Memandang Luo Feng pergi, Xu Gang mengangkat gelas di tangannya dan meneguk perlahan, berpikir: "Luo Feng, aku sudah berbicara panjang lebar denganmu dengan cukup halus dan menjaga harga dirimu! Semoga kau tahu diri... Jika kau terus mengganggu adikku di masa depan, jangan salahkan aku menggunakan cara keras!"
Xu Gang tersenyum, menghabiskan anggur dalam gelasnya sekaligus.
"Xiao Xin, aku ada urusan dulu." Xu Gang memberi salam kepada Xu Xin di bar sebelum meninggalkan aula.
……
Lantai tiga Pusat Perbelanjaan Aliansi HR, ruang VIP sebuah rumah teh.
"Luo Feng," Chen Gu tersenyum, "Xu Xin itu mengobrol lama sekali denganmu. Menurutku, gadis itu agak tertarik padamu. Tidak sulit untuk mengejarnya! Apalagi kakaknya juga ngobrol lama denganmu - mungkin dia sudah menganggapmu sebagai 'adik ipar'?"
Menganggapnya sebagai adik ipar? Luo Feng tertawa getir. Rupanya Kak Chen tidak mendengar perkataan Xu Gang, kakak Xu Xin.
"Jangan asal bicara, hubungan kami cuma teman sekelas lama." Luo Feng mengelak.
Gao Feng tak tahan menambahkan: "Justru karena teman sekelas, lebih mudah didekati. Lihat saja, berapa banyak pasangan suami istri sekarang yang dulu teman sekelas?"
“Benar, Luo Feng, semangat.” Wei Tie juga ikut-ikutan membuat keributan, dia tersenyum kecut, “Xu Xin itu gadis yang sangat baik, di kalangan petarung banyak yang memuji manajer wanita di bar lantai satu Aliansi Bawah Tanah ini. Setiap Sabtu dan Minggu, banyak pria hidung belang yang ingin mengganggunya. Tapi mereka semua tahu latar belakang Xu Xin tidak main-main, jadi tidak ada yang berani macam-macam.”
Luo Feng tersenyum.
Main-main dengan putri keluarga Xu? Orang yang punya niat seperti itu, mati pun mungkin tidak tahu penyebabnya.
“Kapten, jangan bahas itu lagi.” Luo Feng tersenyum, “Mari bicara hal yang serius.”
“Ya.” Gao Feng tersenyum, “Kalian bertiga, coba ceritakan level kemampuan fisik kalian sekarang?”
Wei Tie meletakkan cangkir tehnya, pertama kali berbicara: “Kapten, kekuatan pukulanku sekitar 9650kg, kecepatan 102 meter per detik, tes reaksi saraf ‘lulus tingkat Petarung Pemula’.”
“Hmm, bisa dibilang sudah masuk level Petarung Pemula.” Gao Feng mengangguk.
“Kapten.” Wei Qing juga berkata, “Kekuatan pukulanku sekitar 9510kg, kecepatan 106 meter per detik, tes reaksi saraf ‘lulus tingkat Petarung Pemula’.”
Gao Feng dan Luo Feng sama-sama mengangguk pelan.
“Haha, sekarang giliranku.” Chen Gu tersenyum kecut, “Kekuatan pukulanku sekitar 7100kg, kecepatan 81 meter per detik, tes reaksi saraf ‘unggul tingkat Petarung Pemula’.”
“Reaksi saraf Kak Chen cepat sekali.” Luo Feng tak bisa menahan pujiannya.
Gao Feng tersenyum: "Dia memang ahli senjata api, reaksi sarafnya sudah cepat. Setelah minum obat gen, reaksi sarafnya makin cepat. Sepertinya bisa pakai senjata yang lebih cepat." Seorang petarung senjata api dengan reaksi saraf mencapai standar Tingkat Petarung Pemula, ini sudah sangat langka.
Apalagi reaksi saraf Chen Gu termasuk 'unggul di Tingkat Petarung Pemula'.
"Bagus, kalian bertiga secara umum efek obat gennya cukup baik." Gao Feng menatap Wei Tie dan Wei Qing, "Wei Tie, kalian berdua masih harus berusaha lebih keras! Meski sudah hampir sebulan, efek obat gen belum sepenuhnya hilang. Kalau kalian giat berlatih, masih bisa dapat manfaat lebih."
"Mengerti." Wei Tie dan Wei Qing mengangguk.
Gao Feng melihat ke Chen Gu: "Lao Chen, senapan mesinmu harus diganti."
"Hmm, memang harus diganti." Chen Gu mengangguk.
Senjata api Chen Gu terdiri dari senapan mesin plus senapan runduk berat. Kecepatan maksimal senapan mesinnya 300 peluru per menit, rata-rata lima peluru per detik! Dengan kecepatan reaksi sebelumnya, Chen Gu bisa mengarahkan empat dari lima peluru itu tepat ke kepala empat monster, sementara satu peluru sisanya mengenai tubuh monster kelima.
Dengan kata lain...
Bagi Chen Gu, tembakan rentet senapan mesin sama presisinya dengan tembakan tunggal! Ini membutuhkan kecepatan reaksi saraf yang luar biasa. Reaksi Chen Gu sudah ratusan kali lebih cepat dibanding manusia sebelum Periode Nirwana Besar, jadi tidak aneh bisa mencapai level ini.
“Aku akan membuat senapan mesin berat tipe RG112 dengan kaliber 12.7 milimeter, daya ledaknya sangat besar.” Mata Chen Gu berbinar-binar, “Kecepatan tembak maksimal bisa mencapai 1500 peluru per menit. Senapan mesin ini hampir bisa disebut sebagai senjata api petarung dengan kecepatan tembak tercepat. Jika lebih cepat lagi, sudah tidak ada artinya.” Di era sekarang ini.
Kecepatan tembak senapan mesin bisa mencapai 7-8 ribu peluru per menit, bahkan ada yang lebih dari 10 ribu!
Tapi tingkat utilisasinya terlalu rendah.
Dengan kecepatan reaksi Chen Gu sekarang, meski satu detik mengeluarkan 10 peluru dari laras senapan, dia bisa mengontrol semua peluru itu tepat mengenai kepala monster - inilah yang disebut utilisasi!
“Setelah Lao Chen membeli senjata, pertama-tama berlatih dulu, pelajari karakteristik senjatanya dengan baik.” Gao Feng mengangguk sambil tersenyum, “Wei Tie dan adikmu, kalian juga harus berlatih keras di rumah. Meski fisik sudah meningkat, kalian harus mengubah potensi fisik itu menjadi kekuatan tempur seefisien mungkin.”
“Tenang saja, Kapten.” Wei Tie dan Wei Qing mengangguk.
Luo Feng tersenyum kecil melihat pemandangan ini.
Pola pikir petarung Tiongkok memang seperti ini - satu porsi tenaga harus bisa dikeluarkan menjadi sepuluh porsi kekuatan tempur! Konsep seperti ‘mengontrol kekuatan’ atau ‘empat ons mengangkat seribu kati’ adalah ciri khas pemikiran orang Timur yang berbeda dengan Barat. Dan sekarang... petarung terkuat di dunia ‘Hong’ adalah orang Tiongkok.
"Petarung kedua terkuat di dunia 'Dewa Guntur' adalah campuran Timur-Barat, juga memiliki darah Tionghoa. Beberapa filosofi bela diri Tionghoa memang sangat populer di kalangan petarung dunia saat ini."
"Kapten, Kak Chen, Kak Tie, Kak Qing." Luo Feng menatap beberapa orang itu sambil tersenyum, "Aku berlatih keras di rumah selama sebulan, kekuatan fisikku meningkat banyak. Tapi menurutku, teknik gerak tubuh dan jurus pedang justru paling efektif diasah saat bertarung langsung dengan monster!" Berlatih jurus pedang di rumah hanyalah melawan musuh khayalan.
Mana bisa sebanding dengan bertarung sungguhan melawan monster untuk mengasah jurus pedang.
"Jadi, aku memutuskan untuk masuk ke wilayah liar sendirian dan melatih jurus pedang serta gerak tubuhku." Kata Luo Feng.
"Apa? Sendirian?" Gao Feng, Chen Gu dan yang lain langsung berubah ekspresi.
"Ya." Luo Feng mengangguk sambil tersenyum.
Sebenarnya ide ini sudah lama ada di pikirannya, tapi sebelumnya belum bulat tekad. Perkataan Xu Gang akhirnya menyadarkannya. Untuk menjadi petarung puncak yang berdiri di puncak dunia... tidak boleh ada sedikitpun kelonggaran! Maka Luo Feng memutuskan untuk memaksimalkan peningkatan kekuatannya.
"Itu terlalu berbahaya." Gao Feng segera menyela.
"Tidak, Kapten. Aku hanya berencana berlatih di Kota Kabupaten No.0231 yang berdekatan dengan distrik militer." Luo Feng menjelaskan, "Tidak akan memasuki kota-kota besar lainnya."
"Kota Kabupaten No.0231? Yang dekat distrik militer itu?"
Gao Feng, Chen Gu, dan kedua saudara Wei sedikit lega. Kekuatan monster di sekitar distrik militer memang lemah. Monster level tinggi seperti monster lord tidak berani tinggal di kabupaten dekat distrik militer. Jadi... di beberapa kabupaten sekitar distrik militer, hampir semua monster adalah Level Tentara. Jumlah monster beast general sangat sedikit, dan kebanyakan hanya Tingkat Binatang Pemula. Bahkan Mid-level Beast General sangat jarang. Karena jumlah monster beast general terlalu sedikit, setiap monster Tingkat Binatang Pemula bisa menguasai ratusan hingga ribuan monster Level Tentara.
Monster beast general langka dan selalu berkelompok besar. Bagaimana tim petarung bisa membunuhnya?
Bisa dikatakan—
Tim petarung yang cukup kuat biasanya malas bertahan di kabupaten seperti ini karena tidak ada keuntungan.
"Lagipula kabupaten itu dekat distrik militer," Luo Feng tersenyum. "Aku berencana berburu di distrik militer siang hari untuk melatih pedang, malamnya kembali ke Pangkalan Pasokan untuk istirahat." Karena jaraknya dekat dan kecepatan Luo Feng, dia bisa bolak-balik setiap hari antara kabupaten dan pangkalan.
"Kabupaten No.0231 memang tidak punya beast general kuat. Tapi monster Level Tentara sangat banyak," Wei Tie tak tahan menyela. "Kalau terkepung..."
"Wei Tie, Luo Feng takkan takut dikeroyok?" Chen Gu terkekeh.
Wei Tie dan Wei Qing tertegun, lalu tertawa.
Kawanan monster memang mengerikan, tapi Pembaca Pikiran adalah kelompok yang paling tidak takut terhadap kawanan monster. Tidak hanya bertarung langsung, hanya dengan menggunakan 'Kekuatan Pikiran Spiritual' untuk melompat, seorang Pembaca Pikiran mungkin bisa langsung melompat ke gedung kecil di sebelah. Meski kemampuan lompat monster juga luar biasa, tapi mana bisa menyaingi Pembaca Pikiran yang bisa 'meminjam tenaga di udara'?
"Ide yang bagus." Gao Feng tak bisa menahan kekagumannya, "Luo Feng, bahkan aku jadi ingin melatih teknik palu ku setelah mendengar penjelasanmu. Tapi... aku tidak punya kemampuan bertahan di tengah kawanan monster."
"Luo Feng, kapan rencana berangkat?" Chen Gu bertanya.
"Tidak boleh ditunda. Hari ini aku akan mempersiapkan diri, besok langsung berangkat." Luo Feng tersenyum, "Kapten, kalau tim berencana masuk ke wilayah liar, kirimkan pesan padaku."
Jalan menuju kekuatan tertinggi harus ditempuh dengan latihan keras langkah demi langkah!
