Hong, Luo Feng, dan Dewa Guntur sama-sama sangat percaya diri, makanya langsung menantang petarung kuat selevel.
"Tidak aneh juga. Siapa suruh kita bertiga anggota baru dengan penilaian 'kosong'?" Dewa Guntur menghela napas, "Kalau kita petarung kuat, demi menghemat waktu, pasti juga pilih lawan berpenilaian tinggi. Menurutku, kita harus mulai dari dasar, bangun reputasi."
"Mulai dari nol."
"Naikkan dulu penilaian kita, nanti baru bisa cari jagoan untuk duel!"
Meski Luo Feng, Hong, dan Dewa Guntur yakin bisa mengalahkan petarung 1 atau 2 bintang, mereka tetap harus bertahap.
"Luo Feng, nama apa yang mau kau pakai?" tanya Dewa Guntur. Di ruang duel ada aturan menyamarkan identitas dengan memilih nama bebas.
"Si Gila." Jawab Luo Feng. "Kalau kamu?"
"Dewa Perang." Kata Dewa Guntur.
"Keterlaluan kau!" Luo Feng menggeleng. Hong di sampingnya juga tertawa getir. Luo Feng menoleh ke Hong, "Kakak, kamu pakai nama apa?"
"Pembunuh bayaran!" Jawab Hong santai.
"Dulu Luo Feng dijuluki Si Gila, sedangkan Hong berasal dari latar belakang pembunuh bayaran sebelum periode Nirwana. Adapun Dewa Guntur... orang ini dulunya adalah maniak bela diri, si gila bela diri, berani menggunakan julukan 'Dewa Bela Diri', cukup gila juga."
"Kalau begitu mari kita mulai!"
Luo Feng, Hong, dan Dewa Guntur sama-sama menundukkan kepala mengirimkan undangan pertarungan. Tanpa disengaja ketiganya mengundang lawan 'satu bintang'.
……
"Tantanganmu disetujui."
"Ditransmisikan ke Ruang Pertempuran." Pemberitahuan dari sistem alam semesta virtual muncul di layar Luo Feng. Baru sekarang Luo Feng lega, ini adalah undangan ketiganya yang berhasil. Tak disangka petarung selevel 'satu bintang' ternyata semuanya sombong, enggan bertarung dengan anggota baru berpenilaian 'nol'. Lawan yang akhirnya menerima tantangannya bernama... 'Tangan Pedang Darah'.
……
Ruang Pertempuran.
Di padang rumput yang sangat luas, terdapat arena logam hitam berukuran sekitar 10 kilometer panjang dan 10 kilometer lebar.
Pria berkulit hijau bertubuh tinggi menjinjing pedang di punggungnya berdiri di atas arena, bergumam: "Si Gila? Lawan ini malah memakai nama Si Gila, sepertinya ada unsur kegilaan dalam dirinya. Zieeett, menyiksa orang gila itu paling menyenangkan. Anggota baru, anggota baru, biar aku yang mengajarimu."
Julukan 'Tangan Pedang Darah', 12 kemenangan, 3 kekalahan.
Di arena pertarungan, muncul secara tiba-tiba seorang pemuda berambut hitam yang mengenakan baju perang hitam dan menginjak Dun Tian Suo. Baju perang dan Dun Tian Suo ini semuanya dipilih dari sistem. Baik 'Ruang Pertarungan Maut' maupun 'Ruang Pembantaian' sama-sama memungkinkan pemilihan senjata bebas, sedangkan baju perang harus memilih baju perang sesuai level.
"Halo." Luo Feng tersenyum memandang pemuda berkulit hijau di hadapannya.
"Sopan sekali kau, namamu Si Gila? Haha, karena kesopananmu, aku tidak akan menyiksamu terlalu parah." Pedang Darah tertawa terbahak.
"Pedang Darah? Kau adalah lawan pertamaku di Ruang Pertarungan Maut. Karena kau menerima tantanganku, aku akan membuatmu mati tanpa rasa sakit." Luo Feng tersenyum, namun di matanya terlihat kegilaan haus darah. Meskipun telah melampiaskan impuls haus darah yang terpendam lama melalui pembantaian di Ruang Pembantaian...
...pelampiasan tanpa batas ini justru membuat haus darah itu semakin merasuk ke dalam tulang sumsum.
"Anggota baru yang sombong!" Pedang Darah mencibir. Dengan ledakan "Hong!", dia melesat menuju Luo Feng dengan kecepatan puluhan kali kecepatan suara, sementara pecahan udara akibat kecepatan tinggi tertinggal jauh di belakangnya.
Luo Feng dengan tenang melayang di udara.
"Pergilah!" Luo Feng mengarahkan jarinya dengan lembut ke arah Pedang Darah.
Siuutt!
30 bilah pisau pada pola emas dengan cepat memancarkan helaian benang emas, membentuk seekor ikan pedang emas yang tampak hidup. Ikan itu mengibaskan ekornya di udara, melesat dengan lintasan aneh, dengan mudah menghindari pedang energi sang Prajurit Pedang Darah yang panik berusaha menangkis, menembus tepat di antara alisnya.
Tubuh Prajurit Pedang Darah terbang beberapa meter mengikuti gaya inersia sebelum akhirnya jatuh membentuk kurva alami. Mayatnya mendarat di rumput di luar arena pertarungan.
Siuutt!
Seekor ikan pedang emas secepat kilat kembali ke kaki Luo Feng, menyatu kembali dengan Dun Tian Suo.
Pertarungan pertama Si Gila, menang!
"Setelah sebulan menggila di Ruang Pembantaian mempelajari 'Formasi Ikan Pedang', bertempur lebih dari sepuluh ribu kali, kini aku sudah mencapai kendali lapisan kelima Dun Tian Suo. Menggunakan kendali lapisan keempat sekarang semudah menggerakkan lenganku sendiri, lincah dan cepat. Membantai mereka yang setingkat, pasti seperti menyapu habis." Luo Feng sangat percaya diri.
Kepercayaan diri ini bukan tanpa dasar.
Karena... amplitudo kekuatan kesadarannya mencapai 36. Di antara Pembaca Pikiran Tingkat Bintang satu, kemampuan mengendalikan 36 senjata proyektil secara bersamaan dianggap jenius mutlak di alam semesta. Kekuatan kesadaran Luo Feng berasal dari jiwa Makhluk Rungu Emas yang sangat perkasa.
Kesadaran yang begitu kuat!
"Ditambah dengan latihan dasar dari Bab Penguasaan Sekte Bintang Yumo, 'Dun Tian Suo' ini bahkan diciptakan oleh gurunya Hu Yanbo. Menggunakan metode kontrol Sekte Bintang Yumo membuatnya seperti ikan di air. Tidak takut belajar banyak, yang ditakutkan adalah menguasai dengan mendalam! Prestasi Luo Feng dalam 'Dun Tian Suo' benar-benar luar biasa."
……
"Clang!"
Ekor ikan pedang emas berayun, langsung menghantam permukaan bilah hijau. Senjata psionik itu terhempas miring dan menabrak arena hitam, meninggalkan lubang kecil dengan percikan api listrik. Ikan pedang emas kemudian meliuk mengelilingi kepala lawan berjubah hitam, memotongnya.
Pertempuran kedua Si Gila, menang!
……
"Byur!"
Ikan pedang emas langsung menembus rongga dada lawan, lalu meledak. 30 bilah pisau menyembul dari berbagai bagian kulit tubuh lawan, tiga di antaranya mencuat dari ubun-ubun kepala.
Pertempuran ketiga Si Gila, menang!
"Huh, akhirnya dapat penilaian satu bintang. Lanjut!" Mata Luo Feng berbinar.
……
Dewa Guntur memegang pedang petir, domain mengembang di sekeliling tubuhnya dengan ular-ular listrik berputar.
"Tingkat Bintang satu sudah punya domain? Awalnya tidak percaya melihat data sistem Ruang Pertempuran. Ternyata benar... Ayo! Tunjukkan di mana kekuatan ahli domain!" ujar pria kurung bermata satu berpengalaman empat bintang sambil menggenggam pedang tempur.
“Kau akan segera tahu.” Dewa Guntur menyeringai, “Setelah membunuhmu, ratingku akan menjadi 3 bintang.”
……
Hong memegang tombak hitam, berdiam diri di arena pertarungan.
“Ahli domain tingkat planet kelas 9? Menarik, jarang bertemu yang seperti ini. Ayo!” Seorang remaja pendek berotot menggenggam dua pedang tempur di masing-masing tangan, matanya memerah penuh semangat.
“Pertarungan ketiga langsung menghadapi rating 6 bintang. Bagus.” Hong mengangguk ringan.
Setelah menunjukkan domain dalam dua pertarungan sebelumnya, sistem otomatis menambahkan catatan ini di data. Tak disangka ada petarung rating ‘6 bintang’ yang menantangnya. Bagaimana mungkin Hong menolak? Tentu langsung bertarung!
……
Di Ruang Penentuan, pertarungan berlangsung sangat cepat. Normal melakukan ratusan pertarungan sehari. Namun umumnya setelah kalah sekali, banyak yang berhenti untuk menganalisis kekalahan itu... ‘Bertarung, kalah, introspeksi, memahami, lalu bertarung lagi’ adalah proses yang dilalui banyak orang.
Tapi——
Luo Feng, Hong, dan Dewa Guntur sama sekali belum kalah sejak memulai gelombang pertarungan gila-gilaan ini.
Terutama Hong dan Dewa Guntur yang memiliki ‘domain’, justru sering ditantang petarung berrating tinggi. Ini membuat rating mereka naik sangat cepat! Mengalahkan satu petarung setingkat ‘6 bintang’ jauh lebih efektif daripada mengalahkan 100 petarung ‘1 bintang’.
Sekitar tiga jam kemudian, di lobi Killing Field, ketiganya duduk bersama.
“Kakak, aku belum puas bertarung, sudah dipanggil keluar?” Luo Feng tidak puas memandang Dewa Guntur.
“Setiap pertarungan harus serius, apalagi lawan semakin kuat, aku agak kelelahan mental. Mari kita istirahat sebentar.” Dewa Guntur tersenyum, Hong di sampingnya mengangguk halus: “Aku tidak terlalu lelah.”
“Aku belum merasakan apa-apa.” Luo Feng tak tahan bertanya, “Penilaian bintang kalian berapa?”
“Enam bintang.” Kata Dewa Guntur.
“Tujuh bintang.” Ujar Hong.
“Aku baru tiga bintang.” Luo Feng menggigit giginya kesal.
“Awalnya aku yang menantang, kemudian banyak petarung berpenilaian tinggi yang aktif menantangku.” Dewa Guntur tertawa, “Ahli domain di Tingkat Bintang satu sangat langka, jadi banyak yang kuat ingin bertarung denganku.”
“Aku juga.” Kata Hong.
Luo Feng tersenyum pahit, akhirnya mengerti mengapa penilaian Hong dan Dewa Guntur naik begitu tinggi. Meski membunuh banyak, lawannya kebanyakan berpenilaian rendah. Lagipula... dia tidak punya daya tarik untuk membuat petarung berpenilaian tinggi aktif menantang.
“Aku minum dulu, sebentar lagi lanjut masuk. Tidak dapat enam bintang, tidak akan berhenti!” tegas Luo Feng. Enam bintang baru bisa dianggap pejuang sejati selevel. Meski sama-sama petarung selevel... perbedaan pengeluaran tenaga, kesadaran, pengalaman, teknik penggunaan senjata, realm, semua menyebabkan perbedaan besar daya tempur!
……
Gila!
Luo Feng gila!
“Pertarungan demi pertarungan membuat rekornya terus terbarui '121 kemenangan, 0 kekalahan' '183 kemenangan, 0 kekalahan' '218 kemenangan, 0 kekalahan'... Rekor tanpa kekalahan ini akhirnya menarik perhatian beberapa petarung berpengaruh tinggi yang mulai menantang Luo Feng. Karena rekor ratusan kemenangan tanpa kekalahan seperti ini, kemungkinan besar menunjukkan petarung kuat yang baru pertama kali memasuki Ruang Pertempuran Terakhir.”
“Ada pepatah mengatakan: Di Ruang Pertempuran Terakhir, selama pertarungan terus berlangsung, tak ada yang berani menjamin bisa mempertahankan kemenangan mutlak selamanya!”
……
“Arena pembantaian di Pulau Naga Hitam memang mengumpulkan elit-elit terbaik dari seluruh Kekaisaran Naga Hitam.”
“Kemunculan cepat Luo Feng, Hong, dan Dewa Guntur di Ruang Pertempuran Terakhir perlahan mulai menarik perhatian banyak orang.”
……
“Di Ruang Pertempuran Terakhir, jika membayar uang, orang bisa menonton pertarungan. Semakin banyak penonton, semakin besar total biaya yang terkumpul. Tentu... pertarungan antar petarung Tingkat Bintang satu dengan penilaian 9 bintang pun tak akan menghasilkan biaya yang terlalu besar, mengingat ini hanya level Tingkat Bintang satu.”
“Jika Domain Lord atau Cosmic Lord yang bertarung, baru banyak penonton berbakat yang datang.”
“Tapi untuk pertarungan Tingkat Bintang ini, kadang para pejabat tinggi organisasi tetap menonton untuk melihat apakah bisa merekrut orang tersebut ke organisasi mereka. Bagaimanapun, 'jenius' harus direkrut sedini mungkin sebelum direbut organisasi lain.”
“Nuo Lanshan, katanya Lantai Seratus Harimaumu sedang merekrut murid-murid elit? Lihat, pemuda yang baru muncul ini jelas bibit jenius kelas satu Pembaca Pikiran. Jika kau lewatkan, pasti akan direbut orang lain.”
“Kelas satu?”
"Benar, kekuatan kesadaran pemuda ini sangat tinggi. Untuk Tingkat Bintang satu, memiliki kekuatan kesadaran setinggi ini benar-benar luar biasa. Dan... dalam menguasai realm senjata psionik juga sangat hebat. Lihat! Hanya dalam dua hari, sudah mencapai 822 kemenangan, 1 kekalahan. Evaluasinya, eh, sudah tujuh bintang."
Nuo Lanshan melihat pertarungan di layar di depannya, baru saja hendak mengamati dengan seksama, tapi melihat wajah seseorang.
"Luo Feng?" Nuo Lanshan langsung kehilangan antusiasme sebelumnya, hatinya dipenuhi rasa kesal.
