Masuk ke dalam Perumahan Mingyue, Luo Feng langsung membuka amplop itu.
Meskipun surat ini ditulis pacar adiknya 'Zhen Nan' untuk Luo Hua, tapi Luo Feng tidak mau langsung memberikannya ke adiknya... Mengingat adiknya baru saja mencoba bunuh diri dengan melompat ke danau kemarin, kondisi emosinya masih sangat labil. Jika ada konten yang memicu dalam surat itu, bisa membuat adiknya semakin tidak terkendali. Luo Feng tidak berani mengambil risiko!
"Aku harus lihat isinya." Wajah Luo Feng menunjukkan kemarahan, lalu membuka kertas surat itu.
Melihat surat itu, ekspresi Luo Feng perlahan melunak.
"Ah."
Luo Feng menggelengkan kepala, "Adikku juga tidak salah menilai orang." Dari surat ini, Luo Feng baru tahu... Sebenarnya orang tua Xiao Nan menemui Luo Hua untuk berbicara tanpa sepengetahuan Xiao Nan! Xiao Nan bahkan tidak tahu bahwa orang tuanya telah mengetahui hubungannya dengan Luo Hua, sampai kabar bunuh diri Luo Hua dengan melompat ke danau menyebar kemarin, barulah Xiao Nan mengetahuinya.
Mendengar kabar itu, Xiao Nan hampir pingsan.
Orang tuanya sama sekali tidak mengizinkan Xiao Nan menemui Luo Hua. Meski Xiao Nan menangis dan merengek, tetap tidak digubris. Akhirnya Xiao Nan mengancam akan bunuh diri, mengatakan ini terakhir kalinya bertemu Luo Hua, baru kemudian diizinkan orang tuanya.
Tapi—
Di gerbang Perumahan Mingyue, Xiao Nan terus mencoba menelepon Luo Hua namun tidak tersambung. Karena tidak bisa bertemu, akhirnya dia menulis surat dan meminta orang menyampaikannya.
"Memindahkan hubungan ke bawah tanah? Menyembunyikan dari orang tuanya? Menikah setelah lulus?" Luo Feng membaca isi surat itu sambil menghela napas. Terlihat jelas gadis Xiao Nan ini sangat keras kepala, jelas tidak terbujuk oleh orang tuanya.
……
Di Vila No.199 Perumahan Mingyue, rumah keluarga Luo Feng, suasana terasa berat. Ayahnya Luo Hongguo duduk di sofa ruang tamu. Hanya semalam, wajahnya tampak jauh lebih tua.
"Ayah." Suara itu datang dari luar.
“Xiao Feng.” Luo Hongguo berdiri, saat itu Luo Feng masuk dari luar, Luo Hongguo berbisik pelan: "Ibumu sedang menemani adikmu di kamar. Sekarang emosinya sudah agak stabil, tapi bagaimanapun kami mencoba berbicara, dia tetap diam seribu bahasa."
"Aku mengerti." Luo Feng menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan menuju kamar adiknya.
Kreek!
Membuka pintu kamar, ibu Gong Xinlan yang duduk di tepi tempat tidur mengangkat kepala melihat Luo Feng, langsung berdiri: "Xiao Feng."
"Ibu, istirahatlah dulu di luar." Kata Luo Feng.
Gong Xinlan melirik ke arah balkon kamar dimana putra bungsunya Luo Hua duduk diam di kursi roda, menggelengkan kepala, lalu keluar dari kamar.
"Kali ini adik benar-benar..." Luo Feng menyadari wajah adiknya terlihat jauh lebih pucat, tubuhnya kaku memandang keluar jendela seolah tenggelam dalam lamunan.
"Luo Hua." Seru Luo Feng.
Adik Luo Hua tetap tak bergerak di kursi roda, seolah tak mendengar suara kakaknya Luo Feng.
"Luo Hua, aku jamin, kau pasti bisa menikahi Xiao Nan." Luo Feng mengulangi kalimatnya dengan tegas.
“Luo Hua di kursi roda tubuhnya gemetar, akhirnya perlahan menoleh ke Luo Feng, menunjukkan senyum getir sambil menggelengkan kepala dan berbisik pelan: "Kak, jangan bicara di sini. Percuma, aku dan Xiao Nan sama sekali tidak punya masa depan... Lagipula aku sudah pasrah. Seumur hidupku aku tidak akan menikahi wanita manapun! Seumur hidup! Aku juga tidak pantas."
"Apa yang kau omongkan?" Luo Feng mengerutkan kening, membentak.
"Omong kosong?"
Luo Hua tiba-tiba emosional, "Apa yang kukatakan salah? Masih mau apa seorang cacat yang kehilangan kedua kakinya seperti aku menikahi Xiao Nan? Benar, Xiao Nan mau jadi istriku. Tapi nanti? Nanti orang-orang sekitar akan menunjuk-nunjuk Xiao Nan, bilang suaminya cacat. Bagaimana keluarga dan teman Xiao Nan nanti memandangnya?"
"Aku cacat! Hanya seorang cacat!"
"Menikah denganku, Xiao Nan dan orang tuanya akan malu bertemu kerabat dan teman, terus dihujat. Sekalipun aku punya uang, orang akan mengira Xiao Nan hanya karena uang mau bersama cacat!" Luo Hua menggeleng, "Aku tidak mau, Xiao Nan gadis baik. Aku tidak ingin dia nanti terpuruk dihina orang."
"Aku tidak ingin menyakitinya!"
"Siapa pun yang kunikahi akan kusakiti, lebih baik tidak menikah seumur hidup. Cacat sepertiku, masih berharap punya pacar, masih berpikir tentang pernikahan." Senyum getir Luo Hua terkesan histeris.
"Pak!"
Tamparan keras mendarat di wajah Luo Hua, membuat tubuhnya terhuyung hampir terjatuh dari kursi roda. Darah mengalir dari sudut bibirnya.
"Kak." Luo Hua tertegun.
Selama bertahun-tahun.
Dari kecil sampai dewasa, Luo Feng tak pernah sekalipun memukulnya.
"Pengecut!!!" Wajah Luo Feng berkerut masam.
"Banyak orang cacat fisik tapi punya tekad baja yang menciptakan kisah inspiratif! Bahkan Dewa Perang 'Yu Yang' dari Kota Basis Jiangnan yang lahir tanpa lengan, bisa menciptakan reputasi 'Kapak Raksasa' hanya dengan kedua kakinya. Kakinya setajam kapak perang! Banyak contoh serupa di kalangan petarung, apalagi di masyarakat umum." Ucapan Luo Feng membuat wajah adiknya Luo Hua berubah pucat.
Contoh-contoh ketabahan itu tentu saja diketahui Luo Hua.
Sejak kecil, ia telah menyaksikan ratusan kisah serupa. Ia bisa menyebut lebih dari seratus contoh tanpa jeda.
"Ini surat dari pacarmu. Baca sendiri." Luo Feng menyodorkan surat itu.
Dengan ragu Luo Hua menerimanya. Saat membuka dan membacanya, ekspresinya mulai berubah.
"Menikah?"
“Xiao Nan adalah gadis yang baik, sangat baik. Bersama dengannya adalah impianku, tapi aku tidak ingin ada yang membicarakannya di belakang nanti. Sungguh, aku tidak mau.” Luo Hua meletakkan surat sambil menahan air mata yang menetes di kertas. Ia menatap Luo Feng, “Kakak, aku hanya ingin melihat Xiao Nan hidup bahagia secara diam-diam di masa depan. Itu sudah cukup, lebih dari cukup.”
“Bersamanya, itu yang terbaik untuk kalian berdua.” Luo Feng membentak.
“Tapi aku—” Luo Hua refleks meraba kedua kakinya yang terputas dari paha.
“Ikut aku.” Luo Feng mendorong kursi roda keluar ruangan.
“Xiao Feng!” Luo Hongguo dan Gong Xinlan di luar terkejut.
“Aku perlu bicara dengan Luo Hua.” Dengan tenaga terlatih, Luo Feng mengangkat kursi roda adiknya menuju ruang audio-visual lantai dua.
……
Di ruang audio-visual.
“Kak.” Luo Hua menatap kakaknya.
“Lihat layar.” Luo Feng memberi perintah suara, “Hidupkan!”
Bip—— bip——
Proyektor menyala, memancarkan cahaya ke layar dinding. Luo Feng duduk di sofa sambil mengetik di panel layar nirkabel, membuka forum pejuang tingkat Senior Warrior di ‘Rumah Terbatas’. Ia mengetik kata kunci: ‘Air Kehidupan’.
Topik ‘Air Kehidupan’ jarang dibahas di forum ini.
Karena barang ini sangat langka, hampir tidak ada pejuang tingkat jenderal yang bisa mendapatkannya, sehingga informasi ini jarang beredar. Namun masih ada belasan thread terkait. Luo Feng langsung membuka salah satu thread. Sebelumnya, dia sudah membaca semua thread ini karena harus mengumpulkan data tentang Air Kehidupan.
"Ini..." Luo Hua terdiam.
"Lihat thread ini, baca sampai habis." suara Luo Feng dingin.
Luo Hua memalingkan pandangan. Thread tentang 'Air Kehidupan' ini tidak panjang, namun menjelaskan bahan-bahan berharga yang dibutuhkan dan efeknya. Tentu juga menyebutkan harga lelang terakhir. Air Kehidupan yang sangat langka ini, harganya ada tetapi barang tidak tersedia, biasanya dijual melalui lelang.
"Menggunakan esensi makhluk yang melebihi tingkat monster lord—Tingkat SS, monster kelas raja 'Raja Bumi'—sebagai bahan utama, bisa meregenerasi lengan dan kaki yang putus? Selama masih hidup, cacat seberat apapun bisa tumbuh kembali?" Deskripsi thread ini membuat Luo Hua terpana, matanya berbinar-binar.
Baik dari bahan yang digunakan.
Maupun efeknya.
"Harga ada tapi barang tidak tersedia? Dosis terakhir Air Kehidupan dilelang dengan harga gila-gilaan 30 miliar Hua Xia Bi?" Semangat Luo Hua yang menggebu tiba-tiba padam seperti disiram air dingin.
"30 miliar?" Luo Hua ahli dalam investasi saham dan keuangan.
Dia sangat paham dengan industri ekonomi. 30 miliar Hua Xia Bi adalah jumlah yang luar biasa besar!
“Kau lihat? Kakimu memang patah, tapi asal minum satu dosis ‘Air Kehidupan’, bisa tumbuh kembali! Nanti, Adik bisa berdiri tegak, bisa percaya diri berdiri di depan Xiao Nan itu. Di depan orang tua Xiao Nan!” kata Luo Feng, tapi Luo Hua menggelengkan kepala.
“Kak, tiga ratus miliar, lho.”
“Benar, di Tiongkok kita memang ada miliarder super dengan aset hampir seribu miliar. Tapi itu hanya harga saham. Pertama, sahamnya terbatas, tidak bisa dijual semua. Kedua, punya hak jual sekalipun, banjir saham sebesar itu di pasar, dikatakan bernilai seribu miliar, tapi akhirnya mungkin cuma terjual empat lima ratus miliar jika beruntung.” Luo Hua menggeleng, “Uang tunai tiga ratus miliar, seantero Tiongkok, yang bisa menyediakan sebanyak ini bisa dihitung jari.”
Luo Feng mengeluarkan ponsel dari saku, mulai masuk ke akun tanpa nama ‘Swiss International Bank’.
Hanya sekejap—
Sudah masuk ke akun.
“Kak, kau mau apa?” Adik Luo Hua heran memandang Luo Feng.
“Lihat ini.” Luo Feng menyodorkan ponselnya.
Luo Hua penuh tanda tanya, untuk apa kakaknya menyuruhnya melihat ponsel di saat seperti ini. Matanya menatap layar ponsel yang menampilkan jumlah deposit jelas.
“Satu nol, dua nol, tiga nol...” Luo Hua menatap kosong angka ‘28，800，000，000’ di layar.
“28,8 miliar!”
Luo Hua mengangkat kepala dan terkejut melihat Luo Feng. Kakaknya baru saja menjadi Petarung, bagaimana bisa mendapatkan uang sebanyak ini! Ini benar-benar kekayaan yang mengejutkan. Dia tidak tahu, betapa besar risiko yang diambil Luo Feng untuk mendapatkan uang ini, nyaris kehilangan nyawa, dan itu juga berkat kemampuan khusus sebagai Pembaca Pikiran.
"Luo Hua." Luo Feng membuka pembicaraan.
Luo Hua memandang kakaknya dengan tatapan kosong, tidak tahu harus berkata apa.
"Aku hanya ingin memberitahumu, satu botol 'Air Kehidupan', kakakmu mampu membelinya." Luo Feng menatap adiknya dengan serius, "Dan kamu, pasti akan bisa berdiri kembali!"
Tubuh Luo Hua gemetar ringan.
Dia bukan orang bodoh, untuk mendapatkan 28,8 miliar, pasti kakaknya Luo Feng mengambil risiko besar. Di dunia ini tidak ada makan siang gratis, keuntungan besar pasti disertai risiko besar. Dan semua ini... kakaknya telah menyiapkannya untuknya tanpa sepengetahuannya.
"Kak!" Luo Hua memeluk Luo Feng erat, air mata tak terbendung mengalir.
Luo Feng menepuk-nepuk punggung adiknya dengan lembut.
Lama kemudian——
"Luo Hua, kamu sangat pintar, lebih pintar dariku." Luo Feng berkata sungguh-sungguh, "Kamu juga harus tahu, kekayaan sebesar ini akan melibatkan banyak masalah. Jadi hal ini tidak boleh kamu ceritakan satu kata pun kepada orang ketiga. Termasuk Ayah Ibu, termasuk pacarmu. Jika kamu memberitahu... nyawa kakakmu bisa terancam!"
Luo Hua terkejut: "Aku tidak akan bilang sampai mati, Kak, aku tidak mau kamu mengambil risiko..."
"Tenang saja." Luo Feng tersenyum.
Ucapan itu hanya untuk membuat Luo Hua menyadari keseriusan masalah. Sebenarnya, pasangan Dewa Perang tingkat tinggi 'Elang Botak' dan 'Kalajengking Beracun' tidak bisa melacak uang ini. Bahkan jika adiknya bodoh sampai membocorkannya, siapa yang akan percaya?
"Luo Hua, aku sudah bilang, aku akan membuatmu bisa berdiri dengan percaya diri di depan gadis Xiao Nan dan orang tuanya. Apa yang kukatakan akan kulakukan." Luo Feng berkata pelan.
"Mm." Luo Hua mengangguk kuat.
Dia tahu, mungkin seumur hidupnya dia tidak akan bisa melupakan angka deposit astronomis yang mengejutkan di ponsel kakaknya yang ditunjukkan di ruang audiovisual itu.
Juga tidak akan melupakan... janji kakaknya padanya.
