PASAL 1: Yan Di
Di masa lalu, Yan Di membawa Suku Yan Shen memisahkan diri dari perkumpulan manusia. Mereka mendiami sebuah kawasan misterius kosmik yang terpencil jauh dari wilayah manusia. Selama tak bertepi waktu, Suku Yan Shen semakin perkasa. Ditambah kekuatan tak terkalahkan Yan Di yang menguasai alam semesta, tak ada yang berani mengusik mereka.
Meskipun jarak antara Suku Yan Shen dan wilayah manusia sangat jauh... Suku Yan Shen masih sering memasuki 'medan tempur perbatasan', bergabung dengan faksi lain untuk berperang melawan manusia.
"Baju Perang dan fragmen Baju Jenderal yang kudapatkan di masa lalu, semuanya ditemukan dari tumpukan puing-puing sampah sisa perang." Luo Feng berdiri di geladak Kapal Kuno Galaxy, memandang ke kehampaan alam semesta yang tak berujung, "Suku Yan Shen telah memisahkan diri dari perkumpulan manusia, tetapi masih bekerja sama dengan salah satu pihak dari Ras Serangga, Ras Setan, atau Ras Mesin untuk terus berperang melawan manusia... Sepertinya permusuhan mereka dengan manusia sangat mendalam!"
Secara logika, Suku Yan Shen awalnya adalah bagian dari manusia.
Meski telah memisahkan diri, tidak perlu terus berperang.
Namun baik informasi yang Luo Feng baca di alam semesta virtual maupun fragmen Baju Perang dan Baju Jenderal yang ditemukan di tumpukan puing perang... semua membuktikan bahwa Suku Yan Shen dan perkumpulan manusia adalah pihak yang bermusuhan!
"Yan Di, sang Penguasa Alam Semesta yang dilatih guru, dengan dukungan dua harta karun tertinggi yaitu Trisula Yan Shen dan Jiwa Asli, pasti jauh lebih kuat dari Tuan Serigala Langit."
"Tapi meski berani memisahkan diri dari perkumpulan manusia, dia pasti tak berani melawan Guru Zuo Shan Ke."
Luo Feng berbisik dalam hati.
Swoosh!
Luo Feng melambaikan tangan, Kapal Kuno Galaxy menyusut seukuran biji kurma lalu mendarat di telapak tangannya.
"Aku akan menemui kakak kelas keduaku ini." Luo Feng melakukan teleportasi di kehampaan alam sembari mendekati sarang Suku Yan Shen.
……
“Suku Yan Shen, hidup di tiga benua yang sangat luas.”
“Ketiga benua ini... yang terkecil memiliki diameter lebih dari 1 tahun cahaya, sedangkan yang terbesar berdiameter sekitar 3 tahun cahaya. Ketiga benua saling mengelilingi, dan di ruang hampa pusat yang dikelilingi mereka, terdapat kompleks istana megah yang melayang. Sekeliling kompleks istana ini dikelilingi api yang tak bertepi - hitam, ungu, putih, hijau, biru...”
“Berbagai warna api menyelimuti.”
“Para prajurit abadi berjalan di lorong-lorong dan alun-alun, sesekali melirik ke aula utama tertinggi di pusat kompleks istana dengan sorot mata penuh hormat.”
“Setiap prajurit Yan Shen bertubuh tinggi gagah. Yang terpendek setinggi 8 meter, yang lebih tinggi mencapai 10 meter. Kulit mereka dipenuhi sisik, dengan tanduk melengkung di antara alis. Tangan dan kaki mirip manusia dunia tapi lebih besar, dengan lapisan sisik di punggung tangan. Aura kebengisan menyebar ke sekeliling.”
……
“Di dalam aula utama tertinggi kompleks istana hampa yang dikelilingi tiga benua Yan Shen.”
“Sosok megah setinggi hampir 10.000 kilometer duduk di takhta. Embusan udara dari lubang hidungnya membuat ruang hampa sekitarnya membara. Tanduk hitamnya mencuat menantang langit, tubuhnya diselubungi sisik hitam rapat. Jarinya mengetuk sandaran takhta perlahan, matanya seakan menembus kehampaan hingga melihat sosok Luo Feng yang mendekat dari kejauhan tak bertepi.”
“Auranya cukup kuat.”
“Kawasan misterius Yan Shen kami, ternyata kedatangan tamu.”
“Sosok megah itu berkata dengan suara lembut.
Dia adalah Penguasa Alam Semesta... Seperti umumnya Yang Mulia Kosmik yang bisa merasakan gelombang ruang hingga jarak sangat jauh, Penguasa Alam Semesta yang menguasai penuh ruang-waktu mampu merasakan semua fluktuasi ruang dalam puluhan juta tahun cahaya! Bahkan jika dia mau, ruang-waktu bagaikan antenanya yang terus memanjang menyelidiki.
"Lihatlah, siapa tamu ini." Sosok megah itu memandang ke kejauhan melalui aliran ruang-waktu, menghancurkan lapisan demi lapisan hambatan ruang.
Di kehampaan yang jauh, seorang pemuda berambut hitam sedang mendekat dengan cepat.
Hong!
Aura sosok megah di takhta itu tiba-tiba bergetar, membuat ruang sekitarnya gemetar.
"Adik kelas ketiga." Sosok megah itu berbisik, "Sejak kau mencapai keabadian, aku tahu kau akan datang. Akhirnya kau datang juga."
"Mengambil Zhen Yan sebagai guru, menyembah Tuan Kota Chaos sebagai mentor. Adik ketiga, mengapa kau terlibat begitu dalam dengan perkumpulan manusia?" Sosok megah itu berdesis, "Apakah kau lupa kampung halamanmu 'dunia' direbut paksa oleh mereka? Tidakkah kau tahu kebaikan mereka hanyalah umpan untuk membuatmu bertarung hidup-mati bagi mereka?"
"Maafkan aku."
"Aku takkan membiarkan Zirah Bencana ini, harta tertinggi, digunakan perkumpulan manusia." Sosok megah itu tertawa ringan, "Tanpa perintah Guru Zuo Shan Ke, harapanmu mendapatkan Zirah ini akan tetap kosong selamanya."
"Guru Zuo Shan Ke!" Kilatan waspada melintas di mata Yan Di.
Semakin tinggi posisi seseorang, semakin terasa betapa menyeramkannya Zuo Shan Ke.
Zuo Shan Ke memberikan 'Jiwa Asli', 'Trisula Yan Shen', dan 'Zirah Bencana' kepadanya. Zirah Bencana sementara disimpan di sini. Secara logika, setelah menjadi Penguasa Alam Semesta dengan tiga harta karun super ini... seharusnya dia tak perlu ragu! Bahkan Tuan Kota Chaos maupun Tuan Mengtuo tak ditakutinya! Meski kelompok puncak di antara Penguasa Alam Semesta bisa menghancurkannya, mereka tak mampu membunuhnya!
Hanya ada...
Para penguasa tertinggi alam semesta!
Mereka yang mencapai level 'yang terkuat di alam semesta' sebenarnya memiliki kekuatan tak terukur, kata-katanya menjadi hukum, dengan mudah mengubah prinsip alam, sepenuhnya menguasai area tertentu. Hanya karena ditekan oleh hukum operasional alam semesta, kekuatan yang ditampilkan hanya sedikit lebih kuat dari Tuan Chaos atau Tuan Mengtuo.
"Kapak Raksasa karena terkait dengan perkumpulan manusia, tak berani menghasutku."
"Tapi strategi Guru Zuo Shan Ke tak ada habisnya, terkenal sulit dihadapi. Semua yang menantangnya pasti menyesal." Mata Kaisar Yan menyipit memancarkan kilatan dingin, "Ditambah dia penyendiri tanpa ikatan... Hampir semua kartu as-ku dia ketahui. Jika bertindak, aku..."
Kaisar Yan, jika bicara tentang rasa takut, di alam semesta ini hanya ada satu yang ditakutinya - Zuo Shan Ke!
“Dan Zirah Bencana hingga kini, aku belum memiliki penguasa 100%.” Yan Di mengelus lengannya, terlihat sisik di permukaan kulitnya mengangkat lapisan zirah transparan dengan pola rahasia kompleks yang terus berubah-ubah, "Kemampuan Zuo Shan Ke dalam menciptakan harta karun tertinggi memang tak tertandingi di alam semesta. Zirah Bencana ini diciptakan untuk adik kelas ketiga, yang lain tidak bisa mengikatnya. Meski aku bisa mengikatnya, hanya sebagian kecil kekuatannya yang bisa kugerakkan."
Seperti Permata Menara...
Siapa yang diikat, siapa yang Mati!
Meski Zirah Bencana tidak se-keterlaluan itu, para kuat lainnya sama sekali tidak bisa menggunakannya. Bahkan 'Yan Di' hanya bisa menggunakan sebagian kecil kekuatannya.
“Meski hanya sebagian kecil, tetap lebih kuat dari banyak harta karun tertinggi lainnya.” Yan Di mengelus zirah transparan yang muncul, menatap sosok di kejauhan ruang hampa tak berujung. Secara bertahap, senyum tipis mengembang di wajahnya, “Adik kelas ketiga, jika kau bisa menghadapku, tentu aku harus mematuhi perintah Zuo Shan Ke dan memberikannya.”
“Tapi syaratnya... kau harus bertemu langsung denganku, atau setidaknya datang ke lokasi Suku Yan Shen kami!” bisik Yan Di.
Begitu Luo Feng tiba dan menyampaikan pesan ke para Dewa Abadi Suku Yan Shen, Yan Di tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu!
Tapi jika Luo Feng bahkan gagal mencapai sarang Suku Yan Shen dan bertemu pejabat tinggi Suku Yan Shen, Yan Di tetap bisa berpura-pura tidak tahu.
“Hmm hmm, ingin mendapatkan Zirah Bencana?”
“Tunggu sampai kamu mencapai Tingkat Yang Mulia Kosmik. Dengan kekuatanmu sekarang, takkan bisa mencapai pedalaman Suku Yan Shenku.” Bayangan megah Yan Di berdiri dengan gegap gempita, turun dari takhta, berjalan keluar istana, memandang ke kehampaan tak berujung.
Yan Di sangat memahami karakter Zuo Shan Ke. Semua yang dilakukannya masih dalam batas toleransi Zuo Shan Ke.
“Blokir!”
Yan Di berbisik.
Seketika, dengan aula utamanya sebagai inti, gelombang ruang menyebar ke segala penjuru. Radius ruang seluas ratusan tahun cahaya terkunci sepenuhnya.
“Meski koordinat ruang Suku Yan Shen sudah disembunyikan, untuk berjaga-jaga, kutambahkan strategi. Bahkan jika kau meminta Penguasa Chaos untuk membukanya, mustahil dipecahkan dalam waktu singkat.” Yan Di tersenyum tipis. Semangatnya bergerak langsung mencapai kecepatan cahaya, masuk ke alam semesta gelap dan mulai mengoptimalkan strategi.
……
Swoosh! Swoosh! Swoosh!
Luo Feng terus-menerus berpindah-pindah, mendekati sarang Suku Yan Shen.
“Hampir sampai!” Antusiasme Luo Feng semakin memuncak.
“Um?” Luo Feng tiba-tiba berhenti, mengerutkan kening melihat ruang hampa di depan. Di kehampaan itu, fragmen bintang melayang-layang. “Gelombang ruang benar-benar diblokir? Ada apa ini?”
“Di markas Kultus Dewa Primordial, Danau Aurora Lima Warna, teleportasi mustahil dilakukan. Hanya area tertentu di Pulau Zi Jing yang memungkinkan. Begitu pula tempat-tempat penting di Rahasia Primordial perkumpulan manusia, teleportasi dilarang.” Luo Feng bergumam. “Apakah Suku Yan Shen juga demikian? Radius ratusan tahun cahaya sekitar perkumpulan mereka tak bisa dilakukan teleportasi?”
Dengan kemampuan Penguasa Alam Semesta, mengukir pola rahasia hukum alam pada bangunan khusus raksasa, lalu menggerakkannya menggunakan kristal sumber api dewa dan kristal lainnya, benar-benar bisa mempertahankan 'blokir ruang' dalam jangka panjang. Atau melalui harta karun tertinggi juga bisa dioptimalkan.
"Tapi kalau begitu, bukankah anggota Suku Yan Shen juga tidak bisa Teleportasi?" Luo Feng mengerutkan kening, "Ataukah kakak kelas kedua saya sengaja memblokir ruang?"
"Tidak baik!"
Wajah Luo Feng berubah pucat, seketika sayap di punggungnya bergetar, melesat seperti cahaya kilat, mencapai kecepatan cahaya dan langsung menyelam ke alam semesta gelap.
……
Luo Feng terbang di alam semesta gelap, segera tiba di lokasi teoritis sarang Suku Yan Shen.
"Koordinatnya?"
"Di mana koordinat alam semesta gelap yang sesuai dengan tiga benua milik Suku Yan Shen?" Tangan kiri Luo Feng menggenggam alat penentu koordinat, terlihat alat itu terus melompat-lompat, langsung berpindah dari satu koordinat ke lainnya, dengan bagian tengah koordinat yang hilang seluruhnya. Bahkan hanya sejenak, di posisi yang sama, koordinat yang ditampilkan alat berubah lagi.
Luo Feng terdiam takjub, metode ini jauh melebihi teknik penyamaran koordinat alam semesta gelap yang pernah digunakan Hu Yanbo di masa lalu.
"Cukup tegas." Luo Feng berbisik.
"Menyamarkan koordinat alam semesta gelap! Blokir ruang!"
"Artinya, aku harus terbang perlahan-lahan selama ratusan tahun cahaya... Bahkan dengan kecepatan sub-cahaya, dibutuhkan ratusan tahun untuk sampai." Luo Feng saat ini mana lagi tidak mengerti, kakak kelas keduanya Yan Di benar-benar seperti yang diduganya - setelah menggunakan Zirah Bencana terlalu lama, tidak ingin mengembalikan.
"Dia menutupi koordinat alam semesta, memblokir ruang. Tapi tidak datang sendiri menghajar aku." Luo Feng berbisik, "Sepertinya, dia juga tidak berani terang-terangan melanggar Zuo Shan Ke."
