Setelah makan malam, Ayah Ibu mengajak adik ‘Luo Hua’ turun untuk jalan-jalan, sedangkan Luo Feng sendiri pergi mengajar les privat.
"Sekitar pukul enam sore, saat ini langit hampir gelap sepenuhnya."
"Pekerjaan mengajar privat ini juga harus berhenti sementara." Luo Feng bagaikan seekor macan tutul, dengan lincah dan cepat meliuk di antara gang-gang sempit. Di depannya ada jalan buntu, namun ia melompat setinggi lebih dari dua meter, tangan kiri menyentuh puncak tembok sesaat sebelum badannya berpindah ke gang lain.
Berlari kencang ini bisa dianggap sebagai pemanasan sebelum mengajar.
Saat ini kecepatan Luo Feng dipertahankan pada 15 meter per detik, atau setara 54 km/jam. Kecepatan ini bukan batas maksimalnya, tapi cukup untuk efek pemanasan.
Huu! Huu!
"Masih satu bulan lagi ujian masuk perguruan tinggi, sementara hentikan dulu les privat. Selama setengah tahun terakhir ini sudah dapat dua puluh ribu yuan." Tahun lalu baru memperoleh gelar 'Murid Senior', berkat gelar inilah ia mudah mendapatkan pekerjaan mengajar dasar gerak tubuh pada seorang remaja.
Gajinya seratus yuan per jam.
Setiap minggu mengajar lima hari, masing-masing satu jam di malam hari. Artinya, gaji bulanan sekitar dua ribu yuan lebih.
"Ayah bekerja keras seharian, gaji sebulan hanya dua tiga ribu yuan. Saya hanya mengajar privat satu jam, sudah dapat lebih tinggi dari ayah... Inilah perbedaan antara orang biasa dan murid senior perguruan bela diri. Dan jika saya bisa menjadi 'ahli bela diri', perbedaannya akan sangat mengejutkan." Mata Luo Feng menyipit, di depan gang sebuah truk sedang berbalik arah menghalangi jalan.
Namun Luo Feng tidak mengurangi kecepatan. Saat berlari ia tiba-tiba menendang tanah, melompat setinggi dua tiga meter, kemudian menginjak dinding gang dua kali berturut-turut sebelum melompat turun dan melanjutkan lari kencang.
Beberapa saat kemudian——
Luo Feng telah tiba di depan kompleks perumahan yang sepi.
"Ini baru tempat yang pantas untuk orang tua." Luo Feng berhenti, memandangi kompleks perumahan sepi itu. Kepadatan hunian di sini rendah, ada kolam buatan dan banyak tanaman hias. Bahkan di apartemen tinggi, setiap lantai memiliki taman udara.
Selain apartemen tinggi, ada juga rumah susun (townhouse).
Perlu diketahui——
Saat ini, Tiongkok memiliki enam basis utama alias enam kota metropolitan! Setiap kota berpenduduk sangat padat, seperti Kota Jiangnan yang hampir 200 juta jiwa. Alami saja, lahan sangat langka. 'Townhouse' dan 'rumah susun' sangat jarang dengan harga selangit. Sedangkan 'vila tunggal' yang lebih boros lahan harus membayar pajak kemewahan besar.
"Saya ke Blok 18 lantai 18 nomor 1." Luo Feng berdiri di gerbang kompleks memberi tahu satpam.
“Tunggu sebentar.” Satpam perumahan menekan nomor telepon video, kamera di sebelahnya langsung mengarah ke Luo Feng. Suara pemilik unit 1801 terdengar dari telepon video, “Ini Xiao Luo, biarkan dia masuk.”
“Baik, Tuan.” Satpam segera membuka jalan.
……
Satu jam kemudian, Luo Feng keluar dari kompleks perumahan.
“Hmm, les privat selesai. Mari ke dojo untuk melihat apakah kemampuan beladiriku meningkat akhir-akhir ini.”
……
Dojo Terbatas, dojo terbesar di Bumi yang didirikan oleh petarung terkuat dunia 'Hong'.
Berbagai cabang dojo tersebar di seluruh penjuru dunia.
“Bip!” Setelah menggesek kartu anggota di pintu utama dojo, Luo Feng memasuki area dalam.
Dojo Terbatas itu bagaikan monster raksasa yang menjulang. Luas areanya melebihi sebuah SMA. Pintu utamanya bisa memuat sepuluh mobil berjajar. Di dalam kompleks terdapat tiga bangunan raksasa berwarna perak yang bentuknya menyerupai tiga pesawat luar angkasa.
“Kakak senior!”
“Selamat pagi, Kakak senior.”
Di jalanan dan halaman dojo, terlihat banyak anggota dojo. Para murid ini langsung menunjukkan rasa hormat saat melihat kartu anggota tingkat lanjut yang tergantung di dada Luo Feng.
Tiga bangunan raksasa di dalam dojo masing-masing adalah gedung pelatihan untuk murid pemula, menengah, dan lanjutan.
Di lantai satu dan dua Gedung Pelatihan Murid Lanjutan terdapat aula besar yang masing-masing mampu menampung ribuan orang. Instruktur perguruan silat memberikan pelajaran di aula-aula ini. Total murid Dojo Batas mencapai sekitar 30-40 ribu.
Usia minimal menjadi murid adalah 16 tahun, sedangkan di atas 30 tahun dilarang mengikuti pelatihan untuk menghindari pemborosan sumber daya.
Seluruh murid senior di perguruan silat ini berjumlah ratusan orang. Kebanyakan berusia dua puluhan.
Sedangkan Luo Feng baru berusia 18 tahun.
“Halo, Kakak kelas.”
Luo Feng berjalan melewati sapaan-sapaan hormat menuju lantai tiga Gedung Pelatihan Murid Lanjutan, area eksklusif untuk murid senior.
Di lantai tiga terdapat aula latihan besar berukuran seratus meter panjang dan lebarnya, saat ini diisi sekitar belasan orang.
“Si Gila.”
“Si Gila, datang juga.”
Begitu memasuki aula latihan besar itu, belasan murid senior tersebut menyambutnya dengan hangat.
“Wang Ge, Kakak Yang, Kakak Li.” Luo Feng menyapa sambil tersenyum, merasakan kehangatan dari para kakak kelas ini. Seluruhnya berusia di atas 20 tahun, menjadikannya yang termuda. Total murid senior di Dojo Batas Distrik Yi’an sebenarnya lebih dari seratus orang, namun kebanyakan malas datang tanpa sesi pelatihan.
Kecuali mereka yang miskin dan tak punya fasilitas latihan pribadi, baru rajin ke aula latihan dojo.
Keluarga kaya umumnya memiliki ruang latihan privat.
Maka dari itu—
“Puluhan orang ini, hampir semuanya tinggal di rumah susun sederhana. Karena termasuk golongan miskin, mereka secara alami membentuk kelompok kecil yang kompak. Sementara Luo Feng, berkat kemarahannya yang berhasil mengalahkan tiga murid senior dari keluarga kaya secara berturut-turut, dijuluki 'Si Gila'.”
“Latihan selama setengah bulan ini, aku penasaran seberapa besar peningkatan kekuatanku.”
Luo Feng berjalan menuju 'Mesin uji pukulan' di sudut ruang latihan. Di sudut tersebut terpasang dua mesin uji pukulan secara paralel. Baik untuk 'Ujian Murid Menengah', 'Ujian Murid Senior', maupun 'Ujian Petarung', pengukuran kekuatan pukulan tetap diperlukan.
“Hiss, huu!”
Luo Feng menarik napas dalam-dalam perlahan, seluruh tubuhnya benar-benar rileks. Tiba-tiba matanya menyipit tajam, tubuhnya yang semula lesu berubah bagai singa yang menerkam. Tulang punggungnya melengkung seperti busur yang tegang, tenaga dari kaki mengalir ke pinggul, lalu melalui tulang belakang. Kepalan kanan Luo Feng melesat seperti peluru——
“Bam!” Kepalan kanannya menghantam target mesin uji pukulan.
Target bergetar hebat.
Layar mesin segera menampilkan angka——“809kg”.
“Gila, keren lu! Udah nembus 800 kilogram nih.” Seru pria berpostur 190 cm bertubuh kekar dengan bekas luka di wajahnya, sambil bertepuk tangan.
“Kakak Yang.” Luo Feng tersenyum, “Masih jauh di bawah Kakak Yang. Tolong bantu nyalakan Alat pengukur kecepatan.” Yang Wu, sang kakak kelas yang masuk tiga besar murid senior Dojo Batas ini masih memiliki kelemahan di bidang kecepatan, atau sudah lulus ujian calon pendekar.
Bagi murid senior yang ingin menjadi petarung,
Harus melewati dua tahap ujian—
Pertama adalah ujian fisik Petarung, yaitu ujian ‘calon petarung’. Setelah lulus, berarti secara fisik telah memenuhi standar menjadi Petarung. Saat ini sudah dianggap sebagai ‘calon petarung’.
Sedangkan ujian kedua ini adalah ‘ujian praktik petarung’.
Hanya memiliki fisik yang bagus tidak cukup untuk menjadi Petarung. Hanya dengan lulus dalam pertarungan nyata melawan monster, seseorang bisa mendapatkan gelar ‘Petarung’.
“Harus menguji kecepatan? Baiklah.” Yang Wu tersenyum sambil berjalan ke jalur lari di samping, lalu membuka Alat pengukur kecepatan.
“Klak!”
Alat pengukur kecepatan menyala, kamera mulai beroperasi.
“Hah, hah.” Luo Feng mengatur napasnya, berdiri di jalur lari sepanjang 60 meter. Area dekat Alat pengukur kecepatan adalah zona pengukuran kecepatan.
Luo Feng tiba-tiba mengerahkan tenaga!
Swoosh!
Hampir sekejap mata, Luo Feng langsung mempercepat ke kecepatan maksimum, kedua kakinya mengayuh dengan kuat, menghasilkan tenaga sprint yang kuat, membuatnya seperti anak panah yang melesat cepat sepanjang lintasan, membawa angin, "swoosh", Luo Feng melewati area alat uji kecepatan. Setelah itu, Luo Feng secara alami melambat dan berhenti.
"Berapa?" Luo Feng tersenyum mendekat.
"Wah, Si Gila, kamu lebih baik dari sebelumnya. Bagus, bagus." Kakak Yang heran melihat angka di layar alat uji kecepatan, berteriak, "Ayo lihat sendiri."
Luo Feng mendekat dan melihat angka di layar —— "23.8m/s".
"Lumayan."
Luo Feng tidak terlalu senang. Ujian fisik calon pendekar memiliki tiga tes: kekuatan (pukulan), kecepatan, dan reaksi saraf. Dalam reaksi saraf, bakat alaminya sudah memenuhi syarat dasar.
Tapi——
Garis lulus kekuatan pukulan: 900 kilogram!
Garis lulus kecepatan: 25 meter/detik! Setara 4 detik per 100 meter.
