Dirinya tak punya pilihan lain. Meski mencapai tingkat eksistensi kehidupan 90.000 kali lipat di lapisan ketiga Jalan Semangat adalah skenario ideal, jika Malapetaka tiba sebelum waktunya, jalan 'lapisan kedua Jalan Semangat' menjadi Dewa Sejati tetap jauh lebih baik dibanding mereka yang melalui Jalan Hukum Alam.
"Ayah..."
Suara di sampingnya mengganggu perenungan Luo Feng.
Luo Feng menoleh, melihat ke arah kedua putranya di samping. Dari sorot mata kedua bersaudara Luo Ping dan Luo Hai, Luo Feng merasakan kecemasan dan kegelisahan mereka.
"Tenang saja." Luo Feng berdiri, menepuk bahu kedua anaknya, "Ayah kalian punya kepercayaan diri!"
Kedua bersaudara itu tetap gelisah mendengar perkataan ayahnya. Mereka sangat memahami informasi tentang Malapetaka 'Makhluk Batas', mengerti bahwa perkumpulan lain sama sekali tak bisa menghadang bencana kali ini... Satu-satunya harapan di seluruh Laut Semesta adalah ayah mereka! Betapa besar tekanan dan bebannya?
"Tentu saja." Luo Feng meletakkan kedua tangannya di bahu mereka, "Jika ayah kalian gagal, kita sekeluarga—ayah, ibu, dan kalian berdua—akan Tumbang bersama. Setidaknya ada teman seperjalanan di jalan menuju alam baka."
Luo Ping dan Luo Hai justru tersenyum.
"Um." Keduanya mengangguk kuat.
"Serang." Kata Luo Feng.
Kedua bersaudara itu menghilang seketika.
Di mata Luo Feng terpancar senyum tipis. Dua putranya yang telah mengasah diri selama triliun era ini secara alami bisa menghadapi kematian dengan lapang.
"Jika kalah, semuanya akan punah." Gambar-gambar melintas di pikiran Luo Feng: guru legendarisnya Zhen Yan, Penguasa Chaos, sahabat Rong Jun, orang tua, istri, anak-anak, adik... serta garis keturunan manusia dunia yang dilindungi dengan pengorbanan para pahlawan dalam pertempuran melawan Sang Penelan di masa lalu...
"Segala sesuatu, selama kalah, semuanya akan musnah menjadi kosong."
"Seperti era-era sebelum tiga zaman Samsara, mereka seperti Jie Fanzi dkk, satu per satu musnah. Mungkin hanya prasasti yang tertinggal di tiga Tanah Terlarang yang bisa membuktikan keberadaan mereka."
……
"Di Dunia Jin yang jauh."
"Luo Feng tubuh asli manusia dunia berada di dalam Markas Militer Dongjun, tapi saat ini, semangatnya mulai langsung menghilang dan hancur."
"Makhluk Batas itu kabur, pasti tidak akan melepaskan Pembalasan."
"Sekarang hanyalah ketenangan sebelum badai..."
"Entah aku mencapai terobosan 90.000 kali lipat atau tidak, begitu Malapetaka akhir tiba, aku harus segera menjadi Dewa Sejati. Dan begitu aku mencapai Terobosan sebagai Dewa Sejati... semua klon bersatu, kembali ke tubuh asli, tubuh manusia dunia ini secara alami harus kembali." Luo Feng berdiri di rumah batu, energi ilahinya diam-diam menghilang.
"Terus menghilang, kembali ke seluruh Dunia Jin."
"Sekejap."
"Tubuh asli Luo Feng manusia dunia telah pergi, menyisakan satu klon energi ilahi di sini."
"Sekarang hanya klon energi ilahi yang tersisa di Dunia Jin." Klon Luo Feng di rumah batu menggeleng diam-diam, "Untuk sementara aku harus menolak tamu, tidak mau menemui siapa pun."
……
"Di tiga Tanah Terlarang Laut Semesta - Qinfengjie, di Tempat Gelap area inti Qinfengjie."
"Sreeeet!"
"Kulit hitam terkoyak, darah beterbangan, kepala buruk rupa itu menggeram gila sambil melahap rakus."
“Hahaha... Hahaha...” Makhluk Batas Morosa yang sedang menggerogoti tertawa terbahak-bahak, "Aku Morosa akhirnya bisa mengubah nasib, aku benar-benar berhasil!" Tubuhnya dipenuhi luka, satu dari kepalanya yang lain bahkan tersisa separuh akibat sobekan, jelas pertempuran sebelumnya sangat dahsyat.
Pertarungan antar Makhluk Batas sangat berbeda dengan pertarungan antara Makhluk Batas dan para Dewa Sejati.
Saat melawan para Dewa Sejati, Makhluk Batas bisa menggunakan sifat kekuatan yang berlawanan untuk saling menetralisir, juga dengan mudah membagi tubuh menjadi klon-klon untuk melarikan diri.
Tapi lain cerita ketika Makhluk Batas saling bertarung.
Kekuatan mereka sama.
Dan saling menetralisir, kau bisa membagi 99 klon, aku juga bisa! Membuatmu tak bisa kabur!
"Morosa... Kau yang memakanku, nanti juga akan dimakan Makhluk Batas lain." Makhluk Batas yang dadanya berlubang besar dan hanya tersisa satu kepala yang sedang terus digerogoti Morosa itu mengaum penuh ketidakrelaan, "Bahkan melawan aku yang terluka parah saja kau susah payah menang, kau takkan bisa bertahan."
"Bodoh." Morosa terus melahap sambil mencibir, "Meski luka parah seharusnya kau masih sedikit lebih kuat dariku, tapi pengalaman bertarung dan teknik... kau jauh di bawahku."
Morosa dulu pernah berdiri di puncak sarang Makhluk Batas, hanya di bawah Beidi!
"Dalam pertarungan sengit di antara 1 miliar Makhluk Batas hingga mencapai posisi ini, betapa kayanya pengalaman tempur Morosa? Meskipun dasar-dasarnya kurang... tetap bisa ditutupi dengan teknik dan pengalaman, ditambah lawan yang awalnya ketakutan mengira Morosa masih seperti dulu. Semua ini membuat Morosa akhirnya memenangkan pertarungan ini!"
"Dengan memakanmu, aku akan masuk ke tingkat dua. Dengan pengalaman tempurku, melawan Makhluk Batas tingkat dua lainnya, peluang menang tetap tinggi. Di masa depan aku masih bisa kembali ke tingkat tiga." Morosa mengaum.
"Tingkat tiga? Terlambat satu langkah, terus tertinggal. Kau pasti tidak akan menjadi Raja terakhir." Makhluk Batas yang sedang dikoyak dan dilahap itu sama sekali tidak bisa melawan, karena 'dimensi' penting dalam tubuhnya telah dimakan. Tanpa dimensi, bagai air tanpa akar, sama sekali kehilangan daya tempur.
"Dan sebelumnya saat gagal, aku sudah menyebarkan informasi tentangmu ke seluruh sarang." Makhluk Batas sekarat itu menjerit histeris, "Kukatakan, Morosa kembali dari luar tapi turun ke tingkat satu. Bahkan jika memakanku baru masuk tingkat dua. Di seluruh sarang Makhluk Batas, kau tetap sangat lemah. Para monster menyeramkan tingkat tiga yang bermusuhan denganmu pasti akan datang membunuhmu satu per satu."
"Kau sebarkan?" Morosa tertegun sejenak.
Ia tidak terkejut.
Ia sudah tahu sejak lama...
"Makhluk Batas, sejak lahir telah ditakdirkan sebagai makhluk super penghancur. Jika ia terus-menerus tidak bertindak, mungkin semua Makhluk Batas lain tidak akan tahu bahwa ia telah merosett ke tingkat satu. Tapi begitu ia bertindak... untuk menghajar sesama Makhluk Batas, maka Makhluk Batas tersebut akan langsung mengetahuinya. Jika yang diserang menang, mungkin tidak akan diumbar. Tapi jika kalah, demi balas dendam pasti akan tersebar luas."
"Begitu tersebar..."
"Morosa, bahkan Makhluk Batas sembarangan di sarang akan berani menyerangnya! Inilah alasan mengapa setelah dipaksa Luo Feng hingga merosett ke tingkat satu, ia menjadi begitu gila. Ia sadar, naik kembali dari tingkat satu itu sulitnya seperti naik ke langit."
"Takut?" Makhluk Batas yang sekarat mengejek.
"Takut?" Morosa menggerogoti dengan ganas, "Sudah pasti hanya akan ada satu Raja terakhir. Kali ini aku terpaksa mundur ke tingkat satu, yang berarti peluangku untuk bersaing menjadi Raja akhir telah pupus. Di masa depan tetap akan mati. Sekalipun mati lebih cepat, apa artinya?"
Dalam tubuh Morosa membara amarah tak bertepi.
Sekalipun mati!
Sebelum mati... harus membalas dendam pada manusia Luo Feng yang memutus semua harapannya!
"Luo Feng..." hati Morosa bergumam dalam diam.
"Kau pergi ke luar, mungkin belum tahu sebuah kabar ya." Makhluk Batas sekarat itu tidak melewatkan kesempatan untuk menghajar Morosa.
"Kabar apa?" Morosa menatap dingin makhluk sekarat itu, lalu kembali menyambar untuk melahapnya.
“Bedie…” Makhluk Batas yang sekarat itu tersenyum sadis, “telah mencapai Tingkat Empat, ini pesan terakhir yang dikirim Batuer sebelum mati, banyak Makhluk Batas sudah mengetahuinya.”
“Sebelum Batuer mati?” Morosa tertegun, “Pantasan tidak memberitahuku!”
1 miliar Makhluk Batas terlahir, kemudian saling membunuh. Beberapa Makhluk Batas kuat secara alami berdiri di puncak, Morosa adalah salah satunya, Batuer juga salah satunya. Morosa dan Batuer masih menyimpan dendam besar!
Batuer tewas, dibunuh dan dilahap oleh Bedie.
Pertempuran ini juga membuat Batuer menyadari bahwa 'Bedie' ternyata berhasil mencapai Tingkat Empat. Tentu dia akan menyebarkan pesan sebelum mati, namun beberapa musuh bebuyutannya tidak mendapat informasi ini.
“Tingkat Empat!” Hati Morosa membeku.
Tertinggal satu langkah, selamanya akan ketinggalan.
Untuk menjadi Raja Terakhir, sama sekali tidak boleh keluar dari kelompok elit pertama. Dulu dia pernah menjadi bagian kelompok elit pertama... Hanya karena kejar-kejaran dengan Bedie, akhirnya memutuskan keluar mencari kesempatan emas untuk mencapai puncak Tingkat Tiga dan melawan Bedie. Tak disangka Bedie bahkan sudah mencapai Tingkat Empat.
“Sang Raja Terakhir!”
“Tidak ada harapan lagi.”
“Aku… Pasti akan mati.”
“Sebelum mati, harus membalas manusia sialan yang menghancurkan harapanku!” Kepala kedua Morosa yang terluka telah pulih sepenuhnya. Kedua kepalanya menunduk, menggigit dan melahap dengan ganas seperti binatang buas.
“Aku telah menyampaikan informasi ke Beidi, kau dan Beidi telah berseteru selama era tak bertepi... Begitu Beidi tahu kekuatanmu melemah, dia pasti akan mengejarmu dengan kecepatan maksimal. Kau tingkat dua, Beidi tingkat empat. Kecepatan Beidi jauh melebihimu, kau tak mungkin kabur.” Makhluk Batas yang sekarat itu mengaum, Byur! Salah satu kepala Morosa menggigit keras kepala terakhir makhluk sekarat itu.
Krrraaakk! Sreett! Sreett!
Melahap dengan lahap.
Mata tunggal di dua kepala Makhluk Batas Morosa berkilatan dingin: "Aku, Morosa, bahkan dalam kematian harus membuat Luo Feng membayar harga!" Sambil merasakan posisi setiap Makhluk Batas melalui indra ruang dimensi, terutama waspada terhadap Beidi dan makhluk-makhluk kuat lainnya. Begitu Beidi dkk mendekat, Morosa akan langsung kabur sejauh mungkin.
……
Kedalaman sarang Makhluk Batas.
Di atas batu karang gurun yang melayang, siluet hitam besar berbaring. Huss! Tiba-tiba bangkit, memandang ke kejauhan.
Dua kepala buruk rupanya secara serempak menghadap satu arah. Mata tunggal di kepala itu memancarkan cahaya pelangi berputar, dingin menatap dari kejauhan.
"Morosa..."
Suara parau bergumam, "Kau... turun ke tingkat satu? Sejak lahir kau terus bertarung sengit denganku. Pertempuran terakhirmu di sarang berakhir dengan kekalahan telak dan luka parah. Tak disangka setelah kembali, kekuatanmu malah merosot ke tingkat satu."
Puncak tingkat satu, membunuh Makhluk Batas tingkat dua yang luka parah.
"Sepertinya sulit."
Tapi Beidi tidak heran, karena... ini adalah lawan lamanya, Morosa! Seorang lawan yang pernah sangat mengancamnya. Hanya saja sekarang lawannya dengan susah payah naik ke tingkat dua, sementara dirinya sudah mencapai tingkat empat... juga satu-satunya makhluk Batas tingkat empat yang diketahui di seluruh Sarang Makhluk Batas saat ini.
Semakin tinggi tingkatnya, perbedaan antar tiap tingkat semakin berlebihan.
"Makhluk di Laut Semesta, benarkah sekuat ini?" suara berat dan parau Beidi bergema, "Siapa yang membuat Morosa seperti ini? Mungkinkah Qiu Yan dan Zhen Jia yang mereka sebutkan... Lord Galaksi sang juara pertama Laut Semesta itu?"
