Pesawat Cerdas kelas raja dan Pesawat Cerdas Honghuang sama-sama melayang di udara.
Luo Feng mengambil satu set Setelan Dewa Hitam dari Pesawat Cerdas kelas raja, menginjak Dun Tian Suo, lalu terbang masuk ke Pesawat Cerdas Honghuang.
"Ketua Dojo, Setelan Dewa Hitam." Luo Feng meletakkannya di kursi.
"Hm." Hong pria berbaju hitam mengangguk halus.
‘Hong’ dalam hatinya merasa agak geli karena kecerdasan buatan pada pesawat tempur cerdas yang dijualnya hanyalah kecerdasan dasar yang patuh pada perintahnya. Jika Hong memerintahkan pesawat itu untuk mematuhi Luo Feng, maka pesawat itu akan taat! Namun jika Luo Feng dan Hong sama-sama memberi perintah, pesawat cerdas sebenarnya akan mematuhi pemilik otoritas tertinggi yaitu ‘Hong’.
Kabar kematian Luo Feng tersebar.
Hong menarik kembali pesawat tempur cerdas dan setelan Dewa Hitam itu! Namun setelah mengetahui Luo Feng selamat, Hong segera mengembalikan setelan Dewa Hitam ke tempat semula!
Ya Tuhan!
Sejak kapan Hong pernah dipermalukan seperti ini? Untungnya, tidak ada yang tahu kejadian ini!
“Luo Feng, mari kita berpisah di sini,” kata pria berbaju hitam, Hong.
“Baik, Ketua Dojo.”
Luo Feng tak sempat memikirkan hal lain. Setelah berpamitan dengan dua makhluk yang melampaui Dewa Perang, dia langsung melesat dengan Dun Tian Suo dan masuk ke pesawat tempur cerdasnya.
“Nomor 1, pulang ke rumah,” perintah Luo Feng.
Swoosh!
Pesawat tempur cerdas biru tua langsung melesat dengan kecepatan sepuluh kali kecepatan suara menuju Kota Yangzhou, Kota Basis Jiangnan di Tiongkok.
……
Langit kelabu tanpa sinar matahari, angin dingin menderu membawa dedaunan kering.
Di Perumahan Mingyue, banyak anak-anak dan remaja tetap berlatih kekuatan fisik, kelincahan, dan ilmu pedang meski udara dingin. Semangat bela diri di kompleks ini sangat kuat, dikelilingi orang tua dan beberapa Petarung yang membimbing mereka.
“Lihat, pesawat tempur terbang.”
“Hah, warnanya biru tua, mirip punya Dewa Perang Luo Feng ya.”
“Mirip banget, persis sama.”
Banyak warga kompleks terheran melihat ke langit, sebuah pesawat tempur segitiga biru tua sedang mendarat di hamparan rumput.
Bruak!
Pintu kabin terbuka, seorang pemuda berbaju santai hitam sederhana dengan tas ransel besar tergantung di punggung langsung berlari menuju sebuah vila. Para warga yang tadinya mengamati dari jauh pun membeku, terpana melihat sosok pemuda itu!
“Luo Feng?”
“Itu Luo Feng? Lah katanya Dojo Batas udah umumin dia tewas?”
“Di dalam dojo kota basis kita juga ada acara penghormatan.”
Banyak orang yang benar-benar terpukau.
“Kak Chen, nanti ketemu lagi ya.” Luo Feng yang sedang berlari tersenyum pada Chen Gu yang masih bengong.
“Luo, Luo, Luo...” Chen Gu menatap takjub sambil menunjuk-nunjuk Luo Feng, tak bisa melanjutkan bicara.
Saat acara penghormatan dulu, anggota Tim Palu Api semua sedih sampai nggak karuan.
Dasar, hidup lagi?
……
Perumahan Mingyue hari ini pasti akan sangat ramai, Kota Basis Jiangnan juga bakal heboh luar biasa.
Di halaman rumah keluarga Luo Feng.
Adik Luo Hua dan ibu Gong Xinlan berdiri di sana, dikelilingi para bodyguard dan pembantu.
“Xiao Feng.” Gong Xinlan segera memanggil.
“Ibu.” Luo Feng segera mendekat. Wajah sang ibu terlihat jauh lebih tua dibanding setahun lalu.
Luo Feng tidak bisa tidak melirik ke Luo Hua, berbisik pelan: "Ada apa? Akar Hitam Wu berumur seribu tahun tidak kamu rendam anggur, malah diberikan ke Ayah Ibu minum?" Sebelumnya Luo Feng sudah memberitahu adiknya bahwa setelah akar ini direndam anggur, seharusnya diminum bersama oleh orang tua dan adiknya. Namun saat itu Luo Hua dan orang tuanya bilang tidak perlu buru-buru... ingin melihat apakah bisa menemukan kerabat lain untuk berbagi.
"Kakak." Luo Hua langsung gelengkan kepala, "Nanti aku jelaskan."
"Ayah mana?" Luo Feng tampak bingung.
Sudah lebih setahun tidak bertemu, sesuai kebiasaan ayah pasti sudah keluar menyambut.
"Ayahmu di dalam kamar." Gong Xinlan menggandeng tangan anaknya menuju kamar.
Di dalam kamar yang sunyi, di atas ranjang tergeletak Luo Hongguo. Saat Luo Feng membuka pintu, mata Luo Hongguo memancarkan kegembiraan yang tak terkira. Anak yang dikira hilang selamanya kini berdiri di hadapannya! Luo Hongguo bahkan berusaha bangun dari tempat tidur.
"Tuan Luo, jangan bergerak! Hati-hati dengan pinggang Anda!" Dua perawat di samping langsung berlari panik.
"Ayah, kenapa?" Wajah Luo Feng langsung berubah pucat.
Ia duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan ayahnya, alisnya berkerut dalam: "Ayah, ini tidak normal. Wajahmu pucat, sampai tidak bisa bangun sama sekali?"
"Tidak apa-apa, dokter bilang istirahat satu atau setahun lagi sudah cukup." Luo Hongguo tersenyum, senyuman yang keluar dari lubuk hatinya, "Ayah bisa melihatmu, luka seberat apapun tidak berarti. Hari ini, ayah benar-benar sangat bahagia, sangat gembira." Matanya berkaca-kaca dengan tetesan air mata sukacita.
Luo Feng mengangguk terus-menerus, namun dalam hatinya berkecamuk kemarahan dan kebingungan.
Tidak benar!
"Luo Hua, sebenarnya ada masalah apa?" Luo Feng menatap adiknya.
"Kalian keluar dulu." Luo Hua melambaikan tangan pada dua perawat. Kedua perawat wanita itu segera pergi, meninggalkan keluarga Luo yang berempat di ruangan.
Luo Hua menatap kakaknya: "Kakak, aku yang tidak berguna."
"Jangan salahkan adikmu." Ayah di tempat tidur pasien Luo Hongguo segera menghentikan, "Xiao Feng, sejak beberapa waktu terakhir, terutama tiga bulan setelah Dojo Batas mengumumkan kematianmu, keluarga kita tidak tenang. Berbagai cara digunakan untuk menekan keluarga kita, bahkan menggunakan beberapa warga kompleks... Ibumu selama ini hanya bisa tidur dengan obat penenang."
Wajah Luo Hua pucat pasi, tinjunya terkepal erat, pandangannya tajam bagaikan jarum!
"Luo Hua." Luo Feng menatap adiknya, suaranya berat, "Katakan padaku."
"Li Yao."
"Luo Hua menarik napas dalam-dalam, 'Sejak tiga bulan lalu, Li Yao melalui HR Alliance menggunakan berbagai cara untuk menekan keluarga kami. Meski dia tidak berani membunuh langsung keluarga petarung Dojo Batas... Tapi beberapa taktik meski tidak membunuh lebih menyiksa daripada pembunuhan! Aku harus menggunakan segala cara! Bahkan memakai 'Akar Hitam Milenium', melalui komandan Li Dawei temanmu, menghubungi pejabat tinggi yang mentransfer saham Bank ICBC senilai 120 miliar. Aku jadi pemegang saham terbesar ke-8, baru bisa mengerahkan tim khusus negara untuk melindungi keluarga kami.'"
"Tapi Li Yao tidak pernah berhenti membalas dendam pada kami."
"Dari tekanan psikis, fisik, licik, kotor... Semua cara dipakai." Luo Hua menggeleng, "Sekarang Ayah Ibu hanya bisa di rumah. Aku kehabisan akal. Terakhir kali Ayah menyebrang jalan sampai kecelakaan, untung ada bodyguard yang menyelamatkan, nyaris tewas."
Wajah Luo Feng semakin suram mendengar ini.
Czzzz!
Besi tepi tempat tidur yang digenggam tangan kirinya remuk menjadi serbuk.
"Dia... Dia..." Muka Luo Feng membiru, "Li Yao ini benar-benar tidak tahu malu!!!"
Ini semua salahku!
Setelah Li Yao mengurung diri di Eropa, karena sudah sukses aku mengabaikannya. Tapi begitu kabar kematianku dikonfirmasi, langsung balas dendam ke keluarga. Untung status 'keluarga petarung Dojo Batas' membuatnya tak berani bertindak langsung.
Andai kemampuan adikku kurang sedikit, konsekuensinya...
“Bajingan.” Tubuh Luo Feng gemetar.
Kemarahan membara dari dalam hati, kejahatan menyala di ujung nyali!
Niat membunuh tak bisa ditahan!
……
Beberapa menit kemudian.
Setelah menenangkan orang tua, Luo Feng berada di aula latihan bela diri lantai atas.
“Aku pernah salah sekali, tak akan mengulanginya kedua kali!”
Luo Feng mengelus bilah-bilah pisau dingin di Dun Tian Suo, sorot matanya menusuk seperti pedang, “Li Yao, kau pikir dengan bersembunyi di kota basis aku tak berani menghajarmu?” Memang undang-undang melarang pembunuhan di kota basis, apalagi membunuh seorang Dewa Perang di dalamnya.
Tapi...
Luo Feng paham, hukum hanyalah alat negara untuk mengatur. Kini kekuatannya sudah setara 'Tingkat Planet Pertama'. Setelah mempelajari《Dun Tian》, kekuatan Dun Tian Suo akan semakin dahsyat.
Melebihi Anggota Dewan biasa.
Makhluk yang melampaui Dewa Perang membunuh seorang Dewa Perang. Mungkin akan memicu kemarahan, tapi konsekuensinya takkan terlalu berat bagi Luo Feng.
“Bip.”
Luo Feng melihat ke komputer saku, mengaktifkan 'Sistem Berbagi Istana Dewa Perang'. Dulu pasangan Li Yao menggunakan sistem ini untuk melacak lokasi Wang Tong! Sistem ini dipasang di setiap Dewa Perang untuk saling membantu dalam bahaya. Kini... digunakan Luo Feng untuk melacak Li Yao!
“Oh, ternyata masih di Kota Basis Jiangnan.” Kaca atap aula latihan terbuka.
Swoosh!
"Menginjak Dun Tian Suo, Luo Feng yang mengenakan pakaian hitam segera melesat ke langit.
Berubah menjadi garis lengkung, menyelam menuju pesawat tempur cerdas. Kreek, pintu kabin terbuka otomatis.
"Jaring Emas!" Luo Feng menatap ke dalam kabin, kekuatan pikiran spiritualnya seperti tangan tak terlihat langsung meraih jaring tersebut. Dari kejauhan, matanya berkilat seperti pisau, "Li Yao!"
……
Lantai 32 Gedung Pusat Perbelanjaan Aliansi HR di Kota Basis Jiangnan.
Pasangan Li Yao dan Venna sedang berbincang dengan manajer Pusat Perbelanjaan Aliansi HR.
"Masih ada tiga jam sebelum pesawat penumpang lepas landas." Venna melihat jam tangannya.
"Jangan panik." Li Yao berkata dingin, "Apa yang kau takutkan?"
"Luo Feng akan segera kembali." Kerut muncul di dahi Venna, "Sudah kubilang, lebih baik kita naik pesawat tempur ke Eropa?"
"Pesawat tempur?" Li Yao menggeleng, "Pesawat seharga 10 miliar itu? Cuma cocok untuk penerbangan jarak pendek di sekitar kota basis. Tapi untuk penerbangan jarak jauh, melintasi daerah terpencil atau lautan dimana kawanan burung berkeliaran—"
"Untuk penerbangan jarak jauh, biasanya menggunakan 'pesawat penumpang', pesawat tempur cerdas, atau 'pesawat piring terbang' kelas tinggi seharga 500 miliar."
"Lagipula ini wilayah kota basis. Kau pikir Luo Feng berani macam-macam?" Li Yao mengejek.
"Hmm?" Li Yao terkesiap, menatap keluar jendela kaca.
“Lihat ke luar?” Tuan Zhu terkejut.
Dari kejauhan di langit, siluet hitam menginjak Dun Tian Suo bagai kilat hitam, terbang langsung menuju kaca ini!
“Luo Feng!” Venna berteriak.
“Luo Feng!” Li Yao segera membungkus seluruh tubuhnya dengan membran kulit hitam, membentuk baju perang dan helm hitam, hanya menyisakan sepasang mata.
Hong!
Kaca pecah berantakan!
“Luo Feng kau berani—!” Li Yao mengaum sambil menubruk kaca di sampingnya, melompat ke udara luar.
Menurut Li Yao, di udara luar yang mudah terekam perangkat pemantau kota basis, Luo Feng tak akan berani bertindak gegabah.
“Hmph.” Luo Feng menerobos dengan cepat.
Siuutt! Siuutt! Siuutt!
Cahaya Kilat melesat bertubi-tubi, 16 jalur cahaya bagai 16 naga mengaum. Suara sonik dahsyat meledakkan lantai lobi mewah, membuat Tuan Zhu terguling ke sudut. Sorot mata Luo Feng yang bagai api membara hanya fokus pada Li Yao.
16 jalur cahaya melengkung dengan kecepatan luar biasa, tak memberi kesempatan Li Yao menghindar, menghantam tubuhnya bersamaan!
“Hmph, pisau terbang?” Kilat hinaan melintas di mata Li Yao.
“Hong!”
Sebuah kekuatan dahsyat yang tak terbayangkan langsung menembus Setelan Dewa Hitam. Meski sudah dilemahkan 90%, gaya tumbukan yang luar biasa ini tetap sangat mengerikan. Satu bilah pisau memiliki gaya tumbukan lebih dari 500.000 kilogram, 16 pisau terbang berarti total lebih dari 8 juta kilogram gaya tumbukan! Sekalipun dilemahkan 90%, tetap tersisa lebih dari 800.000 kilogram gaya tumbukan!
Artinya, Li Yao harus menahan gaya tumbukan lebih dari 800.000 kilogram ini TANPA PERLINDUNGAN APAPUN di tubuhnya!
Dulu saat Luo Feng menghadapi serangan pria berbaju hitam misterius di situs peninggalan peradaban kuno No.9, gaya tumbukan sekitar satu juta kilogram itu diatasi dengan menggunakan perisai untuk menghilangkan sebagian besar gaya tumbukan, sampai tangannya patah! Perisai saja sudah menyerap setengah gaya, patahnya lengan juga mengurangi banyak gaya tumbukan. Yang benar-benar mengenai Luo Feng hanya 300-400 ribu kilogram, tapi tetap membuatnya muntah darah.
Sedangkan Li Yao menerima gaya tumbukan penuh lebih dari 800.000 kilogram!
Dalam kondisi normal, Li Yao akan tewas akibat getaran ini!
Untunglah 'Setelan Dewa Hitam' menyebarkan gaya tumbukan ini ke seluruh tubuhnya. Ditambah lagi dia berada di level puncak Dewa Perang kelas tinggi, kemampuan fisiknya jauh lebih kuat dibanding Luo Feng saat pertama kali masuk situs No.9!
"Byur!"
"Byur!"
"Byuuuur~~~~"
Di udara, wajah Li Yao memerah, darah menyembur deras dari mulutnya seperti air keran. Hanya dengan gaya tumbukan mengerikan ini, hanya satu kali serangan! Seketika Li Yao kehilangan sebagian besar kemampuan bertarungnya.
"Tidak mungkin, tidak mungkin!" hati Li Yao berteriak liar, "Aku berada di puncak Dewa Perang kelas tinggi, ditambah Setelan Dewa Hitam! Bahkan jika itu makhluk yang melampaui Dewa Perang 'Anggota Dewan', paling-paling hanya melukaiku sekali. Yang bisa membunuhku dalam satu serangan, sangat jarang bahkan di antara Anggota Dewan. Tapi Luo Feng... Apakah dia sudah mencapai terobosan, menjadi makhluk yang melampaui Dewa Perang?"
Para Dewa Perang tahu bahwa puncak Dewa Perang kelas tinggi yang menggunakan 'Setelan Dewa Hitam' tidak bisa dibunuh oleh level yang sama. Bahkan para Anggota Dewan pun sulit membunuhnya dengan satu serangan.
……
Di jalan sebelah alun-alun bawah Pusat Perbelanjaan Aliansi HR, banyak pejalan kaki. Beberapa turis bahkan sedang berfoto di tepi alun-alun.
"Duggg~~"
Seperti peluru meriam menghantam keras alun-alun, batu-batu pualam di tanah langsung pecah berantakan. Pasukan patroli di sekitarnya panik. Turis-turis yang sedang berfoto di pinggir alun-alun menjerit ketakutan, beberapa pecahan batu terbang mengenai orang. Pejalan kaki di trotoar berteriak, beberapa batu bahkan terbang sampai ke jalan raya.
Jalanan langsung macet dengan mobil-mobil yang berhenti mendadak. Banyak pengemudi marah-marah menekan klakson.
"Ya Tuhan!" Kerumunan orang menatap ke arah alun-alun.
Terlihat seorang pemuda berbaju santai hitam menginjak Dun Tian Suo, melayang di udara. Dari kawah besar di alun-alun, siluet manusia seluruhnya hitam melesat bagai kilat.
Pemuda yang menginjak Dun Tian Suo itu menatap dingin, mengibaskan tangan kirinya!
Jaring kawat emas yang terkumpul membentuk bola di tangan kiri itu menyambar Li Yao bagai petir, lalu otomatis membentang mengikatnya. Seperti mengikat babi yang siap disembelih.
