Hati Luo Feng berdebar-debar.
Di forum data petarung di 'Rumah Ekstrim', terdapat banyak postingan tentang perselisihan antar petarung. Misalnya di Tiongkok, petarung di enam kota basis utama diatur oleh pemerintah dan tunduk pada hukum. Namun begitu meninggalkan kota basis dan memasuki wilayah monster, tidak ada lagi hukum yang mengikat.
Itu adalah zona pertempuran petarung dan monster, wilayah tanpa hukum! Para petarung yang hidup di tepi bahaya seringkali saling membunuh karena konflik di antara mereka.
Berbagai perguruan silat besar dan pemerintah tidak ingin melihat hal seperti ini terjadi.
Petarung adalah aset berharga umat manusia!
Mereka merupakan senjata penting melawan monster. Mereka tidak ingin petarung mengalami kerugian besar dalam perselisihan internal. Maka munculah konsep 'negosiasi internal' dan 'penyelesaian secara pribadi'. Jika ada permusuhan, duduklah di meja perundingan untuk menyelesaikan masalah. Jika negosiasi benar-benar gagal, baru dipertimbangkan cara lain.
"Luo Feng, saat ini kamu masih baru di lingkaran petarung. Lebih baik tidak membuat banyak musuh," pelatih kepala Wu Tong tersenyum. "Di awal karirmu, kamu juga butuh uang."
"Hmm."
Luo Feng mengangguk, setuju untuk menyelesaikan secara damai jika memungkinkan. "Paman Wu, tapi Zhang Haobai tidak boleh dibiarkan begitu saja. Jika waktu itu aku lemah, mungkin benar-benar akan dipatahkan tangan kakiku."
"Tentu saja," Wu Tong mengangguk serius. "Jika tidak membuat mereka merugi sekali, mereka akan mengira Perguruan Ekstrim takut pada mereka."
“Paman Wu, menurutmu berapa jumlah yang tepat?” tanya Luo Feng. Karena tidak paham aturan, lebih baik bertanya dulu.
Wu Tong merenung sejenak, “Orang yang mengganggumu hanya rakyat biasa, sebaiknya jangan melebihi 50 juta yuan Tiongkok! Tapi sebagai elite di perguruan kami, jangan minta terlalu rendah. Minimal 10 juta yuan! Antara 10-50 juta, silakan sebut angka sesukamu.”
“Hmm.” Luo Feng mengangguk sambil berpikir.
“Jika setuju, malam ini akan kusuruh mereka datang.” Wu Tong tersenyum.
“Baik, merepotkan Paman Wu.” Luo Feng mengangguk ramah.
……
Luo Feng pulang dan menyimpan kitab《Sembilan Lapis Pedang Petir》, lalu masuk ke jaringan internal 'Rumah Limit' untuk mempelajari prosedur negosiasi damai antar petarung.
“Oh... Jadi begitu ya.”
“Ternyata uang kompensasi ini juga menyangkut masalah gengsi.”
Setelah membaca banyak thread forum, akhirnya Luo Feng mulai paham strategi negosiasi malam ini.
“Xiao Feng, makan!” teriak ibu Gong Xinlan dari bawah.
“Sebentar, Bu!”
Luo Feng mematikan komputer dan segera turun.
Di ruang tamu, ayah dan ibu sudah duduk dengan piring nasi, sementara salah satu asisten rumah tangga sedang menumis sayuran.
“Luo Hua?” Luo Feng bertanya penuh tanya, “Belum pulang?” Saat ini keluarga mereka mempekerjakan dua asisten rumah tangga berusia empat puluhan. Satu khusus merawat adiknya Luo Hua. Karena kondisi fisiknya yang terbatas, dengan adanya pendamping khusus, Luo Hua bisa lebih sering keluar jalan-jalan.
“Adikmu sedang di Taman Lotus Pond sebelah. Baru saja telepon, sebentar lagi sampai,” ayah Luo Hongguo tersenyum.
“Kenapa belakangan ini dia sering ke taman itu?” Luo Feng mengerutkan kening.
Ibu Gong Xinlan berbisik pelan, “Xiao Feng, adikmu sedang pacaran.”
“Pacaran?” Luo Feng terkejut. Meski di masyarakat saat ini banyak penyandang disabilitas – seperti tentara yang cacat dalam pertempuran melawan monster – mereka yang cacat tetap bisa berpacaran, menikah, dan memiliki anak. Tapi Luo Hua baru pindah ke sini hampir sebulan.
Secepat itu sudah punya pacar?
“Xiao Feng, jangan dengarkan ibumu. Adikmu memang dekat dengan seorang gadis, tapi belum sampai tahap itu,” Luo Hongguo menjelaskan sambil tertawa.
“Terserahlah. Bagaimanapun, ini pengalaman baik untuk adikku.” Luo Feng tetap senang. Pacaran, sukses atau gagal, tetaplah bagian dari kehidupan yang akan memperkaya pengalaman adiknya.
……
Distrik Yi'an, Kota Yangzhou, Perumahan Tiandu Garden.
“Paman.” Zhang Haobai memandangi pamannya Zhang Zehu. Selama beberapa hari ini, Zhang Haobai hidup dalam ketakutan, bahkan tidur malam pun selalu khawatir petugas Biro Keamanan datang menangkapnya.
“Ahu, selama kita bisa melindungi Haobai, kerugian kecil tidak masalah.” Zhang Zelong tak tahan menyela.
“Kakak, tenang saja!” Postur tubuh Zhang Zehu yang besar dan kekar memberi kesan seperti monster buas. Ia menyeringai memperlihatkan gigi putihnya, “Bocah Luo Feng itu cuma Petarung baru! Paling-paling cuma pernah bertarung dengan monster terlemah di area latihan militer. Setelah jadi Petarung, dia pasti tahu aturan! Tidak berani bertindak sembarangan. Kalau berani... Hmph, berurusan dengan Macan Penghancur sepertiku, itu bunuh diri!”
Melihat keyakinan pamannya, Zhang Zelong dan Zhang Haobai yang adalah ayah-anak itu mulai lega.
“Sudah, serahkan padaku. Aku berangkat.”
Zhang Zehu melambaikan tangan dan berjalan keluar.
Di luar sudah menunggu mobil Hummer berat modifikasi enam roda. Penumpang di dalamnya menyembul sambil tertawa, “Kak Macan, sudah selesai?”
“Ya. Ayo, jemput Lao Li dulu, lalu ke Balai Ekstrim.” Zhang Zehu naik ke mobil lalu memberi perintah.
“Siap!”
Dengung~~
Deruman mesin Hummer enam roda yang berat menggema saat mobil itu meninggalkan Perumahan Tiantu Garden.
Saat senja, di Perumahan Mingyue Kota Yangzhou, sekelompok orang termasuk Luo Feng berkumpul di ruang pertemuan lantai dua Balai Ekstrim.
"Xiao Feng, hari ini benar-benar kebetulan. Hari ini Paman Kong dan Kakak Chen ada di sini." Wu Tong tertawa lebar. Luo Feng juga segera menyapa dua orang di sampingnya. Di sebelah Wu Tong, salah satu dari mereka bertubuh kurus dengan bekas luka yang hampir membelah seluruh wajahnya, tatapannya membuat orang merinding.
Sedangkan yang satunya lagi bertubuh kekar, beralis tebal dan bermata tajam seperti harimau, terlihat sebagai sosok yang sangat bersemangat.
"Kakak Chen, Paman Kong." Luo Feng segera memanggil.
Keduanya bukan orang biasa. Saat ini di Balai Ekstrim Kota Yangzhou, terdapat tiga petarung level jenderal: Pelatih Kepala Wu Tong, 'Meriam' Chen Gu, dan 'Elang Pisau' Kong Quan. Wu Tong sudah pensiun dari pertempuran melawan monster, sedangkan 'Meriam' Chen Gu dan 'Elang Pisau' Kong Quan masih sering meninggalkan kota basis untuk berburu monster.
Keduanya adalah tokoh pemimpin di antara petarung Perumahan Mingyue.
"Xiao Feng, kami sudah tahu masalahmu. Tenang, kami akan membelamu!" Meriam Chen Gu tertawa keras. "B*ngs*t! Sekeras-kerasnya orang Asosiasi Petir, tidak akan berani mengganggu kami."
"Benar." Elang Pisau Kong Quan juga mengangguk perlahan.
Beberapa saat kemudian——
Di ruang pertemuan, anggota Balai Ekstrim dan Asosiasi Petir duduk terpisah. Sisi Balai Ekstrim berjumlah lebih dari dua puluh orang, sedangkan sisi Asosiasi Petir hanya delapan orang.
"Wu Tong, memang benar keponakan Hu Zi yang salah." Seorang pria berjanggut tebal tersenyum, "Tapi keponakannya itu masih anak kecil, baru berapa umurnya? Apa yang dia mengerti? Lagipula dia cuma orang biasa, bukan petarung, tak perlu dipermasalahkan."
"Lao Li, jangan bicara omong kosong." Wu Tong gelengkan kepala sambil tersenyum, "Masalah ini sudah jelas. Kalian kemari pasti ingin menyelesaikan secara kekeluargaan, kan? Kai Shan Hu, kamu yang bicara."
Zhang Zehu, di kalangan petarung dijuluki 'Kai Shan Hu', menggunakan senjata kapak besar bermata ganda yang dipegang kedua tangan, terkenal akan keberanian dan keganasannya.
"Kepala Balai Wu." Zhang Zehu tersenyum tipis, tatapannya tertuju pada Luo Feng, "Masalah ini biar Xiao Luo sendiri yang jelaskan. Xiao Luo, menurutmu bagaimana penyelesaian yang memuaskan?"
"Diam!"
'Eagle Blade' Kong Quan di sampingnya melotot, membentak, "Luo Feng adalah saudara seperjuangan kami di Balai Ekstrim. Xiao Luo? Berani-beraninya kau memanggilnya begitu!"
Zhang Zehu terkejut. Eagle Blade Kong Quan dikenal sebagai petarung kejam di kalangan mereka, Zhang Zehu pun tak berani macam-macam.
"Tuan Zhang Zehu." Luo Feng berdiri, tersenyum dingin, "Saya malu harus merepotkan senior-senior saya untuk urusan ini. Sebenarnya menurut saya... Hmph, niat Zhang Haobai mematahkan kaki saya itu hal kecil, tapi berani menyakiti ayah saya? Itu sama saja mencari mati!"
Luo Feng melotot keras.
Zhang Zehu terkejut ketakutan, para petarung dari pihak Balai Ekstrim tertawa. 'Harimau Pembuka Gunung' Zhang Zehu ini adalah petarung senior yang sekarang sudah mencapai tingkat 'Prajurit Senior', hanya selangkah lagi menuju Tingkat Jenderal Perang. Luo Feng berani melotot di depannya, membuat para petarung Balai Ekstrim merasa anak ini punya nyali besar!
"Hmph, Luo Feng, apa rencanamu? Cepat bicara!" Zhang Zehu tampak kesal dengan wajah yang muram.
Luo Feng tersenyum.
Kemarahan Zhang Zehu? Dia benar-benar tidak peduli. Selain masa depan, kondisi fisik Luo Feng sekarang sudah setara dengan Prajurit Menengah kelas atas, mendekati 'Prajurit Senior'. Mengenai Kekuatan Pikiran Spiritual-nya, dengan perbedaan dua tingkat antara fisik dan kekuatan pikiran, minimal sudah mencapai 'Tingkat Jenderal Perang Pemula'.
"Satu kalimat: 50 juta Hua Xia Bi. Aku, Luo Feng, akan beri kamu muka. Urusan ini selesai di sini." Luo Feng tersenyum ramah.
"Kau benar-benar serakah! 50 juta!!!" Mata Zhang Zehu melotot.
"Harganya terlalu tinggi." Kepala Balai Petir, Li, mengerutkan kening.
Luo Feng tetap tersenyum tanpa bicara.
"Harganya tidak tinggi." Kepala Balai Ekstrim, Wu Tong, tersenyum.
"Luo Feng, aku juga kasih harga: 5 juta! Aku beri 5 juta, urusan ini selesai. Anggap sebagai menghormatiku. Jika tidak, berarti kau tidak menghormati Zhang Zehu!" Zhang Zehu menatap tajam Luo Feng.
Lima juta?
Orang-orang dari Balai Ekstrim juga mengerutkan kening. Hari ini hanya Chen Gu 'Meriam' dan Kong Quan 'Eagle Blade' yang muncul. Meski harus menghormati kedua orang ini, harga yang ditawarkan tidak semestinya serendah ini. Uang terlalu sedikit berarti tidak menghargai!
"Atau kau tidak mau menghargai?" Luo Feng juga melotot, "Zhang Zehu, aku juga akan bilang, 50 juta, tidak boleh kurang satu sen pun. Kurang satu sen, kau siap-siap temui keponakanmu di Badan Keamanan!"
