Di dalam aula latihan bela diri.
Luo Feng yang mengenakan jubah longgar putih duduk bersila di atas Tun Tian Suo, tubuhnya melayang setengah meter di atas lantai. Matanya yang dalam bagai samudra menatap 12 bilah pisau Tun Tian Suo yang melayang di depannya, dikendalikan sesuai kehendak—
Dua belas bilah pisau keperakan itu mulai menari-nari di sekelilingnya.
Seperti 12 peri yang mengitari Luo Feng.
Jika 12 lintasan pisau ini direkam, akan terlihat bahwa ini adalah pola labirin yang sangat rumit dan canggih. Anehnya, 12 pisau ini terkadang berakselerasi, terkadang melambat, saling bersilangan berkali-kali. Terlihat seperti akan bertabrakan, tapi tidak pernah benar-benar bertabrakan. Dalam kilatan pisau, terkadang bergerak lambat, terkadang melesat melebihi kecepatan suara.
"Sreett!" Dua pisau saling menggesek.
"Gagal."
Luo Feng yang melayang di udara tetap tenang, tapi kini tak bisa menahan senyum kecil, "Bakatku sepertitu lumayan. Baru mulai latihan sudah bisa mempraktikkan gambar kedua dari 《Catatan Surgawi》. Tapi menyelesaikan seluruh gambar kedua dalam 3.2 detik saja benar-benar sulit."
"Tantangan tinggi justru membuatnya menarik."
《Catatan Surgawi》adalah metode pelatihan untuk Pembaca Pikiran 'aliran kendali objek' dalam kitab 《Dasar-dasar Pembaca Pikiran》. Terdapat 99 gambar di dalamnya, namun menurut kitab itu, Pembaca Pikiran terkuat di dunia saat ini hanya bisa mempraktikkan sampai gambar ke-18. Luo Feng bingung...
Kalau begitu, dari mana asal gambar-gambar selanjutnya?
……
"Berlatih 《Catatan Surgawi》sungguh melelahkan." Luo Feng menggelengkan kepala, berteriak: "Nyalakan proyeksi!"
Seketika, proyektor di aula latihan bela diri menyorotkan pilar cahaya ke dinding putih, menampilkan layar komputer raksasa.
"Obrolan video." Teriak Luo Feng, "Hubungi Xu Xin."
"Tuuut—tuuut—tuuut—"
Layar video sudah mulai mengirim permohonan.
"Sekarang jam hampir sepuluh pagi. Ini juga liburan musim panas, Xu Xin seharusnya bisa online?" Luo Feng menunggu. Butuh waktu sekitar setengah menit sebelum video terhubung.
Whoosh!
Di layar besar di dinding, muncul Xu Xin yang masih memakai piyama, memegang cangkir kopi beruap. Rambutnya terurai acak-acakan, terlihat mengantuk.
"Luo Feng." Xu Xin berusaha membuka matanya.
"Masa sih, sekarang jam sepuluh pagi, kamu masih tidur?" Luo Feng terkaget-kaget sambil tertawa.
"Apa sepuluh pagi? Di sini sudah malam," Xu Xin menjawab lesu.
"Malam?" Luo Feng tertegun.
Xu Xin mulai sadar, buru-buru menjelaskan: "Aku sekarang di Amerika Serikat, tidak di dalam negeri. Di sana memang masih pagi, tapi di sini sudah malam."
Luo Feng akhirnya paham.
"Eh, Luo Feng." Xu Xin melihat dengan heran melalui video, "Latar belakang di belakangmu bukan seperti daerah tandus di Benua Australia ya?" Saat di Benua Australia dulu, Luo Feng pernah mengobrol dengannya menggunakan jam tangan komunikasi, biasanya latar videonya menunjukkan gua atau bebatuan gersang.
"Aku sudah pulang, di Kota Basis Jiangnan." Luo Feng tersenyum.
"Pulang?" Xu Xin semakin terkejut, "Bukannya kau bilang akan sebulan di Benua Australia... Kalau tahu kau pulang, aku tidak akan ke Amerika Serikat ini." Xu Xin tampak tidak rela. Memang... Sejak Luo Feng masuk Kamp Pelatihan Elit, mereka berdua belum pernah bertemu langsung, hanya mengandalkan obrolan video.
Andai tahu Luo Feng pulang, mana mungkin Xu Xin pergi ke Amerika Serikat.
"Sampai segitu rindu?" Luo Feng menggoda.
"Ah!" Xu Xin mengerutkan hidung, pura-pura tak acuh, lalu cepat mengalihkan topik, "Berapa lama pulang kali ini? Aku di Amerika masih sekitar seminggu, baru bisa ikut tim keluarga pulang bersama. Orang tuaku malah maksa ikut jamuan penting tanggal 1 September, katanya untuk menyambut Inspektur baru Dojo Batas Kota Basis Jiangnan. Padahal hari itu aku sudah mulai kuliah!"
Luo Feng berkedip.
Sepertinya...
Xu Xin belum tahu siapa inspektur baru itu?
"Inspektur baru ini hebat sekali. Xu Xin, kau tahu siapa dia?" Luo Feng menahan tawa.
"Tidak. Inspektur... pasti petarung super kuat, tapi apa hubungannya denganku?" Xu Xin tak berminat membahas, "Ngomong-ngomong, di Amerika ini aku banyak kesal. Luo Feng, kau tidak tahu, kali ini..."
……
“Tanggal 15 Agustus, setiap bulan pada tanggal 15, Istana Dewa Perang akan mengadakan lelang. Pada hari ini, lebih dari 90% Dewa Perang di seluruh dunia akan berkumpul untuk menghadiri acara besar ini.”
“Pukul 19:45 Waktu Hua Xia, ruang virtual, aula lelang Istana Dewa Perang.”
“Tata letak aula lelang menyerupai gedung opera dengan bentuk melingkar. Di tengah aula terdapat pameran barang lelang, dikelilingi oleh sekitar 5.000 kursi. Saat ini aula sudah dipadati kerumunan Dewa Perang yang berbincang dalam kelompok kecil.”
“Alunan musik merdu bergema di seluruh aula lelang.”
“Luo Feng.”
“Luo Feng, ke sini.”
“Saat Luo Feng masuk ke aula lelang dengan mengenakan pakaian kasual sederhana, banyak anggota Dojo Batas yang melambaikan tangan dan berseru antusias.”
“Selamat siang, Tuan Luo Feng.”
“Tuan Luo Feng.”
“Berjalan di lorong aula lelang, di kedua sisi kursi-kursi yang dipenuhi Dewa Perang – berkulit hitam, kuning, putih – dari berbagai penjuru dunia, semuanya menunjukkan keramahan yang luar biasa. Luo Feng membalas dengan anggukan sambil tersenyum, lalu segera menuju area besar yang ditempati anggota Dojo Batas.”
“Sangat besar!”
“Jumlah Dewa Perang dari Dojo Batas benar-benar ‘luar biasa’, memenuhi area yang luas. Sekilas terlihat setidaknya ada ratusan orang.”
“Benar-benar layak disebut organisasi elit nomor satu di dunia, jumlah Dewa Perang dan anggota dewan semuanya yang terbanyak.” Luo Feng berpikir dalam hati.
“Hm?”
Luo Feng langsung melihat sosok cantik berbaju ungu di kejauhan, segera mendekat: “Mentor Jiang Fang.”
“Luo Feng, ya.” Jiang Fang tersenyum memandang muridnya. Dulunya ia hanya menganggap Luo Feng mahir dalam ilmu pedang dan gerak tubuh, namun tak menyangka bakat terhebat muridnya justru di bidang ‘Kekuatan Pikiran Spiritual’. Kini tiba-tiba sudah menjadi Dewa Perang tak terkalahkan, bahkan menjabat sebagai Inspektur di Kota Basis Jiangnan yang besar. Jiang Fang tak kuasa merasakan kehidupan penuh ketidakpastian dan perubahan yang begitu cepat.
Status Inspektur juga memiliki perbedaan tingkatan.
Kota basis besar memiliki populasi 200-300 juta, sementara kota basis kecil mungkin tidak mencapai 1 miliar! Lima negara adidaya dunia dengan 23 kota basis, total seluruhnya 52 kota basis. Populasi manusia sekitar 7 miliar, rata-rata per kota basis hanya melebihi 1 miliar jiwa.
Kota Basis Jiangnan jelas termasuk kategori kota basis besar.
“Luo Feng, duduklah di sini.” Jiang Fang tersenyum menunjuk kursi di sampingnya.
“Baik.” Luo Feng pun duduk di sebelahnya.
“Nanti setelah lelang selesai, akan kuperkenalkanmu dengan Dewa Perang lainnya dari perguruan kami. Dewa Perang Tak Terkalahkan di perguruan kami, termasuk kamu sekarang sudah ada tiga orang.” Ujar Jiang Fang sambil tersenyum.
……
Di salah satu sudut aula lelang, Pasangan Elang Botak dan Kalajengking Beracun duduk berdampingan.
“Luo Feng datang.” Venna menatap ke arah kejauhan.
“Sepertinya cukup populer.” Li Yao menyeringai dingin. Saat ini, pandangan dan aura biasa Li Yao bisa disebut 'menjauhkan orang asing'. Beberapa Dewa Perang yang duduk di sebelah Li Yao, yang sebelumnya sudah akrab dengannya, tak bisa menahan diri mengerutkan kening melihat aura dan pandangan matanya sekarang.
……
Ruang lelang dipadati kerumunan, lebih dari 3.000 Dewa Perang hadir di aula lelang.
"Para hadirin!"
Seluruh ruang lelang segera hening, suara musik pun menghilang. Sret! Seberkas cahaya menyinari panggung pusat, seorang pria Tionghoa dan seorang kulit putih berdiri di atas panggung. Yang satu berbicara dalam bahasa Mandarin, disusul terjemahan dalam bahasa Inggris oleh pria kulit putih.
"Tanggal 15 bulan ini, kita bertemu lagi." Pria Tionghoa itu tersenyum, diikuti pengulangan dalam bahasa Inggris.
Keduanya serentak melambaikan tangan——
Seketika, berbagai macam benda muncul mengelilingi panggung pusat, jumlahnya sangat banyak, namun lenyap seketika.
"Ada total 71 lot dalam lelang kali ini," ujar pria Tionghoa itu. "Mungkin ada yang kalian inginkan di sini. Tak perlu banyak kata. Secara resmi kumumikan, lelang ini dimulai!"
"Lot pertama adalah karya seni, lukisan legendaris 'Portret Dr. Gachet' karya Vincent van Gogh tahun 1890, harga dasar 10 miliar Hua Xia Bi." Begitu pria itu selesai bicara, replika raksasa lukisan itu langsung muncul melayang di atas aula lelang, berputar perlahan agar terlihat oleh setiap Dewa Perang.
……
Di bawah panggung, sekelompok Dewa Perang dari Dojo Batas berkumpul. Luo Feng terkejut mendengar lelang pertama ini: "Cik Jiang, bahkan lukisan terkenal dan barang antik pun dilelang?"
"Tentu saja." Jiang Fang menurunkan suaranya, berbisik, "Lelang Istana Dewa Perang ini adalah lelang terbesar di dunia. Bukan hanya Dewa Perang yang ikut lelang, tapi juga organisasi dan kekuatan di belakang mereka. Semua jenis harta langka akan dijual di sini. Untuk lukisan dan barang antik, hanya yang paling premium yang layak dilelang. Barang biasa tidak akan mencapai harga dasar 1 miliar Hua Xia Bi."
Luo Feng mengangguk.
Sebenarnya Era Nirwana telah menghancurkan banyak warisan sejarah seperti barang antik dan lukisan. Banyak yang hilang atau rusak saat manusia mengungsi. Sekarang setelah masyarakat manusia stabil dalam bentuk 'kota basis', harga barang-barang tersebut justru melambung tinggi.
"Lelang keenam adalah satu set obat genetik level A, terdiri dari 10 botol, harga dasar 1.2 miliar Hua Xia Bi."
……
Luo Feng hanya mendengarkan, tidak ikut menawar sama sekali.
Akhirnya—
"Lelang ketiga puluh sembilan: satu botol Air Kehidupan, harga dasar 10 miliar Hua Xia Bi." Suara ini membuat Luo Feng yang selama ini tenang tiba-tiba bersinar matanya. Proyeksi Air Kehidupan dalam tabung reaksi muncul di langit-langit balai lelang.
"Akhirnya datang juga." Mata Luo Feng mengunci proyeksi Air Kehidupan di udara.
