Siang itu, Pelatih Jiang Nian menyeret Luo Feng ke markas besar untuk makan bersama beberapa petarung dengan meriah. Hingga senja, Luo Feng baru bisa pulang ke rumahnya di Kota Yangzhou.
……
Saat senja, lampu-lampu jalan di dalam kompleks Kompleks Nan'an sudah menyala.
Tampak tiga pria paruh baya yang masih berkeringat sedang bercengkerama sambil berjalan di kompleks, aroma kayu dan cat masih melekat di tubuh mereka.
"Pinggangku benar-benar sakit sekali. Malam ini tidur mungkin harus telungkup," ujar pria berpostur besar yang memegangi pinggangnya dengan wajah kesakitan. "Prostatku juga nyeri. Kapan ya harus ke rumah sakit? Sialan, biaya rumah sakit mahal sekali."
"Lao Tian, bagaimana kalau kamu istirahat dua hari? Bilang saja pada bos. Kerja lagi setelah kondisi membaik?" Ayah Luo Feng, Luo Hongguo, menyarankan.
"Benar, Lao Tian. Tubuh rusak nanti tidak ada gunanya," tambah pria agak gemuk di sampingnya.
"Hmm, aku sudah ada rencana di hati. Baiklah, aku pulang dulu." Pria paruh baya bertubuh kekar itu berbelok dan berjalan menuju sebuah apartemen tube. Seorang pria lain yang agak gemuk mengobrol sebentar dengan Luo Hongguo sebelum berpisah dan menuju apartemen tube lainnya.
Di bawah cahaya redup lampu jalan, Luo Hongguo berjalan perlahan menuju rumahnya.
"Lantai 32!" Luo Hongguo berdiri di lantai dasar sambil menatap tangga. Bagi orang zaman sekarang, naik 32 lantai sebenarnya hal mudah. Tapi setelah seharian bekerja, bahkan berjalan pun terasa melelahkan baginya. "Leher dan pinggangku juga sakit. Sudah waktunya istirahat."
Luo Hongguo menapaki anak tangga satu per satu hingga mencapai lantai 32!
"Ding dong! Ding dong!" Dia berdiri di depan pintu rumahnya, menekan bel berulang kali tanpa mau mengeluarkan kunci.
"Krek!"
Pintu terbuka. Di hadapannya terhampar meja makan mewah dengan lebih dari sepuluh hidangan, kemewahan yang bahkan tak terlihat saat tahun baru.
"Ada acara apa? Kok masak banyak sekali?" Meski tak puas, Luo Hongguo tetap tersenyum sambil masuk.
"Dang dang dang dang~~" Luo Hua di kursi roda berseru gembira, "Ayah, selamat datang pulang!"
"Ayah!" Luo Feng yang berdiri di samping mengulurkan cangkir teh sambil berkata, "Mulai hari ini, Ayah tidak perlu lagi memakai seragam kerja ini!"
"Hmm?" Luo Hongguo terkejut.
"Lao Luo." Gong Xinlan yang sedang memegang mangkuk nasi tersenyum melihat Luo Hongguo, "Anak kita baru saja menandatangani kontrak dengan Dojo Batas. Begitu ujian praktik petarungnya lulus, akan ada dana awal 20 juta. Ditambah lagi kita dapat vila tunggal, bahkan kuncinya sudah dibawa pulang olehnya."
"Apa?" Luo Hongguo terkejut, "Xinlan, kamu bilang apa?"
"Ayah, lihat ini." Luo Feng menyerahkan kontrak yang telah ditandatangani kepada Luo Hongguo.
Luo Hongguo segera memeriksanya dengan teliti dari baris pertama hingga terakhir, tak melewatkan satu kalimat pun... Persis seperti dulu ketika ia berulang kali mempelajari surat nikah, kini ia mengkaji kontrak anaknya itu. Klausul-klausul dalam kontrak tertulis sangat jelas.
"Ini... Bukannya kontrak dengan perguruan silat baru berlaku setelah ujian praktik petarung?" Luo Hongguo tak percaya, "Lagi pula kenapa ada dana awal 20 juta?"
Sebelumnya setelah Luo Feng lulus ujian calon pendekar, Luo Hongguo sudah melakukan pengecekan menyeluruh...
Dana awal untuk petarung baru yang bergabung dengan perguruan silat biasanya hanya 1 juta.
"Ayah, ini karena kakak adalah talenta." Luo Hua terkekeh aneh, "Di zaman sekarang, apa yang paling berharga? Talenta di antara para petarunglah yang paling berharga."
"Vila tunggal ini sudah bisa kita tempati sekarang?" Luo Hongguo menatap putranya Luo Feng.
Istri di sampingnya, Gong Xinlan tersenyum: "Kalau mau pindah, sekarang juga bisa!"
“Ha, haha…” Luo Hongguo sama sekali tidak bisa menahan diri, air mata berlinang di matanya. Sudah bertahun-tahun ini, dia bekerja keras untuk keluarga ini. Tapi dengan pekerjaan kasar yang dilakukannya, bahkan seumur hidup pun takkan ada kesempatan untuk membalikkan nasib. Sekarang akhirnya bisa terwujud! Dan segera bisa pindah ke rumah vila tunggal yang legendaris!
Benar, rumah vila tunggal bagi orang biasa hanyalah mitos! Setelah Zaman Nirvana Besar, satu kota basis harus menampung 200 juta orang. Tanah benar-benar sangat berharga! Rumah vila tunggal karena terlalu boros lahannya, bahkan dengan uang pun tidak bisa dibeli!
Meski ada sedikit rumah vila tunggal, orang kaya dan berkuasa yang menempatinya tetap harus membayar pajak kemewahan yang sangat besar.
“Aku, Luo Hongguo, akhirnya bisa tinggal di rumah vila tunggal!!!” Luo Hongguo tak tahan tertawa, “Haha, bos brengsek itu tempat tinggalnya bahkan tidak sebagus milikku.”
“Iya, iya.” Luo Hua di kursi roda juga bersemangat, “Keluarga kita nanti punya jendela besar dari lantai ke langit-langit! Bak mandi besar. Dan ruang tamu yang sangat luas! TV dan laptop di rumah nanti pakai kendali suara. Layar TV di ruang tamu minimal 200 inci. Tempat tidurnya juga bisa berguling-guling!”
“Tempat tidur yang bisa berguling-guling, sudah lama kuidamkan.” Luo Hua bersorak gembira.
Luo Feng melihat ekspresi ayah dan adiknya, hatinya dipenuhi kebahagiaan.
Untuk apa semua usahanya selama ini?
Bukankah untuk hari seperti ini?
“Ayah, Ibu, duduklah, mari makan.” Luo Feng tersenyum.
“Aku mau mandi dulu.” Luo Hongguo tertawa lebar, “Mulai sekarang, aku nggak perlu lagi pakai baju kerja ini. Nanti aku akan telepon bos dan mengundurkan diri!”
……
Malam itu, keluarga Luo Feng tenggelam dalam kegembiraan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Rumah seluas 36 meter persegi ini telah menampung empat anggota keluarga selama bertahun-tahun. Meski banyak kekurangan - orang tua harus tidur di sofa, hampir tidak ada sinar matahari sepanjang tahun, kamar mandi yang sempit... Terlalu banyak kepahitan.
Tapi... saat harus pergi, keluarga Luo Feng masih merasa berat hati. Tempat ini menyimpan terlalu banyak kenangan.
Tapi manusia harus berpindah ke tempat yang lebih baik!
Pagi berikutnya, sebuah truk besar sudah parkir di bawah gedung. Keluarga Luo Feng mulai memindahkan barang-barang ke truk.
“Lao Luo, ada apa ini? Kok pindah barang?”
“Wah, Jie Lan, pagi-pagi ngapain ini?”
……
Tetangga dan teman-teman lama di kompleks itu bertanya penasaran pada Luo Hongguo dan Gong Xinlan yang lalu lalang.
“Haha, anakku Xiao Feng sudah diterima di Dojo Batas! Kami pindah ke Perumahan Mingyue!” jawab Luo Hongguo dengan bangga, “Wang San, nanti kalau ada acara selamatan, kamu harus datang ya!”
Selama bertahun-tahun tinggal di rumah susun sederhana, siapa yang tidak bermimpi suatu hari bisa bangkit?
Kini Luo Hongguo berhasil bangkit! Berkat anaknya!
“Anak keluarga Lao Luo benar-benar hebat, ternyata bisa bergabung dengan Dojo Ekstrim.”
“Memang hebat! Kalau anakku suatu hari bisa seperti ini, meski aku mati lelah, pasti mati sambil tersenyum! Sekarang Lao Luo sudah berubah nasib, dapat keberuntungan besar.”
Para tetangga sekitar menyebarkan kabar dari mulut ke mulut dengan cepat.
Dalam waktu singkat, seluruh Kompleks Nan'an bahkan hingga kompleks perumahan murah di sekitarnya tahu bahwa putra Luo Hongguo dari Kompleks Nan'an telah bergabung dengan Dojo Ekstrim. Keluarganya pindah ke Kompleks Mingyue! Ini merupakan kabar gembira luar biasa yang membuat banyak pemuda dari keluarga biasa berharap suatu hari bisa membantu keluarga mereka.
“A Wen, kalau mau mencariku nanti, langsung ke Kompleks Mingyue. Tapi hubungi dulu lewat telepon, akan kuberi tahu penjaga gerbang.” Luo Feng berkata pada temannya Wei Wen.
“Oke.” Wei Wen memukul dada Luo Feng penuh semangat, “Aku sudah tahu, Luo Feng pasti suatu hari akan berubah nasib. Gagal ujian masuk PTN itu bukan masalah. Lulusan universitas atau akademi militer saja, dari sepuluh ribu orang mungkin cuma satu yang bisa tinggal di vila pribadi. Ngeselin! Dalam beberapa hari ini, pasti akan kudatangi rumahmu. Seumur hidup belum pernah masuk vila pribadi.”
Tak lama kemudian——
Di bawah sorotan puluhan tetangga – para ibu, anak-anak, dan pria – keluarga Luo Feng naik mobil sedan, diikuti truk besar berisi barang-barang yang tidak tega dibuang.
Keluarga Luo Feng meninggalkan Kompleks Nan'an dan memasuki kompleks khusus pejuang – Kompleks Mingyue.
……
Pada pagi hari, di gerbang utama Perumahan Mingyue, enam tentara bersenjata lengkap berdiri tegak di kedua sisi gerbang, mata mereka menyapu sekeliling.
"Berhenti!" Salah satu tentara segera mengangkat senapan serbu di tangannya, laras senjata mengarah ke taksi yang mendekat.
"Ciiiit!" Taksi itu langsung mengerem mendadak.
Keluarga Luo Feng keluar dari taksi, sementara dari pos penjagaan Perumahan Mingyue muncul seorang pria tua berambut putih sambil tersenyum: "Luo Feng, kan? Waktu lihat ujian calon pendekarmu dulu, saya sudah tahu masa depanmu cerah. Tak disangka secepat ini sudah pindah ke kompleks kami. Pemberitahuannya sudah sampai ke sini kemarin. Ayo, bantu pindahkan barang-barang!"
"Luo Feng, barang-barang akan kami bantu pindahkan. Perusahaan pindahan tidak diizinkan masuk ke dalam," ujar pria berambut putih itu sambil tertawa.
"Kami paham," ayah Luo Hongguo mengangguk sambil tersenyum.
Segera, delapan tentara berlari keluar dari kompleks dan dengan cepat membantu memindahkan barang. Di bawah tatapan kagum staf perusahaan pindahan, keluarga Luo Feng melangkah masuk ke Perumahan Mingyue.
"Perumahan Mingyue."
Luo Feng memandang Balai Ekstrim di tengah kompleks, lalu melihat jembatan kecil dengan aliran air, kolam batu buatan, serta deretan vila tunggal yang dikelilingi pemandangan tersebut. "Mulai hari ini, rumahku ada di sini." Luo Feng menoleh ke orang tua dan adiknya di kursi roda yang sedang memandangi kompleks itu dengan penuh emosi.
"Tuan Luo Feng, rumahmu adalah bangunan di depan ini." Beberapa prajurit sedang memindahkan barang, salah satu perempuan muda tersenyum sambil memegang dokumen. "Bangunan No. 199 di depan ini adalah rumah Tuan Luo Feng. Vila ini memiliki tiga lantai dengan basement, lantai tiga juga memiliki teras super besar. Luas total 512 meter persegi. Jika dihitung dengan basement, halaman, dan teras super besar, total hampir 800 meter persegi."
Keluarga Luo Feng saling memandang...
Mereka kembali menatap villa mewah dengan dinding warna merah-putih di depan mata, inilah rumah mereka selanjutnya!
"36 meter persegi? Hampir 800 meter persegi?" Adik laki-laki Luo Hua yang duduk di kursi roda tak bisa menahan gumamannya.
