"Hormat kepada yang abadi!" Cosmic Lord Molok membungkuk dengan penuh hormat.
Pria berotot dengan kapak di punggungnya mengangguk, lalu menatap Luo Feng: "Luo Feng, Sang Penguasa ingin bertemu. Ikut aku." Sebuah energi tak kasat mata segera menyangga tubuh Luo Feng seperti tangan raksasa. Pria itu langsung membawanya melesat bagai cahaya kilat menuju lantai sembilan Istana Langit Abrasi.
"Inikah kekuatan abadi?" Luo Feng merasakan getaran hukum alam dalam energi tak kasat mata di sekitarnya.
Terbang naik lapisan demi lapisan!
Setiap lantai Istana Langit Abrasi sangat luas dan tinggi. Tak lama, Sang Abadi itu pun membawa Luo Feng sampai di lantai sembilan!
……
Aula utama di lantai sembilan ini pastilah yang terbesar di antara sembilan lantai Istana Langit Abrasi.
Seperti lapisan pertama, terdapat aula khusus untuk memarkir pesawat ruang angkasa, paviliun penerimaan untuk pengunjung, paviliun istirahat bagi Lord Realm, paviliun pengawasan dunia Blood Rover, hingga paviliun latihan untuk Lord Realm... Singkatnya dari lapisan pertama hingga kedelapan, meski setiap lapisan sangat luas namun terbagi menjadi banyak sektor.
Lapisan kesembilan, justru tampak terbuka dan tak terbagi sama sekali!
Seluruh lapisan kesembilan tidak terpartisi. Aula utama lapisan ini memiliki panjang dan lebar mencapai ribuan kilometer, dengan ketinggian yang sama. Bahkan planet Bumi pun bisa ditempatkan di dalam aula ini.
"Pemimpin Istana Langit Abrasi?" Begitu menginjakkan kaki di aula lapisan kesembilan, pandangan Luo Feng langsung tertuju pada sosok yang berdiri di kejauhan.
Dia!
Mengenakan jubah perak yang jika diamati lebih dekat terlihat memancarkan bayangan-bayangan ilusi. Sekilas terlihat pola garis emas pada jubahnya, namun saat berkedip, jubah itu kembali berwarna perak. Ilusi yang membingungkan, sulit ditembus pandangan. Rambutnya yang merah kecokelatan terurai panjang.
Berdiri tegak, memandang keluar ke ruang hampa tak berujung di sekitar Istana Langit Abrasi.
Pada saat ini Luo Feng bahkan merasakan... sosok itu lebih megah dan agung daripada kehampaan di luar istana.
"Yang Mulia!" Pria berotot itu memberi hormat dengan khidmat.
"Pergilah." Suara yang lembut namun jernih, seperti suara angin yang berhembus melalui hutan bambu.
“Ya.” Pria berotot itu berubah menjadi kilatan cahaya dan segera meninggalkan lantai sembilan. Di tangga lantai sembilan, tirai cahaya tiba-tiba muncul lalu menghilang, seolah menutup terowongan.
Akhirnya, dia berbalik badan!
Rambutnya merah kecoklatan, kulitnya jernih, mata hitam dengan garis vertikal di antara alis. Selain ciri khas itu, penampilannya sangat mirip manusia dunia. Meski bertubuh biasa, kehadirannya bagaikan langit-bumi tak berujung yang membuat raksasa sekalipun merasa kecil.
“Luo Feng.” Suara itu bergema di telinga sekaligus beresonansi dalam hatinya.
Luo Feng tersentak: "Dengan kemauanku yang kuat, aku tak sadar terpengaruh olehnya. Sungguh mengerikan! Dibandingkan para penguasa sejati alam semesta, bahkan keunggulan terbesarku ini masih kalah." Andai pikiran ini diketahui para petarung galaksi, tentu akan ditertawakan.
Para entitas abadi di puncak kosmos, melalui tempering waktu tak berujung dan pengaruh sumber alam semesta, telah mencapai tingkat kemauan yang ajaib.
Bocah Tingkat Semesta yang baru berusia ratusan tahun...
Berani bandingkan diri dengan Tuan Istana Langit Abrasi?
Beliau sendiri sanggup menaklukkan seluruh dunia Blood Rover!
“Luo Feng menghormat kepada Yang Mulia Istana.” Luo Feng membungkuk penuh khidmat.
“Kemauan yang cukup baik.” Master Istana Langit Abrasi mengangguk ringan, namun suaranya seolah menggema di seluruh Langit-Bumi, "Era pertarungan jenius kalian ini adalah yang terbaik dalam 10.000 era terakhir. Karena di antara kalian, muncul Bolan, dirimu, dan Rong Jun."
Luo Feng merasa tersanjung.
10.000 era, itu setara dengan 100 juta tahun.
"Sebelum kamu memasuki dunia Blood Rover, pihak manajemen Perusahaan Virtual Universe sempat memperdebatkan tentang dirimu dan Bolan." Master Istana Langit Abrasi menatap Luo Feng, "Saat itu perdebatan berkisar pada karaktermu yang ulet, cocok untuk menempuh jalan berbatu ini. Bakatmu juga luar biasa tinggi! Sedangkan Bolan terlalu arogan, meski bakatnya bisa dibilang melampaui hukum alam. Tapi... kemauanmu jauh melampaui Bolan."
"Saat itu ada yang mendukungmu. Ada yang mendukung Bolan."
"Sedangkan aku," Master Istana Langit Abrasi tersenyum tipis, "berpihak padamu."
"Terima kasih, Tuan Istana." Luo Feng membungkuk hormat.
"Selama di dunia Blood Rover, menurut gurumu, kamu telah memahami seluruh 35 Misteri Filosofis sumber ruang?" Tatapan Master Istana Langit Abrasi menusuk, "Benarkah?"
"Benar." Jawab Luo Feng tegas.
"Saat gurumu melaporkan ini, seketika banyak pihak di Perusahaan Virtual Universe yang mulai mendukungmu." Master Istana Langit Abrasi melanjutkan, "Aku pun yakin, dirimu dan Rong Jun-lah yang memiliki harapan terbesar untuk menjadi pilar sejati umat manusia di alam semesta."
"Saya dan Rong Jun?" Luo Feng tertegun.
Memuji dirinya saja sudah biasa.
Tapi Rong Jun?
Dari perkataan Tuan Istana Langit Abrasi, semua orang memperdebatkan dirinya dan Bolan, tapi tidak ada yang memperdebatkan Rong Jun. Namun sekarang terlihat, baik di Jembatan Menuju Langit maupun Lautan Ilusi, diriku dan Bolan-lah yang memimpin!
"Rong Jun?" Luo Feng bingung.
"Jika Bolan sadar, dia juga akan menjadi pesaingmu." Tuan Istana Langit Abrasi menatap Luo Feng, "Sedangkan Rong Jun, jika dalam hidupmu bisa melebihi Rong Jun, itu sudah dianggap sangat hebat."
"Apa?!" Mata Luo Feng melotar bulat.
Seumur hidup?
Melebihi Rong Jun dalam hidup ini sudah dianggap hebat? Ini perkataan Tuan Istana Langit Abrasi sendiri.
Apakah dirinya tidak bisa melebihi Rong Jun? Sejak mendapatkan patung Dewa Hewan, Luo Feng bahkan tidak lagi menganggap Bolan dan Rong Jun sebagai lawan. Nasibnya sudah ditakdirkan untuk jauh melampaui mereka. Lawannya adalah para makhluk super sepanjang zaman! Tapi seseorang setingkat Tuan Istana Langit Abrasi tidak mungkin bicara sembarangan. Ditambah Rong Jun pernah membuat dua Penguasa Negara Kosmik berebut menerimanya sebagai murid. Serangkaian kejadian aneh ini membuat Luo Feng bingung.
"Rupanya pimpinan tertinggi paling mengunggulkan Rong Jun, baru kemudian aku dan Bolan?" Luo Feng bergumam dalam hati.
"Hmph!"
"Biarlah mereka mengungguli sesuka hati."
"Aku memiliki patung Dewa Hewan untuk mempelajari 'Cakar Merobek Langit', ada Klon Moshazu yang mempelajari Prasasti Chaos Sembilan Alam Semesta, serta tubuh asli manusia dunia yang menyatukan semua elemen. Sekarang saja sudah melebihi Rong Jun, setelah pulang nanti... mungkin juga bisa melampaui Bolan! Setelah melampaui mereka, aku akan terus berkembang, meninggalkan mereka jauh di belakang." Hati Luo Feng dipenuhi tekad baja.
Meski menghargai perkataan Istana Langit Abrasi, mana mungkin goyah?
Dirinya harus menjadi kuat!
Terus-menerus menjadi lebih kuat!
Kemajuan dirinya akan semakin cepat, sedangkan Rong Jun? Bolan? Tergantung apakah mereka bisa mengikuti langkahnya.
"Karakter memang kokoh." Istana Langit Abrasi membaca pikiran Luo Feng melalui matanya, tersenyum berkata, "Alam semesta luas dan misterius, setiap orang punya rahasia dan kesempatannya sendiri. Kalian bertiga sangat berbakat. Tapi di usia semuda ini, tekadmu mencapai tingkat ini sungguh luar biasa. Temanku paling mengagumi Rong Jun, selama tidak Tumbang, dia memang akan meraih prestasi. Tapi aku tetap menaruh taruhan padamu."
Taruhan?
Luo Feng terkejut, apakah Istana Langit Abrasi ini mengetahui beberapa rahasia Rong Jun, namun tetap memilih mendukung dirinya?
"Jangan buat aku kalah." Mata Istana Langit Abrasi berbinar, "Karena kau telah memahami seluruh 35 Misteri Filosofis." Jarinya menunjuk ke angkasa.
Energi tak kasat mata berkumpul, membentuk sebuah prasasti.
Di prasasti terpampang sebuah gambar - Peta Gerimis!
Peta Gerimis memiliki 36 tetesan hujan.
"Dari 36 Misteri Filosofis ini, mana yang belum kau pahami?" tanya Istana Langit Abrasi.
"Yang ini." Luo Feng menggerakkan jari, kekuatan pikiran terbang menyentuh salah satu tetesan hujan.
“Kita bisa bertemu, aku juga akan membantumu.” Tuan Istana Langit Abrasi mengangkat tangannya, tiba-tiba sembilan bola api hitam berdiameter ratusan kilometer melayang di udara dekat istana. Setiap bola api hitam berdiameter ratusan kilometer, seluruhnya hitam legam dengan api hitam membara di permukaannya!
Czzzz Czzzz Czzzz~~~
Ruang di sekitar bola api hitam langsung retak terbakar. Bahkan turbulensi ruang di balik retakan itu pun tertahan oleh bola api hitam ini. Area yang lebih jauh lagi terdistorsi parah.
Seperti gravitasi super kuat yang membuat ruang tak mampu menahan.
Hanya area di sekitar Luo Feng dan Tuan Istana Langit Abrasi yang stabil.
"Apa ini? Para abadi saja bisa bermain-main dengan bintang mikro. Benda hitam apa sembilan butir ini?" Luo Feng mendongak bingung. Meski di bawah kendali Istana Langit Abrasi, suhu sekitar naik hingga ribuan derajat, tapi ini tak berarti bagi pahlawan Tingkat Semesta kelas sembilan.
Hanya dari suhu saja sudah bisa meretakkan ruang, bahkan membakar turbulensi ruang hingga tak berani mendekat.
Ini pasti ribuan kali lebih mengerikan dari bintang mikro!
"Aku akan mempertunjukkan Misteri Filosofis ke-36 yang belum kau pahami sepenuhnya. Hanya sekali ini. Bisakah kau mengerti, itu tergantung dirimu." Tuan Istana Langit Abrasi memandang sembilan planet api hitam yang melayang itu. Tiba-tiba sembilan planet api itu mulai bergerak, dan saat bergerak...
“Langit-Bumi lenyap.”
Luo Feng tak kuasa menahan diri, kesadarannya sepenuhnya tenggelam dalam pergerakan sembilan planet api hitam yang sepenuhnya menggerakkan Hukum Dasar Ruang Alam Semesta. Saat ini, bahkan pemahamannya melebihi saat mempelajari Prasasti Chaos Sembilan Alam Semesta. Pasalnya, 'Prasasti Chaos Sembilan Alam Semesta' hanyalah prasasti peninggalan sosok puncak di alam semesta, sedangkan sekarang Tuan Istana Langit Abrasi secara khusus mendemonstrasikan Misteri ke-36.
Setelah selesai mendemonstrasikan Misteri ke-36, sembilan planet api hitam terus bergerak dengan pola yang semakin filosofis...
Luo Feng benar-benar terhipnotis, berbagai pencerahan muncul di benaknya, namun semakin lama semakin tak mampu ia pahami.
Tak terasa berapa lama waktu berlalu...
"Hong!"
Sembilan planet api hitam tak lagi terlihat mata telanjang, hanya jejak api yang membentuk bayangan monster aneh - persis seperti ilustrasi monster pada Gambar ketujuh hingga kesembilan Prasasti Chaos Sembilan Alam Semesta yang tak pernah ia pahami.
Tiba-tiba, sembilan planet itu lenyap. Aula megah kembali normal. Tuan Istana Langit Abrasi melirik Luo Feng yang masih terpaku, lalu mengangkat tangannya.
"Sret!"
Luo Feng menghilang, dan muncul di ruang kendali salah satu pesawat ruang angkasa kelas F di lantai pertama Istana Langit Abrasi. Luo Feng tetap duduk bersila di ruang kendali sambil terus mempelajari, sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sudah berada di dalam pesawat.
"Bawa Luo Feng pergi, jangan ganggu proses belajarnya." Tuan Istana Langit Abrasi berkomunikasi melalui suara batin.
"Baik, Tuan Istana."
Tuan Istana Langit Abrasi memandangi ke bawah, seolah bisa menembus lapisan-lapisan istana dan melihat Luo Feng yang tengah larut dalam proses pembelajaran di ruang kendali pesawat. Dengan senyum ia berkata, "Luo Feng, seberapa banyak yang bisa kau pahami tergantung usahamu sendiri." Kemudian ia duduk bersila sambil bergumam, "Di usia semuda ini sudah memiliki kemauan sekuat ini? Menarik. Dulu saat aku masih Domain Lord, kemauanku tak sekuat ini."
Kembali tercipta keheningan.
Lantai kesembilan Istana Langit Abrasi tetap tenang seperti selama miliaran tahun sebelumnya.
Sebuah pesawat ruang angkasa kelas F berbentuk cerutu membawa Luo Feng yang masih larut dalam proses pembelajaran, meninggalkan Istana Langit Abrasi...
BAGIAN KESEPULUH Primordial
