Sebagai kompleks rumah murah, efisiensi penggunaan lahan di Kompleks Nan'an hampir mencapai batas maksimal. Setiap blok apartemen berbentuk seperti pilar beton raksasa persegi, dengan jarak antar gedung yang sama sekali tidak mempertimbangkan penyinaran matahari.
Rumah Luo Feng terletak di lantai 32 dari sebuah gedung apartemen setinggi 36 lantai.
"Ah Feng, malam ini ke klub bela diri?" Wei Wen berjalan menuju blok apartemen lain.
“Malam ini aku akan pergi mengajar les privat. Setelah selesai, mungkin mampir ke wuguan. Waktunya belum pasti, jadi jangan tunggu aku malam ini.” Luo Feng tersenyum sambil melambai, lalu menaiki tangga dengan cepat. Setiap langkahnya melompati empat anak tangga, lincah seperti macan tutul. Hanya dalam dua kedipan mata, dia sudah sampai di lantai dua.
Lantai tiga, lantai empat...
"Tap! Tap!"
Dengan lincahnya, Luo Feng yang sedang berlari menghindari penghuni lain yang sedang naik tangga.
"Ah Feng, pulang sekolah ya?"
"Iya, Paman Wang." Nafas Luo Feng tetap stabil. Sebagai murid senior wuguan, naik tangga secepat ini sama santainya seperti jalan-jalan.
Kompleks perumahan sederhana ini tidak dilengkapi elevator sesuai keinginan mayoritas penghuni. Pasang elevator berarti biaya sewa lebih mahal. Lagipula, bagi kebanyakan orang zaman sekarang, naik puluhan lantai tangga bukanlah hal berat.
Bagi mereka, memasang elevator di gedung tempat tinggal adalah kemewahan.
Apalagi harga listrik sangat mahal karena sumber energi 'sistem pertahanan' kota ini berasal dari tenaga listrik yang sangat dibutuhkan seluruh negara.
……
Lantai 32!
Di lantai 32 ini terdapat delapan unit rumah, salah satunya adalah rumah keluarga Luo Feng.
"Krek!" Kunci berputar, Luo Feng membuka pintu rumahnya.
"Kakak pulang ya?" Suara terdengar dari dalam rumah.
“Hm.” Luo Feng menutup pintu, pandangannya menyapu sekeliling, seluruh rumah langsung terlihat jelas. Rumahnya memiliki struktur satu kamar satu ruang tamu dengan luas 36 meter persegi.
Dia bersama adik serta ayah ibu, total empat anggota keluarga, tinggal di tempat seluas 36 meter persegi ini. Sejak mulai ingatan, mereka selalu tinggal di sini.
“Ahua, sedang baca buku apa?” Luo Feng berjalan ke balkon kecil.
Di balkon tersebut, seorang remaja kurus dengan kulit pucat sakit duduk di kursi roda, memegang buku berbahasa Inggris. Luo Feng melirik dan tersenyum: “Oh, tentang master investasi 'Price'? Bukannya Sang Dewa Saham 'Buffett' yang paling terkenal di antara para master investasi?”
Tentang investasi dan saham, Luo Feng sama sekali tidak paham.
“Teori Buffett tidak terlalu cocok untukku. Sedangkan teori dan pemikiran Price sangat dekat dengan beberapa gagasanku, bisa jadi referensi.” Remaja kurus itu menatap Luo Feng sambil tersenyum tipis.
“Lanjutkan membacamu.” Luo Feng tersenyum.
Tanpa sengaja, pandangan Luo Feng menyapu kaki adiknya, dadanya sesak... Di masa kecilnya, adiknya pernah ditabrak mobil hingga kedua kakinya hancur remuk dari paha ke bawah, menjadikannya penyandang disabilitas. Seorang difabel harus menghadapi tekanan sangat besar untuk bertahan hidup di masyarakat modern. Bahkan pendidikan formal pun harus ditempuh adiknya melalui pembelajaran jarak jauh via internet.
Kurangnya paparan sinar matahari dalam jangka panjang membuat wajah adiknya memucat dengan warna keputihan yang tak sehat.
“Dan… tidak punya banyak teman, membuat adik juga menjadi pendiam.”
“Gaji kerja Ayah Ibu tidak tinggi, harus menghidupi aku dan adik berdua, adik juga cacat… Beban keluarga terlalu berat, terpaksa tinggal di rumah susun ini.”
“Adik cacat, jarang bersosialisasi. Nanti cari istri pasti sulit. Siapa yang mau menikahi orang cacat yang kehilangan kedua kaki?”
“Aku harus mengubah nasib seluruh keluarga!”
Luo Feng bertekad dalam hati.
“Mengapa, aku menyukai Xu Xin diam-diam tapi tidak pernah mengejarnya, tidak pacaran?”
“Hukum mengatur, usia 18 tahun sudah bisa menikah, jadi banyak yang pacaran SMA, lulus langsung nikah. Yang tidak pacaran di SMA sangat sedikit. Kenapa aku tidak?”
“Karena, aku tidak punya waktu untuk membuang-buang waktu dengan pacaran! Keluargaku bukan orang kaya, tidak punya guru hebat untuk membimbing, semuanya harus kukerjakan sendiri.” Pandangan Luo Feng tertuju pada sofa tua di ruang tamu yang bisa dibentangkan menjadi tempat tidur, “Bertahun-tahun, empat anggota keluarga di rumah kecil ini, satu kamar tidur. Aku dan adik di kamar satu-satunya, Ayah Ibu selama ini selalu tidur di sofa ruang tamu…”
“Aku harus membuat orangtuaku, adikku, tinggal di rumah besar dengan lift.”
“Agar Ayah Ibu benar-benar bisa tidur di kasur besar.”
“Agar adik tidak perlu susah payah setiap kali turun lantai.”
“Rumah harus memiliki jendela besar dari lantai ke langit-langit agar sinar matahari bisa masuk sepenuhnya!”
Kalimat-kalimat ini tak terhitung berapa kali bergema dalam hati Luo Feng, karena itulah dia berusaha keras sejak kecil.
Jadi——
Dia menjadi satu dari tiga siswa di SMA Ketiga yang berjumlah 5.000 murid ini yang menyandang gelar 'Siswa Senior di Dojo'. Dari ketiganya, hanya dia yang berasal dari keluarga biasa. Dua lainnya adalah anak orang kaya.
……
“Cucur~~” Air dari keran terus mengalir, cepat memenuhi ketel listrik.
“Serr...” Setelah mencolokkan ketel, Luo Feng duduk di sofa sambil memeluk buku sejarah, terus menghafal poin-poin penting.
Tiba-tiba——
“Drip!”
Ketel air mendidih. Luo Feng meletakkan buku, menuang air ke termos. Lalu mengisi gelas plastik besar dengan air panas di meja.
“Tahun 2026 Masehi, terjadi 'Pertempuran Hongze' di Danau Hongze... Ya, tahun 2026.” Luo Feng mengingat-ingat peristiwa sejarah. Dari semua mata pelajaran akademik, matematikanya paling kuat. Tapi dia paling menyukai sejarah. Karena setiap membaca sejarah abad ke-21...
Dia selalu tertegun.
Ini adalah periode sejarah transformasi umat manusia!
“Ahua.” Luo Feng menghampiri adiknya.
“Ada apa, Kak?” Adiknya Luo Hua meletakkan buku yang sedang dibaca.
“Di buku ini ada total 139 poin penting, sudah saya garisbawahi. Kamu tanya saja.” Luo Feng menyerahkan buku sejarahnya. Adiknya Luo Hua tersenyum menerimanya: “Oke, jarang ada kesempatan menguji kakak. Dengarkan baik-baik, saya akan mulai bertanya. Kalau salah jawab, malu lho.”
“Tanyakan saja.” Luo Feng tersenyum duduk di sofa.
“Siapakah pahlawan yang tewas heroik setelah membunuh ‘Naga Berkepala Harimau’ di tepi Sungai Yangtze, menyelamatkan ratusan ribu warga dan memindahkan mereka ke Pangkalan Jiangnan? Dari mana asalnya? Usia saat wafat? Tanggal kejadian detail?” Luo Hua membalik halaman lalu mengajukan pertanyaan.
“Yang gugur secara heroik adalah ‘Dong Nanbiao’ yang dianugerahi Medali Pahlawan Bintang Empat secara anumerta. Asalnya dari Taixing, Jiangsu. Wafat di usia 39 tahun. Tanggal kejadiannya sekitar tahun 2018...” Luo Feng mengerutkan kening.
Luo Hua mengejar: “Tanggal pastinya, bulan dan hari tahun 2018 berapa?”
“Hmm, sepertinya...” Luo Feng ragu-ragu, “Mungkin 18 Juni?”
“Haha, pertanyaan pertama langsung salah.” Luo Hua menggeleng, “Dong Nanbiao yang dapat Medali Bintang Empat memang asal Taixing Jiangsu, wafat 39 tahun, tapi tanggal persisnya 16 Juni 2018.”
“Ah!”
Luo Feng menepuk dahinya, “Sering tertukar 16 dan 18. Tanya lagi.”
“Baik, dengarkan baik-baik, pertanyaan kedua.” Adik Luo Hua terlihat antusias, “Tahun 2023 Masehi, di...”
……
Kedua bersaudara ini saling tanya-jawab, waktu berlalu dengan cepat.
“Aku sudah menanyakan setengah dari buku ini. Ada 68 pertanyaan, kamu benar 63 dan salah 5.” Adik Luo Hua menoleh melihat jam dinding, “Orang tua sebentar lagi pulang, aku akan ajukan satu pertanyaan terakhir, sisanya next time.”
“Pertanyaan terakhir? Oke, silakan.” Luo Feng memusatkan perhatian.
“Ini pertanyaan paling mendasar. Coba jelaskan kembali peristiwa utama ‘Periode Nirwana Besar’.” Kata Luo Hua.
Ekspresi Luo Feng menjadi serius. Sejarah Periode Nirwana Besar merupakan babak terpenting perubahan umat manusia: “Awal abad 21, serangkaian wabah virus melanda global. Dari flu virus SARS tahun 2003 Masehi, lalu flu H1N1 tipe A tahun 2009, hingga tahun 2013 muncul virus R yang lebih ganas. Virus R bermutasi menjadi lebih dari 20 varian selama penyebarannya, mempersulit penanganan wabah. Semua negara di dunia mencatat kasus kematian.”
“Seiring upaya penanggulangan, pandemi akhirnya terkendali.”
“Tapi pada Januari 2015 Masehi, virus R mengalami mutasi terganas yang disebut virus RR!”
“Varian R dari masa lalu menyebar melalui cairan tubuh, beberapa varian bisa menular via air, tapi daya tahan di air sangat singkat. Namun—virus RR ini bisa menyebar lewat cairan tubuh DAN aliran air. Yang paling mengerikan... bahkan bisa menular melalui udara! Daya tahan di udara mencapai 3 jam yang mengejutkan!”
