Untuk merusak hubungan pasangan, apalagi targetnya Xu Xin yang hidup di keluarga besar, strateginya tidak boleh terlalu kentara. Kalau tidak akan membuat Xu Xin curiga! Jadi saat Paman An mengatur orang untuk melakukannya, dia sama sekali tidak berencana merusak hubungan Luo Feng dan Xu Xin sekaligus, tapi dibagi menjadi beberapa tahap.
Pertama, buat Xu Xin curiga dulu, lalu bertahap...
Dia berhasil.
Adegan salah orang yang tampak sederhana ini sudah berhasil membuat Xu Xin curiga.
“Salah mengenali orang? Mustahil salah mengenali. Wanita ini tadi menatap Luo Feng dengan seksama sebelum memastikan identitasnya. Kenapa tiba-tiba bilang salah mengenali? Sangat tidak masuk akal.” Xu Xin langsung menangkap kepalsuan itu, sementara ekspresi Luo Feng juga berubah masam. Bagaimana bisa mereka menghadapi situasi kacau seperti ini?
“Maaf, kami benar-benar salah orang.” Wanita genit itu meminta maaf, “Adik, ayo kita pergi.”
Apa yang bisa dikatakan Luo Feng?
Mereka sudah bilang salah mengenali orang.
“Tunggu sebentar, nona-nona.” Xu Xin menyela.
Luo Feng terkejut dan menatap Xu Xin di seberang yang sedang memandangi kedua wanita itu.
“Ada perlu?” Kedua wanita cantik itu menoleh ke Xu Xin, sang 'kakak' bertanya.
“Kalian bilang bertemu dengannya dua hari berturut-turut...” Xu Xin mulai bicara.
“Yang kami temui bukan pacarmu.” Sang kakak buru-buru menjelaskan, “Itu teman priaku, Dashan.”
Xu Xin mengangguk, “Dashan? Oh, maksudmu kemarin kalian juga bertemu dengan 'Dashan' itu?”
Sang 'kakak' dan 'adik' saling bertukar pandang. Sang kakak melirik Luo Feng lalu tersenyum pada Xu Xin, “Tentu saja. Bukan sekadar bertemu, semalam kami bahkan bermalam bersama! Dashanku sangat hebat. Aku penasaran bagaimana kemampuan pacarmu di ranjang itu.” Ia terkekeh genit.
“Menginap? Oh, kalau begitu kalian pasti salah orang. Pacarku video call denganku semalam sampai larut malam, hampir tiga empat jam. Tidak mungkin ada waktu untuk menginap dengan orang lain.” Xu Xin tersenyum.
Seketika wajah kedua gadis cantik itu berubah pucat.
Gawat!
Rencana mengalami kesalahan. Rencana itu sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan Xu Xin melakukan video call lama dengan Luo Feng hingga larut malam. Kedua gadis itu saling pandang, mata mereka memancarkan kepanikan... Rencana yang baru saja dimulai tahap pertama ini sudah gagal, sehingga tahap kedua dan ketiga sama sekali tidak bisa dilanjutkan.
Kedua gadis itu segera berbicara beberapa patah kata dengan Xu Xin, lalu berbalik dan pergi dengan cepat.
……
Begitu kedua gadis itu pergi, Luo Feng tertawa terbahak-bahak sambil memandang Xu Xin dengan heran: "Xu Xin, video call kita kemarin kan hanya sekitar satu jam, kenapa kau bilang tiga empat jam?"
"Cuma mau lihat reaksi mereka. Membuat mereka panik sedikit." Xu Xin tersenyum tipis. "Kurasa tidak salah, kedua gadis ini pasti dikirim oleh kakakku atau salah satu dari para tuan muda itu. Tapi kali ini trik mereka lebih canggih." Memang, akting "salah orang" yang diperagakan kedua gadis tadi sempat membuat Xu Xin curiga.
Tapi ada satu celah——
"Kemarin Xu Xin memang melakukan video call dengan Luo Feng selama sekitar satu jam, ini membuat Xu Xin curiga... Apakah Luo Feng masih pergi bersenang-senang setelah ngobrol larut malam? Tidak masuk akal." Maka Xu Xin bertanya beberapa kali, dan melebih-lebihkan dengan mengatakan tiga empat jam. Dua gadis itu langsung merasa ketahuan dan pergi tergesa-gesa.
"Hebat, hebat." Luo Feng mengacungkan jempol.
"Urusan klan-klan ini memang banyak yang berantakan, maaf membuatmu menertawakannya." Xu Xin meminta maaf.
Luo Feng tiba-tiba terkekeh: "Barusan kamu bilang... 'pacarku dan aku kemarin video call', oh... pacar... wah." Luo Feng tersenyum aneh.
"Luo Feng, tidak kusangka kamu juga jahat! Dalam situasi tadi, aku hanya mengatakan begitu." Wajah Xu Xin memerah.
……
Keluar dari restoran, sudah jam delapan lebih malam, langit gelap.
Sepanjang jalan di kawasan kampus, Luo Feng mengantar Xu Xin sampai ke asrama Universitas Jiangnan. Setelah 'gangguan' dua wanita tadi, hubungan mereka malah semakin dekat. Sesekali saling menggoda, tapi status pacar belum juga ditetapkan.
Malam yang temaram, bintang-bintang berkelap-kelip.
"Jangan diantar lagi, aku masuk ya." Xu Xin menatap Luo Feng, "Di pusat pelatihan elit, harus semangat!"
"Hmm." Luo Feng mengangguk.
Xu Xin berdiri di pintu tangga asrama dengan wajah sedikit memerah, entah karena anggur merah atau sebab lain: "Aku, aku sampai begitu marah karena perkataan wanita itu sebelumnya. Kenapa reaksiku berlebihan? Karena dia... Apakah aku benar-benar..."
……
Luo Feng sedang berjalan di area asrama ketika melihat beberapa orang di bawah pepohonan depan.
"Luo Feng." Seseorang di depan memanggil.
Luo Feng mengamati lebih dekat - enam orang di bawah pohon. Pemimpinnya adalah pemuda kaya berpenampilan necis dengan kulit putih. Di belakangnya berdiri seorang pria tua dan empat lelaki berotot yang terlihat seperti petarung profesional. Mempekerjakan empat petarung mumpuni sebagai bodyguard?
Orang ini jelas bukan orang sembarangan.
"Saya Luo Feng, ada keperluan apa?" Luo Feng tersenyum memandang si pemuda kaya.
"Saya Wang Xingping dari ibu kota!" Pemuda itu mendekat, "Sekedar memberi nasihat - lebih baik kamu menjauhi Xu Xin!"
"Kalau tidak mau?" Tatapan Luo Feng tajam.
"Oh?" Wang Xingping mengangkat alis.
"Aku tahu identitasmu. Putra Mahkota Keluarga Wang dari ibu kota, salah satu dari sembilan keluarga inti HR Alliance." Luo Feng menatapnya.
Wang Xingping membuka senyum lebar: "Bagus, kulihat kau juga orang yang paham aturan. Di mana pun di dunia ini ada aturan, yang perlu kau lakukan adalah menaatinya. Jika nekat melanggar hal-hal yang tak boleh kau sentuh... konsekuensinya tak akan sanggup kau tanggung! Kau paham maksudku?"
Pukul delapan sembilan malam, saat ramainya lalu-lalang penghuni asrama.
Beberapa mahasiswa yang sedang jajan atau jalan-jalan memperhatikan kerumunan Luo Feng dan Wang Xingping. Pasukan Wang Xingping jelas-jelas bukan orang sembarangan.
"Aturan?" Mata Luo Feng menyipit.
Dari sembilan keluarga inti HR Alliance, keluarga Wang satu-satunya di Tiongkok yang masuk daftar. Pengaruh mereka di dunia orang biasa sungguh mengerikan. Keluarga seperti ini punya cara di luar imajinasi manusia awam.
"Luo Feng, kau harus tahu: di dunia ini manusia tidaklah sama derajatnya."
"Meski teriakkan kesetaraan menggema,"
"pada akhirnya manusia tetaplah tak setara."
"Ada yang hanya bisa patuh pada hukum, tapi tetap saja bencana datang tak diundang."
"Ada yang bisa main perempuan, langgar aturan, pukul orang, bahkan membunuh pun bebas."
"Ada pula... yang cukup sepatah kata untuk menghancurkan keluarga. Satu kalimat bisa mengubah nasib pemuda. Petarung sekalipun harus tunduk!" Wang Xingping menatap Luo Feng, "Kau pasti tahu, aku jenis yang mana. Dan kau... jenis apa?"
“Ucapan ini, sikap superior yang tersirat sama sekali tidak disembunyikan!”
Luo Feng tidak berkata apa-apa.
……
Saat Luo Feng dan Wang Xingping berbicara, di dekat area asrama ada sepasang kekasih sedang berjalan bergandengan tangan.
“Taotao, maafkan aku. Kali ini aku harus ke luar negeri selama tiga tahun penuh, tentu saat tahun baru aku akan menjengukmu.” Yang berbicara adalah Heng Xia yang sebentar lagi akan berangkat bersama Luo Feng ke Markas besar global Dojo. Sedangkan yang bergandengan dengannya adalah pacarnya sejak SMA.
“Heng Xia, tidak apa. Kita bisa sering bertemu via internet. Hanya tiga tahun, akan cepat berlalu.” Gadis bernama Taotao menggenggam tangan Heng Xia.
Di Universitas Jiangnan, Heng Xia jelas termasuk figur populer.
Tampan, periang, dan disukai baik oleh teman pria maupun wanita.
Latar belakang keluarganya juga baik, ayahnya bahkan seorang Dewa Perang!
Kemampuan dirinya sendiri juga kuat, sebentar lagi akan masuk ke 'Kamp Pelatihan Dasar' Dojo Batas. Mungkin di masa depan akan berkembang menjadi Dewa Perang! Ditambah ayahnya sudah menjadi Jenderal Perang, pemuda seperti ini memiliki banyak wanita yang mengejarnya. Taotao bisa bersamanya setelah melewati banyak rintangan dari orang-orang yang ingin memisahkan mereka.
“Tapi kamu tidak boleh selingkuh.” Taotao menatap Heng Xia.
“Ya.” Heng Xia mengangguk halus.
“Hmm, ada apa di depan?” Heng Xia bingung melihat ke depan. Dengan penglihatan petarung jeniusnya, dia langsung melihat beberapa orang di kejauhan, “Hah, itu Senior Luo Feng? Kenapa Senior Luo Feng ada di sini?”
“Tao Tao, kemarin aku bilang kan, ada satu petarung super hebat yang ikut ke luar negeri bersamaku. Itu dia di depan,” kata Heng Xia.
“Di mana?” Tao Tao penasaran.
“Ayo, aku perkenalkan kamu padanya.” Heng Xia tersenyum, “Senior Luo Feng baik sekali sikapnya.”
……
Di bawah naungan pohon.
Wang Xingping melirik Luo Feng: “Kamu petarung tingkat jenderal junior, ya? Mereka bertiga 100% setia pada Keluarga Wang. Beritahu Luo Feng penilaian prestasi kalian.”
“Tingkat jenderal menengah.”
“Tingkat jenderal menengah.”
“Tingkat jenderal menengah.”
Tiga pria kekar bergumam rendah. Giliran pria botak paruh baya terakhir tersenyum: “Tingkat jenderal senior! Anak muda, nasihatku jangan lancang. Dewa Perang sekalipun tidak berani sombong di hadapan sembilan keluarga inti HR Alliance. Masa depanmu cerah, jangan hancurkan sendiri.”
Mata Luo Feng berbinar, dia mengangguk sambil tertawa: “Tuan muda Wang, hebat sekali. Empat bodyguard, satu tingkat jenderal senior, tiga tingkat jenderal menengah.”
Dulu Tuan muda Li Wei punya dua tingkat jenderal senior dan satu menengah. Tapi Li Wei sudah mati.
“Wang Ge, kamu juga di sini.” Suara familiar terdengar.
Luo Feng menoleh ke arah suara, Wang Xingping dan beberapa orang lainnya juga menoleh——ternyata Heng Xia dan pacarnya Tao Tao.
"Itu Tuan Muda Heng Xia." Butler An Shu berbisik pelan.
Keempat bodyguard itu juga tersenyum ramah ke Heng Xia. Wang Xingping menatap Heng Xia dengan senyuman. Ayah Heng Xia adalah seorang Dewa Perang yang sangat terkenal di Kota Basis Jiangnan, berkat sifatnya baik dan memiliki jaringan luas, bahkan banyak sesama Dewa Perang yang menjadi saudara seperjuangannya. Menghadapi Dewa Perang dengan jaringan seluas ini, bahkan Keluarga Wang harus bersikap sopan.
Apalagi, Heng Xia sendiri memiliki bakat luar biasa dan akan segera masuk ke Kamp Pelatihan Dasar. Di masa depan, mungkin dia juga akan menjadi Dewa Perang.
"Heng Xia, Kebetulan sekali, kamu juga di sini." Sikap Wang Xingping yang sebelumnya dingin pada Luo Feng tiba-tiba berubah ramah tamah.
"Haha, tadi aku melihat Senior Luo Feng di sini, tapi tak menyangka Wang Ge juga ada." Heng Xia tersenyum ke arah Luo Feng, "Senior Luo Feng, Anda kenal Wang Ge?"
"Senior Luo Feng?" Wang Xingping mengerutkan alis.
Biasanya hanya rekan satu perguruan silat yang mengakui diri tidak sebaik lawan, baru akan memanggil "kakak kelas"!
Heng Xia memanggil Luo Feng sebagai 'kakak kelas'?
"Adik Kelas Heng Xia, aku dan Wang Xingping ini baru saja berkenalan, belum terlalu akrab." Luo Feng tersenyum tipis.
Heng Xia tertawa terbahak-bahak, lalu berkata pada Wang Xingping: "Wang Ge, bukankah kau paling suka bertemu dengan petarung-petarung berbakat? Senior Luo Feng ini jauh lebih hebat dariku. Kali ini Senior Luo Feng akan ikut bersamaku ke luar negeri, dan beliau akan masuk ke Elite Training Camp nomor satu di dunia!"
"Elite Training Camp?" Jantung Wang Xingping berdebar kencang.
Sial!
Satu kursi di Elite Training Camp bahkan diperebutkan oleh militer negara. Setiap lulusannya akan menjadi Dewa Perang! Pelatihan khusus di sana akan membuat kemampuan tempur mereka jauh melebihi Dewa Perang biasa yang berlatih secara mandiri.
Setiap murid Elite Training Camp memiliki status sangat tinggi. Bahkan sembilan keluarga inti HR Alliance pun ingin merekrut mereka.
Karena para lulusan ini sendiri sudah sangat kuat, ditambah dengan jaringan alumni camp yang terdiri dari genius-genius terhebat dunia - setelah lulus, semua menjadi Dewa Perang! Dengan kekuatan pribadi dan koneksi seperti ini... setiap lulusan akan menjadi pejabat tinggi Dojo Batas, atau pejabat khusus pemerintah negara, atau eksekutif undangan khusus HR Alliance.
Benar-benar elit tingkat atas!
Bahkan pemerintah negara pun memperlakukan mereka seperti orang terhormat.
Memang pantas mereka dihormati!
"Karena para makhluk jahat ini juga sangat cerdik, secara alami mereka akan bersatu! Seorang jenius petarung luar biasa sudah sangat kuat, puluhan bahkan ratusan yang bersatu – jika satu pihak dalam kesulitan, yang lain akan membantu! Potensi tersembunyi seperti ini tidak ingin dihadapi oleh keluarga inti mana pun di HR Alliance."
"Inilah alasan mengapa konglomerat super berusaha mati-matian mengeluarkan puluhan hingga ratusan miliar untuk mencari koneksi dan masuk ke kamp pelatihan nomor satu di dunia!"
"Dan para murid ini..."
"Mungkin suatu saat akan menjadi murid 'Hong' atau 'Dewa Guntur'."
"Sial, dia, Luo Feng benar-benar masuk..." Wang Xingping ingin memukul kepalanya sendiri berkali-kali.
"Bagaimana bisa seorang petarung biasa tiba-tiba..."
"Senior Luo Feng, Wang Ge orangnya baik dan suka berteman," Heng Xia tersenyum pada Luo Feng, lalu menoleh ke Wang Xingping, "Wang Ge, nanti aku, Senior Luo Feng, dan kamu cari tempat ngobrol ya?" Ia sengaja mengedipkan mata pada Wang Xingping.
"Dalam pandangan Heng Xia,"
"Dia sedang membantu Wang Xingping. Jenius petarung kelas satu seperti ini, berapa banyak jumlahnya di dunia? Mana mungkin mudah mendapat kesempatan berkenalan."
