Bab 43 Mandi? Aku akan menggendongmu
Sheng Youran tak tahu sudah berapa lama tidur, terbangun oleh bunyi alarm yang menyiksa.
Tanpa membuka mata, tangannya yang kesemutan meraba-raba mencari ponsel.
"Matikan saja, tidur nyenyak begini tak perlu buru-buru bangun."
“Tangan meraba-raba di ranjang, mengikuti arah dering ponsel.”
“Tiba-tiba, suara dering berhenti.”
“Tangannya tak tahu meraba apa, ada barang di ranjang?”
“Dengan setengah sadar berusaha mengambilnya untuk dilihat.”
“Begitu tangan menyentuh, telinga langsung mendengar peringatan habis kesabaran, "Sheng Youran, kau sudah selesai meraba?!"”
“Dia tersentak sadar, melepas genggaman sambil nyaris melompat dari ranjang.”
“Pria di sisi lain ranjang itu menatapnya dengan tatapan yang ingin memakan manusia, di tangannya tergenggam ponsel miliknya.”
“"Kau..." Sheng Youran tak sempat menginterogasinya kenapa memegang ponselnya, tiba-tiba dia menyadari bagian mana yang baru saja digenggamnya.”
“Tak hanya sadar, refleks matanya melirik ke bawah, otaknya langsung nyaris meledak melihat pemandangan itu.”
“Piyama Mu Yibei berbahan sutra premium yang tipis dan licin.”
“Hampir tak ada penghalang bagi sensasi suhu dan tekstur kulitnya, seolah menyala membara saat disentuh.”
“"Sampai kapan kau mau melotot?"”
“Bibir Mu Yibiu mengeras, bola matanya berkilau penuh ancaman yang kian mendekat.”
“Tangan besar itu dengan mudah membanting tubuhnya ke kasur.”
“"A-Aku bukan melihatmu... Mu Yibei, aku cuma mau tanya, buat apa kau ambil ponselku!"”
“Wajah Sheng Youran memerah padam dalam momen memalukan yang bikin naik pitam ini.”
“Bahkan napas pria di atasnya terasa menyengat kulit.”
Melalui pakaian tipis, dia bahkan bisa merasakan garis otot sempurna di tubuhnya secara langsung.
"Ponselnya dikunci?" Suaranya yang serak saat ini terdengar sangat seksi, tangannya mencengkeram dagunya, bertanya dengan santai.
Terakhir kali dia mengubah nama di buku telepon ponselnya, kali ini dia menemukan bahwa ponselnya sudah tidak bisa diakses. Beberapa kali mencoba menebak password tapi gagal.
"Aneh apa ponsel dikunci? Sekarang berapa orang yang ponselnya tidak dikunci. Kamu mengutak-atik ponselku, ini pelanggaran privasi." Dia menuduh, kedua tangan menekan dada pria itu sekuat tenaga untuk menjaga jarak di antara mereka.
Tapi jarak sedikit ini, seolah sengaja dia biarkan untuknya.
Sama sekali tidak bisa digoyahkan.
Mu Yibei memandangi wajahnya yang merah padam, perutnya menegang.
Cengkraman tadi darinya sudah membuatnya hampir gila, api itu langsung menyambar ke atas!
"Bagian privasi mana darimu yang belum kulihat, apalagi ponsel." Bibirnya menempel erat di bibirnya, berbisik kata demi kata, "Baru pulang sudah menggoda, terpaksa kupuaskan dulu."
Begitu kata-katanya selesai, penjelasan sanggahannya belum sempat terucap, sudah ditelan ciuman dominannya yang tak terbendung.
Dagunya dibelenggu erat, tidak diperbolehkan melakukan perlawanan sedikitpun.
"Mu Yibei..." Sheng Youran meronta, saat ini dia sama sekali tidak siap, tidak tahu kalau dia sudah kembali.
Tiba-tiba, otaknya melintas ide.
“Sambil bibirnya bergerak turun,” tangannya mencengkeram baju pria itu, “Tunggu sebentar, aku... aku membeli sesuatu untukmu.”
Alis Mu Yibei terangkat, ternyata memang dibeli untuknya.
Gerakannya tanpa sadar menjadi lembut, bahkan nada bicaranya mengandung pamrih yang tak ia sadari, “Tidak usah terburu-buru, berikan saja nanti.”
Perempuan itu buru-buru menggenggam tangan nakalnya, “Bolehkah aku mandi dulu? Tadi jalan-jalan sampai berkeringat, pulang sudah terlalu lelah sampai tertidur tanpa mandi. Sekarang badan sangat tidak nyaman, pasti kau juga tidak suka.”
Mu Yibei menghentikan gerakannya, menatap sambil mengangkat alis, berkata tanpa ragu, “Mandi? Aku akan menggendongmu.”
“Bisa tidak aku pergi sendiri...”
Melihat ekspresi memelasnya, pelipis Taiyang-nya berdenyut-denyut sakit.
Kekanak-kanakannya bukan pura-pura – dari sedikit pengalaman intim mereka, hampir tidak ada yang terjadi saat dia sadar sepenuhnya.
“Hmm.” Hatinya luluh, Mu Yibei menatapnya dalam-dalam sebelum melepaskannya.
Sheng Youran melompat dari ranjang dan lari keluar tanpa berani menoleh.
Untung hari ini sudah janji dengan Ke'er, obat yang disiapkan sepupunya segera akan digunakan.
“Salah arah, kamar mandi di sini.” Mu Yibei duduk di tepi ranjang, tenang mengingatkannya.
Tentu saja dia tahu kamar mandi di situ, tapi tasnya ada di luar.
“Aku ambil hadiah yang kubeli untukmu, lihat cocok tidak.” Jawabnya licik.
Sorot mata Mu Yibei berbinar penuh teka-teki, memandang gadis bermuka merah itu.
“Pergilah,” ujarnya dengan kalimat sederhana.
Dari sudut matanya, dia melihat sosok yang kabur pontang-panting, sudut bibirnya yang jarang melengkung kali ini tersenyum tipis.
Memutuskan pindah mungkin memang pilihan yang tepat.
Sheng Youran yang sudah sampai di ruang tamu menarik napas lega, strategi pura-pura lemah dan baik-baik berhasil, tak disangka Mu Yibei ternyata termakan gaya itu.
Dengan cepat dia mengeluarkan botol obat kecil itu dan menyimpannya di saku baju, lalu mengeluarkan kotak tali pinggang yang tak sengaja dibelinya.
Sepertinya dia harus berterima kasih pada Mu Jingxue, kalau bukan karena perempuan itu, dia tak akan membeli tali pinggang ini.
“Ini kubeli waktu jalan-jalan tadi, menurutku cukup bagus.” Dia berbohong, padahal dalam hati sama sekali tidak menyukainya.
Selain konflik dengan Mu Jingxue, selera mereka berdua memang bertolak belakang.
Desain tali pinggang ini terlalu mencolok, edisi terbatas Asia, wajar harganya mahal.
Hanya saja kemewahannya terlalu mencolok, apalagi dengan hiasan berlian dan sejenisnya, terkesan norak.
Dalam hati, dia merasa Mu Yibei lebih cocok dengan gaya yang lebih sederhana.
Mu Yibeu hanya melirik sekilas ke tali pinggang itu, menerimanya sambil berkomentar datar, “Lain kali pilih yang lebih bagus.”
Membeli tali pinggang sejelek ini, seleranya benar-benar payah.
Atau mungkin di matanya, aku pantas dengan gaya orang kaya baru seperti ini?
Sheng Youran dalam hati memutar mata, yang jelas ini kan selera sepupunya yang buruk.
Silahkan merasa menjijikkan, lagipula tidak mungkin ada kesempatan berikutnya.
Masuk ke kamar mandi, sebelum masuk ke tong, dia mengoleskan plester dari botol obat ke leher dan tulang selangka, menunggu efek obat.
Saat melihat ruam di tubuhnya nanti, dia tidak percaya Mu Yibei masih punya minat itu.
Ai Ke'er benar, ini hanya solusi sementara.
Tapi mungkin beberapa waktu kemudian, dia akan langsung memilih berpisah dengannya.
Sheng Youran menutup mata, sensasi berendam sangat nyaman, membuatnya merasa sangat rileks, kelelahan seharian teratasi.
Perlahan-lahan, perasaan kekurangan oksigen itu semakin kuat tanpa disadari.
Tak tahu berapa lama, saat dia setengah sadar, tiba-tiba mendengar suara pintu kamar mandi dibuka kasar.
"Jangan masuk!" Dadanya tersentak sadar, tapi tetap tak berani bangun dari tong.
Suara dingin mengalir dari pintu, "Berapa lama lagi kamu mau berendam?"
"Mu Yibei, kamu keluar dulu!"
Masak sih, dia telanjang bulat! Kalau dia masuk, langsung kelihatan semua!
"Sheng Youran!"
Suara Mu Yibei tiba-tiba berat.
Matanya menyipit tajam saat melihat kondisi tubuhnya.
Kaki panjangnya melangkah 2-3 li, menyelamatkannya dari tong tanpa permisi.
"Apa yang terjadi dengan tubuhmu?"
