Bab 20 Dia Diberi Obat
Huang Xin panik, “Guru Qiao, itu...”
“Kau pikir pantas tahu siapa dia?” Joe Shaojing memandang senyum menjilat di matanya dan rokok yang ingin ditawarkan padanya, sorot matanya berubah dari becanda menjadi jijik. “Paman Ye, lebih baik pilih-pilih dalam berteman.”
Wajah Huang Xin memerah lalu pucat. Apa maksudnya ini?
Belum pernah dia dipermalukan seperti ini di depan umum.
“Maksudku, penampilan.” Joe Shaojing menambahkan sambil mengerutkan kening, tak tegas memandang pria beraroma arak, wajah kemerahan, dengan perut bir dan botak ini.
Meski tak jelas melihat wajah gadis tadi, dia tak meragukan selera Mu Yibei.
Jika benar dibawa pria seperti ini, sungguh penghinaan sekaligus membuatnya mual.
Memang dia orang yang dangkal.
“Silakan lanjutkan minumnya.” Joe Shaojing menyimpan tangan di saku. “Jika kalian tak mempermasalahkan kejadian tadi, aku juga tidak. Jika tidak... di dunia ini tak ada obat penyesalan.”
*
Saat Mu Yibei keluar restoran, Sheng Youran digendongnya dalam pelukan, menarik banyak tatapan.
“Kakak-kakak.” Sopir itu gemetar, tak tahu siapa yang layak dapat perlakuan khusus dari majikannya.
“Pulang sekarang, cepat!” Gendong Sheng Youran, dia masuk ke kursi belakang.
Baru turun tangga tadi, gadis itu hampir terjungkal, terpaksa dia menggendongnya keluar.
Baru sebentar sudah tak sadarkan diri, obat apa yang diberikan padanya?
Wajahnya dingin, sedang berpikir, kedua tangan yang memeluk pinggangnya mulai bergerak.
Mu Yibei menatapnya dari atas, tetap duduk diam, di telinganya terdengar suaranya yang seperti menangis dan menggerutu, "Tidak nyaman...sangat tidak nyaman..."
Sheng Youran tak kuasa menahan diri untuk mendekatkan diri ke tubuh ini, sekadar memeluk tidak cukup, dia ingin memeluk erat-erat!
"Sheng Youran, hanya segini pengendalian dirimu?" suaranya rendah dan berat.
Tangannya menyibak rambut di dahinya, wajah mungil nan cantik itu dipenuhi butiran keringat.
Dari sorot mata yang berkabut, terlihat dia masih berjuang melawan dirinya sendiri.
Namun dalam pergulatan itu, tanpa sadar memancarkan pesona yang tak biasa terlihat.
Mu Yibei menatapnya tak berkedip, pandangan terakhir jatuh pada bibirnya yang merah seperti kelopak bunga.
Kilau yang memikat, sekalipun itu racun mematikan, tetap membuat orang rela menelannya.
Tangannya yang besar dengan lembut mengelus bagian belakang kepalanya, tiba-tiba ingin merasakannya lagi.
"Kakak-kakak, sepertinya macet di sini, mungkin tidak bisa kembali dalam waktu singkat." Sopir melihat antrean panjang di depan, cemas.
Mu Yibei tiba-tiba menekan wajahnya ke dadanya, berkata dengan wajah muram, "Aku menyuruh Han Qi membelikan apartemen dekat perusahaan untukku, lebih dekat dari sini."
Sopir langsung menyesal setelah berbicara, melihat situasi di kursi belakang yang jelas tidak boleh diganggu.
Kali ini sama sekali tidak berani bersuara, bahkan tidak melirik ke belakang sekalipun.
"Bahkan bertanya alamat ke Asisten Han pun lewat SMS, tidak berani menelepon."
Mobil berbalik arah, kecepatan akhirnya meningkat.
"Lepaskan aku..." Sheng Youran sudah berada di ambang kesadaran.
Tangannya tak bisa melepaskan diri dari cengkeramannya, tubuhnya juga terbelenggu erat di badan pria itu hingga tak bisa bergerak.
Perasaan ingin tapi tak bisa mendapatkannya membuatnya sesak, ditambah aroma tubuh pria itu di sekelilingnya bagai katalis, membuatnya hanya ingin menangis tersedu-sedu.
Sopir pura-pura tak dengar, sekalipun kakak-kakak muda ini mau melakukan hal ilegal, ia tak berani mencegah.
"Melepasmu, apa aku masih punya nyawa?" Tubuh Mu Yibei menegang kaku, yang menderita bukan hanya dia seorang.
