Wanita paruh baya itu buru-buru berkata: "Jangan marah lagi. Marahmu tidak menyelesaikan masalah. Kau hanya punya satu putri, mau bagaimana lagi? Yang terpenting sekarang adalah mencari cara memisahkan putri kita dari si cacat itu tanpa melukai hatinya."
"Aku tahu!"
Pria paruh baya itu mengerutkan alis dan diam, menghisap rokoknya dalam-dalam.
“Asap memenuhi ruangan, suasana hening sejenak, hanya suara ‘bip-bip’ dari jam dinding mekanis yang terdengar.
……
Subuh hari kedua, Kota 003 masih diliputi hawa dingin dan mencekam seperti biasa. Sesekali terdengar raungan monster yang membuat jantung berdebar dari dalam kota. Jika Kota Basis Jiangnan adalah kota baru yang penuh vitalitas, maka kota yang dulunya paling makmur di Tiongkok ini telah berubah menjadi sarang dan taman bermain para monster. Di mana-mana terlihat bekas darah kering dan tulang-belulang.
Ini adalah Gua Iblis!
Di kamar lantai 18 sebuah bangunan tua berdebu, Luo Feng dengan seragam tempur memegang teropong sambil menatap sunyi ke bawah. Tangannya yang lain menggenggam sepotong daging kering yang ia gigit, kunyah beberapa kali lalu telan.
Mengunyah. Menelan.
Seluruh ruangan yang dipenuhi jejak waktu itu hanya bergema suara Luo Feng mengunyah daging kering, menciptakan kesunyian yang pekat.
“Gurguk-gurguk~~” Mengeluarkan kantong air, Luo Feng meneguk sedikit, kemudian beberapa saat lagi meneguk sedikit.
Di wilayah liar, Luo Feng tidak membawa banyak persediaan makanan dan air, sehingga harus sangat berhemat setiap hari.
"Lagi-lagi tujuh orang pergi bersama!" Luo Feng melihat jelas melalui teleskop tujuh siluet manusia yang meninggalkan gedung apartemen enam lantai di balik kabut pagi, alisnya berkerut sambil melempar teleskopnya ke kasur dengan geram.
Luo Feng memijat titik-titik akupresur di sekitar matanya, seharian berjongkok membuat matanya sangat lelah.
"Setiap hari tujuh orang pergi bersama, sama sekali tidak memberi aku kesempatan." Luo Feng mengerutkan kening, "Jika terus begini sampai program latihan tuan muda itu selesai, aku mungkin tetap menunggu percuma! Harus bagaimana?" Luo Feng mulai berpikir keras, saat ini benar-benar tidak ada celah untuk bertindak.
Apakah harus terus menunggu dengan sia-sia?
"Tidak ada kesempatan."
Mata Luo Feng berbinar, ia menggigit giginya, "Kalau tidak ada kesempatan, tidak bisa menunggu kesempatan, maka aku yang akan menciptakan kesempatan!"
"Bukankah mereka selalu bersama? Aku akan memaksa mereka berpencar!" Luo Feng memutar tutup kantong air dengan perlahan.
……
Sekitar tiga jam kemudian, tujuh anggota Tim Thunder yang berburu di area pinggiran sarang monster ini kembali dengan sangat hati-hati ke gedung apartemen enam lantai tempat mereka beristirahat sebelumnya, kadang maju, kadang menghindar.
"Aksi... dimulai!"
"Luo Feng yang bersenjata lengkap tersenyum ringan, langsung keluar dari kamar, lalu dengan gesit seperti kera melesat menuruni tangga. Setelah keluar dari gedung apartemen 18 lantai ini. Bahkan Luo Feng pun tidak berani bertindak sembrono, melainkan mulai menjelajahi sekitar dengan hati-hati."
"Sulit menghindari monster, tapi mudah mencari mereka!"
Lima belas menit kemudian, Luo Feng menemukan sekelompok monster anjing berjumlah 2-3 ribu ekor yang menduduki pabrik mesin besar. Biasanya tidak ada Petarung manusia yang berani menantang kawanan monster sebesar ini, mengingat ancaman ribuan monster sangat mengerikan.
"Huu~~"
Monster-monster bertubuh besar berbaring di area pabrik, dengkuran bergema, bau anyir menyengat memenuhi sekitarnya.
"Ck ck ck... Kawanan monster yang kuat sekali." Luo Feng mengintip melalui celah tembok pagar, "Ayo mulai!"
Tak lama kemudian—
"Raaawrr~"
"Raaawrr rawwrr~~"
Seluruh kawanan monster di pabrik mengaum gila. Kematian puluhan monster membuat kawanan besar ini semakin murka, merasa mendapat penghinaan terbesar. Bahkan pemimpin kawanan, dua Monster Lion Mastiff tingkat beast general tinggi, mengaum marah. Seluruh kawanan segera mengejar dengan amuk.
“Larinya cepat sekali!”
Perisai heksagonal di punggung Luo Feng mendapat dorongan kuat dari Kekuatan Pikiran Spiritual, dalam sekejap tubuhnya berubah menjadi angin puyuh yang menderu dan melesat.
Duggg~~
Di kawanan Anjing Liong yang besar ini tercampur beberapa Huan Ao Quan. Kawanan monster ini mengejar dengan ganas, kecepatan mereka luar biasa - monster terdepan mencapai 70-80 meter per detik! Dengan kecepatan menakjubkan ini, jarak 2 kilometer dari area pabrik ke apartemen 6 lantai bisa ditempuh dalam 30 detik!
Hanya 30 detik!
Luo Feng sudah menyelinap seperti kilat ke dalam apartemen 6 lantai itu.
……
Di salah satu unit kuno berukuran 4 kamar 2 ruang tamu di lantai 6, tujuh anggota Tim Thunder sedang beristirahat. Saat kawanan monster mulai mengaum mengejar Luo Feng, mereka sama sekali tidak waspada - pertama karena jaraknya 2 kilometer, kedua bukankah teriakan monster sudah biasa di Kota 003?
Tapi setelah 10-an detik...
"Sepertinya ada pertempuran di sebelah timur kita," kata pria bermata satu sambil tersenyum.
“Jangan ikut campur, bukankah di Kota 003 setiap hari terjadi pertarungan antara petarung dan kelompok monster? Pasti ada petarung yang memprovokasi kelompok monster tertentu.” Kapten Huya Pan Ya bersikap tenang, bahkan tanpa sedikitpun gejolak emosi. Selama lebih dari sepuluh tahun menjadi petarung, kasus monster mengejar-ngejar petarung sudah terlalu sering terjadi.
Hanya dalam waktu beberapa kalimat obrolan ini.
“Kawanan monster sepertinya sangat dekat dengan sini!”
“Lantai gedung sudah mulai bergetar samar.”
Hampir seketika, tujuh anggota Tim Thunder berlari ke jendela utara. Melihat ke bawah, di pintu tangga gedung residensial enam lantai tersebut, segerombolan besar Monster Lion Mastiff dan sedikit Huan Ao Quan sedang mengamuk menyerbu tangga. Dalam hitungan detik, seluruh gedung bergetar seperti gempa bumi, raungan monster bergema di mana-mana.
“Boom!” Pintu kamar tempat tujuh anggota Tim Thunder berada dihantam dengan keras.
Monster Lion Mastiff seukuran Hummer berdatangan menerobos masuk. Tidak hanya pintu yang hancur berantakan, tembok pun runtuh. Seluruh gedung residensial terus-menerus bergetar di bawah injakan lebih dari seribu monster, seolah-olah setiap saat bisa ambruk.
Di luar gedung residensial, masih ada satu hingga dua ribu ekor Monster Lion Mastiff dan Huan Ao Quan yang sama sekali tidak bisa masuk, hanya bisa mengepung seluruh gedung residensial secara ketat. Coba bayangkan situasi di mana 1.000-2.000 mobil Hummer mengepung gedung residensial, maka akan terbayang betapa mengerikannya kumpulan monster-monster ini yang mengepung gedung.
"Apa yang terjadi!!!" teriak pemuda blasteran itu dengan wajah pucat pasi.
Siapapun yang berada dalam situasi dimana gedung residensial ini bergetar seolah akan runtuh, monster-monster membanjiri ruangan, sementara di bawah gedung masih ada kerumunan monster yang padat, pasti akan panik.
"Lindungi tuan muda! Tim Harimau Taring, jaga bagian belakang!" raung Pak Liu.
"Dak-dak-dak-dak~~~"
Senapan mesin Dongzi sudah mulai menggelegar gila-gilaan. Selongsong peluru beterbangan liar. Peluru-peluru keras itu menembus tubuh Monster Lion Mastiff, namun monster-monster itu tetap menerjang dengan momentum inersia meski tertembak. Pria botak, pria bermata satu, dan Kapten Pan Ya dari Tim Harimau Taring terpaksa menggunakan senjata tajam untuk menangkis serangan monster satu per satu.
"Bruk!" "Bruk!" "Bruk!"
Pak Liu dan pria bule besar sudah membawa pemuda blasteran itu melompat keluar jendela.
“Kita pergi!” Kapten Huya menggeram, menjadi yang pertama melompat turun dari jendela.
“Dongzi, cepat.” Pria bermata satu itu mengaum.
Bagaimanapun, fisik penembak ini yang paling lemah. Dengan gigit gigi, penembak Dongzi pun melompat dari jendela. Akhirnya pria bermata satu dan pria botak itu menyusul melompat. Sebenarnya ketinggian enam lantai masih bisa ditangani petarung perwira pemula meski membawa beban ratusan kilogram.
Tapi kali ini di bawah bukan tanah lapang, melainkan kawanan monster yang jumlahnya melebihi seribu!
……
Di lantai dua gedung residensial yang kini temboknya telah runtuh menjadi puing, di sudut terjauh sebuah ruangan, Luo Feng sedang bersembunyi!
Saat pertama memasuki ruangan di lantai dua, Luo Feng menggunakan Kekuatan Pikiran Spiritualnya untuk mengangkat puing tembok dan meja marmer, menyumbat rapat kamar mandi tempatnya bersembunyi. Ia juga menjatuhkan lantai tiga hingga tiang beton runtuh, membuat ruangan ini menjadi kubangan puing. Monster yang masuk bahkan tak menyadari kehadirannya.
Saat kawanan monster menemukan Tim Thunder di lantai enam, seluruh perhatian mereka tertuju pada tim itu.
Berdiri di jendela kamar mandi, Luo Feng menatap keluar dengan tajam sambil menyimak setiap suara.
“Pertempuran mulai!” Telinganya bahkan bisa menangkap gemuruh amarah samar-samar dari lantai enam.
Dengan tiga bayangan cepat jatuh dari atas.
"Lompat dari gedung." Mata Luo Feng bersinar, dua pisau terbang hitam segera melayang di depan tubuhnya.
