan terangkat. Tatapan berwarna darah Tang San mengikuti dari gagang pedang hingga ke ujung mata pedang. Saat ini, pemahamannya telah sempurna. Proses penggabungan sempurna antara dirinya dengan Xiao Wu benar-benar mustahil untuk diduplikasi. Pertama, Xiao Wu pernah melakukan ritual persembahan untuk menyelamatkannya, menjadi bagian dari tubuhnya. Setelah Xiao Wu dihidupkan kembali melalui usaha Tang San, hubungan batin terbentuk karena pernah menyatu sepenuhnya. Inilah pertanda awal Penggabungan Hunwu 100%. Saat tubuh Xiao Wu menyatu dengan Pedang Iblis Raksasa Pembunuh, energi yang terkandung dalam pedang tersebut serta ujian Dewa Rahsa yang dikerjakan selama bertahun-tahun oleh kakek buyutnya Tang San, Tang Chen, juga ikut menyatu ke dalam tubuh Xiao Wu. Namun, Xiao Wu sendiri tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan energi ini. Karena dia tidak pernah mendapat pengakuan dari Dewa Rahsa, inilah alasan mengapa Xiao Wu mengatakan pada Tang San di awal proses penggabungan bahwa dirinya hanyalah sarung pedang bagi Pedang Iblis Raksasa Pembunuh. Sejak pedang iblis memasuki tubuhnya, senjata legendaris ini telah menunggu dengan tenang menggunakan tubuhnya sebagai pembawa.
Memang benar seseorang hanya bisa mewarisi satu Kedewaan. Namun dengan penyatuan melalui tubuh Xiao Wu, Haotian Hammer milik Tang San menjadi kunci untuk menggerakkan energi dewa Rahsa, sementara tubuh Xiao Wu berperan sebagai pembawa Pedang Iblis Raksasa Pembunuh. Inilah yang memunculkan fenomena Turunnya Dewa Rahsa dan koeksistensi Dua Dewa.
Saat ini, Dewa Rahsa yang turun berbeda dengan Teknik Penggabungan Hunwu Oscar dan Ning Rongrong. Ini adalah Dewa Rahsa sejati. Tang San sendiri adalah dewa, dan telah membangkitkan energi dewa Rahsa. Selama dia mau, kondisi seperti ini bisa dipertahankan selamanya. Tentu saja, Xiao Wu juga harus terus menyatu dalam tubuhnya. Tang San juga bisa membatalkan kondisi ini kapan saja. Inilah penggabungan sempurna, keterampilan ilahi kuat tanpa efek samping.
Cahaya samar berkelip, wajah Tang San memancarkan aura dingin. Pedang Iblis Raksasa Pembunuh diarahkan ke depan, sinar iblis berwarna darah meletus seketika. Hanya bayangan Dewa Laut di belakangnya yang memiliki warna berbeda.
Bibi Dong dan Qian Renxue saling memandang. Kedua ibu-anak ini merasakan ketakutan luar biasa, terutama Bibi Dong yang aura-nya sepenuhnya diintimidasi. Dewa Raksasa Penghancur di hadapan Dewa Rahsa ternyata hanya bisa gemetar. Apalagi kondisi Tang San saat ini menyatukan dua dewa, bahkan seandainya hanya ada Dewa Rahsa saja, dia tetap tidak bisa membangkitkan mental untuk melawan.
"Bertarunglah sampai mati! Dia takkan mengampuni kita." Qian Renxue berteriak kencang, Pedang Suci Malaikat di tangannya menunjuk langit. Kekuatan malaikat yang dahsyat meledak tiba-tiba, api sejati matahari menyapu ke bawah. Di bawah tekanan luar biasa, dia malah mengalami breakthrough lagi. Seluruh tubuhnya benar-benar menyatu dengan api matahari itu, bukan lagi malaikat matahari hasil pecahan baju zirah dewa, tapi malaikat matahari yang berubah wujud dari tubuh aslinya. Dengan membawa aliran cahaya merah-emas, dia langsung menubruk Tang San.
"Pada saat ini, Qian Renxue merasa sangat tenang dalam hatinya, bahkan sudah melupakan kehidupan-kematian dan kemenangan-kekalahan. Dalam kondisi ini, kekuatan ilahi Malaikat-nya dan matahari malaikat yang terbentuk dari tubuh asli mencapai kesesuaian yang belum pernah dialami sebelumnya. Malaikat merah-emas raksasa itu hampir langsung muncul di hadapan Tang San sang Dewa Rahsa.
Bibi Dong langsung bereaksi saat mendengar teriakan Qian Renxue. Putrinya benar - saat ini mereka tidak tahu seberapa besar kekuatan sebenarnya Tang San. Tapi bagaimanapun juga, dia tidak akan membiarkan mereka pergi. Dengan mengerahkan semua kekuatan, mungkin masih ada kesempatan. Lagi pula, sejauh mana dua dewa yang hidup berdampingan ini bisa bertahan tetap menjadi misteri.
Api hijau pucat kembali meledak. Sabit Raksasa Penghancur membakar seluruh tubuh Bibi Dong. Dengan serangkaian bayangan hijau pucat dan energi dewa yang lebih unggul, dia langsung menyusul Qian Renxue. Dari kiri dan kanan, mereka menyerang Tang San secara bersamaan. Kali ini, mereka tidak memancarkan energi keluar, melainkan sepenuhnya menginternalisasikan energi dewa dalam tubuh asli, melancarkan serangan energi dewa terkuat.
"Masih belum sadar juga kalian?" Menghadapi serangan Dewa Raksasa Penghancur dan Malaikat, mata Tang San tetap tenang bagai sumur kuno tanpa riak. Pedang Iblis Raksasa Pembunuh di tangannya tiba-tiba berubah merah darah. Semburat merah terang menyala-nyala langsung meledak keluar.
Boom—, kilatan pedang berwarna darah itu tepat mengenai Pedang Suci Malaikat milik Qian Renxue. Seketika, energi dewa yang sepenuhnya terinternalisasi dan telah mencapai breakthrough kembali ini membuat seluruh tubuh Qian Renxue bergetar hebat bagai tersengat listrik. Sosok Malaikat Matahari yang terbentuk dari tubuhnya, cahaya merah-emasnya padam total. Dirinya sendiri terlontar bak meteor emas.
Hanya dengan serangan energi saja mampu menghancurkan Qian Renxue dalam kondisi puncaknya, betapa dahsyat energi dewa ini? Sebagai salah satu dari Lima Dewa Agung di dunia para dewa, kekuatan Dewa Rahsa memang luar biasa.
Di saat yang sama, Sabit Iblis Raksasa Penghancur milik Bibi Dong telah muncul di atas kepala Tang San. Menukik dari langit dengan api hijau pucat yang menyilaukan, menghunjam ke bawah.
Tang San mengeluarkan hening dingin. Tubuhnya berputar setengah lingkaran di tempat, Pedang Iblis Raksasa Pembunuh yang tadinya mengarah ke depan kini berubah menjadi tebasan ke atas. Cahaya merah darah muncul membentuk kipas. Setelah memukul mundur Qian Renxue, gerakan yang mengalir bak air terjun ini berhasil menahan Sabit Iblis Raksasa Penghancur milik Dewa Raksasa Penghancur Bibi Dong.
Gelombang merah yang bergelora, aura pembunuhan tak berujung, dalam sekejap kekuatan ilahi ini membuat aura dendam dalam tubuh Bibi Dong hancur berkeping. Api hijau pucat pada Sabit Iblis Raksasa Penghancur pun memudar. Saat warna hijau ini bersentuhan dengan cahaya merah Pedang Iblis Raksasa Pembunuh, di tengah hampa udara seolah ribuan arwah penasaran menjerit pilu. Seluruh tubuh Bibi Dong diwarnai lapisan cahaya merah.
Gerakan Tang San tidak berhenti, Pedang Iblis Raksasa Pembunuh mengarah ke generasi berikutnya, empat kata dingin keluar dari mulutnya, "Raksasa Pembunuh, Pengadilan."
Benar, sebagai Penegak hukum dunia para dewa, Dewa Rahsa memiliki kemampuan untuk mengadili sebagian besar Kedewaan, Dewa Raksasa Penghancur juga tidak terkecuali. Enam cahaya merah mekar bagai bunga bermekaran.
Dalam jeritan kesakitan, tubuh Bibi Dong seketika dipenuhi kilatan listrik merah. Meskipun ia telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk menghalau dengan Sabit Iblis Raksasa Penghancur-nya, bahkan jika berhasil menahan tubuh Pedang Iblis Raksasa Pembunuh, cahaya iblis yang terpancar dari pedang itu tak bisa dihalau. Cahaya merah yang paling ditakutinya telah merasuk ke dalam tubuhnya.
"Tang San, aku akan bertarung habis-habisan denganmu." Cahaya emas kemerahan kembali menyala, enam sayap di punggung Qian Renxue tiba-tiba meledak menjadi enam bola cahaya emas kemerahan yang menyilaukan, dengan paksa melepaskan energi dewa Raksasa Pembunuh yang membelenggunya, sekaligus menjadi pendorong yang melesatkan tubuhnya seperti peluru ke arah Tang San. Darah segar muncrat dari mulut Qian Renxue, Pedang Suci Malaikat kembali bersinar terang-benderang. Api sejati matahari kali ini benar-benar membakar tubuh Qian Renxue, ia bahkan rela membakar nyawanya sendiri untuk melepaskan serangan ini.
Melihat Bibi Dong bergumul dalam cahaya merah Pedang Iblis Raksasa Pembunuh, Qian Renxue tiba-tiba merasakan sakit hati yang menusuk, segera meluncurkan serangan ini tanpa mempedulikan konsekuensi. Menghadapi serangan seperti ini, bahkan Tang San yang telah berubah wujud menjadi Dewa Rahsa pun tak bisa menahan perubahan ekspresi wajahnya.
Dengan menggoyangkan Pedang Iblis Raksasa Pembunuh di tangannya, tubuh Bibi Dong segera dilemparkan menjauh. Sementara itu, dalam sekejap siluetnya berubah dari merah ke biru, bertransformasi menjadi Dewa Laut.
Memang benar, meskipun Tang San dan Xiao Wu telah menyelesaikan Teknik Penggabungan Hunwu, mustahil baginya untuk mengerahkan kekuatan Dewa Laut dan Dewa Rahsa secara bersamaan. Koeksistensi dua dewa merujuk pada kemampuannya mengendalikan kekuatan kedua dewa, namun hanya bisa mengontrol satu per satu dalam satu waktu. Meski demikian, ini tetap merupakan kemampuan yang benar-benar mengerikan. Perlu diketahui, Dewa Rahsa sendiri sejatinya lebih unggul daripada Malaikat dan Raksasa Penghancur, mampu sepenuhnya mengintimidasi mereka. Lebih lagi, Tang San bisa dengan instan beralih antara wujud Dewa Rahsa dan Dewa Laut. Ketika energi dewa yang satu mulai menipis, ia segera beralih ke yang lain untuk memberi kesempatan pemulihan. Bisa dikatakan, meski tak bisa menyerang dengan dua dewa sekaligus, kekuatan yang dimilikinya setara dengan dua dewa sekaligus. Bahkan dalam pertarungan satu lawan satu pun, ia bisa mengalahkan Qian Renxue atau Bibi Dong manapun.
Jika Dewa Laut yang pertama kali bertindak, mungkin Bibi Dong dan Qian Renxue masih punya sedikit kesempatan, karena energi dewa laut belum cukup untuk mengintimidasi mereka. Namun energi Dewa Rahsa sungguh terlalu mengerikan. Hanya dalam satu kali kontak, pasangan ibu-anak dewa ini sudah merasakan ketidakberdayaan total.
Tubuh Bibi Dong dilemparkan oleh Tang San, sehingga Dewa Malaikat Qian Renxue harus menghadapi Tang San sendirian yang telah berubah kembali menjadi Dewa Laut dalam kondisi terkuat sepenuhnya pulih.
Cahaya biru laut berubah menjadi ombak dahsyat yang bergelora, sinar biru itu seketika berubah menjadi keemasan. Menghadapi serangan Qian Renxue, lingkaran-lingkaran cahaya emas menyembur dari trisula Dewa Laut, tetap menggunakan teknik Gelombang Tak Tentu, menyambut serangan mati-matian Qian Renxue.
Boom——, dua siluet bertubrukan dengan keras. Qian Renxue terus meneriakkan lolongan panjang yang menusuk. Serangan ini bisa dibilang mengerahkan seluruh kekuatan terakhirnya. Bahkan Tang San yang telah kembali ke bentuk Dewa Laut dalam kondisi terbaik pun kesulitan menahan serangan ini.
Terlihat siluet keemasan Tang San terdorong mundur cepat-cepat di udara oleh Pedang Suci Malaikat Qian Renxue. Retakan mulai muncul di trisula emas di tangannya, api sejati matahari yang intens seolah ingin melelehkan Dewa Laut sepenuhnya.
Namun ketika Qian Renxue mengangkat kepala dan menatap mata Tang San, dia menemukan ekspresi Tang San tetap tak berubah, masih tenang seperti biasa.
“Matilah kau, matilah kau.” Qian Renxue berteriak histeris, api sejati matahari yang semakin membesar membakar roh dan nyawa tingkat dewa-nya meledak liar. Trisula emas di tangan Tang San mulai meleleh dalam energi gila ini, bahkan setelan Dewa Laut di tubuhnya juga menunjukkan tanda-tanda pelelehan.
Inilah seluruh kekuatan yang meledak ketika seorang dewa mempertaruhkan nyawa. Qian Renxue bagaikan orang gila, di dahinya, ikat kepala yang menopang posisi dewa malaikat telah hancur berantakan dengan suara Boom, bahkan cap malaikat kecil itu pun berubah menjadi titik-titik cahaya keemasan yang menyatu ke Pedang Suci Malaikat di tangannya.
Serangan ini, baik berhasil maupun gagal, dia tak mungkin lagi menjadi Dewa Malaikat. Dengan menghancurkan posisi dewanya sebagai harga, dia melancarkan serangan yang jauh melampaui kekuatannya. Tang San seolah benar-benar menghadapi seluruh matahari, menanggung gempuran gila api sejati matahari.
Trisula emas meleleh semakin parah, setelan Dewa Laut di tubuh Tang San juga telah sepenuhnya berubah menjadi sesuatu yang panas menyala. Tapi, tepat di saat ini, sepasang sayap raksasa di punggung Tang San tiba-tiba bergerak. Sayap ganda yang berevolusi dari delapan sayap ini terlalu besar, mengepak dari kedua sisi dan langsung membungkus tubuh Qian Renxue. Meskipun saat menyentuh Qian Renxue, sayap itu langsung terbakar oleh api sejati matahari. Tapi di detik itu juga, sejumlah besar api sejati matahari telah menempel pada dua helai sayap raksasa ini.
Boom—, sayap terpisah, bagian terkuat dari setelan Dewa Laut ini terlepas dari tubuh Tang San. Tapi, mereka juga secara paksa membawa pergi separuh dari api sejati matahari Qian Renxue yang mencapai lima puluh persen, melayang ke tengah hampa.
Cahaya keemasan menyilaukan meledak dari bekas trisula di dahi Tang San, tepat menyinari trisula Dewa Laut di tangannya. Bersamaan itu, permata belah ketupat di dada setelan Dewa Laut juga melepaskan pusaran keemasan raksasa. Keduanya menyatu, trisula emas kembali bersinar gemilang, pulih sepenuhnya ke puncak intensitas. Kedua tangan Tang San mencengkeram trisula emas raksasa ini, berat satu juta jin (≈500.000 kg) langsung terasa. Sisa api sejati matahari Qian Renxue pun musnah seketika, tubuhnya terlempar oleh guncangan. Namun bersamaan itu, setelan Dewa Laut di tubuh Tang San juga hancur berkeping-keping dan sirna di tengah hampa.
Mampu memaksa Dewa Laut dalam kondisi puncak hingga ke titik ini, Qian Renxue sudah cukup berbangga. Namun, kini dia bukan lagi Dewa Malaikat.
Biru dan merah berganti lagi. Saat tubuh Tang San kembali ke warna darah yang mengerikan, Pedang Iblis Raksasa Pembunuh telah berubah menjadi pelangi darah dahsyat yang langsung menyambar Qian Renxue yang terlempar. Kehilangan api sejati matahari dan baju zirah dewa malaikat, dengan hanya kesadaran yang tersisa, Qian Renxue hanya bisa menyaksikan cahaya merah itu membesar di hadapannya...
