"Yan Luo benar!" Jiang Nian menatap Luo Feng dengan penuh kesungguhan, "Kemajuanmu sangat cepat, di antara anggota Dojo Batas Distrik Yi’an, kamu mungkin yang paling cepat berkembang sekarang! Masuk dojo kami di usia 16 tahun, sekarang 18 tahun sudah memenuhi syarat fisik sebagai petarung. Kalau kamu kuliah dan menyia-nyiakan empat tahun untuk itu, itu benar-benar pemborosan talenta besar-besaran!"
"Harus kamu tahu, usia 16 sampai 30 tahun adalah periode kemajuan tercepat. Semakin tua, semakin sulit berkembang," Jiang Nian berkata serius.
Empat tahun masa kuliah memang merupakan periode paling krusial untuk latihan petarung.
Menyia-nyiakan empat tahun ini untuk pendidikan umum, bagi petarung dianggap sebagai kesalahan besar.
"Eh..." Luo Feng tertegun.
Astaga, rupanya kegagalan Ujian Masuk Perguruan Tinggi-ku bukanlah hal buruk.
"Luo Feng, setelah resmi menjadi petarung, maukah bergabung dengan Dojo Batas kami?" Jiang Nian tersenyum, "Dengan menjadi petarung dojo kami, kami akan menyediakan vila tunggal di lokasi terbaik untukmu. Tentu vila ini tidak boleh dijual. Ditambah gaji pokok 20 ribu Hua Xia Bi per bulan."
"Vila tunggal? Gaji 20 ribu?" Luo Feng menarik napas dalam.
20 ribu bukan masalah besar, tapi vila tunggal itu terlalu mewah.
"Saat ini di seluruh Tiongkok, hanya ada enam basis manusia utama yang disebut enam kota besar. Tanah sangat berharga, vila tunggal harus membayar pajak mewah yang besar. Saat ini, harga properti komersial biasa mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu per meter persegi, menyebabkan mayoritas masyarakat tinggal di rumah susun sederhana."
"Properti komersial biasa saja sudah mahal, apalagi vila, rumah susun (townhouse), dan rumah mewah berukuran besar yang harganya mencapai ratusan ribu Hua Xia Bi per meter persegi."
"Di era sekarang, vila tunggal dibatasi oleh negara. Bukan sekadar punya uang bisa tinggal. Harus punya uang, punya kekuasaan, atau punya status khusus. Ditambah harus membayar pajak mewah besar-besaran. Harga vila tunggal umumnya melebihi satu juta per meter persegi."
“Sebuah villa berdiri sendiri, meski kecil, luasnya sekitar 300 meter persegi, harganya pasti mencapai 200-300 juta yuan.” Luo Feng merasa napasnya tertahan, “Meski tidak boleh dijual, tetapi tinggal di villa berdiri sendiri bersama keluarga, baru bisa disebut tidak sia-sia hidup di dunia ini.”
Dua tiga ratus juta, apa maksudnya?
Bahkan kekayaan ayah Zhang Haotian, seorang jutawan, mungkin tidak menyamai harga satu villa ini.
“Luo Feng. Fasilitas dojo kami, Limit Martial Arts, tidak jauh berbeda dengan departemen khusus negara.” Jiang Nian tersenyum, “Petarung di departemen negara punya gaji pokok dan hak tinggal istimewa. Hanya bedanya mereka punya 'izin membunuh' yang bisa digunakan untuk mengeksekusi warga biasa sesuai situasi. Tapi mereka tidak berani sembarangan, harus melaporkan ke atasan setelahnya.”
“Izin membunuh?” Luo Feng pernah dengar bahwa petarung departemen khusus negara memang punya wewenang eksekusi langsung.
“Tapi kami juga punya hak istimewa. Jika ada warga biasa mengganggumu, laporkan ke dojo. Setelah investigasi, dojo akan mengoordinasikan dengan Biro Keamanan Jiangnan untuk menangkapnya.” Jiang Nian mengedipkan mata, “Bergabung dengan kami, uang, status, semuanya ada! Kamu bisa fokus mengejar batas kemampuan manusia, puncak seni bela diri!”
Jiang Nian menunjuk Yan Luo di sampingnya: “Saudara muda saya Yan Luo baru saja memburu seekor monster dan mendapat hampir 100 juta Dolar Bumi, setara dengan 300 juta lebih Yuan Tiongkok. Dengan bakatmu, jika berusaha keras, mencapai level Yan Luo bukan tidak mungkin.”
Luo Feng benar-benar terkejut.
Ya Tuhan...
Membunuh satu monster saja bisa menghasilkan sebanyak ini? Monster tingkat apa yang dibunuh?
"Luo Feng, berusahalah keras. Bakatmu benar-benar luar biasa, jangan sia-siakan ini." Jiang Nian tersenyum sambil menepuk bahu Luo Feng.
"Anak muda, jangan pernah kendur. Aku yakin suatu hari nanti kamu bisa menjadi prajurit tingkat jenderal. Saat itu, uang, status, wanita cantik - semuanya akan kamu miliki!" Yan Luo tersenyum ringan, "Nanti, aku akan dengan senang hati berburu monster bersamamu. Hahaha..." Setelah berkata demikian, kedua prajurit Jiang Nian dan Yan Luo pergi sambil tertawa.
Luo Feng berdiri di aula latihan, pikirannya kacau balau.
Baik pelatih 'Jiang Nian' maupun prajurit misterius berambut merah 'Yan Luo', Luo Feng merasakan kelancangan dan keberanian liar dalam canda mereka!
"Kelancangan, keberanian liar?" Senyum mulai merekah di wajah Luo Feng, "Benar! Laki-laki sejati harus berani menjelajahi dunia dan menciptakan prestasi! Juara dunia pernah berkata: Prajurit yang tidak ingin menjadi jenderal bukanlah prajurit baik. Prajurit yang tidak ingin menjadi nomor satu di dunia tidak punya hati prajurit sejati."
"Hidup terbelenggu, apa gunanya?"
"Harus menciptakan pencapaian yang mengguncang dunia!"
Di usia 18 tahun saat nilai-nilai hidup mulai mengkristal, setelah bertemu dengan Pelatih 'Jiang Nian' dan prajurit misterius 'Yan Luo', pola pikir Luo Feng berubah total.
"Berpetualanglah!"
"Petarung terkuat dunia pertama 'Hong' dan kedua 'Dewa Guntur' mendirikan Dojo Batas dan Asosiasi Petir. Bahkan lima negara adidaya memperlakukan mereka setara. Jika mereka bisa... bukankah harus ada orang ketiga yang bisa?" Luo Feng tersenyum sambil berjalan keluar ruang latihan.
Laki-laki harus punya mimpi, dan mengejarnya!
Masa muda adalah modal!
Muda berarti masa depan tak terbatas! Semua harus diraih dengan kerja keras dan perjuangan!
……
28 Juni, pagi hari, langit cerah bersih.
Luo Feng dan Wei Wen berjalan menuju SMA Ketiga Distrik Yi'an. Hari ini adalah hari pengambilan ijazah dan formulir aplikasi universitas.
"Ah Feng, apa kamu yakin bisa lulus 'ujian calon pendekar'?" Wei Wen tak bisa menahan seruan kagetnya.
“Hm, tanggal 1 Juli, aku akan pergi ke markas besar Dojo Batas di Kota Yangzhou - Balai Ekstrim, untuk mengikuti ujian calon pendekar.” Luo Feng tersenyum.
Di depan sudah terlihat gerbang sekolah.
Luo Feng memandangi kompleks sekolah dan siswa-siswa yang berkelompok, merasakan perubahan dalam pola pikirnya: "Eh? Dulu aku menganggap diri sebagai bagian dari mereka, tapi sekarang sepertinya aku merasa sudah berada di dunia yang berbeda. Mereka kuliah, bekerja keras, menikah dan punya anak."
"Sedangkan jalanku berbeda dengan mereka." Luo Feng dan Wei Wen masuk ke dalam sekolah, berpisah menuju kelas masing-masing.
Berjalan di koridor gedung sekolah.
"Kakak kelas."
“Kakak kelas Luo Feng.” Beberapa siswa kelas 12 lainnya menyapa Luo Feng dengan antusias.
“Katanya Luo Feng pingsan di ruang ujian saat UNAS.”
“Sayang sekali, sampai pingsan di ruang ujian.” Beberapa orang yang melihat Luo Feng dari kejauhan berbisik-bisik.
Kemampuan fisik Luo Feng sudah setara petarung, pendengarannya sangat tajam hingga bisa mendengar jelas bisikan para siswa dari jauh.
Kelas 12-5, ini adalah kelas tempat Luo Feng belajar.
“Luo Feng datang.”
“Kak Luo.” Banyak teman sekelas lainnya yang sudah datang menyapanya hangat.
Luo Feng tersenyum dan mengangguk.
Sebagian besar mantan teman sekelasnya memiliki hubungan baik dengannya, meski ada juga yang tak menyukainya. Di balik sambutan hangat, beberapa berbisik di sudut: “Dulu nilai Luo Feng selalu bagus, dia juga murid senior di dojo. Tak disangka dia sampai terjatuh parah seperti ini, pingsan saat ujian. Sungguh sial.”
“Ini sudah takdir, siapa yang bisa disalahkan?”
Dulu, Luo Feng adalah bintang kelas!
Pintar akademis dan kuat bela diri. Kini sang jenius terjatuh, membuat siswa biasa ini merasa puas secara alamiah. Meski hubungan mereka baik, manusia memang begitu. Melihat orang hebat tiba-tiba jatuh, hati pun bergumam—akhirnya kau juga merasakan ini!
“Ijazah kelulusan sudah dibagikan, ijazah kelulusan sudah dibagikan. Ada juga formulir pendaftaran perguruan tinggi, silakan ambil semuanya.” Tiga pengurus kelas membawa ijazah kelulusan dan formulir pendaftaran naik ke podium.
“Wang Yin.”
“Liu Xialong.”
Pengurus kelas di atas podium memanggil nama satu per satu sambil membagikan ijazah dan formulir pendaftaran.
“Luo Feng!” Suara itu membuat kelas tiba-tiba hening. Hampir semua mata tertuju pada Luo Feng.
Semua tahu Luo Feng pingsan saat ujian nasional.
Nilai ujian Luo Feng - mengingat nomor KTP dan nomor ujian bukanlah rahasia - sudah dicek beberapa siswa. Ternyata hanya selisih 4 poin dari ambang batas universitas negeri.
“Luo Feng.” Ketua kelas Qu Lin menyerahkan ijazah dan formulir pendaftaran ke Luo Feng.
“Ah-Feng, Ah-Feng, ayo pergi.” Wei Wen sudah berdiri di pintu kelas.
“Tunggu sebentar.” Luo Feng meremas-remas formulir pendaftaran dengan kasar, kriiik~~~ kertas itu berubah menjadi bola. Dengan gerakan acuh, ia melempar bola kertas itu ke tempat sampah.
Kelas yang semula ramai mendadak sunyi!
Seluruh siswa tertegun. Ini kan formulir pendaftaran perguruan tinggi, berani-berainya dibuang?
Seorang siswi berbintik-bintik langsung berteriak kaget: “Luo Feng, kenapa kau buang formulirnya? Kau tidak mau mendaftar?”
“Luo Feng mana mau masuk akademi, mungkin dia akan mengulang tahun depan.” Bisik-bisik segera bermunculan.
Wei Wen yang berdiri di depan pintu kelas langsung melotot: "Sekolah vokasi? Mengulang tahun? Kalian ini mikir apa sih? Ah Feng sebentar lagi mau ikut 'ujian calon pendekar', ngapain masuk sekolah sampah atau mengulang tahun?"
"Jangan banyak bicara, ayo pergi."
Luo Feng menarik lengan Wei Wen, lalu pergi bersama.
Seluruh kelas langsung gempar, ujian calon pendekar?
"Luo Feng ikut ujian calon pendekar? Benar atau tidak? Tidak mungkin dia sehebat itu."
"Mungkin itu cuma omong kosong Wei Wen saja. Tahun lalu Luo Feng baru jadi Murid senior, mana mungkin tahun ini sudah ikut ujian calon pendekar."
Secara bawah sadar, para siswa ini tidak mau percaya bahwa Luo Feng sudah memenuhi syarat fisik seorang Petarung.
Petarung...
Makhluk yang berada di tingkatan berbeda.
