"Bab 24 Guru Mu, Aku Memohon"
"Mu Yibei?!"
Ia mengumpulkan keberanian, memegang ponsel, "Guru Mu."
Mendengar panggilan ini, suara di seberang telepon tampak tak senang, "Baju sudah kusuruh sekretaris taruh di ruang tamu. Di meja teh ada alamat perusahaanku. Urus dirimu lalu datang ke sini."
"Sekarang juga?"
"Apakah kamu sedang sibuk?"
Sheng Youran mengusap kakinya, bertanya diplomatis, "Bukan begitu. Hanya saja, kalau Anda tidak ada hal mendesak..."
"Nona Sheng, masih ada urusan belum terselesaikan antara kita, bukan? Hmm?"
Mengingat posisinya, ia akhirnya menjawab, "Aku mengerti, segera datang."
Setelah menutup telepon, nafsunya sudah hilang. Ia buru-buru membereskan diri, mengambil secarik kertas alamat lalu pergi tergesa.
*
Dengan kecepatan maksimal ia tiba di gedung Mu Group, "Saya mau temui Guru Mu, Mu Yibei."
"Nona Sheng, ya? Silakan ikut saya." Resepsionis tersenyum ramah.
Tidak sombong seperti dikatakan Aikeer, malah sikapnya membuatnya merasa seperti Tuhan yang diantar langsung ke lift khusus.
Lift langsung menuju lantai kantor presiden direktur.
"Presiden Direktur, Nona Sheng sudah datang."
Setelah memberi laporan, sekretaris menutup pintu kantor.
Pria di balik meja kerja masih berkostum setelan jas, jemari melesat di keyboard, sorot mata di layar tak berkedip.
Alihs yang dingin gagah, tulang hidung yang tegas, wajah sempurna tanpa cacat - benar-benar layak disebut anak kesayangan Tuhan.
Sheng Youran diam-diam memandangnya cukup lama, hingga wajahnya mulai terasa hangar.
Laki-laki beraura asketis seperti ini, bagaimana bisa... dengannya?
Pinggangnya pegal dan kakinya lemas, ia hampir tak sanggup berdiri. Dengan sekilas melihat sofa tamu di samping, suaranya lembut berkata, "Tuan Mu, jika Anda sibuk, bolehkah saya menunggu di sana?"
Mu Yibei tiba-tiba mengangkat pandangan. Matanya hitam pekat bagai bisa menembus relung hati manusia hanya dengan sekali tatap.
Sorot tajamnya menetap sesaat pada dirinya, lalu melihat raut wajah pucatnya yang sakit, "Sore ini pergi ke rumah sakit."
"Hah?" Ia tertegun.
"Keluar rumah tidak bercermin? Aku tak mau membawa perempuan sakit-sakitan untuk urusan pernikahan." Suaranya datar sambil melempar kontrak dari samping, "Periksa apakah ada masalah."
Lagi-lagi perjanjian pranikah.
Sheng Youran tidak membukanya, langsung menjawab, "Tak perlu, saya terima semua. Tapi..."
"Sebaiknya kau baca dulu, isinya berbeda dengan sebelumnya." Jarinya bertaut, nada suaranya menyiratkan kelakar.
Dengan setengah percaya ia membuka, temuan pertama langsung membuat wajahnya semakin pucat.
"Bukannya... bukannya ada 50 juta?"
Mu Yibei berkata santai, "Sudah kukatakan, permintaan berikutnya takkan semudah itu."
Ia menggigit gigi dalam-dalam. Kapitalis licik!
"Nona Sheng ada keberatan?" Mu Yibei mengaitkan bibirnya balik bertanya.
Tentu ada! Keberatan besar!
"Kalau bahkan 50 juta saja tidak punya, bagaimana dia bisa membuka mulut untuk meminta bantuannya menyelamatkan perusahaan paman?"
Hanya perusahaan paman saja, celahnya pasti tidak sesederhana 50 juta.
"Aku... Aku..."
Melihatnya panik sampai telinganya memerah, Mu Yibei tak sengaja melewati senyum tipis, "Ingin membatalkan janji?"
Sheng Youran mengangkat kepala, memohon, "Guru Mu, aku mohon, aku sangat butuh..."
"Kemarin kau terlalu banyak memohon padaku, trik ini sudah tidak mempan lagi." Dia bersandar perlahan di kursi hitam, mata phoenix cantiknya menyipit memancarkan cahaya dingin yang menusuk, tatapannya masih tertancap di pipi kecilnya yang memelas.
