"Lao Wu."
"Lao Wu!!!"
"Kapten!" teriak prajurit alam semesta manusia yang melihat kejadian itu dengan panik dan sedih. Selama bertahun-tahun, Norlans memang dengan sengaja menjalin banyak persaudaraan sehidup semati.
"Brengsek."
"Makhluk menjijikkan, mati kau!" Para prajurit alam semesta yang marah itu semakin gila dalam pertempuran melawan makhluk bersisik. Mereka mengira Norlans tewas karena 'imbas pertarungan Dewa Abadi' - gelombang kejut biasa takkan membunuh Cosmic Lord, tapi sapuan gelombang pedang ini bahkan bisa membunuh petarung puncak Cosmic Lord, apalagi Norlans yang hanya Cosmic Lord tingkat tiga.
"Bunuh!" Prajurit manusia alam semesta membantai Qiushezu, sementara prajurit Qiushezu juga mengaum balas membunuhi manusia.
Sebuah kerumunan tempur!
……
Kematian Norlans memang disebabkan oleh perhitungan terselubung Luo Feng.
Bangsa Qiushi yang abadi yang bertarung dengan Luo Feng adalah Pembaca Pikiran, mengendalikan sembilan pedang! Saat Luo Feng menggunakan Senjata Dewa Hewan untuk menahan serangan sembilan pedang ini, dalam situasi pertarungan mati-matian antara kedua belah pihak, pedang bangsa Qiushi yang abadi bertabrakan dengan cakar Dewa Hewan. Pedang yang terpental menyemburkan gelombang pedang yang melenceng. Bayangan ilusi Dewa Hewan dengan sengaja mengarahkan gelombang yang melenceng ini sesuai perhitungan Luo Feng ke arah tertentu.
Saat cakar bayangan ilusi Dewa Hewan menyambar, sudut pertahanan dengan cakar...
Bahkan sistem militer paling ketat sekalipun tidak bisa menyatakan Luo Feng sebagai pelaku pembunuhan, mengingat tindakannya hanyalah bertahan dari serangan lawan.
Begitulah...
Norlans tewas! Dia mengira dirinya sepenuhnya aman di dalam militer, namun tak menyadari... celah dalam peraturan. Maka tanpa suara, dia tumbang di medan tempur perbatasan, menjadi salah satu dari ribuan manusia yang gugur.
……
"Dulu aku dipojokkan Norlans sampai sedemikian rupa, berkali-kali berada di jurang maut. Saat itu dia bagaikan raksasa yang tak tergoyahkan. Tapi sekarang... meski telah melalui 4000 tahun lebih penggemblengan hidup-mati yang membuat kekuatannya meningkat drastis, di hadapanku dia tetap seperti semut. Membunuhnya tak ada kesulitan, rasanya seperti menginjak semut biasa saja," batin Luo Feng. "Inilah kekuatan sejati."
“Medan tempur perbatasan adalah penggemblengan hidup-mati.”
“Penggemblengan, yang lebih penting adalah meningkatkan kekuatan, bukan sekadar bertarung sengit berkali-kali. Setiap pertempuran harus disertai refleksi dan perenungan terus-menerus, menyerap pengalaman lebih penting.” Setelah diam-diam merencanakan pembunuhan Norlans, keinginan Luo Feng semakin membara.
Menjadi yang kuat!
Menjadi pejuang sejati yang mampu melindungi diri, sosok tak tertindas oleh kekuatan manapun.
……
“Pergi!” Luo Feng menginjakkan Cakram Burung Luo Fu, menuding ke arah ras abadi Qiu Shi di kejauhan.
“Auu~~~” Raungan samar bagai menembus ruang waktu bergema. Bayangan ilusi Dewa Hewan beraura otoriter itu terjun menyambar, memampatkan seluruh ruang sekitarnya hingga sang Qiu Shi abadi yang malang itu terhimpit. Makhluk itu mengaum keras sambil mengendalikan sembilan pedang tajam untuk bertahan.
Sreeeet!
Kuku kekar berotot mencengkeram brutal, menyambar sembilan pedang bertahan hingga beterbangan. Tanpa ampun, cakar itu langsung menghunjam tubuh Qiu Shi abadi.
“Bang!” Tubuhnya hancur berkeping-keping, terlempar jauh ke angkasa.
Tubuh yang hancur berkeping-keping langsung menyatu kembali di udara. Bangsa Abadi Qiu Shi itu berteriak marah ke arah Luo Feng di kejauhan, mengeluarkan suara melengking dalam bahasa universal manusia: "Cosmic Lord manusia, aku tidak percaya tidak bisa membunuhmu!" Sembilan pedang tajam berubah menjadi sembilan cahaya kilat di udara, langsung menyerang tubuh Luo Feng!
"Huss!"
Ekor bersisik raksasa dari Bayangan Ilusi Dewa Hewan mengibas keras, menyapu tujuh cahaya kilat. Dua sisanya langsung menghujam ke arah Luo Feng.
"Bagaimanapun juga kau hanya Cosmic Lord. Tubuhmu pasti tidak bisa menahan seranganku." Bangsa Abadi Qiu Shi itu menggeretakkan giginya.
"Hong!"
Luo Feng memegang Perisai Senjata Dewa Hewan dengan santai mengangkatnya. Kekuatan setara Marquis Segel tingkat awal dari 'Baju Perang' yang melekat padanya, ditambah material unggul perisai itu sendiri, dengan mudah melemparkan kedua pedang itu.
"Sulit sekali membunuhnya. Seorang Tuan Prajurit Abadi puncak ternyata sekuat ini. Sudah tujuh kali kurobek tubuhnya, tapi selalu menyatu kembali... Tapi sepertinya kekuatannya sudah menyusut drastis." Luo Feng mengerutkan kening, "Tanpa Tanaman Pemakan Planet, menggunakan Senjata Dewa Hewan untuk membunuh Tuan Prajurit Abadi puncak... Sangat sulit."
"Hong!!!"
Dari arah lain terdengar suara ledakan berat. Makhluk bersisik abadi itu akhirnya tumbang.
"Yang, Yang."
Di kejauhan, Shu Fan dan Boyezhu melihat Luo Feng masih bertarung sengit. Shu Fan tak tahan berkomunikasi melalui suara batin, "Makhluk bersisik ini sepertinya termasuk makhluk energi, lebih ahli dalam konsentrasi tubuh dibanding makhluk berdaging-darah biasa! Meski belum mencapai tubuh tak termusnahkan, jika perbedaan kekuatan tidak terlalu besar, mungkin perlu menghancurkannya puluhan kali sampai binasa. Yang, gunakan tumbuhan kehidupan abadi sebagai pendukung... Hancurkan dulu, lalu segera suruh tumbuhan itu menelan pecahan tubuhnya. Jika seluruh tubuhnya tertelan, dia pasti mati. Ini cara tercepat."
"Aku paham." Luo Feng membalas melalui suara batin, "Aku ingin menguji kemampuan dengannya, tunggu sebentar."
Shu Fan dan Boyezhu di kejauhan saling pandang, tak berani protes. Mereka segera memobilisasi pasukan untuk menghadapi pasukan Ras Qiushi.
"Cepat lari!"
"Kabur!"
"Auu~~"
Para prajurit Qiushi menjerit dalam bahasa ras mereka, berlarian panik. Sementara prajurit alam semesta manusia tak menyia-nyiakan kesempatan menghajar musuh yang sudah terjepit.
Satu-satunya Makhluk Qiushi Abadi yang tersisa matanya berbinar panik: "Dua Dewa Abadi manusia itu datang! Jika mereka bergabung dengan Cosmic Lord manusia mengerikan ini, aku pasti binasa. Kabur, kabur, kabur!" Tanpa lagi bertahan, makhluk abadi ini berbalik dan melesat.
"Mau kabur ke mana?" Sorot mata Luo Feng menjadi dingin.
Hong!
Proyeksi Dunia dengan cepat meningkatkan kekuatan ikatan. Di bawah belenggu proyeksi dunia ini, kecepatan terbang Bangsa Qiushi Abadi jelas merosot tajam, sementara kecepatan Luo Feng justru terdorong maju, sehingga dengan cepat mengejar.
"Manusia, jangan memaksaku!" Bangsa Qiushi Abadi itu berbalik arah, mengaum melalui komunikasi batin dengan bahasa manusia yang menusuk telinga.
"Ingin meledakkan diri?" Luo Feng tersenyum dingin.
Di langit, kadal bertanduk raksasa itu kembali terjun dengan dahsyat, menekan secara otoriter. Kuku kaki kanan dan cakar kiri menyambar silih berganti ke arah Bangsa Qiushi Abadi itu. Makhluk abadi itu bagai tofu yang tercabik-cabik oleh bayangan ilusi Dewa Hewan yang gila menerkam... Tubuhnya terus menyatu kembali setelah setiap sobekan, namun setiap penghancuran jelas menyedot energi abadi dalam jumlah besar.
Bagaimanapun dia bukan 'tubuh tak termusnahkan'. Setiap kali tubuhnya tercabik, energi abadi terkuras banyak.
Lari tak bisa!
Serangan terus berdatangan.
"Aaaah!" Bangsa Qiushi Abadi itu meraung mencoba menerjang Luo Feng, berusaha meledak untuk menyeret sang manusia ke kematian. Tapi bayangan Dewa Hewan kembali mencabiknya dengan cakar langsung.
Kepedihan memenuhi hati Bangsa Qiushi Abadi itu.
Ingin meledak pun tak bisa mendekati manusia itu!
Telah terjepit hingga tak ada jalan keluar, dia pernah menggunakan serangan jiwa namun tak bisa melukai Luo Feng, juga mencoba mengendalikan senjata psionik untuk menyerang dari jarak jauh namun tetap gagal. Ingin meledakkan diri tapi tak bisa mendekati tubuh Luo Feng. Berkali-kali dihancurkan oleh bayangan ilusi Dewa Hewan, akhirnya membuatnya menjadi gila dan histeris.
"Hancurkan aku, hancurkan aku, kau juga hancur!!!"
"Duggg!" Bangsa Qiu Shi yang abadi tiba-tiba meledakkan diri saat bayangan Dewa Hewan kembali menghancurkannya.
Duggg~~~~~
Ledakan diri itu membuat ruang ribuan kilometer di sekitarnya runtuh seketika. Gaya tumbukan yang dihasilkan sesaat ledakan ribuan kali lebih kuat dari pertempuran normal 'puncak Tuan Prajurit Abadi'... Ledakan diri Dewa Abadi memang serangan paling mematikan. 'Bayangan Dewa Hewan' yang dikeluarkan Luo Feng langsung kolaps dihantam ledakan dalam jarak dekat. Ribuan keping logam belah ketupat beterbangan, lalu berbelok di udara dan kembali terbang ke Luo Feng, menyatu dengan perisai Senjata Dewa Hewan.
"Membunuh puncak Tuan Prajurit Abadi saja serumit ini." Luo Feng menggelengkan kepala.
Swoosh! Swoosh!
Shu Fan dan Bo Ye Zhu dari kejauhan terbang mendekat.
"Haha, selamat, Yang." Shu Fan tertawa. "Bisa membunuh puncak Tuan Prajurit Abadi sendirian, ini sangat tidak mudah. Bahkan kami... harus bekerja sama berdua."
"Harus berdua?" Luo Feng menatap mereka.
"Um."
Shu Fan mengangguk, "One-on-one, dengan kekuatan yang setara, sangat sulit membunuh Tuan Prajurit Abadi level puncak. Bahkan jika dihancurkan... bisa menyatu kembali. Meski tidak seperti tubuh tak termusnahkan yang tidak menguras energi, setidaknya Tuan Prajurit Abadi umumnya mampu mempertahankan penyatuan tubuh hingga sepuluh kali. Apalagi jika merasa tak bisa bertahan, tak bisa kabur, dan rekan tak sempat menolong, dalam keadaan putus asa dan gila, mereka mungkin memilih ledakan diri... Dalam one-on-one, ledakan diri jarak dekat bisa membunuh sang pemenang sekalipun."
"Karena itu biasanya dilakukan kerja sama dua orang."
"Dua orang bekerja sama. Begitu berhasil menghancurkan tubuh lawan, segera kendalikan kekuatan abadi masing-masing untuk mengurung pecahan tubuhnya. Pertama, jangan biarkan pecahan tubuh cepat menyatu, harus dipisahkan. Namun pecahan tubuh itu mengandung kekuatan abadi kuat yang melawan secara naluriah. Dua Dewa Abadi harus fokus total untuk menghancurkan dan mengeliminasi pecahan tubuh... Pecahan tubuh dibagi dua bagian, masing-masing menghajar satu bagian, terus menghantam hingga semakin remuk. Ini membuat energi ilahi musuh terkuras, dan dalam keadaan remuk total, musuh tak bisa meledakkan diri... Akhirnya energi abadi mereka habis dan tubuh langsung hancur."
"Jika sendirian, harus menghancurkan sekaligus memisahkan pecahan tubuh, plus menghancurkan perlawanan naluriah pecahan tersebut. Kecuali kekuatan jauh lebih unggul, sulit dilakukan..."
"Kecuali seperti Yang yang bisa serangan jarak jauh, tak takut ledakan diri." Shu Fan tertawa.
Luo Feng mengangguk.
Di masa lalu, saat dirinya membunuh beberapa Dewa Abadi, ada Tanaman Pemakan Planet sebagai penolong sehingga terasa jauh lebih mudah.
"Shu Fan, Boye Zhu, kurasa... aku harus pergi," kata Luo Feng.
"Pergi?" Tuan Prajurit Abadi Shu Fan dan Boye Zhu terkejut.
"Sekarang?" Keduanya sangat berharap Luo Feng tetap di pasukan mereka, namun mereka sadar... probabilitas Luo Feng bertualang bersama mereka dalam jangka panjang sangatlah kecil.
"Haha, kalian berdua adalah teman pertama yang kukenal di Benua Yanji. Kita pasti akan bertemu lagi di kesempatan lain," kata Luo Feng sambil tersenyum. "Aku masih punya rencana sendiri, jadi..."
"Setiap orang punya tujuannya masing-masing. Kami tidak akan memaksamu, Yang. Pensiunlah dalam keadaan hidup," kata Boye Zhu.
"Pensiun dalam keadaan hidup," ucap Shu Fan.
"Sama, pensiun dalam keadaan hidup," balas Luo Feng sambil tertawa.
Hong!
Seketika itu juga, Luo Feng berubah menjadi kilatan cahaya dan menghilang di kejauhan.
