Markas sangat ramai, sekaligus menyediakan makan siang mewah untuk calon petarung yang ikut ujian praktik.
Sore hari.
1.680 calon petarung berdiri di lapangan luas. Di podium depan berdiri pejabat tinggi Markas Utara Jiangnan, serta beberapa petinggi dari Asosiasi Petir dan Asosiasi Batas.
“Sekarang, calon petarung yang namanya dipanggil silakan naik untuk mengambil seragam tempur dan senjata.”
“Yan Zhuo.”
“He Feng.”
“Wang Bingjiang.”
……
Di atas panggung, sepuluh perwira memanggil nama-nama calon petarung satu per satu. Yang terpanggil maju untuk mengambil Seragam tempur dan senjata.
“Luo Feng.”
Suara keras itu langsung didengar Luo Feng, yang segera berlari ke barisan terdepan.
"Ini seragam tempur dan sepatu tempurmu. Ini Pedang Bayangan Berdarah Seri 2 yang kamu minta, kami sediakan yang paling berat 98 kilogram. Lebih berat dari ini tidak kami siapkan." Petugas itu menyerahkan seperangkat barang kepada Luo Feng, "Ini jam tangan komunikasi dengan fungsi GPS dan komunikasi. Ini Perisai heksagonal."
Petugas itu berbicara sambil memandang Luo Feng dengan tatapan penuh keraguan... Sungguh anekeh seorang calon petarung meminta pedang seberat itu.
Luo Feng tersenyum tipis, menggendong barang-barang hampir 200 kilogram itu dengan cepat pergi.
……
Di lapangan, 1680 petarung telah menerima senjata sesuai ukuran tubuh dan spesifikasi permintaan masing-masing. Semua menggunakan senjata tajam! Ini persyaratan ujian praktik petarung yang melarang penggunaan senjata api. Setelah pembagian, semua kembali ke area istirahat untuk berganti seragam tempur dan sepatu.
……
Gelak tawa memenuhi lapangan kosong.
Luo Feng saat itu mengenakan sepatu tempur paduan logam, celana panjang militer dan rompi tempur yang mengandung bahan khusus seperti paduan Cro. Di punggungnya tergantung Perisai heksagonal dan Pedang Bayangan Berdarah, sedang asyik mengobrol dengan calon petarung lain di sampingnya.
“Dengan satu set peralatan ini, biaya totalnya minimal 700-800 ribu yuan.” Seorang pemuda berambut cepak menunjuk antusias ke seragam tempurnya, “Celana panjang dan rompi ini, meski bukan perlengkapan petarung kelas tinggi. Hanya dipinjamkan untuk ujian praktik petarung. Tapi bisa menahan cakaran monster level H paling lemah, jauh lebih baik dari rompi anti peluru di kota, peluru biasa tidak bisa menembusnya. Material seragam ini tidak bisa disobek monster level H.”
“Memang tidak bisa sobek!”
Seorang gadis bermuka dingin di sampingnya menyeringai, “Tapi meski monster tidak bisa menyobek seragam, gaya tumbukannya saja bisa membuat tulangmu patah dan organ dalammu terluka parah.”
“Kakak tidak segampang itu.” Pemuda cepak itu melirik menggoda sang gadis, “Bagaimana kalau nanti kita coba ‘kemampuan’ kakak di tempat lain, adik kecil?”
“Jangan banyak bicara.” Luo Feng mengerutkan kening.
“Iya, Kak Luo. Kami dengar Kak Luo.” Pemuda cepak itu segera tertawa patuh.
Kabar Luo Feng yang direkrut lebih awal oleh Dojo Batas segera menyebar di kalangan calon petarung. Dari 1.680 peserta tahun ini, hanya tiga orang yang direkrut lebih awal oleh Dojo Batas dan Dojo Petir! Semua calon petarung tahu bahwa masa depan ketiganya pasti luar biasa.
“Luo Feng, Luo Feng.” Terdengar teriakan dari kejauhan, berasal dari Kepala Pelatih Dojo Batas Yangzhou, Wu Tong.
“Paman Wu.”
Luo Feng dan beberapa orang di sebelahnya seperti Yang Wu tertawa sambil berkata, lalu segera berlari. Selama hampir sebulan ini, Luo Feng tinggal di Perumahan Mingyue, sehingga hubungannya dengan pelatih kepala 'Wu Tong' yang juga tinggal di sana menjadi sangat dekat. Ia memanggilnya dengan akrab 'Paman Wu'.
"Luo Feng, ikut aku." Wu Tong berkata sambil berjalan di depan.
Meski penuh pertanyaan, Luo Feng tidak banyak bicara. Mereka segera sampai di lantai dua sebuah bangunan kecil yang sunyi. Di ruang tamu lantai dua, beberapa orang sedang berkumpul. Luo Feng melihat... Dari mereka, ia hanya mengenal satu orang - Zhuge Tao, salah satu dari Empat Besar di Klub Batas Kota Jiangnan!
"Manajer." Luo Feng menyapa.
"Hm, Luo Feng, duduklah di sebelah Wu Tong." Zhuge Tao yang mengenakan setelan tempur hitam berkilauan seperti perak berkata dengan tenang.
"Zhuge, ini Luo Feng yang kau sebutkan? Menurutku, tidak lebih baik dari kandidat Dojo Petir kami." Seorang pria kekar berbaju tempur ungu tua di seberang Zhuge Tao bersuara bergema dari dalam dada, "Dojo Petir kali ini merekrut dua orang - satu fisiknya tidak kalah dari Luo Feng-mu, satunya lagi jenius senjata api."
Pria kekar itu menoleh ke dua pemuda di sampingnya. Keduanya segera berdiri.
“Saya Wan Dong.” Pemuda dengan tanda lahir ungu di wajah yang terlihat suram membuka suara.
“Saya Ma Xiao.” Pemuda satunya tersenyum manis, berparas sangat cantik! Ya, kata 'cantik' memang tepat menggambarkannya. Seandainya dia perempuan, kecantikannya bisa menimbulkan kekacauan.
Luo Feng mengangguk sambil tersenyum: “Luo Feng, kalian sudah tahu.”
“Luo Feng.” Pemuda suram itu bersuara, “Berani tantang aku? Malam ini di ujian praktik petarung, siapa yang dapat poin tertinggi!” Matanya berkilau seolah melihat makanan lezat, penuh hasrat.
“Tidak tertarik.” Luo Feng gelengkan kepala.
Pemuda suram itu tertegun, lalu cibirkan bibir tanpa bicara.
Zhuge Tao dan pria kekar dari Asosiasi Petir di samping tertawa: “Zhuge, anakmu ini menarik. Setidaknya tenang, tidak mudah terpancing! Aku mulai suka pemuda ini. Luo Feng, tertarik gabung Asosiasi Petir...”
“Sudah, sudah.” Zhuge Tao melotot padanya.
“Bercanda saja, kau terlalu serius.” Pria kekar itu tertawa keras.
Zhuge Tao melirik ke bawah: “Ayo kita pergi, ujian praktik petarung sebentar lagi dimulai!”
……
Luo Feng dan 1680 calon petarung lainnya yang bergerak dalam kelompok besar, dipimpin oleh tentara, berjalan selama setengah jam penuh sebelum mencapai pinggiran sebuah kota kecil. Saat itu sudah menjelang malam, matahari pun telah terbenam.
"Aum~~"
"Graah~~"
Berbagai teriakan mengerikan bergema dari dalam kota kecil itu. Area luar kota dikelilingi kawat berduri, dengan banyak tentara bersenjata yang berpatroli di sekitarnya.
"Cepat! Jumlah monster di dalam masih kurang. Tambahkan 1200 Babi Hutan Berbulu Besi, 300 Shadow Cat, dan 500 Huan Ao Quan!" Begitu perintah terdengar dari dalam kota, tak lama kemudian Luo Feng dan yang lain melihat truk-truk berat bermunculan. Setiap truk mengeluarkan raungan kemarahan.
Luo Feng dan para petarung lainnya mengamati dengan seksama...
Tampak di setiap truk terdapat sangkar-sangkar besi yang masing-masing mengurung seekor monster. Raungan marah itu membuat beberapa calon petarung yang belum pernah membunuh monster gemetar ketakutan.
"Luo Feng."
Pelatih kepala Wu Tong yang berdiri di sampingnya tersenyum tipis, "Tubuh yang kuat dan jurus pedang yang mumpuni tak menjamin bisa membunuh monster. Banyak orang yang langsung panik begitu melihat darah atau menghadapi maut, sampai tak bisa mengeluarkan 10% kemampuannya. Ujian praktik ini terutama untuk mengasah mental. Kau harus beradaptasi dengan pertarungan hidup-mati melawan monster, jangan sampai ragu-ragu."
"Siap." Luo Feng mengangguk.
“Hmm... monster-monster ini semuanya adalah monster level H yang paling lemah. Setara dengan tingkat 'prajurit junior' di kalangan petarung.” Wu Tong berkata, “Kelemahan mereka adalah kecerdasan yang sangat rendah. Namun keunggulan mereka adalah sifat haus darah, kegilaan, dan agresivitas serta naluri membunuh. Karena itu, dalam setiap ujian praktik, selalu ada calon petarung yang tewas atau cacat.”
Luo Feng mengangguk, memang dalam pertarungan melawan monster, mustahil menjamin keamanan 100 persen.
……
Setelah beberapa monster level H terlemah diangkut ke dalam kota kecil tersebut, jumlah monster di sana telah mencapai angka yang mencengangkan.
“Para hadirin.”
Suara lantang menggema di telinga setiap calon petarung. Luo Feng dan yang lain menengadah melihat seorang perwira berdiri di atap gedung tiga lantai yang reyot di dalam kota kecil, berpidato kepada semua calon petarung: “Ujian praktik kali ini mengikuti aturan yang sama seperti sebelumnya! Dimulai tepat pukul 18:30 malam ini. Berakhir pada pukul 06:30 esok pagi!”
“Semakin banyak monster yang dibunuh, semakin tinggi poinnya. Potong telinga kiri setiap monster yang berhasil dibunuh sebagai bukti.”
“Ingat, dilarang saling membunuh sesama calon petarung. Semua aktivitas kalian diawasi. Pelanggar akan langsung dieksekusi tembak!”
“Dari 1.680 calon petarung, 60% dengan poin tertinggi akan mendapatkan kualifikasi petarung! 40% sisanya dinyatakan gagal dan harus menunggu ujian praktik berikutnya.” Suara perwira itu semakin dingin, “Artinya, dari 1.680 orang, 1.008 akan lulus. 672 orang akan dieliminasi!”
"Para calon petarung yang mendengarkan di bawah mulai berbisik-bisik, ternyata ada tingkat eliminasi 40%."
"Kuberi tahu kalian, umumnya membunuh tiga monster sudah cukup untuk lulus ujian. Jika hanya dua, nasibmu tergantung keberuntungan." Suara perwira menggema di telinga semua orang, "Ketika prestasi sama, peringkat ditentukan berdasarkan durasi pembunuhan dan kondisi luka. Jadi setelah mencapai jumlah tertentu, segeralah keluar dari kota kecil ini."
"Ingat, jika terluka parah, tekan tombol darurat di jam komunikasimu. Tim penyelamat akan datang... tapi itu juga menandakan akhir ujian praktikmu." Perwira itu melompat.
Swish!
Dari atap gedung kecil di dalam kota, tubuhnya melesat belasan meter ke udara, lalu melakukan dua kali lompatan beruntun hingga mendarat di luar kota.
"Semua calon petarung, berangkat, masuk ke Kota Monster!" Perwira itu melambaikan tangan.
1680 calon petarung bergerak seperti gelombang pasang, membanjiri Kota Monster.
"Tutup gerbang!" perintah sang perwira.
Gedebuk~~! Gerbang tunggal itu tertutup rapat.
Ujian praktik petarung resmi dimulai!
