Ruangan gelap dan dingin itu terasa lengang, hembusan AC yang terus menerus membuat tubuh gemetar.
"Inikah ruang interogasi?" Luo Feng justru terlihat penasaran, matanya menyapu ruangan. "Meninggalkanku sendirian di ruangan gelap ini dengan AC dinyalakan maksimal, apakah ini taktik psikologis?" Sebenarnya pertarungan interogasi ini sudah dimenangkannya sebelum mulai!
Lulus tes calon petarung membuat Luo Feng sama sekali tidak takut dengan metode sistem kepolisian.
Di ruang pengawas luar ruang interogasi, beberapa polisi mengamati rekaman CCTV. Seorang polisi wanita muda bertanya: "Bos, kenapa pemuda ini sama sekali tidak terpengaruh? Orang biasa yang masuk ke ruang interogasi ini, dalam setengah jam saja ditambah imajinasi liar, pasti sudah panik dan gemetaran."
“Jangan remehkan dia. Informasi identitas kewarganegaraan menunjukkan, dia adalah murid senior perguruan bela diri! Bahkan dia berhasil melukai empat murid senior perguruan.” Polisi paruh baya botak itu tertawa.
“Satu lawan empat? Sehebat itu, jangan-jangan sudah calon pendekar. Kalau benar calon pendekar, itu masalah besar.” Kata salah satu polisi muda pria.
“Dia bukan calon pendekar, informasi identitas kewarganegaraan sudah jelas tercatat.”
Polisi paruh baya botak itu berkata, “Ayo, Xiao Yang, ikut aku interogasi dia.”
“Siap, Bos.”
……
Di ruang interogasi, Luo Feng sudah menunggu lebih dari setengah jam.
“Kalian datang?” Luo Feng tersenyum melihat dua polisi yang masuk.
Polisi botak itu terkejut, ketenangan pemuda ini di luar perkiraannya. Ia dan polisi muda itu duduk di depan meja interogasi. Polisi botak itu tersenyum ramah: “Maaf, sebelumnya kami menginterogasi beberapa orang lain sehingga tertunda. Baru sekarang bisa datang.”
“Tidak apa.” Luo Feng bertanya, “Bagaimana dengan tiga pekerja perusahaan dekorasi itu? Sekarang di mana?”
“Sudah kami pulangkan.” Polisi botak itu bersikap sangat bersahabat.
Luo Feng mengangguk.
Dalam peristiwa ini, Luo Hongguo dan dua lainnya sebagai korban, tentu mudah dibebaskan.
“Tiga pekerja perusahaan dekorasi, serta Zhang Haobai dan tiga bodyguardnya, sudah menceritakan kronologi kejadian. Fakta sangat merugikanmu. Ada yang ingin kau katakan?” Polisi botak itu menatap tajam Luo Feng. Biasanya orang akan membela diri jika mendengar fakta merugikan.
“Tidak ada apa-apa,” Luo Feng tersenyum, “Zhang Haobai dan tiga bodyguard-nya, keempat orang itu sampah masyarakat! Berani memukul ayahku, kali ini aku hanya memberi pelajaran pada mereka.”
“Hm?” Polisi paruh baya botak dan polisi muda pria itu tertegun.
“Bang!” Polisi muda pria itu membanting meja, berdiri sambil membentak, “Luo Feng, jangan macam-macam! Ini kantor polisi, jangan sok jago!”
“Sok jago? Aku hanya menyatakan fakta.” Luo Feng tetap tersenyum, “Sudah, itu saja yang ingin kukatakan.”
Polisi paruh baya botak itu mengerutkan kening: “Luo Feng, kau terlalu sembrono. Pernyataan ini di pengadilan nanti akan merugikanmu! Dengan kekejamanmu dan kesengajaanmu, hukuman penjara beberapa tahun bukan masalah. Lebih baik jelaskan semuanya dengan detail.”
“Tidak ada lagi yang perlu kukatakan.” Luo Feng menggeleng.
Polisi botak itu memeriksa Luo Feng dengan seksama. Dalam keheningan yang membandel, akhirnya ia hanya bisa melambaikan tangan: “Baik, jangan menyesal nanti. Bawa dia pergi!”
Luo Feng tersenyum berdiri. Dua polisi pria segera masuk ke ruang interogasi dan mengawalnya keluar.
……
Di Lembaga Pemasyarakatan Distrik Yi'an yang berdekatan dengan kantor polisi, suasana penuh sesak. Maraknya budaya petarung di masyarakat menyebabkan perkelahian sering terjadi, membuat rumah tahanan ini selalu penuh. Setiap distrik memiliki lembaga khusus untuk menampung para tahanan ini, dan hari ini Luo Feng menjadi salah satu penghuninya.
Berganti menjadi seragam narapidana abu-abu yang seragam, Luo Feng dikurung.
"299, ini kamarnya, masuklah." Polisi penjaga mendorong Luo Feng masuk, lalu mengunci pintu sel. Kebanyakan yang ditahan di Rumah Tahanan adalah orang-orang berkelahi, pencuri, pengemudi mabuk, serta tersangka yang menunggu persidangan.
Kasus pemukulan oleh Luo Feng bisa dianggap ringan atau berat.
Secara ringan, ini hanya masalah memukul beberapa orang. Tapi jika benar-benar dilaporkan ke pengadilan, bisa membuat Luo Feng dipenjara beberapa tahun. Tentu saja dengan syarat - Luo Feng bukan calon petarung.
Di dalam sel penjara.
"Wah, pendatang baru?" Seorang pria botak berotot bertato terbaring di ranjang bawah, ditemani pria paruh baya yang memijat bahunya dengan patuh. Si botak melirik Luo Feng, "Dasar anak kecil, kulitnya halus dan putih. Bagus, kemari, pijat kakiku!"
Luo Feng memandang penuh keheranan pada pria botak itu. Dia pernah mendengar cerita tentang perundungan di penjara, tapi ini pertama kalinya menyaksikan langsung.
"Dasar, tuli ya?" Pria botak itu melotot, bangkit dengan gerakan cepat.
"Menarik, sangat menarik." Luo Feng penasaran.
"Kau cari masalah ya!" Melihat Luo Feng tidak menghiraukannya, pria botak itu mengayunkan telapak tangan besarnya ke arah kepala Luo Feng.
Luo Feng tubuhnya sedikit bergoyang, tangan kanannya seperti ular mengeluarkan lidah menyambar tiba-tiba, langsung mencengkeram pergelangan tangan pria botak.
"Hah? Hah?" Pria botak itu berusaha menarik dengan keras, tapi merasa lengannya seakan dikunci oleh lingkaran besi, sama sekali tak bisa mengeluarkan tenaga. Wajahnya berubah pucat, dia sadar telah menendang pelat besi.
"Kamu mau aku pijat kakimu?" Jari-jari tangan kanan Luo Feng mengerat sambil memuntir lengan pria botak itu. Pria botak itu kesakitan sampai membungkuk sambil merengek: "Saudara, aku buta mata tak mengenal Gunung Tai, tolong maafkan aku. Aduh, aduh--" Rasa sakit hebat membuatnya menjerit.
Luo Feng mengerahkan tenaga di tangan kanannya, melemparkan tubuh pria botak itu hingga tersandung dan menabrak dinding.
"Kalau masih mau pijatan kaki, bilang saja kapan-kapan." Kata Luo Feng dengan nada iseng, lalu melompat dengan tangan sedikit menumpu ke tempat tidur susun atas.
Pria botak itu terduduk lemas di sudut dinding, menggosok pergelangan tangan kanannya.
Orang setengah baya di sel penjara itu, serta pemuda kurus di tempat tidur lainnya, saling memandangi pria botak dan Luo Feng di tempat tidur atas.
“Botak Huang, kenapa?” Seorang polisi di dalam penjara berdiri di depan pintu sel, berkata dengan nada mengejek, “Siapa yang mengganggumu? Kok bisa jadi begini? Oh, ingat ya. Pemuda baru di sel kalian ini masuk ke sini karena sendirian melukai empat murid tingkat lanjut dari perguruan silat. Hati-hati, jangan macam-macam dengannya.”
Setelah berkata demikian, polisi itu pergi sambil bersiul kecil.
“Ngomongnya telat.” Lelaki botak berbadan besar itu menatap ketakutan ke ranjang atas, “Sendirian ngelawan empat murid perguruan silat? Gila kali kekuatannya?”
Di atas tempat tidur, Luo Feng yang sedang berbaring diam-diam mengingat kembali ‘Metode Latihan Energi Gen Primordial’ yang pernah dibacanya di Hall Batas: “Yah, daripada nganggur di penjara, nanti malem saat gelap gulita aku coba latihan energi gen primordial ini!”
Alasan para petarung bisa memiliki kemampuan tak tertandingi adalah karena energi gen primordial.
……
Saat Luo Feng merencanakan latihan energi gen primordial di sel penjara, di sebuah KTV yang tidak terlalu jauh dari kantor polisi Distrik Yi'an, di salah satu ruang VIP kecil. Dua pria muda masing-masing memeluk seorang gadis sambil bernyanyi keras-keras, salah satunya adalah Zhang Haotian.
“Sudah, kalian berdua boleh keluar.” Zhang Haotian melambaikan tangannya.
Ruangan itu kini hanya tersisa Zhang Haotian dan seorang pemuda berkacamata.
“Kak Zhou, hari ini aku mengundangmu untuk minta bantuan.” Zhang Haotian mulai berbicara.
“Kalau ada masalah, langsung bilang saja.” Pemuda berkacamata itu berkata dengan bersemangat, “Selama bisa kubantu, pasti tidak akan menolak.”
“Begini, ada seorang bernama Luo Feng! Bajingan ini selalu melawanku.” Zhang Haobai meludah kesal, “Kali ini dia melukai tiga bodyguardku dan memukuliku juga. Aku benar-benar tidak bisa menahan amarah ini! Sekarang dia ditahan di rumah tahanan. Aku ingin Kakak Zhou membantu menyuruh orang dalam rumah tahanan untuk memberikan pelajaran pada Luo Feng.”
“Oh? Tidak masalah. Tapi untuk menyuruh orang dalam rumah tahanan membantu, perlu uang juga.” Pemuda berkacamata mengerutkan kening.
“Uang bukan masalah. Aku punya 100.000 yuan! Setelah berhasil, akan kuberi lagi 100.000 yuan.” Zhang Haobai langsung melempar tas kulit di sebelahnya.
“Haha, langsung ke inti.” Pemuda berkacamata tidak melihat tas uang itu, mengangguk, “200.000 yuan, selama bukan membunuh, semua bisa dilakukan. Katakan, ingin kau beri pelajaran seberapa keras pada Luo Feng itu?”
“Patahkan satu kakinya dan satu tangannya!” Zhang Haobai mengatupkan gigi.
“Baik, itu mudah.” Pemuda berkacamata langsung menyetujui.
Zhang Haobai mengingatkan, “Kakak Zhou, Luo Feng ini bukan lawan sembarangan, dia bahkan bisa melukai tiga bodyguardku.”
“Tenang saja.” Pemuda berkacamata tersenyum percaya diri, “Kau bisa 1200% yakin, tinggal tunggu kabar baik.”
