“Begitu muncul, virus RR langsung menyebar ke seluruh dunia. Semua makhluk hidup... baik manusia maupun hewan, asal bernapas, terinfeksi RR virus.”
“Saat manusia menyadari keberadaan virus RR, semuanya sudah terlambat.”
“Tingkat kematian akibat infeksi RR virus sangat tinggi, mencapai hampir 30%. Hanya dalam 3 bulan, menurut statistik pasca-kejadian, selain banyak hewan mati, populasi global menyusut 2 miliar! Tiga bulan itu adalah mimpi buruk. Ilmuwan sedunia tak berdaya menghadapi virus ini!”
“Dari 5 miliar manusia yang selamat, antibodi alami muncul dalam tubuh mereka!”
“Setelah tiga bulan penuh mimpi buruk itu, dunia terbenam dalam kesedihan tak berujung.”
Luo Feng berbicara perlahan, “Dalam proses ini, 5 miliar penyintas menyadari tubuh mereka membaik: hampir setiap orang mengalami peningkatan kekuatan, kecepatan, aktivitas sel, dan elastisitas kulit lebih dari dua kali lipat! Orang biasa pun bisa memecahkan rekor angkat besi atau lari 100 meter sebelumnya.”
“Namun... bencana pun dimulai!”
“Manusia yang selalu hidup nyaman, kondisi fisiknya meningkat begitu banyak. Makhluk terbang dan hewan liar yang juga selamat dari virus RR, mereka selalu mengikuti seleksi alam. Perubahan fisik kali ini membuat peningkatan kemampuan berbagai jenis makhluk terbang dan hewan liar jauh lebih mengerikan daripada manusia. Bahkan sebagian monster mengerikan telah memiliki kecerdasan!”
“Pada September 2015, dimulai dengan serangan tak berujung makhluk laut, 'monster' hasil metamorfosis burung dan hewan liar mulai menyerang permukiman manusia!”
“Berdarah, gila!”
“Dalam perang manusia melawan monster, orang-orang terkejut menemukan bahwa senjata api yang selalu dibanggakan hanya efektif melawan monster tingkat rendah. Monster terbang dan monster darat yang kuat sama sekali tidak takut peluru dan meriam. Peluru yang mengenai mereka bahkan tidak bisa menembus sisik! Serangan rudal dengan mudah dihindari oleh monster dengan reaksi saraf cepat dan kecepatan tinggi.”
“Bahkan ketika manusia menggunakan serangan nuklir, akhirnya mereka terkejut menemukan...”
"Pertahanan monster terlalu kuat, hanya di area inti jangkauan serangan nuklir, banyak monster mati. Tapi di area penyebaran yang lebih luas, monster-monster tidak mati. Kekuatan nuklir jauh di bawah perkiraan manusia. Meski membunuh sejumlah monster, radiasi nuklir justru melahirkan makhluk lebih mengerikan di antara mereka. Yang paling terkenal adalah 'Serigala Langit Darah Iblis' yang muncul tahun itu. Serigala ini bahkan memiliki kemampuan terbang, membantai manusia lebih dari satu juta jiwa. Barulah manusia sadar... radiasi nuklir ternyata bisa menyebabkan mutasi pada beberapa monster! Menghasilkan makhluk yang sangat mengerikan."
"Di antara monster ada makhluk yang sangat menakutkan, sementara di pihak manusia muncul para petarung kuat! Serigala Langit Darah Iblis akhirnya dikalahkan oleh manusia super kuat yang juga bisa terbang, yaitu 'Dewa Petir' yang sekarang menduduki peringkat kedua internasional. Ia berhasil melukai parah monster itu sampai kabur."
"Para petarung ini di saat kritis menyelamatkan banyak warga biasa, membantu militer melawan gerombolan monster. Selama periode ini, muncul banyak kisah heroik yang mengharukan."
"Ilmuwan manusia Kro ※ Dersena, berdasarkan bahan bangkai monster dan logam 'Emas Biru' yang ditemukan di bulan, menciptakan paduan lebih keras dari berlian - Paduan Kro! Memberikan senjata mengerikan kepada petarung manusia yang bisa membelah bulu dan sisik monster."
Dalam pikiran Luo Feng, bagian sejarah yang tercatat dalam buku ini sangat jelas diingatnya.
“Dalam proses perang, sejumlah besar kota hancur.”
“Di tanah Tiongkok, negara segera membangun enam pangkalan darurat dan memindahkan populasi besar ke enam pangkalan tersebut. Dalam hal kekuatan... Negara kita dan India yang memuja yoga kuno memiliki jumlah manusia super kuat terbanyak! Sedangkan Amerika, Uni Eropa, dan Rusia unggul dalam teknologi.”
“Karena jumlah monster di laut tak terhitung, hampir semua negara kepulauan punah!”
“Hingga kini, lautan masih menjadi wilayah para monster.”
“Perang antara monster dan manusia, di Bumi hanya negara kita, India, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia yang mampu mempertahankan diri. Negara-negara lain sudah tercerai-berai. Pada momen kritis, dibentuklah Aliansi Bumi dengan lima negara inti ini! Pasukan gabungan Aliansi Bumi membantu membangun banyak basis manusia di seluruh dunia.”
“Perang antara monster dan manusia dimulai pada September 2015. Setelah senjata laser frekuensi ultra-tinggi berhasil dikembangkan pada Maret 2021 yang berhasil membunuh lebih dari sepuluh monster kelas S dan dua monster kelas SS, perang skala besar akhirnya berakhir.”
Luo Feng menghela napas pilu.
Perang selama lima setengah tahun yang mengerikan! Hampir satu miliar nyawa melayang. Hanya lima negara yang mempertahankan sistem 'negara', sementara penduduk negara lain mengungsi ke berbagai basis manusia dan hidup berdampingan.
Hingga kini——
Di daratan, manusia unggul. Tapi lautan masih dikuasai monster yang jumlahnya tak terhitung!
“Dari tahun 2013 hingga 2021, delapan tahun ini disebut sebagai Periode Nirwana Besar dalam sejarah manusia!” kata Luo Feng perlahan sambil duduk di sofa.
Dang~~dang~~dang~~dang~~dang~~
Bunyi loncang bergema di dalam ruangan.
Jam dinding berdentang lima kali, menandakan pukul lima sore.
“Periode Nirwana Besar.” Luo Hua juga menghela nafas, “Kak, jujur saja, aku benar-benar tidak bisa membayangkan, sebelum Periode Nirwana Besar, jumlah negara dan wilayah di dunia melebihi dua ratus. Berapa jumlah populasi saat itu? Hanya 7 miliar saja. Beberapa negara kecil benar-benar sangat kecil. Mungkin seekor monster kuat saja bisa menghancurkan negara kecil di masa itu.”
Luo Feng mengangguk: “Karena itu, sekarang di dunia hanya ada lima kekuatan besar dan 23 kota.”
Di seluruh bumi, terdapat lima negara besar——Tiongkok, India, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia Soviet. Serta 23 basis manusia yang terbentuk di berbagai wilayah seperti Amerika Selatan, Afrika, dan lainnya, yang disebut sebagai 23 kota!
Tiongkok memiliki total enam basis manusia, yang sekarang menjadi enam kota besar!
Rumah Luo Feng terletak di Distrik Yi’an, salah satu dari delapan kota satelit ‘Kota Yangzhou’ di Kota Jiangnan.
Seluruh Kota Jiangnan memiliki populasi hampir 200 juta. Sedangkan ‘Kota Yangzhou’ yang merupakan salah satu dari delapan kota satelit Jiangnan memiliki populasi lebih dari 10 juta. Basis manusia Kota Jiangnan pada masa lalu terutama dibentuk oleh migrasi besar-besaran penduduk dari bekas provinsi Jiangsu dan Zhejiang. Tentu ada juga sebagian penduduk dari bekas provinsi Anhui.
“Terlalu jauh ke belakang.” Adik Luo Hua menatap jam dinding, “Sekarang sudah tahun 2056 Masehi, Periode Nirwana Besar telah berlalu lebih dari 30 tahun. Dalam masyarakat manusia, berlatih di perguruan silat hampir menjadi kewajiban setiap orang. Masyarakat manusia sekarang jauh lebih kuat dibanding 30 tahun lalu.”
Luo Feng mengangguk.
Tiga puluh tahun, jumlah petarung kuat di antara manusia memang bertambah banyak, teknologi juga mengalami kemajuan. Namun, di antara para monster juga lahir banyak makhluk mengerikan.
……
“Krak!”
Pintu rumah terbuka, terlihat sepasang suami istri paruh baya masuk. Pakaian pria paruh baya itu basah oleh keringat dengan noda cat dan kotoran lainnya, seluruh tubuhnya terlihat lelah. Sedangkan wanita paruh baya itu bertubuh tidak tinggi, tangan kanannya membawa keranjang sayur berisi sayuran dan daging.
"Ayah, Ibu." Luo Feng segera berdiri. Pasangan ini adalah orang tuanya.
Ayah bernama Luo Hongguo, ibu bernama Gong Xinlan.
"Hehe, iya, Xiao Feng. Kamu lanjutkan belajarmu, jangan pedulikan ayah." Luo Hongguo tersenyum sambil berkata. Baginya, persiapan ujian masuk perguruan tinggi anaknya adalah hal terpenting.
Tatapan Luo Hongguo jatuh pada gelas plastik besar berisi air dingin di meja. Hatinya hangat - setiap pulang selalu ada persiapan air minum. Ia mengangkat gelas besar itu dan meneguknya habis sekaligus "glegar-glegur", lalu menghela napas lega.
"Cepat mandi, badanmu bau keringat," ibu Gong Xinlan tertawa.
"Haha." Luo Hongguo segera mengambil pakaian ganti menuju 'kamar mandi' sempit yang telah digunakan keluarga ini bertahun-tahun.
Gong Xinlan memandangi kedua putranya: "Xiao Feng, Xiao Hua, hari ini ibu masak daging merah kecoklatan untuk kalian!"
"Aku paling suka ini!" Adik Luo Hua langsung berseru.
Luo Feng juga tersenyum, melihat ibu mengikat apron dan pergi memasak makan malam. Dia sangat paham... Ibunya selalu membeli sayuran setelah pulang kerja sore karena harga lebih murah dibanding pagi, meski kesegaran bahan sudah berkurang. Melihat ke arah kamar mandi, Luo Feng bertekad dalam hati: "Aku harus secepatnya mendapatkan 'Gelar Petarung'. Nanti Ibu tak perlu lagi belanja sore-sore, Ayah juga tak perlu lagi mengerjakan pekerjaan kasar dan melelahkan di konstruksi."
Dalam hati...
Luo Feng selalu bermimpi bisa membuat orang tuanya beristirahat, menikmati cahaya matahari dan hidangan lezat dengan tenang.
"Xiao Feng." Ayahnya Luo Hongguo yang baru selesai mandi menghampiri, "Ayah ada hal yang ingin dibicarakan."
"Apa itu?" Luo Feng menatap ayahnya.
Luo Hongguo tersenyum: "Begini, Xiao Feng. Ayah belum pernah bertanya tentang rencanamu setelah lulus SMA. Bisakah kau ceritakan?" Dia jarang membahas ini karena tak ingin memberi tekanan, tahu anaknya selalu berusaha keras dan berprestasi.
Pertanyaan ini membuat ibu Gong Xinlan yang sedang memasak memperlambat gerakannya. Kedua orang tua sangat memperhatikan masa depan anaknya.
"Ayah, begini rencanaku."
Luo Feng langsung berkata, “Dengan nilai akademik saya, saya yakin tidak terlalu sulit untuk masuk ‘Sekolah Tinggi Militer Jiangnan Pertama’ melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Sekarang saya sudah mendapatkan gelar ‘Siswa Senior di Dojo’, di Sekolah Tinggi Militer Jiangnan Pertama nanti akan langsung dilatih sebagai perwira. Ayah Ibu juga bisa langsung pindah ke perumahan keluarga distrik militer.”
Menjadi tentara juga ada tingkatannya.
Sekarang Tiongkok memang merekrut tentara, tapi prajurit biasa tidak mendapat tunjangan besar. Jika di usia muda sudah menjadi ‘Siswa Senior Dojo’ dan bisa masuk ‘Sekolah Tinggi Militer Jiangnan Pertama’, itu setara dengan ‘mahir baik akademik maupun bela diri’. Negara pasti akan fokus membina, negara akan langsung mengalokasikan rumah di perumahan keluarga distrik militer.
Rumah untuk keluarga perwira tentu kondisinya 10 hingga 100 kali lebih baik daripada rumah susun sederhana ini.
“Bagaimana kalau tidak lulus ujian masuk Sekolah Tinggi Militer Jiangnan Pertama?” Luo Hongguo bertanya, “Xiao Feng, jangan terlalu menekan dirimu sendiri.”
“Di Kota Jiangnan ada dua sekolah tinggi militer unggulan. Meskipun gagal di ujian masuk sekolah pertama, masuk sekolah kedua pasti tidak masalah.” Luo Feng sangat paham dengan nilainya. Nilai ujian biasa selalu 50 poin di atas Batas Nilai Sarjana. Sedangkan sekolah kedua hanya membutuhkan nilai minimal sarjana.
Ujian masuk perguruan tinggi sekarang tidak lagi membedakan gelar sarjana S1 dan S2, hanya ada kategori sarjana dan diploma. Hanya ada satu batas nilai: di atas garis batas adalah sarjana, di bawahnya diploma.
“Di Akademi Militer Kedua, dengan status sebagai siswa senior di sekolah bela diri, kamu juga akan dilatih menjadi perwira. Perlakuan dan fasilitasnya tidak akan jauh berbeda.” Luo Feng tersenyum.
Bisa lulus ke universitas...
Dari sepuluh orang, hanya dua yang mampu melakukannya.
Tapi di antara siswa SMA, untuk mendapatkan gelar 'siswa senior sekolah bela diri', hanya satu dari ribuan orang yang berhasil.
"Baik, asal kamu yakin. Tapi Xiao Feng, jangan terlalu membebani diri. Aku dan ibumu hanya ingin hidup tenang." Luo Hongguo mengangguk pelan, "Kamu ini selalu menekan diri sendiri."
"Ah, tidak kok." Luo Feng terkekeh, "Aku tidak ada tekanan. Anak muda memang harus punya semangat."
Di bibirnya Luo Feng berkata begitu, tapi dalam hati berbisik: "Ayah, Ibu, Adik... Tunggu sampai ujian selesai. Kalian akan segera hidup enak. Begitu aku dapat gelar 'prajurit bela diri', kalian tak perlu kerja kasar lagi."
"Cepat ambil piring dan sendok, ambil nasi. Makan malam sudah siap!" Gong Xinlan tersenyum sambil mendesak.
"Siap!" Ayah Luo Hongguo bangun sambil tertawa dan pergi mengambil alat makan.
"Sayurnya harum sekali." Luo Feng mencium aroma panci sup sambil membantu mengangkat mangkuk.
"Aku mencium aroma daging merah! Wow~~" Adik 'Luo Hua' berseru gembira sambil menarik roda kursi rodanya mendekati meja makan.
Keempat anggota keluarga itu berkumpul dalam kehangatan.
