Tiongkok, Kota Basis Timur Laut.
"Ayah!"
Seorang wanita muda cantik memandangi siaran langsung di layar, berbisik pilu, lalu tiba-tiba berdiri dan berlari ke ruang belajar pribadinya. Di ruang tamu, suami dan anaknya yang juga menonton siaran itu terlihat bingung dan terkejut.
Di dalam ruang belajar.
Wanita itu membuka komputer dengan cepat, masuk ke email, membuka pesan terbaru yang dilampiri sebuah video. Ia menggigit bibirnya, jari gemetar mengeklik mouse perlahan.
Bip.
Video terbuka, memperlihatkan sosok 'Dewa Guntur' berkepala plontos berbaju putih.
"Xiao Lei." Dewa Guntur tidak menunjukkan wajah genit seperti biasanya, malah tersenyum lembut. "Sudah hampir 16 tahun kita tidak bertemu."
“Masih ingat waktu pertama kali aku mengajakmu ke taman bermain, pertama kali mengajarimu bela diri, juga pertama kali memarahimu, pertama kali memukulmu.” Dewa Guntur menggelengkan kepala, tersenyum tipis, “Aku tahu kau membenciku, tapi sekalipun harus memilih lagi, aku tetap akan membunuh sampah masyarakat itu.”
“Aku juga tahu kau tak mau memaafkanku.”
“Dulu saat ibumu meninggalkanmu padaku, aku sudah berjanji akan membuatmu bahagia seumur hidup, tak pernah sedih ataupun menderita. Tak kusangka akan jadi begini.”
“Sudahlah.”
“Sebentar lagi, aku akan pergi dengan Paman Hong. Kali ini mungkin aku tak akan kembali hidup-hidup. Jadi setelah berpikir panjang, akhirnya aku mengirim email ini!” Dewa Guntur mengusap kepala botaknya, “Xiao Lei, tenang saja, Ayah pasti akan membunuh Monster Penelan itu.”
“Sudah kuberitahu, aku takkan membiarkanmu menderita. Ini janjiku pada ibumu, juga padamu.”
“Selalu menyayangimu, Ayah!”
Di video, Dewa Guntur tersenyum tipis, rekaman berakhir.
“Hiks, hiks...” Wanita muda itu langsung menangis terisak-isak di atas meja tulis, air matanya tak terbendung.
Baru menyadari pedihnya kehilangan saat sudah terjadi.
“Ayah, Ayah, Ayah, pulanglah, aku salah, aku salah.” Tangisnya semakin menjadi, suaranya parau. Dalam benaknya terbayang kenangan demi kenangan - ibunya meninggal saat ia masih kecil, dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh Dewa Guntur, dimanja tanpa batas.
“Hanya saja, saat dia berusia enam belas tahun, karena urusan cinta pertamanya, Dewa Guntur malah membunuh pacarnya. Hal ini membuat Lei Lei yang dimanja sejak kecil menjadi sangat marah, langsung kabur dari rumah, dan meninggalkan kata-kata pedas...”
Saat ini.
Tiba-tiba dia tersadar, betapa dalamnya cinta ayahnya padanya.
……
Di atas tembok luar kota satelit Kota Basis Jingdu, Jia Yi sedang mengunjungi para korban luka.
“Jangan bergerak, berbaring dan istirahatlah dengan baik.” Jia Yi segera berkata.
“Siap, Pak.” Prajurit muda penyandang disabilitas yang dibalut perban itu segera berseru.
Jia Yi berdiri tegak.
“Pak.” Seorang pengawal berlari mendekat.
“Ada apa?” tanya Jia Yi. Pengawal itu berbisik: “Pak, Liu Ning gugur.” Liu Ning adalah murid termuda di antara murid langsung Jia Yi, tahun ini baru berusia 19 tahun. Jia Yi sangat menyayangi murid kecil ini. Saat perang tiba, hampir semua murid di bawah Jia Yi dikirim ke medan perang.
“Oh.” Jia Yi menjawab singkat tanpa berkata apa-apa, hanya otot wajahnya berkedut sedikit.
“Xiao Ning...” Jia Yi berdoa dalam hati, memandang ke seluruh kamp para korban luka. Banyak prajurit yang terluka sedang memegang ponsel, ada yang melihat foto, ada yang membaca surat.
“Mereka... semua masih sangat muda!” Hati Jia Yi hancur, tapi ia tak berdaya.
……
Kegagalan Hong dan Dewa Guntur membuat para petinggi dunia sangat menderita. Mereka juga mengetahui dari Luo Feng... bahwa mustahil membunuh monster pemangsa itu dengan Penjaga Perak Cair, yang semakin menambah kepedihan.
Namun!
“Pihak atasan putus asa, tapi tidak dalam siaran langsung propaganda!”
Saat ini siaran langsung masih berlangsung di seluruh dunia, namun sekarang sedang memutar ulang pertarungan sebelumnya dan menyatakan 'Hong' dan 'Dewa Guntur' hanya mengalami luka parah tanpa meninggal. Dikatakan juga, dua raksasa perak itu adalah raksasa teknologi terbaru hasil penelitian dunia saat ini, manusia masih punya harapan!
Ini membuat jutaan massa biasa dipenuhi harapan!
Ratusan ribu prajurit sedang berjuang!
……
Luo Feng sudah pulang ke rumah.
Di ruang tamu, televisi menyala.
"Dua raksasa perak ini adalah raksasa teknologi terbaru hasil kerjasama berbagai negara. Seperti ribuan tahun sebelumnya, perang ini pasti akan dimenangkan manusia!" Suara dari televisi membuat Luo Feng tak tahan lagi, langsung meninggalkan ruang tamu dan naik ke atap lantai tiga.
Di atap.
Angin sejuk berhembus, Luo Feng sedikit tersadar.
"Percuma, Luo Feng, menyerahlah!" Baba Ta membujuk, "Dunia sudah tak ada harapan, biarkan saja yang lain mati, kamu juga tak bisa menghentikannya."
"Ini bukan kematian satu dua orang, tapi jutaan orang." Luo Feng tak tahan berteriak, "Bisakah aku hanya berdiam melihat remaja bahkan anak-anak, bayi-bayi mati begitu saja? Bisakah aku melihat dunia menjadi taman bermain monster? Manusia punah? Pasti ada cara, pasti ada."
Seluruh dunia menjadi markas monster, bayangkan saja sudah seperti mimpi buruk.
"Jiwa, adalah fondasi kehidupan."
"Mata Luo Feng berbinar, 'Aura kehidupan monster pemangsa itu tiba-tiba melemah drastis dibanding sebelumnya, apakah ini berarti jiwanya juga jauh lebih lemah? Baba Ta, beri tahu aku.'"
"Hmm——" Baba Ta tampak ragu.
"Katakan." Luo Feng terdengar kesal.
"Benar, dia sedang lemah. Tapi bukan lawan untuk Pembaca Pikiran Tingkat Tiga Planet sepertimu." Baba Ta buru-buru menambahkan.
"Baba Ta, kau bilang usianya masih sangat muda! Memang... makhluk tingkat planet atau bintang tidak bisa mengarungi alam semesta. Dia baru Tingkat Satu Bintang, berarti pasti lahir di dunia! Sekuat itu, jika sudah lama lahir pasti sudah ditemukan manusia."
"Penemuannya yang terlambat ini menunjukkan dia baru saja lahir." Luo Feng terus melanjutkan, "Dia masih sangat muda, jiwa pasti masih rapuh."
"Ditambah serangan berturut-turut dari 'senjata laser B6' dan 'Hong dan Dewa Guntur', dua pukulan berat itu mungkin menyisakan 10-20% kekuatannya." Mata Luo Feng berbinar, "Jika aku menggunakan teknik rahasia aliran Bintang Yumo 《Menara Kosmos》 dengan mempertaruhkan nyawa, teknik ini sendiri sudah kuat, apalagi..."
"Jika masih kurang, aku bisa pakai teknik rahasia 《Heksagram》 untuk mengajak petarung kuat lainnya di dunia..." Rencana cepat terlintas di benak Luo Feng.
Teknik rahasia aliran Bintang Yumo sangat hebat!
Sedangkan Baba Ta selalu menekankan agar Luo Feng mempelajari teknik-tenik rahasia itu, meskipun sekarang pemahamannya belum terlalu mendalam. Yang terlalu rumit... Dengan kekuatan yang dimilikinya saat ini, Luo Feng belum bisa menggunakannya. Namun dia sudah mampu mengeluarkan serangan terkuatnya saat ini.
"Luo Feng, apa yang kau pikirkan?!!!" Baba Ta berteriak marah, "Aku tidak mengizinkan, aku sama sekali tidak mengizinkan! Aku telah menunggu lima puluh ribu tahun, menantikan seorang penerus sepertimu. Aku takkan membiarkanmu pergi mencari kematian!!!"
"Bukan mencari kematian. Bukankah Hong dan Dewa Guntur yang membakar jiwa mereka juga tidak mati?" tanya Luo Feng.
"Tapi mereka tertidur panjang!"
Baba Ta berkata marah, "Di alam semesta, bahkan manusia abadi sekalipun jika jiwanya terluka parah dan tertidur, ada yang bisa tidur selama sejuta tahun sebelum pulih! Ada juga yang tidur selamanya. Hong dan Dewa Guntur memang belum mati, tapi mereka benar-benar tertidur secara jiwa! Jiwa mereka awalnya lemah. Jika bisa bangun, mungkin dalam satu dua tahun. Jika tidak, mereka takkan pernah bangun sampai akhirnya binasa dalam tidur."
"Luo Feng, jangan sembarangan bertindak." Baba Ta memperingatkan dengan geram.
"Pertama-tama aku adalah Luo Feng, baru kemudian penerus Bintang Yumo." Kata Luo Feng melalui telepatinya.
"Kau ingin mati sia-sia?" desak Baba Ta dengan kemarahan.
"Baba Ta." Luo Feng menatap sekeliling, "Kau kira aku ingin mati? Aku tidak ingin mati!!! Aku sangat ingin melihat anakku lahir, mendengar mereka memanggilku Ayah! Aku ingin hidup! Bermimpi pun ingin tetap hidup!"
“Tapi kamu……” Baba Ta ragu.
“Baba Ta, sekarang aku punya dua pilihan! Pertama, menjadi kura-kura pengecut, menyaksikan ribuan saudara sebangsa dibunuh, melihat anak-anak polos menangis memanggil Ayah Ibu sambil dibantai, menyaksikan bayi yang masih minum susu dibunuh... Melihat mereka dibantai sementara aku menyelamatkan keluarga dan anakku ke dalam 'Kapsul Bintang Yumo', jadi pengecut! Nanti, anak-anakku yang lahir akan hidup tanpa sinar matahari dan teman, hanya bisa mendengar ceritaku tentang dunia yang dulu punya banyak anak seumuran mereka - tapi semuanya sudah mati.”
“Lagi pula Baba Ta, kau pernah bilang, hanya petarung tingkat planet yang bisa merantau di alam semesta untuk mencari nafkah! Kalau istri dan anakku yang belum mencapai tingkat planet pergi ke planet lain di kosmos, itu sangat berbahaya,” kata Luo Feng.
Baba Ta mengangguk diam-diam.
Memang benar demikian.
Alam semesta tidak damai! Pertikaian ada di setiap planet. Seorang petarung tingkat planet yang membawa orang biasa ke kosmos adalah bencana.
“Aku harus mencapai Tingkat Bintang baru bisa memberikan kehidupan layak dan stabil bagi keluargaku di alam semesta. Tapi berapa lama untuk mencapai Tingkat Bintang? Puluhan tahun? Anakku harus hidup di pesawat antariksa selama puluhan tahun?” Luo Feng menggeleng, “Itu mimpi buruk. Hidup terisolasi di pesawat selama puluhan tahun, lebih baik aku mati daripada membiarkan anakku mengalami nasib seperti itu.”
“Pilihan kedua!”
“Aku Luo Feng, menggunakan teknik rahasia《Enam Mata》, memaksa lima prajurit planet mempersembahkan jiwa, membentuk formasi, membakar jiwa! Kemudian, aku menggunakan jurus pamungkas《Menara Kosong》! Kedua jurus ini adalah teknik rahasia Bintang Yumo, ditambah pembakaran jiwa, membunuh Binatang Raksasa Luar Angkasa yang kekuatannya tinggal 10-20%, sangat menjanjikan.”
“Beberapa kemungkinan hasil: Pertama, sukses, aku selamat, jutaan orang mendapat harapan. Ini yang terbaik.”
“Kedua, sukses, aku mati. Tapi...anak-anakku bisa hidup nyaman, masuk taman kanak-kanak, punya teman bermain. Masih ada Ayah Ibu, Xu Xin yang merawat mereka. Hanya kehilangan sosok ayah. Nanti dia akan tahu ayahnya melalui buku sejarah, yakin, dia akan bangga padaku.”
“Ketiga, gagal, tentu aku mati. Binatang pemangsa itu pasti terluka lebih parah, memberi harapan bagi manusia untuk membunuhnya!” Ekspresi Luo Feng tenang, “Baba Ta, menurutmu jalan mana yang harus kupilih?”
Baba Ta ingin bicara, tapi bingung bagaimana menasihati.
“Baba Ta, sungguh. Sejak usia 18 tahun menjadi Petarung, aku tak pernah takut meninggal!”
“Sebaliknya, aku lebih takut anak-anakku menghabiskan puluhan tahun di pesawat ruang angkasa!”
“Aku lebih takut pengorbanan Hong, Dewa Guntur, dan jutaan orang lainnya menjadi sia-sia!”
“Mati, tak ada yang menakutkan. Manusia, lahir-tua-sakit-mati adalah siklus.”
“Aku ingin berjuang untuk temanku, Wei Wen dan yang lain.”
“Aku ingin berjuang untuk bangsaku.”
“Aku ingin untuk anak-anak yang masih dalam kandungan ibu hamil, yang sama seperti anakku belum lahir.”
“Untuk mereka, bertarung habis-habisan!”
“Ini juga untuk diriku sendiri!” Luo Feng tertawa terbahak-bahak, “Harus kau tahu, Hong dan Dewa Guntur maju bertarung, mereka adalah dua Petarung terkuat di dunia, tapi aku juga Pembaca Pikiran terkuat di dunia. Bagaimana mungkin aku mundur? Haha!”
Tertawa Luo Feng membuat Baba Ta terdiam.
Sudah berapa lama...
Baba Ta tidak merasakan emosi kompleks seperti ini. Untuk pertama kalinya, Baba Ta mulai merasa kagum pada penerus yang selama ini dianggapnya berbakat biasa-biasa saja.
“Baik, aku akan membantumu.” Baba Ta berkata dengan suara rendah.
“Haha, jangan seperti itu. Sudah kubilang, bertarung habis-habisan masih ada kemungkinan hidup.” Di saat ini, jiwa Luo Feng terasa jernih dan transparan.
