Sudah menjelang malam, Luo Feng berjalan di jalanan sekitar kampus universitas yang dipenuhi mahasiswa muda berpasangan.
“Halo.”
Luo Feng menghubungi Xu Xin lewat telepon, “Ini aku, Luo Feng!” Semalam mereka sempat video call cukup lama, dan Luo Feng sudah janji akan menjemputnya sore ini.
“Pos Chunwan? Persimpangan jalan? Oke, aku akan menunggumu di sana.”
Setelah menutup telepon, Luo Feng segera menuju persimpangan bernama Chunwan Gang itu. Di bawah tiang lampu jalan yang dikelilingi taman, dia termenung mengingat percakapan dengan Wei Wen yang menyentuh hatinya.
“Benar, masalah status!”
“Waktu pertama kali bertemu kakak Xu Xin, Xu Gang, dia merendahkanku dan menyuruhku menjauhi adiknya. Menurutnya, sebagai anggota baru Petarung, aku tak pantas untuk adiknya!”
"Tuan muda besar ‘Li Wei’ itu juga menganggapku sebagai sampah-sampah kecil. Jika aku seorang Dewa Perang, atau anak dari Dewa Perang mana pun. Mungkin dia tidak akan berani menyerangku sejak awal." Tentu saja, meski Tuan muda Li Wei membiarkan anak buahnya membunuhku, hasil akhirnya justru nyawa Li Wei sendiri yang melayang.
"Dan jika aku menjadi makhluk yang melampaui Dewa Perang, setara dengan ‘Anggota Dewan Zhu’. Mana mungkin Rajawali dan Kalajengking berani menawarkan hadiah besar untuk kepalaku?"
Manusia hidup dalam lingkaran berbeda, statusnya pun berbeda.
Di sebuah universitas, dalam lingkaran mahasiswa, seorang petarung atau anak keluarga kaya sudah dianggap berstatus tinggi.
Di seluruh Kota Basis Jiangnan, seorang Dewa Perang tingkat awal sudah sangat termasyhur!
Tapi jika melihat skala global, baru pejuang puncak Dewa Perang seperti ‘Pengawas’ dari Dojo Batas yang benar-benar menggetarkan dunia.
Makhluk yang melampaui Dewa Perang seperti ‘Anggota Dewan Zhu’, atau ‘Inspektur’ agung dari Dojo Batas. Bahkan negara-negara besar pun harus memberi hormat pada mereka. Keluarga-keluarga konglomerat hanyalah lelucon belaka. Uang dan kekuasaan duniawi hampir tak berpengaruh pada makhluk kelas ini.
"Jumlah makhluk yang melampaui Dewa Perang di seluruh dunia bisa dihitung jari."
"Target pertamaku sekarang: menjadi Pembaca Pikiran Dewa Perang tingkat tinggi dengan kecepatan tercepat! Saat itu, apa lagi yang perlu ditakutkan dari Rajawali-Kalajengking?" Untuk mendapatkan yang kuinginkan dan melakukan yang kumau, satu-satunya jalan adalah meraih status setinggi mungkin!
"Seorang petarung legendaris sejati seperti Hong, hanya perlu satu kalimat, seluruh bumi akan memiliki banyak pihak yang berebut untuk melakukan sesuatu baginya."
"Inilah yang disebut status!"
……
Di gerbang kampus Universitas Jiangnan.
"Xu Xin, kamu tidak ikut makan malam bersama kami?" Beberapa mahasiswi melihat ke arah Xu Xin yang tidak jauh. Xu Xin tersenyum dan melambaikan tangan: "Aku ada urusan, malam ini makan di luar." Sambil berkata demikian, Xu Xin berjalan menuju persimpangan Chunwan Gang yang tidak terlalu jauh dari gerbang Universitas Jiangnan, untuk bertemu Luo Feng.
Sementara teman-teman mahasiswinya...
"Hmm?" Salah seorang mahasiswi bermata besar mengangkat ponsel yang terlihat mahal ke arah Chunwan Gang yang jauh.
"Lihat, lihat! Xu Xin bersama seorang cowok lho." Mahasiswi bermata besar itu berseru. Secara logika, jarak antara gerbang kampus dan persimpangan Chunwan Gang sekitar 500 meter. Mata manusia biasa mustahil bisa melihat wajah orang dari jarak 500 meter, tapi fitur ponsel jaman sekarang sudah sangat canggih.
Ponsel tersebut memiliki fitur kamera dan perekam video. Ponsel di tangan gadis bermata besar ini bahkan bisa merekam wajah orang dalam radius 1 kilometer.
"Wah, benar juga!" Teman-temannya mengintip layar, "Tampangnya lumayan, cukup ganteng."
"Aduh, barangku ketinggalan di kelas. Kalian makan duluan, nanti aku menyusul." Gadis bermata besar itu langsung berlari kembali ke dalam kampus, segera mencapai sudut lapangan yang sepi, lalu mengirimkan video pendek yang baru saja direkam melalui ponselnya.
……
Di dalam suite sebuah hotel mewah tidak jauh dari Universitas Jiangnan, seorang pemuda berbaju mandi sedang berbaring di sofa tunggal. Seorang wanita yang juga mengenakan jubah mandi terlihat manja sedang memijatnya, sementara seorang gadis yang tampak lugu berjongkok di sana, memijat kaki dan kakinya dengan lembut sambil menemani bercanda.
Tiba-tiba, telepon genggam berdering.
"Halo." Pemuda ini mengangkat telepon.
"Tuan Muda Wang, Xu Xin pergi makan malam bersama seorang pria yang tidak saya kenal. Video sudah saya kirim."
"Oh."
Alis pemuda ini berkerut, "Hmm, kamu bekerja dengan baik."
Setelah berkata demikian, pemuda itu memutar video untuk ditonton dengan seksama. Adegan pertemuan Luo Feng dan Xu Xin terlihat sangat jelas. Pemuda itu mengerutkan kening: "Luo Feng? Tidak kira Luo Feng ini sampai datang ke kawasan kampus khusus menemui Xu Xin. Tampaknya hubungan mereka tidak biasa!"
"Kalian pergi." Pemuda itu melambaikan tangan, "Panggil Paman An."
"Baik, Tuan Muda."
Kedua wanita itu segera mundur. Tak lama kemudian, seorang kepala pelayan tua berjas rapi menghampiri sambil sedikit membungkuk: "Tuan Muda."
"Paman An." Pemuda itu berdiri sambil mengerutkan kening, "Baru saja Xu Xin pergi makan malam bersama Luo Feng itu."
"Luo Feng?"
"Sang kepala pelayan Paman An tidak bisa menahan keterkejutan. Dia tahu pasti, sang tuan muda 'Wang Xingping' sengaja pindah dari ibu kota ke Universitas Jiangnan di Kota Basis Jiangnan untuk kuliah, demi bisa 'mendapatkan bulan dari menara terdekat dengan air'. Selain itu, informasi laki-laki yang memiliki hubungan sedikit dekat dengan Xu Xin semuanya tercatat. Informasi Luo Feng secara alami juga termasuk dalam catatan itu."
"Tidak hanya itu——"
"Diantara teman sekelas perempuan Xu Xin, ada tiga yang sudah disuap! Di sekitar Universitas Jiangnan saja, pasukan yang merupakan utusan langsung sang tuan muda sudah melebihi seratus orang!"
"'Hal menghancurkan hubungan dua orang ini seharusnya sederhana saja.' Wang Xingping berkata dingin, 'Cuma seorang petarung. Paman An, tugas ini kuberikan padamu. Pertama selidiki di mana mereka makan hari ini, lalu bagaimana operasi selanjutnya tentu tidak perlu kuberi tahu lagi? Aku hanya punya satu syarat——'"
"'Hancurkan hubungan mereka!'"
Kepala Pelayan Paman An merenung sejenak, lalu mengangguk dan berkata: "Aku akan segera merancang rencana!"
"Um." Wang Xingping melambaikan tangannya.
Sang kepala pelayan segera mundur dengan hormat.
Hanya beberapa saat kemudian, di sebuah suite eksekutif lain hotel yang sama, Kepala Pelayan Paman An sedang menatap dua perempuan muda yang baru ditemukan di hadapannya. Kedua wanita cantik ini memiliki pesona menggoda yang mudah membangkitkan reaksi di bagian bawah tubuh.
"Target kalian adalah dia!"
Kepala Pelayan Paman An menunjuk ke layar di sampingnya yang menampilkan foto Luo Feng dan Xu Xin, "Namanya Luo Feng, berasal dari Kota Yangzhou di Kota Basis Jiangnan. Nomor ponselnya adalah... Kalian harus menghafal semua data ini dan menyimpan nomornya di ponsel kalian."
"Ya." Kedua perempuan itu mengangguk patuh.
“Ini rencana, kalian perhatikan baik-baik.” Sambil berkata demikian, Paman An sang kepala rumah tangga mengetuk keyboard laptop dengan ringan, seketika layar dinding menampilkan konten rencana terperinci.
Setelah membaca, kedua gadis cantik itu saling memandang.
“Paman An, kami mengerti.”
“Baik, Luo Feng saat ini sedang di Restoran Yinuo yang tidak jauh dari sini. Pergilah.” Perintah Paman An sang kepala rumah tangga sambil mengikuti kepergian kedua gadis dengan pandangannya. Ia melihat rencana di layar dan menggelengkan kepala, “Luo Feng, kau memang Petarung yang cukup gigih. Tapi sayang, Xu Xin adalah orang yang ditaksir Tuan muda kami. Kau tidak pantas menyentuhnya.”
……
Restoran Yinuo adalah tempat makan bergaya di sekitar Universitas Jiangnan, dengan alunan musik lembut seperti aliran sungai kecil yang menciptakan suasana tenang.
Luo Feng dan Xu Xin duduk di sudut, di atas meja tersedia lilin menyala – inilah yang disebut ‘makan malam romantis dengan lilin’. Atas permintaan mereka, tiga meja di sekelilingnya sengaja dikosongkan agar tidak ada yang mengganggu.
“Tanggal 28 kau akan pergi ke sana?” Xu Xin menggigit bibirnya, “Hm, ini sebenarnya kabar baik untukmu. Aku dengar kamp pelatihan nomor satu di dunia ini bisa menjaminmu menjadi Dewa Perang di masa depan... Selamat ya, calon Dewa Perang.” Ujarnya sambil mengangkat gelas anggur merah rendah alkohol.
Di dalam gelas itu terisi anggur merah dengan kadar alkohol sangat rendah.
“Terima kasih.” Luo Feng juga tersenyum sambil mengangkat gelasnya.
"Setelah minum sedikit, Luo Feng dan Xu Xin mengobrol santai. Kadang membahas hubungan keluarga yang rumit di pihak Xu Xin, kadang membahas situasi keluarga Luo Feng. Percakapan mereka berjalan lancar. Meski terlihat seperti pasangan, hubungan mereka belum diakui secara resmi."
"'Kakak, cowok kemarin benar-benar sehebat itu?'"
"'Adik, ngapain aku bohong? Aku sudah sering one night stand dan mencoba banyak pria, tapi yang kemarin malam benar-benar jago... Hah, sampai sekarang aku masih merinding kalau ingat. Dua hari lagi aku mau cari dia lagi.'"
"'Kamu tahu nomor HP-nya?'"
"'Malam tadi saat dia tidur, aku pakai HP-nya nelpon HP-ku. Nomornya sudah kucatat.'"
"Di meja sebelah yang hanya terpisah satu meja dari Luo Feng, dua wanita cantik berbisik-bisik. Tapi restoran ini terlalu sepi, percakapan mereka terdengar jelas sampai membuat Luo Feng dan Xu Xin saling pandang dengan ekspresi aneh. Tak disangka mereka mendengar dialog seperti ini."
"Luo Feng dan Xu Xin melanjutkan obrolan."
"Sekitar setengah jam kemudian."
"'Adik, ayo kita pergi.' Pasangan kakak-beradik di sebelah akhirnya berdiri."
"Tiba-tiba sang 'kakak' yang sudah lewat berbalik beberapa langkah, menatap Luo Feng sambil terkejut: 'Lho, ternyata benar kamu! Dari belakang kayak familiar, tapi lampunya remang-remang. Setelah dilihat baik-baik, benar kamu. Kita memang ada jodoh ketemu dua hari berturut-turut.'"
“Kak, siapa dia?” Adik di sampingnya bertanya bingung.
“Bertemu dua hari berturut-turut? Nona, sepertinya aku belum pernah melihatmu.” Luo Feng menatap gadis genit di depannya, “Anda salah orang kali?”
“Oh——”
Gadis genit itu memperhatikan lebih seksama, lalu melirik Xu Xin di sebelahnya, buru-buru berkata, “Salah orang, salah orang. Maaf ya.”
Adegan ini membuat alis Xu Xin di sampingnya berkerut. Terhadap hal-hal seperti one night stand, Xu Xin sangat jijik... Adegan ini tak pelak membuatnya curiga, jangan-jangan Luo Feng punya hubungan dengan gadis genit ini. Soalnya petarung yang hidup-mati biasanya setelah dapat uang suka cari gadis cantik untuk bersenang-senang.
Dulu Xu Xin selalu berpikir Luo Feng bukan tipe orang seperti itu.
Tapi melihat kejadian ini sekarang...
