"Meningkatkan kemampuan semakin sulit ke depannya," Luo Feng merenung. "Dari 23.8m/detik ke 25m/detik mungkin butuh 1 tahun. Kekuatan pukulan dari 809kg ke 900kg mungkin lebih lama lagi. Gelar 'Pendekar' mungkin baru bisa kudapat setelah masuk universitas."
“Jika, jika… Aku pingsan sekali lagi. Kemungkinan fisikku akan memenuhi syarat untuk menjadi seorang petarung.”
Tentu saja, 'pingsan' yang kumaksud bukan karena dipukul sampai tak sadarkan diri. Melainkan sakit kepala mencapai puncaknya, lalu pingsan.
Luo Feng memiliki keluhan sakit kepala.
Setiap hari terkadang kepalanya sakit sebentar, tapi biasanya ditahan-tahan saja sampai berlalu. Namun jika sakitnya mencapai puncak, ia akan pingsan!
Sejak kecil, Luo Feng total pernah pingsan dua kali.
Saat berusia 8 tahun, adiknya tertabrak mobil hingga kakinya patah. Waktu itu Luo Feng terlalu sedih, tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit, detak jantungnya juga luar biasa cepat. Aliran darah di seluruh tubuh mencapai kecepatan yang mengerikan, seolah jantungnya ingin keluar dari rongga dada, sampai akhirnya tidak tahan dan langsung pingsan.
Lalu saat berusia 12 tahun, ibunya sakit keras dirawat di rumah sakit. Luo Feng yang takut kehilangan ibunya sangat panik, kembali mengalami sakit kepala hebat disertai detak jantung yang luar biasa cepat, hingga pingsan lagi.
Dua kali pingsan ini pernah membuat keluarganya membawa Luo Feng ke rumah sakit untuk diperiksa, tapi sama sekali tidak ditemukan masalah. Bagaimanapun, sampai sekarang pun otak masih menjadi misteri medis yang sulit dipecahkan.
“Tapi, dua kali pingsan itu justru secara misterius meningkatkan kemampuan fisikku secara signifikan.” Luo Feng sangat antusias, “Usia 8 tahun dan 12 tahun, setelah sadar dari pingsan, kekuatan, kecepatan, dan reaksi sarafku meningkat drastis. Ini yang membuatku langsung lulus ujian Murid menengah saat baru masuk perguruan silat di usia 16 tahun, meraih gelar ‘Murid menengah’. Berkat dasar yang baik, di usia 17 tahun aku mendapatkan gelar ‘Murid senior’.”
“Jika aku bisa pingsan lagi sekali, pasti kekuatanku akan meningkat tajam lagi!”
Pingsan sebenarnya adalah mekanisme perlindungan diri tubuh, tidak sepenuhnya buruk.
Luo Feng sejak kecil menderita sakit kepala, namun setelah pingsan pertama kali di usia delapan tahun, ia menyadari bahwa intensitas sakit kepalanya berkurang setiap kali. Saat berusia dua belas tahun, setelah pingsan lagi. Sakit kepalanya kembali mereda secara bertahap.
"Dengan tren seperti ini, jika saya bisa pingsan sekali lagi. Kondisi sakit kepala seharusnya akan semakin ringan... Mungkin dengan pingsan satu atau dua kali, penyakit ini akan hilang selamanya." Luo Feng sangat berharap, karena setiap kali pingsan, sakit kepalanya membaik. Selain itu, kondisi fisiknya juga mengalami peningkatan signifikan.
Sayangnya...
Pingsan bukanlah hal yang bisa disengaja. Sejak kecil, ini hanya terjadi dua kali saja.
"Saat sakit kepala mencapai puncaknya, detak jantung juga akan berdegup kencang sekali."
Luo Feng menunduk melihat jam tangan di pergelangannya, sebuah jam dengan fungsi 'pengukur denyut nadi'.
"Tapi, bahkan saat berlari sekuat tenaga, detak jantung per menit tidak melebihi 120 kali." Luo Feng memandangi jamnya, "Seandainya detak jantungku bisa mencapai 200 kali per menit, itu akan bagus." Tanda sebelum pingsan adalah sakit kepala parah dan detak jantung yang sangat cepat.
Sayangnya——
Seberapapun kerasnya berolahraga, detak jantungnya tidak pernah cukup cepat untuk memicu sakit kepala hingga pingsan.
……
Di dalam ruang latihan bela diri, Yang Wu yang memiliki bekas luka pisau di wajahnya berdiri di depan mesin uji pukulan. Tanpa persiapan khusus, dengan santai ia menghujamkan kedua tinju ke arah target pukulan. Bum! Bum! Bum! Serangkaian suara pukulan rendah bergema, layar mesin uji pukulan menampilkan deretan angka——"956kg, 912kg, 936kg, 981kg……"
Yang Wu terus-menerus memukul puluhan kali baru berhenti.
Luo Feng yang menyaksikan di samping tak bisa menahan rasa kagum. Pukulan terkuatnya sendiri hanya 809 kilogram. Jika seperti Kakak Yang yang memukul terus-menerus dengan cepat, kekuatan setiap pukulan bisa melebihi 700 kilogram saja sudah bagus.
"Kakak Yang, kapan ya pukulan terkuatku bisa menyamai pukulan santaimu?" kata Luo Feng sambil tersenyum di samping.
"Dasar kau." Yang Wu mendekat dan menepuk bahu Luo Feng, "Usiamu baru 19 tahun, baru 18 tahun kalender Masehi. Saat seumuranmu, Kakak Yang masih cuma murid menengah di dojo. Dengan kecepatan peningkatanmu... dua tahun lagi, pasti bisa memenuhi syarat fisik petarung. Hmm... petarung usia 20 tahun, sungguh membuat iri."
Luo Feng tersenyum.
"Sekolah bela diri menerima murid berusia 16 hingga 30 tahun karena fase ini adalah masa pertumbuhan tercepat. Semakin cepat menjadi pebeladiri resmi, semakin kuat kemampuan di masa depan. Tahun lalu di usia 17 tahun, saya sudah menjadi murid tingkat lanjut di sini. Sungguh membuat banyak orang iri."
"Ngomong-ngomong, Si Gila, kamu mau ujian masuk PT kan? Mau ngapain setelah lulus?" tanya Yang Wu sambil tersenyum.
"Aku mau masuk akademi militer," jawab Luo Feng ringan. "Lulusan akademi biasa biasanya jadi perwira dasar di pasukan reguler. Tapi aku yakin bisa masuk pasukan khusus setelah lulus."
"Oh."
Yang Wu mengernyit, "Akademi militer sih bagus, tapi... kebebasan pribadi jadi terbatas. Setelah lulus nanti masuk pasukan khusus, harus patuh peraturan militer! Aku sih enggak tahan, lebih baik jadi pebeladiri merdeka."
"Pebela diri merdeka memang oke," Luo Feng menggeleng. "Tapi aku tidak mau membuat orang tua khawatir. Masuk akademi militer lalu bertugas di pasukan, setidaknya tingkat keamanannya lebih terjamin daripada pebeladiri merdeka."
Pebeladiri umumnya punya empat pilihan karir.
Jalan pertama: Bergabung dengan militer. Keuntungannya tingkat keamanan tinggi karena negara tidak akan sembarangan mempertaruhkan nyawa pebeladiri. Negara juga memberikan berbagai tunjangan keluarga untuk menghilangkan kekhawatiran mereka.
Jalan kedua: bergabung dengan perguruan silat. Sistem manajemen perguruan silat relatif longgar, termasuk kelompok yang tidak terlalu ketat. Apalagi Dojo Batas didirikan oleh petarung terkuat dunia 'Hong', menjadi 'petarung' Dojo Batas memiliki banyak keuntungan dengan manajemen yang fleksibel dan kebebasan lebih.
"Jalan ketiga, bergabung dengan grup konglomerat tertentu, keluarga tertentu, atau kekuatan besar sejenisnya, termasuk kategori tukang pukul."
"Jalan keempat adalah bergabung dengan pasukan bayaran. Ini jenis yang paling berisiko dan bebas, meski harus mempertaruhkan nyawa."
"Masuk militer memang aman. Tapi aku tidak suka hari-hari tanpa kebebasan," kata Yang Wu sambil menggeleng, "Tahun ini, aku rencana ikut 'Ujian Calon Pendekar' lagi, seharusnya bisa lulus. Begitu lulus, aku akan langsung ikut 'Ujian Praktik Petarung' tahun ini, berusaha menjadi petarung resmi sebelum tahun berakhir."
Mata Luo Feng berbinar: "Kakak Yang, apa kamu yakin bisa lulus ujian calon pendekar?"
"Ha ha," Yang Wu tertawa, "Tiga tes dasar: kekuatan pukulan dan reaksi saraf sudah aku kuasai. Kelemahanku di kecepatan! Tapi sekarang dengan performa maksimal, kecepatanku bisa nyaris 25 meter per detik. Dengan latihan intensif beberapa hari ini, seharusnya ujian bisa dilewati."
"Selamat ya, Kakak Yang." Luo Feng ikut senang, mengingat perjuangan Yang Wu selama bertahun-tahun, "Kalau sudah jadi petarung, mau kerja apa?"
"Tentu saja bergabung dengan Dojo Batas." Yang Wu tersenyum, "Sistem Dojo Batas sangat fleksibel, dan dojo tersebar di seluruh dunia. Ada banyak senior Petarung yang bisa membantu perkembangan diri. Lagipula, saya bisa istirahat kapan saja, pergi berburu monster sesuka hati. Sungguh bebas."
Luo Feng mengangguk.
"Si Gila." Yang Wu menatap Luo Feng, "Darah petualang mengalir deras dalam dirimu. Aku yakin kamu cocok jadi Petarung Bebas. Bergabunglah dengan dojo, bukankah lebih bebas? Dojo Batas juga akan memberikan banyak bantuan."
"Aku..." Luo Feng tampak ragu.
Melihat itu, Yang Wu menggeleng sambil tertawa: "Gila, Petarung Bebas sering bertarung di ujung maut. Memang berbahaya! Tapi justru karena sering berhadapan dengan kematian, kemajuan kemampuan mereka paling cepat! Lihat saja, di mana-mana, petarung terkuat sebagian besar adalah Petarung Bebas."
……
Malam hari, lampu jalan menyala.
Luo Feng yang meninggalkan Dojo Batas berjalan sendiri di trotoar. Perkataan Yang Wu tadi benar-benar mempengaruhinya.
"Ada dua jalan yang cocok untukku." Luo Feng berbisik dalam hati, "Pertama, masuk akademi militer, lulus dengan lancar lalu masuk pasukan khusus. Kedua, menjadi Petarung. Bergabung dengan Dojo Batas, menjadi Petarung di bawah naungan mereka, bebas berburu monster."
"Dua pilihan ini: Pertama masuk Akademi Militer. Lebih aman dengan tunjangan keluarga. Sekalipun gugur, negara akan menjamin keluargaku."
“Pilihan kedua menjadi Petarung Bebas. Sering terlibat pertarungan hidup-mati, peningkatan kekuatan lebih cepat. Memburu monster juga bisa menghasilkan uang besar, penghasilan cepat. Jalan ini... berbahaya, peningkatan kekuatan cepat, penghasilan cepat, kebebasan, satu-satunya kekurangan adalah bahaya.” |Luo Feng terus merenung, sebenarnya selama tahun ketiga SMA ini dia sering memikirkan masalah ini.
“Orang tua hanya punya dua anak laki-laki, adik sudah cacat, jika saya menjadi Petarung Bebas dan mati dalam pertarungan, bagaimana masa tua orang tua?”
Adik memang perlu diurus.
Orang tua juga sudah tua, jika saya mati, bagaimana nasib mereka?
“Masuk akademi militer saja.”
“Di masa depan masuk Pasukan Khusus, saya bisa belajar 'Ilmu Bela Diri Militer', dikombinasikan dengan 'Ilmu Bela Diri Batas' yang dipelajari di Dojo Batas, kekuatan pasti bisa meningkat lagi. Di militer, saya tetap bisa mengasah kemampuan! Lagipula jika gugur di militer sebagai petarung, negara akan memberikan uang santunan bulanan ke orang tua.” Dari sudut pandang mengurus orang tua, |Luo Feng memilih ujian masuk akademi militer.
Hanya saja...
Akademi Militer bukan bisa dimasuki semau hati, perlu nilai akademik yang cukup tinggi, semuanya tergantung |Ujian Masuk Perguruan Tinggi di bulan Juni.
