Ditatap oleh Setan Darah, ratusan Dewa Abadi, dan ribuan Cosmic Lord, betapa dahsyatnya tekanan tak kasat mata ini. Namun Luo Feng yang pernah mengalami situasi besar... Tekanan pasukan elit abadi di bawah komando Sembilan Pedang Abadi dulu, amukan Yang Mulia Api Abrasi, jauh lebih menakutkan daripada ini.
"Sepertinya ini adalah peringatan awal." gumam Luo Feng.
"Paduka." Dylan yang berdiri di samping segera berkomunikasi melalui suara batin, "Sebaiknya kita tetap rendah hati dan bersabar sementara."
"Mengerti." balas Luo Feng.
Saat itu, Setan Darah tertawa lantang: "Luo Feng, dan para Dewa Abadi... jangan berdiri di luar, ayo ikut aku masuk." Sambil bersemangat menggenggam tangan Luo Feng, langsung menuju istana Puri Setan Darah.
Luo Feng terkejut sejenak lalu patuh mengikuti, diikuti Dylan, pria tua berbulu putih bersayap, dan dua orang lainnya. Rombongan besar Dewa Abadi dan Cosmic Lord pun ikut memasuki istana.
"Sang Tuan."
Di dalam aula terlihat pelayan wanita cantik bersujud penuh hormat di setiap sudut.
"Ayo Luo Feng, lihatlah istana darahku ini! Struktur utama Puri Setan Darah ini adalah istana primordial yang rusak kudapatkan di kawasan misterius kosmik di wilayah bintang jauh. Setelah direnovasi dan dihias, jadilah Puri Setan Darah ini." Setan Darah menunjuk sekitar, "Hanya untuk perbaikan dan dekorasi saja sudah menghabiskan puluhan juta Unit Hunyuan ku."
Meskipun Luo Feng merasakan aura khusus di istana ini, dia sama sekali tidak memahaminya. Dia hanya bisa tersenyum dan menyetujui, "Benar-benar luar biasa."
"Sungguh luar biasa." Pria tua berambut putih dengan sayap menunjuk sekitar, "Istana ini sendiri adalah benteng. Setelah diperbaiki dan disatukan dengan kehidupan logam... Dalam hal pertahanan dan kemampuan tempur, mungkin lebih kuat dari pesawat antariksa tingkat F9."
"Hahaha..." Raja Setan Darah tertawa lebar.
"Pengawal!"
Raja Setan Darah tiba-tiba berseru.
Seketika, tiga Dewa Abadi maju dari kerumunan petarung yang mengikutinya.
"Pergi, bawa 21 tahanan itu ke sini!" bentak Raja Setan Darah.
"Siap."
Tiga Dewa Abadi itu menjawab dengan hormat.
Pemandangan ini membuat Luo Feng terkejut. Baru saja memasuki Istana Darah... langsung membawa 21 tahanan, bukankah ini akan memicu ketegangan seketika?
"Luo Feng, aku sangat mengagumi gurumu Raja Zhenyan. Sayangnya selama ribuan tahun, dia selalu berada di Kota Chaos sehingga aku tak punya kesempatan menyaksikan kharismanya. Sungguh disayangkan." Raja Setan Darah menghela napas, "Kau murid Zhenyan, bisa kukatakan sebagai generasi muda. Ini pertama kalinya ke sini. Pengadilan 21 tahanan itu urusan kecil, nanti kita bahas. Aku sudah menyiapkan jamuan untukmu. Ayo, ikuti aku!"
Raja Setan Darah memimpin sepanjang jalan.
Luo Feng hanya bisa mengikuti.
Beberapa saat kemudian.
Mereka kemudian menuju sebuah ruang jamuan makan besar. Para Dewa Abadi dan Lord Realm tetap berada di ruang besar itu, sementara enam orang termasuk Raja Setan Darah, Luo Feng, Dylan, pria tua berambut putih bersayap, dan lainnya melanjutkan ke ruang jamuan kecil yang elegan di dalam. Di dalam ruangan telah tersedia meja transparan berwarna biru mirip giok, serta banyak kursi berukir indah.
Keenam orang itu duduk terpisah.
"Hidangkan makanan," perintah Raja Setan Darah.
Seketika para pelayan wanita cantik membawa nampan berisi hidangan lezat dan anggur berkualitas tinggi, satu persatu disajikan di atas meja.
"Ini... Hati Naga dari Lembing Roh Suku Setan?" Pria tua berambut putih bersayap terkejut, "Dan ini... Sari Roh Salju Berapi?"
Para tamu lainnya tercengang melihat hidangan mewah di meja. Meski di dunia sudah banyak makanan lezat, alam semesta yang misterius ini menyimpan bahan-bahan tak terhitung. Luo Feng dan kawan-kawan sering mencicipi hidangan lezat di 'alam semesta virtual'.
Simulasi 100% dengan harga lebih murah.
Tapi makan di alam semesta virtual tetap berbeda sensasi psikologisnya. Setidaknya, hidangan di meja ini... bahkan di alam semesta virtual pun harganya sangat mahal.
"Hidangan ini bernilai 100.000 Unit Hunyuan, bukan?" Pria tua itu menatap Raja Setan Darah, "Benar-benar pengeluaran besar untuk Raja Setan Darah."
“Ha ha, yang penting senang makan. Aku langsung suka begitu melihat Luo Feng, ini bukan apa-apa.” Raja Setan Darah berkata dengan gagah.
Dylan dan Luo Feng saling bertukar sorot mata.
Ini bukan apa-apa?
Bercanda!
100.000 Unit Hunyuan, bahkan bagi Dewa Abadi Tingkat Segel Raja sekalipun, kekayaan itu terkumpul melalui akumulasi jangka panjang. Total kekuatan dewa abadi biasa hanya sekitar 10.000 Unit Hunyuan. Nilai dua dewa abadi yang ditangkap kali ini pun mungkin tak mencapai 100.000 Unit Hunyuan.
Mengapa Raja Setan Darah mengeluarkan biaya besar?
Hanya untuk dua dewa abadi itu?
Tidak.
Keduanya tak bernilai segitu, ini terutama untuk menjaga muka!
Lagipula, kali ini Perusahaan Virtual Universe memaksa Raja Setan Darah untuk menangkap 21 anak buahnya sendiri. Tindakan ini benar-benar membuatnya jengkel. Dia tak ingin membuat anak buahnya kecewa, jadi harus mencari cara menyelamatkan nyawa dua dewa abadi itu. Mengeluarkan 100.000 Unit Hunyuan?
Bagi pejuang puncak Tingkat Segel Raja seperti dia, itu bukan masalah!
Aku Raja Setan Darah dengan kekuatan dan status setinggi ini, merendahkan diri menjamu bocah kecil sepertimu, bahkan menyiapkan jamuan mewah senilai 100.000 Unit Hunyuan. Bahkan aku sendiri tak pernah semewah ini. Dengan perlakuan seperti ini... beranikah kau Luo Feng menjatuhkan hukuman berat?
Tindakannya sederhana.
Tapi sangat efektif.
……
Luo Feng memandangi hidangan mewah di atas meja di hadapannya, namun untuk sementara tidak berani menyentuhnya.
"Makan mulut jadi lunak, menerima tangan jadi pendek!" Luo Feng bergumam dalam hati. "Raja Setan Darah merendahkan statusnya seperti ini. Jika aku menyantap hidangan dan anggur senilai 100 ribu Unit Hunyuan ini... nanti bagaimana aku bisa tegas dalam menghakimi?"
"Ayo, cicipi hati Naga Bei Ling ini. Sungguh lezat, bahkan jiwamu akan merasakan getaran kenikmatan. Untuk menyambut kedatanganmu, aku menggunakan transfer alam semesta suci untuk mengirim bahan segar ini dengan kecepatan maksimal," kata Raja Setan Darah.
Luo Feng tidak makan. Dylan juga menahan diri.
Sebaliknya, pria tua berbulu putih dan bersayap bersama dua orang lainnya justru melahap hidangan dengan rakus.
"Nikmat, sungguh nikmat!" Pria tua itu berkomentar. "Kami menumpang kehormatanmu, Luo Feng. Dengan status biasa, harta kami takkan cukup untuk jamuan mewah seperti ini." Dua Dewa Abadi biasa yang menyertainya mengangguk terus-menerus sambil memuji.
"Ketiga orang ini!" Luo Feng gemas.
Mereka jelas-jelas sedang mengganggu prosesnya.
"Cobalah sedikit," desak Raja Setan Darah memandangi Luo Feng penuh harap.
Di bawah sorotan mata yang membara itu...
Mana mungkin Luo Feng menolak?
"Hanya bisa memainkan sumpit dan makan sedikit," kemudian menggelengkan kepala, "Raja Setan Darah mohon dimaafkan, benar-benar tidak bisa makan, pikiran terus terikat pada tugas yang diberikan Perusahaan Virtual Universe."
"Um, aku juga tidak akan memaksa." Raja Setan Darah tersenyum.
Tepat saat itu, keriuhan tiba-tiba terdengar dari ruang jamuan makan luar. Alis Raja Setan Darah berkerut saat berteriak perintah, "Buka pintu!"
"Baik." Pelayan perempuan yang siaga segera membuka pintu.
Seketika Luo Feng dan yang lain meski duduk di meja makan, melalui pintu tetap bisa melihat keramaian di ruang jamuan makan luar. Tampak 21 orang kuat yang terbelenggu rantai, khususnya dua manusia yang memancarkan aura hukum alam. Rantai yang membelenggu mereka jelas berbeda, dengan pola rahasia rumit di rantainya - jelas pola segel khusus.
Membunuh Dewa Abadi sangat sulit.
Menyegel relatif lebih mudah. Mengalahkan lawan lebih gampang daripada 'menyegel'. Jelas dua Dewa Abadi itu dibelenggu dengan rantai khusus.
"Sang Tuan!"
Dua Dewa Abadi yang terbelenggu langsung bersujud. Sembilan belas Cosmic Lord di samping juga segera bersujud.
"Hmph!" Raja Setan Darah yang duduk di kursi utama meja makan membanting meja, "Sekarang baru menyesal? Sudah terlambat!"
"Sang Tuan, kami bersalah."
"Sekarang benar-benar menyesal, mohon beri kami kesempatan."
Kedua Dewa Abadi itu menangis tersedu-sedu, jelas kedua Dewa Abadi ini tahu... nyawa mereka tergantung di ujung tanduk, ditambah lagi mereka sedang memohon ampun pada Raja Setan Darah, tentu saat ini mereka tidak akan peduli sedikitpun soal harga diri. Mereka sadar kali ini benar-benar menghadapi cobaan besar, apalagi ini perintah dari Perusahaan Virtual Universe, sedikit saja kesalahan, jiwa mereka akan tercerai-berai.
"Memberi kalian kesempatan?" Raja Setan Darah tiba-tiba berdiri sambil mengaum marah, "Kalau sudah tahu akan hari ini, kenapa dulu berani melakukannya! Apalagi... yang menentukan nasib kalian hari ini bukan aku, melainkan Luo Feng dari Perusahaan Virtual Universe ini! Kalau mau meminta, mintalah padanya."
"Paduka Luo Feng."
"Pak Feng."
Dua Dewa Abadi yang bersujud itu malah mulai merengek memohon, sementara 19 Cosmic Lord di samping meski wajahnya penuh kepasrahan, sama sekali tak bisa bersuara.
Melihat situasi ini, Luo Feng segera menyimpulkan: "Bagi makhluk selevel Raja Setan Darah, Cosmic Lord sama sekali tak berarti. 19 Cosmic Lord itu bahkan dikendalikan sampai tak bisa bicara, jelas... tujuan sebenarnya Raja Setan Darah adalah menyelamatkan dua Dewa Abadi itu, sedangkan 19 Cosmic Lord mungkin akan kuserahkan pada kebijaksanaanku."
……
Dua Dewa Abadi yang menyadari kemungkinan kematian itu memohon dengan tulus.
“Kalian berdua.” Setan Darah meninggalkan kursinya, langsung berjalan keluar dari ruang tamu menuju dua Dewa Abadi di ruang jamuan besar. Ia menghela napas pelan, menepuk bahu keduanya dengan lembut, “Apollon, Aesop, kalian sudah mengikuti saya selama ribuan era. Saya tidak ingin kalian mati. Tapi kali ini saya tidak bisa berbuat apa-apa, nasib kalian bergantung pada takdir.”
Setelah berkata demikian, ia menggelengkan kepala dan kembali.
“Luo Feng.” Setan Darah bersuara berat, “Mereka sudah menemani saya selama sepuluh ribu era. Mustahil tidak ada ikatan emosional. Tapi...hakimilah mereka. Saya hanya berharap dalam menjalankan perintah Perusahaan Virtual Universe, berikanlah secercah vitalitas bagi mereka. Bagaimanapun mereka adalah Dewa Abadi...setiap Dewa Abadi adalah aset berharga umat manusia. Melahirkan seorang Dewa Abadi bukanlah hal mudah.”
Suasana di ruang jamuan besar dan ruang tamu mewah menjadi senyap.
Hanya Setan Darah yang terus berakting.
Luo Feng menyaksikan adegan ini...mana mungkin tidak memahami maksud tersembunyi Setan Darah?
Ucapan Setan Darah terlalu transparan. Secara lahiriah tidak memaksa, namun sebenarnya sudah memberi perintah implisit – Beri saya muka, bebaskan dua Dewa Abadi ini! 19 lainnya terserah kamu, cukup untuk pertanggungjawabanmu!
“Luo Feng, hakimilah 21 orang ini.” Setan Darah BANG! duduk di kursi sebelah Luo Feng.
“Baik, Setan Darah.”
Luo Feng menjawab dengan hormat, lalu memandang ke kejauhan 21 terdakwa yang sedang bersujud.
