Bab 22 Perempuan pun Tak Boleh Melihat Tubuh Telanjangnya
Saat dokter akhirnya tiba, dia membuka pintu kamar dengan tergesa-gesa.
Alih-alih melihat adegan memalukan, yang ditemui malah kamar kosong.
Mu Yibei melangkah masuk ke kamar, hatinya tiba-tiba dilanda kepanikan.
Jangan-jangan dia nekat sampai bunuh diri?
Refleks pertama-nya menuju jendela, tapi baru masuk kamar sudah mendengar suara dari kamar mandi.
Sheng Youran berendam di tong dengan baju masih melekat, menggigil kedinginan.
"Guru Mu, begini bisa sakit." Dokter itu berkata gugup.
Tanpa sepatah kata, dia menghampiri dan mengangkat perempuan yang gemetar ketakutan dari tong.
Dokter segera menyodorkan handuk bersih, "Bajunya harus dilepas, basah kuyub begini tidak baik."
Mu Yibei ragu sejenak, mengambil handuk itu lalu berkata, "Kau keluar dan tunggu di luar."
Dokter: "......" Bukankah saya juga perempuan? Ada masalah apa?
Setelah dokter pergi, barulah dia melepas baju basah itu dan membungkus tubuhnya dengan handuk sebelum menggendongnya keluar.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Mu Yibei membaringkannya di ranjang, mencegahnya melepaskan handuk.
Perempuan pun tak boleh melihat tubuh telanjangnya!
Dokter merasa sangat tertekan, "Guru Mu, pasien ini..."
"Dia di-bius." Tangannya menahan perempuan yang mulai meronta-ronta lagi, "Selain berendam air dingin, adakah cara lain untuk membantunya bertahan?"
Dokter berkata hati-hati, "Saya bisa melihat Nona ini diracuni obat, tapi jenis spesifiknya hanya bisa ditentukan melalui tes laboratorium."
"Jika kamu ambil darahnya sekarang untuk dites, seperti apa kondisinya nanti?"
"Guru Mu, kecuali Anda bisa langsung memberi tahu jenis obatnya, saya tidak bisa bertindak cepat." Dokter hampir panik, seharusnya diberi tahu lewat telepon tentang obat jenis ini, "Tapi dengan tes laboratorium, kita bisa memeriksa efek samping lain dalam obat."
"Cambuk." Mu Yibei tidak ragu lagi, menarik salah satu lengan perempuan itu.
Setelah dokter selesai mengambil darah, dia menekan bantal bekas tusukan jarum sambil menatap wajah tak sadarkan diri yang penuh penderitaan.
"Sheng Youran." Bisiknya dengan alis berkerut, nama yang masih asing baginya dua hari lalu, "Hutang padamu harus dibayar."
Dia membungkuk, membuka handuk yang menyelimuti tubuhnya...
*
"Hasil tes laboratorium sudah keluar, tidak ada masalah." Han Qi berhati-hati melalui telepon, "Obat ini tidak berbahaya, hanya... menimbulkan kebutuhan intens akan lawan jenis. Intinya, setelah melewati formasi itu akan baik-baik saja. Nona Sheng sekarang sudah pulih kan?"
Mu Yibei duduk di ranjang, seprai menutupi area bawah perutnya.
Sejak tengah malam tadi ada telepon masuk, mungkin tentang hasil tes, tapi dia tidak mengangkat sambil sibuk menghadapi perempuan yang terus merengek ini.
"Menurutmu?" Asap rokok mengepul dari dalam hatinya, siluet gagapnya tampak buram dalam kabut.
Sudah semalaman berlalu, apa lagi yang bisa terjadi padanya?
“Tentu tidak apa-apa, tidak masalah itu bagus.” Han Qi tersenyum kecut, “Tapi Nyonya tidak memberikanmu banyak waktu, jika Tuan sudah memastikan akan menikahi Nona Sheng, sebaiknya segera urus surat nikah.”
“Ada hal lain?” Suaranya makin dingin mendengar desakan ini, raut wajahnya bertambah masam.
“Satu hal terakhir.” Han Qi berbicara dengan susah payah, “Nyonya berkata, apakah perlu mulai mempersiapkan komunikasi dengan keluarga Ye, untuk melihat acara pernikahan...”
Mu Yibeu menghembuskan asap rokok pelan-pelan, lalu menjentikkan puntung rokok hingga padam, “Tidak perlu. Beri tahu dia tidak perlu acara pernikahan.”
