“Setetes air di samudera.” Luo Feng mengangguk pelan, terkesima.
“Tidak, kamu tidak akan mengerti.” Li Dawei menggelengkan kepala, “Tanpa benar-benar mengalami perjuangan hidup dan mati, kamu sama sekali tidak bisa memahami… perasaan generasi kami!”
Luo Feng tertegun.
Li Dawei berkeluh-kesah, “Aku lahir di masa yang paling indah. Tahun kelahiranku adalah 1997 saat Hongkong kembali ke Tiongkok! Keluargaku bukan kaya raya, tapi cukup berkecukupan. Tumbuh tanpa beban, aku bermain game online, membaca novel web, setiap hari orang tua menasehatiku sedikit saja, aku sudah kesal.”
Luo Feng memandang Li Dawei dengan heran...
Game online? Novel web? Di zaman sekarang, sebagian besar siswa menghabiskan waktu luang di 'perguruan silat'. Menjadi Petarung adalah impian anak muda.
“Jangan memandangku dengan tatapan seperti itu. Kamu tidak mengalami zaman damai itu, jadi tidak bisa membayangkannya.” Senyum samar mengembang di wajah Li Dawei, matanya berkilau nostalgia, “Dulu kami masih bisa mengobrol ngalor-ngidul di forum online, piknik bersama teman-teman, benar-benar hidup tanpa beban!”
“Tapi——”
“Tahun 2015! Tepatnya mulai Januari 2015!”
“Kami terjun bebas dari surga ke neraka! Tahun itu, aku sedang mempersiapkan Ujian Masuk Perguruan Tinggi… tapi ujian itu batal!”
“Mimpi buruk pun dimulai!”
“Virus menyebar ke seluruh dunia melalui udara, semua yang bernapas tertular. Teman-teman di sekitarku mati satu per satu, perempuan yang kusukai, saudara sepermainan basketku, tetanggaku, dan beberapa anggota guild game online, semuanya mati! Saat itu aku hampir breakdown, merasa itu adalah mimpi buruk...”
“Sayangnya baru kemudian aku tahu, itu baru permulaan mimpi buruk!”
“Pada paruh kedua tahun 2015, monster-monster mutasi yang tak terhitung jumlahnya melancarkan serangan ke kota-kota tempat manusia berkumpul! Dari pertempuran sporadis di awal, hingga perang gila-gilaan kemudian! Kami menganggap remeh monster biadab ini, mengira mereka akan hancur di bawah tembakan manusia, tapi kami salah!”
“Bencana sesungguhnya pun dimulai!”
“Kota-kota direbut, manusia mulai mengungsi besar-besaran! Selama hampir enam tahun pengungsian, aku berkali-kali nyaris mati. Setiap perjuangan, kegagalan berarti kematian, jadi aku harus bertahan. Dari pemuda polos tanpa pengalaman, berubah menjadi prajurit kejam yang tak kenal ampun!”
Li Dawei menurunkan suaranya: “Selama hampir enam tahun ini, aku menyaksikan ayahku mati untukku!”
“Aku melihat kekasih yang kucintai selama pengungsian, tewas dimangsa monster, sementara aku hanya bisa menggigit gigi dan meneteskan air mata sambil terus melarikan diri!”
“Aku berlatih keras berulang kali, memaksa kemampuan tubuhku sampai batas maksimal!”
"Akhirnya, manusia berhasil membentuk situasi konfrontasi dengan monster darat berkat meriam laser dan petarung-petarung kuat. Sejak itu, Era Nirwana berakhir. Umat manusia memasuki 'periode kota basis'. Dan aku... resmi bergabung dengan militer!"
"Sekilas, sudah lebih dari tiga puluh tahun berlalu."
Li Dawei tersenyum santai, tapi Luo Feng merasakan senyum itu mengandung begitu banyak kepahitan.
"Selama tiga puluh tahun ini, perang antara manusia dan monster memang tidak seluas periode Nirwana dulu, tapi tak pernah benar-benar berhenti." Li Dawei menggelengkan kepala, "Kau tahu berapa banyak korban di pasukan bawahanku saja selama ini?"
Luo Feng terkejut.
"Anggota baru terus menggantikan yang lama... Aku sendiri sudah tak bisa menyebut angka pastinya."
"Surat-surat kematian terus dikirim ke keluarga mereka. Semua gugur demi kelangsungan hidup manusia." Ada kesedihan di mata Li Dawei, "Tapi aku menyadari dengan pilu - setiap tahun, perkumpulan monster laut selalu mengeluarkan spesies baru dan monster yang semakin kuat."
"Apa artinya?" Li Dawei menatap tajam Luo Feng, "Artinya monster laut terus berevolusi!"
"Aku takut!"
"Sangat takut." Kilau air mata tampak di mata Li Dawei, "Manusia tak bisa menyerang duluan, sementara monster di lautan bisa terus bermutasi dan menguat. Aku khawatir suatu hari... umat manusia akan punah!"
Luo Feng merasa jantungnya berdesir.
"Tapi monster laut harus melewati sungai-sungai untuk menyerang dari lautan ke daratan."
"Jadi--"
"Seumur hidup saya adalah untuk menghalangi mereka, tidak akan membiarkan mereka maju sedepa pun! Semakin jauh jarak penghalangan, semakin besar ruang gerak kota basis. Sejak saya menjadi komandan Distrik Militer Tenggara, tepat 11 tahun 6 bulan 3 hari, monster laut tidak bisa maju satu langkah pun sepanjang Sungai Huangpu!"
Luo Feng mendengar dengan hati berdebar-debar, mulai benar-benar menghormati senior di hadapannya.
Berkat pengorbanan mereka, anak muda seperti kami bisa tumbuh dengan aman di kota basis.
"Seumur hidup ini, saya akan bertarung habis-habisan dengan monster laut ini!"
"Saya hanya ingin... agar cucu-cicit saya masih punya masa depan, masih punya harapan!" Li Dawei berbisik lembut.
Masih ada masa depan, masih ada harapan?
Benar!
Jika kota basis jatuh lagi, apakah generasi mendatang masih punya harapan?
"Luo Feng." Li Dawei menepuk bahu Luo Feng pelan, "Di era sekarang ini, manusia hanya punya dua senjata andalan untuk bertahan. Pertama teknologi tinggi 'Meriam Laser'. Kedua kekuatan individu, petarung kuat seperti 'Hong'."
"Untuk bertahan hidup, manusia harus: pertama, menciptakan senjata yang lebih hebat dari 'Meriam Laser' saat ini!"
"Kedua, melahirkan lebih banyak petarung legendaris seperti 'Hong' dan 'Dewa Guntur'. Bahkan yang melebihi 'Hong' dan 'Dewa Guntur'!"
Li Dawei menatap Luo Feng: "Luo Feng, di masa mudaku tidak ada yang membimbing, jalanku menyimpang. Sekarang jadi Dewa Perang menengah sudah puncaknya. Tidak ada harapan untuk berkembang lagi."
"Kamu berbeda!"
“Kamu tahun ini belum genap 20 tahun... Luo Feng, seorang makhluk yang melampaui Dewa Perang, setara dengan sejuta pasukan! Sedangkan 'Hong' dan 'Dewa Guntur' bahkan lebih luar biasa, sangat perkasa.”
“Saat ini manusia bisa hidup tenang di kota basis. Semua berkat 'Hong' yang berunding dengan para 'Monster Level Raja' di daratan. Jadi, satu 'Hong' lebih berguna daripada pasukan suatu negara. Aku berharap... kamu bisa mencapai tahap itu, atau bahkan lebih tinggi.”
……
Memandang pesawat tempur cerdas yang membawa Luo Feng menjauh di langit, Komandan Li Dawei dengan ekspresi rumit bergumam pelan: "Aku sudah tua, sedangkan kamu Luo Feng... masih memiliki kemungkinan tak terbatas."
……
Percakapan Li Dawei saat mengantar Luo Feng pergi dari basis perang di Sungai Huangpu itu mengguncang hati Luo Feng seperti gelombang besar yang dahsyat.
Selama ini berlatih mati-matian, tujuan utama Luo Feng sebenarnya untuk orang tua dan agar adiknya bisa berdiri lagi! Sejak menjadi 'Dewa Perang Tak Terkalahkan', meski tetap berusaha, dalam hati ia sudah merasa tak ada tekanan besar.
Musuh 'Li Yao'? Sudah tak dianggap sepatu lecek.
Keluarga? Hidup mereka sudah berkecukupan.
Uang? Sekarang uang sudah tak berarti banyak baginya.
Kekuasaan dan status? Bahkan bos konglomerat keluarga, pihak militer, dan pejabat resmi semua bersikap sangat antusias padanya.
"Ayah, Ibu."
Luo Feng baru saja masuk ke rumahnya di Perumahan Mingyue.
"Sudah pulang, sarapan sudah disiapkan Bu Qin," teriak ayahnya yang sedang membaca buku.
“Adikmu sedang lari di luar, setelah kakinya sembuh dia jadi suka lari.” Ayah tersenyum bahagia, “Ngomong-ngomong, Xiao Feng. Kapan kamu berencana menikah? Sekarang aku dan ibumu cuma ingin punya cucu.”
Luo Feng duduk di meja makan.
Menyeruput bubur hangat sambil mendengar ocehan ayah, tiba-tiba hatinya terasa... sangat bahagia. Di markas perang para prajurit bertaruh nyawa, sementara warga kota basis hidup tenang... Mungkin inilah alasan Komandan Li Dawei dan pasukannya berjuang mati-matian.
……
“Halo, Ah Wen.”
Duduk di lantai aula latihan bela diri, Luo Feng tersenyum sambil memegang ponsel, “Apa? Libur musim panas ini kamu jalan-jalan dengan pacarmu? Gaya kamu romantis juga. Oke, tapi akhir-akhir ini aku sibuk. Akhir bulan aku harus pergi lagi! Nanti aku cari kamu, ya. Sudah dulu, dadah!”
Wajah Luo Feng penuh senyum, kehidupan Ah Wen juga berjalan baik.
Orang tua hidup bahagia, adik dan pacarnya sedang kasmaran...
Di benak Luo Feng teringat ucapan Komandan Li Dawei——
“Aku hanya ingin... agar keturunanku masih punya masa depan dan harapan!”
“Masih ada masa depan, masih ada harapan!” Luo Feng bergumam, “Aku juga ingin orang tuaku bisa menikmati masa tua dengan tenang. Aku juga ingin adikku kelak menikah, punya anak, dan membesarkan keturunannya! Aku tidak ingin semua ini dihancurkan oleh perkumpulan monster. Aku ingin anak cucuku punya masa depan dan harapan!”
Pada saat ini——
Hati Luo Feng menjadi kokoh bagaikan baja yang belum pernah terlihat sebelumnya!
“Aku juga ingin mengejar batas kehidupan, terus melampaui diri sendiri! Menjadi anggota dewan, menjadi Ketua Dewan, bahkan lebih kuat dari mereka! Terus melampaui!”
“Aku juga ingin, seperti ‘Hong’, dengan kekuatan sendiri meneror kelompok monster darat!”
“Aku juga ingin keturunanku masih punya masa depan, masih ada harapan!”
Sorot mata Luo Feng berkilat penuh tekad baja!
“Bekerja keras!”
“Melangkah maju!”
“Melampaui!”
“Saat aku mati dan menutup mata, aku tidak ingin menyesal karena di masa lalu tidak berusaha maksimal!”
……
Pencucian jiwa ini membuat keyakinan Luo Feng semakin tak tergoyahkan. Sepanjang September, dia totalitas dalam latihan ‘Ilmu Pedang’, ‘gerak tubuh’, ‘kemampuan fisik’, dan ‘Gambar Suci Langit’. Keterlibatan ini justru memberinya sukacita yang mengalir dari relung hati terdalam.
Perubahan genetik dalam tubuhnya terus menyempurna.
Kemampuan yang terus meningkat...
Transformasi mendasar ini membuatnya mabuk kepayang.
Umumnya memaksa diri untuk berlatih justru memberikan efek yang kurang optimal. Sedangkan menikmati proses latihan dan mencintai perasaan peningkatan esensi kehidupan ini, justru membuat kemajuan Luo Feng sangat mencengangkan.
Pada pagi hari tanggal 29 September, ketika Luo Feng melakukan tes pada dirinya sendiri!
Luar biasa... Tenaga pukulannya ternyata mencapai 258103 KG, melebihi 256000 KG, resmi memasuki level 'Kemampuan Fisik Dewa Perang Kelas Tinggi'!
……
Sekitar pukul dua lebih siang tanggal 29 September.
Mengenakan setelan seragam tempur SS berwarna merah darah yang dibeli dengan harga optimal dari 'Istana Dewa Perang', membawa pedang SS Bayangan Berdarah di punggung. Seluruh tubuh Luo Feng bagaikan giok murni yang berkilauan dari dalam ke luar, berdiri bagai bilah pedang yang menantang langit, dengan semangat juang tak terbatas!
"Ayah Ibu, waktu perjalananku kali ini sulit dipastikan. Luo Hua, jaga baik-baik orang tua selama aku tidak di rumah."
"Mengerti, Kak."
"Hati-hati di luar sana," orang tua mereka bergegas mengingatkan.
Luo Feng tersenyum tipis, lalu langsung berjalan menuju pesawat cerdas di sebelah. Pintu kabin pesawat terbuka otomatis saat ia masuk, lalu menutup kembali.
Whush!
Pesawat segitiga biru tua segera melesat naik, menerobos area sistem pertahanan Kota Basis Jiangnan, kemudian berubah menjadi kilatan cahaya menuju markas besar global Dojo Batas.
